Tampilkan postingan dengan label Agam Hijrah Saputra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agam Hijrah Saputra. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Juli 2022

Indonesian Day, Mengajarkan Seni Budaya Aceh di Jepang

Pengenalan Indonesia untuk Anak-anak di Jepang

Seni budaya dan kuliner menjadi salah satu media yang ampuh untuk mempromosikan suatu daerah ataupun negara. Dengan cara promosi yang popular ini nantinya akan memberikan pemahaman dua arah dan menjaga hubungan baik di antara keduanya. Kali ini saya diberikan kesempatan untuk menunjukan kebudayaan dan kesenian Indonesia terutama kesenian dan kebudayaan Aceh kepada anak-anak Jepang yang ada di Kota Beppu. Saya bekerjasama dengan komunitas Rainbow Community, komunitas yang dibentuk oleh masyarakat Beppu yang ingin menjalin persahabatan dengan masyarakat dari negara lain yang datang ke Kota Beppu.

Memperagakan Tarian Saman Gayo

Program seperti ini sering diadakan setiap sebulan sekali oleh Rainbow Community, tujuan mereka adalah untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pendatang di Kota Beppu dan juga memperkenalkan kebudayaan negara lain kepada masyarakat Kota Beppu terutama untuk anak-anak sehingga mereka bisa belajar langsung dengan orang yang berasal dari negara tersebut.

Ada kurang lebih 50 anak-anak dari sekolah yang berbeda dan negara yang berbeda di Kota Beppu, mulai dari kelas 3 hingga kelas 6 SD, mereka didampingi oleh orang tua mereka yang juga ingin belajar bersama. Selain itu juga acara dihadiri oleh mahasiswa-mahasiswa asing yang tertarik ingin mengenal kebudayaan dan kesenian Indonesia.

Bersama Istri dan Indah, mempraktekan Tarian Ratoh Jaroe

Mengundang anak-anak untuk ikutan nari Ratoh Jaroe

Anak-anak tertarik untuk mencoba tarian Ratoh Jaroe

Acara yang berlangsung selama 3 jam tersebut sendiri mengajarkan anak-anak untuk mengenal Indonesia, terutama Aceh. Ternyata di Beppu, Tarian Aceh menjadi salah satu yang diminati karena gerakan yang rancak dan juga membutuhkan kerjasama antar para penari. Salah satu Tarian Tradisional Aceh yang sudah dikenal baik di Beppu adalah Tarian Ratoh Jaroe, ya walaupun di sini mereka menyebutnya dengan nama Tari Saman. Tarian yang jadi tarian pembukaan Asian Games 2018 ini sudah menjadi salah satu ikon tarian Indonesia yang sering ditampilkan oleh mahasiswa Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) dan sering diundang oleh pemerintah untuk ditampilkan di banyak acara, jadi ikut bangga juga, walaupun anak Aceh belum pernah ada yang kuliah di APU.

Antusias anak-anak untuk belajar Tarian Ratoh Jaroe sangat besar, ketika saya membatasi hanya Sembilan saja yang akan ikut latihan, ternyata semua ikutan berebut untuk mendapat posisi tersebut, bahkan mereka juga harus bersaing dengan kakak volunteer lain yang ingin ikutan belajar. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil 15 relawan, sedangkan yang lain boleh mengikutinya di tempat duduk mereka masing-masing bersama dengan temannya yang lain. Ternyata karena semangat dan keingintahuan mereka yang tinggi, latihan Tari Ratoh Jaroe untuk satu gerakan bisa dilakukan dengan baik dalam waktu 15 menit, hal ini membuat mereka ingin tahu gerakan-gerakan yang lain dan menunggu untuk jadwal latihan selanjutnya.

Pembuatan Piyoh Toys, Boneka Kertas dengan pakaian tradisional Aceh

Selesai belajar dan mengenal tentang Aceh dan Indonesia, kita belajar membuat Piyoh Toys, boneka kertas dari Indonesia.

Saya berharap dengan mengetahui kesenian Aceh, anak-anak di Jepang nantinya akan mengenal Aceh lebih lagi dengan mengunjungi Aceh di masa depan.

Sabtu, 23 Juli 2022

Bertemu dengan Bapak Pariwisata Kota Beppu, Oita Jepang

Patung Aburaya Kumahachi Kota Beppu, Oita, Jepang

Kalau sampai di Kota Beppu melalui kereta, kita akan disambut oleh sebuah patung unik di depan Beppu Eki atau stasiun Beppu. Patung tersebut adalah patung Aburaya Kumahachi, orang di sana menyebutnya dengan “Shinny Uncle”, karena kepalanya yang botak dan bisa bersinar kapan saja, hehe.

Jadi Paman Aburaya ini adalah penggerak pariwisata Kota Beppu dan sekitarnya, beliau berhasil membangun dan memperkenalkan pariwisata Beppu ke dunia.

Beliau lahir pada Tahun 1863, di saat beliau berumur 30 tahun beliau sempat membuka usaha pasar beras di Osaka selama 4 tahun dan mengalami kegagalan. Di umurnya ke 34 beliau memutuskan untuk berkelana di Amerika Serikat, Kanada hingga Meksiko selama 3 tahun dan kembali lagi ke Jepang.

Aburaya pindah ke Beppu di usia 46 tahun dan membuka hotel elit pertama untuk wisatawan internasional dari seluruh dunia.

Ada banyak ide unik yang dibuat beliau untuk meningkatkan pariwisata di Beppu, salah satunya perkataan beliau yang paling terkenal dan diingat adalah, “Jepang kalau gunung adalah Fuji, laut Seto dan Permandian air panas (hotspring) Beppu. Ini cara beliau mengangkat kota Beppu sebagai tujuan wisata unggulan di Jepang.


Beliau juga yang pertama sekali mencetuskan bus wisata dengan pemandu wisatanya seorang wanita. Selain itu beliau membentuk “Klub Otogi”, sehingga anak-anak bisa berkesempatan menikmati cerita dongeng, nyanyian dan menyaksikan pertunjukan musik.

Beliau juga membantu Kota Yufuin, kota yang berada di sebelah selatan Beppu, menjadi resort pemandian air panas. Dia juga berpikir membuat satu rute perjalanan wisata yang menghubungkan beberapa daerah di Kyushu seperti Kota Beppu, Yufuin, Kuju, Handa, Aso dan Nagasaki.

Karena ide-ide unik inilah beliau diingat sebagai bapak pariwisata Beppu, banyak cerita-cerita menarik beliau menghiasi setiap langkah pejalan kaki di sekitar Kota Beppu. 

Nama beliau juga diabadikan menjadi salah satu tempat pemandian (Bathhouse) yang menjadi ikon di film “Spirited Away” yang dibuat Studio oleh Ghibli. 

Beliau meninggal di Beppu pada umur 73 tahun dan akhirnya diabadikan dengan sebuah patung yang seolah beliau turun dari langit yang diikuti oleh beberapa bocah setan di jubahnya. Mimpi beliau dampaknya masih terasa sampai sekarang di masyarakat Beppu dan Jepang.

Kisah beliau sangat menginspirasi dan memotivasi banyak orang yang datang ke Beppu, termasuk saya, saya berharap bisa seperti beliau, memberikan kontribusi positif di mana pun saya berada, ya minimal di kota halaman sendiri, hehe.

Minggu, 20 Desember 2020

Mengunjungi Kastil di Puncak Bukit Beppu

Salah satu tempat yang menarik perhatian selama tinggal di Beppu adalah Kifune Castle. Kastil yang berada di salah satu bukit di Kota Beppu ini, walaupun kecil tapi memiliki bentuk arsitektur yang cantik, layaknya seperti kastil-kastil yang ada di Jepang, hanya saja jika yang lain berada di dataran rendah atau dekat dengan air, lain halnya dengan kastil ini. 

Setelah dua tahun tinggal di Beppu, akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke sana, sekaligus sebagai trip ulang tahun, hehe.

Kifune Castle penampakan dari bawah





Rabu, 01 April 2020

Menjajal Wisata 'Neraka Dunia' ala Jepang

Pulau Kyushu yang berada di bagian selatan Jepang terkenal sebagai tempat yang kaya akan aktivitas panas bumi atau geothermal. Hal ini disebabkan karena letaknya dekat dengan Gunung Aso, gunung aktif di Jepang. Geothermal banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membuat wisata pemandian air panas.

Salah satu kota yang menjadi tujuan wisata paling terkenal adalah Kota Beppu. Kota ini berada di antara teluk dan dua gunung api nonaktif. Kota Beppu menjadi kawasan sumber air panas dengan debit air terbesar di Jepang. Debit air panas yang keluar di mata air Beppu menempati peringkat kedua di dunia setelah Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat. Dari sebelas tipe kualitas mata air panas, Beppu memiliki sepuluh tipe kualitas mata air panas yang tersebar di sumur-sumur air panas di Beppu.

Kota Beppu
Beppu disebut sebagai kota dengan kolam air panas terbanyak di dunia, kota kecil ini memiliki lebih dari 2.900 kolam air panas yang berisi 130 ribu ton air yang berasal dari tanah setiap harinya. Uap yang muncul dari kolam air panas ini membuat kota ini selalu terlihat mengeluarkan asap. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk Kota Beppu.
Welcome to Beppu
Hampir delapan juta lebih pengunjung datang ke Beppu setiap tahunnya untuk menikmati pemandian air panas atau pun menikmati wisata lainnya. Kolam mata air panas termasuk yang paling banyak didatangi wisatawan, mata air panas ini disebut jigoku yang artinya neraka. Beppu memiliki delapan jigoku atau biasa disebut beppu hatto, ia memiliki suhu 50 sampai 99,5 derajat celsius. Jigoku memang tidak digunakan untuk berendam. Walau begitu, jigoku tetap banyak menarik perhatian wisatawan. Beppu memiliki beberapa kolam air panas yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa air panas dialirkan ke rumah-rumah warga, restoran, pusat penelitian, pertanian, terapi, dan rekreasi. 
Stempel Beppu Hatto, setiap wisatawan yang dating bias mengumpulkan cap stempel di setiap Jigoku
Trip perjalanan menikmati mata air panas di Beppu dikenal dengan “hell tours”, perjalanan ke neraka, terdengar menyeramkan, ya? Tapi inilah uniknya Jepang, mereka dapat mengemasnya dengan menarik. Kali ini saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi dua dari delapan neraka yang ada, yaitu umi jigoku atau neraka laut dan chinoike jigoku atau neraka darah. Mereka berlokasi di kawasan Kannawa, Beppu.
Bus Hell Tours
Turis yang datang ke kota ini kerap disarankan untuk mengikuti tur menggunakan kamenoi bus, bus khusus fasilitas “hell tours”. Bus-bus ini didesain unik, bagian badannya dicat dengan warna biru kuning ala kulit macan dan bagian depan bus diberi wajah menyeringai lengkap dengan tanduk ala setan, bukannya terlihat seram, malah lucu.
Perjalanan dari stasiun kereta Beppu menuju Kannawa hanya menghabiskan waktu kurang lebih dua puluh menit. Selama perjalanan mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah, hampir setiap bangunan rumah yang saya lewati mengeluarkan asap putih, jumlahnya tidak terhitung, pemandangan yang unik, belum lagi latar belakang gunung yang hijau, seperti lukisan! 

Sesampainya di lokasi, kita akan disambut ramah oleh penjaga loket tiket, layaknya sambutan orang Jepang, mereka membungkukkan badannya sembari memberi salam yang hangat. Untuk masuk ke lokasi kita membayar tiket masuk sebesar 400 yen (Rp 45.000), sedangkan untuk anak-anak hanya membayar 200 yen (Rp 25.000). Selain tiket kita akan mendapat stiker dengan desain lucu yang bisa dijadikan suvenir. 

Uap hawa hangat cukup terasa ketika memasuki objek wisatanya, sepintas tidak terlihat seperti neraka yang kita bayangkan, objek wisata dikelilingi hutan yang ditumbuhi pepohonan tinggi menjulang berwarna hijau, banyak bunga berwarna-warni, bahkan ada bunga berwarna merah muda yang indah bermunculan di dahan-dahan ranting pohonnya. Awalnya kami mengira itu bunga sakura ternyata bunga ume, bunga sakura belum mekar saat itu.
Berjalan beberapa langkah terlihat ada beberapa kolam kawah yang didesain menarik di dalamnya, kolam pertama berisi teratai dengan kelopak daun yang luar biasa besar, lebih besar dari biasa, menurut ceritanya, daun teratai tersebut masih bisa menahan berat tubuh anak bayi.
Kolam selanjutnya adalah kolam mata air panas umi jigoku atau neraka laut, yang disebut demikian karena memiliki warna biru seperti lautan. Meskipun terlihat sejuk, kolam ini memiliki suhu lebih dari 98 derajat, ada pagar yang dibangun melingkar, berfungsi menjaga wisatawan agar tidak melintas atau masuk ke dalam kolam.
Umi Jigoku
Wisata kolam selanjutnya adalah chinoike jigoku atau neraka darah, disebut demikian karena memiliki warna yang merah seperti darah. Gelembung yang meletup-letup pada permukaan kolam membuatnya terlihat seperti darah mendidih, hiih.

Kita bisa menemukan oni-san atau setan yang berwarna-warni, ada biru, merah, merah muda, kuning dan masih banyak lagi, setan-setan ini dijadikan maskot untuk obyek wisata dan bertugas menyambut pengunjung dengan suka cita. Beruntungnya kami, ketika datang bertepatan dengan munculnya kaisar neraka, rajanya para setan, dia muncul lengkap dengan baju kekaisarannya dan menyapa para pengunjung dengan hangat.
Kaisar Neraka dan semua setan-setan penjaga Neraka
Selain kolam mata air panas objek wisata ini dilengkapi dengan kafe yang menjual telur rebus, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Juga ada purin yang menjadi sajian utama kafe. Purin adalah puding yang direbus dengan menggunakan tenaga panas bumi.
Purin
Tak lupa pula, ada banyak souvenir yang ditawarkan di sana. Ada banyak produk lokal yang dikemas unik, pastinya produk-produk yang mendukung nuansa neraka, seperti gantungan kunci boneka setan merah dan biru ini misalnya, ada juga aneka sabun, dan masker wajah.
Di ujung perjalanan disediakan photo booth bertema setan lengkap dengan properti pendukungnya. Menarik, ya?
Wisata neraka ala Beppu ini bisa menjadi pengalaman unik yang harus dicoba kalau liburan ke Jepang.

***
Penulis: Hijrah Saputra, Mahasiswa Tourism and Hospitality Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Jepang.
Editor PPI Dunia: Nuansa Garini, staf bidang Mass Media, Pusat Komunikasi, Pusat Media dan Komunikasi PPI Dunia 2019/2020

Selasa, 22 Januari 2019

Mengunjungi Perkebunan Jamur Shiitake Kunisaki yang Ramah Lingkungan

Masyarakat di Jepang terkenal sangat menghormati alam dan lingkungan mereka. Cara mereka menjaga alam sudah dimulai sejak kecil, sebelum anak-anak berumur 10 tahun, mereka tidak diberikan ujian di sekolah tetapi diajarkan bagaimana hidup dengan baik. Mereka belajar mengurus hewan, menghormati orang dan memahami alam. Mereka diajarkan nilai-nilai kehidupan seperti pengendalian diri, tanggung jawab dan bersikap adil.
Perkebunan Shiitake Kunisaki, Oita Jepang
Banyak juga festival yang melibatkan anak-anak untuk mengajarkan mereka menghormati alam. Salah satunya festival untuk menghormati tokoh pendiri pemandian air panas di daerah Kannawa, Beppu. Mereka diajarkan mengucapkan terima kasih dan berjanji untuk melanjutkan perjuangan beliau untuk terus menjaga air yang ada di daerah mereka.

Begitu pun konsep mereka untuk menggunakan alam menjadi lahan yang menghasilkan tetapi juga bisa terus berlanjut, ada satu konsep yang dikenal dengan Satoyama dan Satoumi. Konsep Satoyama dan Satoumi pertama kali dicetuskan oleh Profesor Tetsuo Yanagi dari Kyushu University di tahun 1998. Dalam bahasa Jepang "sato" berarti desa dan "umi" berarti laut sehingga Yanagi mendefinisikan "satoumi" sebagai "produktivitas tinggi dan keanekaragaman hayati di wilayah laut pesisir dengan interaksi manusia.”

Satoyama merupakan konsep Jepang untuk tradisi lama yang terkait dengan praktek-praktek pengelolaan lahan. Di masa lalu tradisi tersebut mendorong pemanfaatan berkelanjutan sumber daya melalui hubungan manusia dengan ekosistem yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia. Salah satu konsep Satoyama adalah perkebunan jamur Shiitake yang berada di semenanjung Kunisaki yang berada di Perfecture Oita. Hasil perkebunan Shiitake di Kunisaki ini termasuk yang terbesar di Jepang, hampir 49% produksi Shiitake terbaik di Jepang berasal dari sini dan dijual hingga ke luar negeri.

Jamur Shiitake yang ada di perkebunan di Kunisaki ditanam dengan menggunakan media kayu, kayu yang digunakan merupakan pohon Tomogi, memiliki kualitas kayu terbaik. Kayunya juga diambil dari hutan yang sudah mereka persiapkan sehingga tidak mengganggu lingkungan yang ada, bagian kayu yang diambil merupakan bagian atas pohon sedangkan bagian akarnya tetap ditinggalkan sehingga bisa menjaga tanah di lahan tersebut dan dalam waktu setahun bisa menghasilkan empat hingga lima tunas baru, jadi hutan bisa rimbun kembali.

Bersama dosen-dosen pengajar Pariwisata Ritsumeikan Asia Pacific University dan pengelola perkebunan

Kayu yang digunakan menjadi media tanam pun bisa bertahan hingga lima tahun untuk menghasilkan jamur terbaik, setelahnya kayu tersebut akan hancur dan menjadi nutrisi bagi lahan perkebunan dan juga untuk ikan-ikan yang berada di sungai dan laut di daerah tersebut.

Istilah "satoumi" berasal dari "satoyama" yang Japan Satoyama Satoumi Assessment (JSSA) mendefinisikan satoyama dan satoumi sebagai "mosaik dinamis sistem sosio-ekologi teratur yang memproduksi ekosistem bagi kesejahteraan manusia."

Minggu, 05 Maret 2017

Hijrah Saputra, Introducing an Empowering Hospitality



Hijrah Saputra and Mister Piyoh

Born and raised in sabang, the city at the western end of indonesia, Hijrah Saputra (32) was intrigued by the untapped tourism potentials in his hometown. the combination of the things he is interested in; graphic designing, marketing, and his academic background in urban planning, encourage him to promote positive change among local youth. Hijrah, or Heiji to his friends, began his mission in 2008 by building piyoh design, his graphic design start-up focusing on creating merchandises to promote tourism in sabang.

Among his products are mugs, key chains, stickers, flannel figurines wearing aceh traditional dresses, and t-shirts. The name “Piyoh” is inspired by a word in Acehnese that means ‘stopping by’, representing the local tradition to honor guests called peumulia jamee. not only a fitting choice of word for tourists coming over, piyoh has also become a
household name. chances are, if one has a t-shirt that says “i love aceh” or “i love sabang”, it might be made by Piyoh Design. for the alumnus of Urban and Regional Planning Department in Brawijaya University, Malang, East Java, the numerous issues in his hometown were his drive to make the most of what he is made of.

“I see that people, with their own abilities, can change their surroundings for better or worse. I call it the power of supercitizen. As the power is combined, we can complete each other and collaborate as a driving force for a better Indonesia,” says Heiji, who believes that every single person has their own purpose in the world, and for him, it is to foster the improvements in his hometown.

as his initial drive to make changes started from tourism, the son of Suradji Junus and Erwani Meutia stays true to the cause. since last october, he is serving at Laskar Nusantara as the coordinator for indonesia tourism ambassadors for western part of the country, which comprises the region from aceh to west java. he also has been contributing and illustrating for travelwan magazine since 2009, and previously designed the promotional tools for visit banda aceh campaign in 2011 by the city of Banda Aceh’s department of tourism and culture.

Furthermore, along with his fellow youth in aceh, in 2012 Heiji co-founded a youth organization called The Leader, to encourage positive changes in local youth. its activities include Dreammaker, to inspire them to make their dreams come true; Kelas Kreatif and Rumah Kreatif to promote creative thinking and actions; Ngobrol Inspiratif to serve as a hub for local youth and inspirational people; Sobat Buku to recommend must-read books for youth; and Aceh Luar Biasa to introduce inspirational young people who had made a difference.

On the other hand, he admits, the fact that plenty of young people in Aceh choose to complain about their surrounding without actually make any moves, made his ideas did not gain that much of support from even his friends. However, he is glad that, one of these days, some of his peers, who used to consider his thoughts to be pretty obscure, now wonder why they are not invited to contribute.

“I consider this as a positive change of mindset, because if they ask that, it shows that they care and are willing to make change. Many of them are also inspired to do social projects and offer their own version of solution for problems in the society,” explains Heiji, who earlier 2015 won the first prize for the Creative Economy sector of Marketeers of the Year by Markplus.

Over the years, Heiji has been leaving his mark as a changemaker in his hometown, and he intends to keep on doing so and not to stop learning new things. In ten years’ time, he hopes to be an entrepreneur who is not only successful in building his business empire, but also to be a man of value to inspire young people across the sea to be their own version of change-makers.

Finally, he highlights, that “It is not the time to make a change on our own, but to do so together.”

Rabu, 07 Oktober 2015

Creativity Starts From Zero


Apa kabar semua Piyohlover, udah lama juga ga update blog, ya selain sibuk di dunia nyata yang ternyata menyenangkan, hehe. Ada banyak efek domino terjadi akhir-akhir ini, aku diminta bantu untuk program ini, terus ternyata diminta lagi lanjut untuk program yang lain, kemudian aku pusing, hahaha.

Btw, aku lagi bikin program untuk sharing-sharing ala Papa Piyoh, tapi kali ini pengennya roadshow ke beberapa daerah di ACeh, doain mudah-mudahan lancar ya, siapa tau kita bisa ketemu dan belajar bareng, who knows :)

Ini sebagian bahan yang akan dipake buat Roadshow, tapi perkenalan aja, hehe.







Selasa, 22 September 2015

Mengenal Hijrah Saputra, Agam Kreatif dari Sabang

Agam Hijrah Saputra, Duta Wisata Indonesia 2008

Beberapa hari yang lalu Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo) baru saja merilis ikon baru, yaitu Nusa dan Tara. Nah, tahukah kalian siapa pencetus ikon tersebut? Dialah Hijrah Saputra ST, atau yang lebih dikenal Agam Hijrah. “Iya, karena dilihat saya punya ikon Agam Inong. Lalu dimintai tolong untuk dibuatin ikon Duwis ID”, ujar cowok kelahiran Sabang ini. “Dulunya ide ikon Nusa dan Tara ini dikerjain bareng Vrans dari Yayasan Duta Wisata Indonesia”, tambahnya.
Nusa dan Tara karya Agam Hijrah

Agam Hijrah saat ini aktif di berbagai kegiatan, diantaranya: Piyoh Sabang, Rumah Kreatif, Sabang Berkebun, dan nge-blog. Di sela-sela kesibukannya menjadi pengusaha kaos, beliau juga lagi menulis buku Kaospreneur yang nantinya akan dipasarkan. Pada tahun 2013 kemarin, organisasi The Leader yang digawanginya berhasil memenangkan Indonesia MDGs Awards (IMA) 2013 dengan kategori Peserta Organisasi Muda.

Cowok berzodiak Libra ini menuturkan bahwa untuk menjadi sukses harus lah fokus. Setiap kegiatan yang dijalani mempunyai porsi masing-masing. “Kalau sekarang saya lagi fokus acara Pemilihan Putra Putri Konservasi dan Bahari Kota Sabang 2015”, ujarnya.

Agam Hijrah merupakan lulusan Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Brawijaya. Ketertarikannya di bidang pariwisata dimulai dari sejak bangku kuliah. “Awalnya ada mata kuliah pariwisata, terus ikutan Kakang Mbakyu Malang, eh akhirnya keterusan”, ujar beliau sambil tersenyum. Bukan hanya di bidang pariwisata, Agam Hijrah juga menekuni dunia wirausaha. Usaha yang digelutinya adalah kaos khas Aceh dan Sabang yang diberi nama Piyoh. 
Hijrah dan Piyoh Sabang
Cowok yang lahir pada tanggal 25 September 1984 ini mengakui kalau usaha yang dirintisnya berasal dari desainnya sendiri. Setelah lulus kuliah di Malang, beliau pulang ke Sabang untuk membuka usahanya. Hal ini dilakukannya karena sebagai putra daerah wajib membantu perkembangan daerahnya, khususnya pariwisata. Maka tercetuslah ide kaos Piyoh yang menjadi oleh-oleh kaos khas Aceh dan Sabang. “Senang juga sebagian keuntungan yang didapatkan selain bisa mengembangkan usaha, bisa juga untuk membantu kegiatan non-profit”, tutupnya.

Penghargaan yang pernah diperolehnya :
  • Juara I Kakang Malang 2006
  • Branding Image Pariwisata Kota Malang 2006
  • Juara Harapan I Raka Jawa Timur 2007
  • Juara I Lomba Rally Blog Wisata Malang 2007
  • Cut Abang Sabang 2008
  • Agam Provinsi Aceh 2008
  • Juara II Logo Visit Banda Aceh 2011
  • Enterpreneur Writting Contest 2011
  • Juara III My Selangor Story 2013
  • Juara 1 MDGs Award 2013
  • Juara I Techno Start Up Icon Markplus 2014
  • Marketeers of The Year Markplus 2015
Sumber : Website Adwindo

Minggu, 20 September 2015

Tips Menjadi Moderator Yang Baik



Seminar Gemar Membaca 2015, bersama Rektor Universitas Malikussaleh, DPR RI, Kantor Arsip dan Perpustakaan Nasional
Beberapa waktu yang lalu aku mendapat kesempatan untuk menjadi moderator acara, sebenarnya aku sendiri merasa nyaman menjadi pembicara daripada moderator diskusi, karena ada beberapa pertimbangan, salah satunya Moderator tidak bisa bicara panjang lebar, haha, Oops!.

Tapi karena permintaan seorang dan ini menjadi tantangan tersendiri buatku, aku masih ingin terus belajar untuk hal-hal yang baru, soal baik atau buruk, tinggal peserta yang menilai. Jadi hasil dari menjadi seorang moderator beberapa waktu lalu, aku belajar beberapa hal, semoga bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua.

1. Persiapan yang Cukup, Jadi Moderator itu butuh persiapan yang cukup matang, kita perlu mempelajari orang yang kita moderatori dan bahan yang akan dia presentasi. Mulai dari mencari hal-hal unik dari para presenter, sehingga, peserta diskusi bisa mendapat informasi baru.

2. Banyak memuji, memberikan pujian kepada para pemateri, hal ini akan memberikan kepercayaan diri mereka meningkat, tapi tidak semua orang suka dipuji dan efek lainnya, peserta diskusi akan meningkat kepercayaaanya terhadap pemateri, sehingga terjadi komunikasi yang menarik di antara keduanya.

3. Moderator bukan Pemateri Tambahan, Seringkali kita lihat, Moderator terjebak memberikan ulasan berlebihan lebih dari para pembicara, hal ini seringkali memberikan efek yang tidak baik. Ingat, Moderator bukan pembicara tambahan, kita perlu mengerem rasa untuk menjabarkan hal yang kita rasa perlu dijelaskan, kita hanya perlu mempersilahkan pemateri mengulasnya dengan jelas, apabila sudah jelas, cukup.

4. Buatlah Humor sedikit, seorang moderator juga perlu menyiapkan humor di sela-sela acara, sehingga tidak terlalu kaku, tugasnya juga mencairkan suasana dengan Ice Breaking. Hal ini juga perlu dipersiapkan secara matang.

5. Buatlah naskah atau alur acara, sehingga kita tidak tersendat berbicara, tulis saja apa yang akan kita katakan ketika menjadi moderator, terutama saat kita membuka, walaupun kita sering menjadi moderator, kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi selama di atas panggung.

Alur untuk tahapan moderator Acara :
1.    Pembukaan
2.    Ucapan selamat datang untuk para peserta
3.    Uraian secara singkat latar belakang dan tujuan acara
4.    Perkenalkan CV pemateri dan tema presentasinya
5.    Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab
6.    Mengundang pembicara untuk presentasi
7.    Rangkuman singkat inti presentasi
8.    Sesi Pertanyaan
9.    Ucapan terimakasih untuk pembicara
10. Menutup diskusi/presentasi.

6. Berinteraksi aktif dengan peserta, hal ini juga salah satu penghargaan kita terhadap peserta yang datang. Tidak ada salahnya kita menyebut nama atau memberi apresiasi kepada peserta yang kita kenal jika topik yang dibicarakan oleh pembicara ada kaitannya dengan peserta tertentu. Jika di situ ada pejabat, pujian atau apresiasi akan sangat membantu. Menyebut nama orang di tengah hadirin juga sangat membantu. Intinya, semua orang suka diperhatikan dengan wajar.

7. Berlatihlah, buatku persiapan dengan latihan yang bagus perlu dilakukan, sehingga ketika acara, tidak terjadi kesalahan yang tidak kita inginkan, Practice make us better!
Selamat menjadi moderator yang baik