Minggu, 10 Februari 2019

Mengenal Beppyon, Manager Lucu dari Beppu

Jepang sangat dikenal dengan film kartun atau yang sering disebut dengan anime. Banyak sekali tokoh-tokoh kartun Jepang yang sangat dikenal di Indonesia, sebut saja DoraemonDetektif ConanSailormoonPokemon dan lainnya.
Beppyon
Ternyata tidak hanya anime, Jepang juga memiliki karakter-karakter lucu yang dijadikan media komunikasi dan edukasi untuk masyarakat. Karakter-karakter lucu tersebut dikenal dengan istilah Yuru Kyara. Karakter yang dibuat Kawaii, lucu itu digunakan juga sebagai maskot dari sebuah daerah yang bertugas mempromosikan kotanya, Jepang memiliki kurang lebih 1.600 Yuru Kyara, wow!
Kota Beppu memiliki sebuah mascot bernama BeppyonBeppyon berupa kelinci putih dengan telinga dan mempunyai tanduk berwarna merah muda menyerupai uap onsen yang menjadi logo Kota Beppu. Beppyon dinobatkan menjadi Public Relation Manager dari Kota Beppu yang bertugas mempromosikan setiap event yang ada di Beppu. 
Jadi, jangan heran kalau di dalam sebuah acara muncul kelinci putih besar menggunakan selempang berwarna merah bertuliskan Beppyon di depannya, hobinya mandi di onsen dan makan wortel rebus, karena itu juga dia menggunakan handuk dan membawa baki yang terbuat dari kayu.
Beppyon di acara persiapan Rugby World Cup 2019
Kehadiran Beppyon memberikan kebahagiaan tersendiri, terutama bagi anak-anak kecil. Baju Beppyon juga terkadang disesuaikan dengan acara yang ada, misalnya acara Rugby, dia akan menggunakan jersey Rugby Jepang yang berwarna merah putih, atau ketika acara kesenian budaya Korea, dia akan menggunakan hanbok.
Beppyon dengan Hanbok di Korean Week
Macam-macam merchandise Beppyon
Ternyata keberadaan Yuru Kyara ini tidak hanya membawa kebahagiaan untuk masyarakatnya, tetapi juga berhasil memberikan pendapatan bagi daerahnya, mulai dari kunjungan wisatawan maupun jumlah penjualan merchandise dari karakter tersebut. Menarik, ya?

Kalau konsep ini dicoba di Indonesia, bakalan seru ya, semua daerah punya maskot lucu yang bertugas mempromosikan daerahnya.

Gimana menurut teman-teman?



Sabtu, 09 Februari 2019

Green Legacy Hiroshima, Pesan Damai dari Hiroshima

Negara Jepang adalah salah satu negara maju di Asia, masyarakatnya dikenal sebagai pekerja keras, hidup disiplin, tertib dan selalu memerhatikan kesehatan dan kebersihan, ternyata juga memiliki prinsip hidup damai.
Bagi orang Jepang perdamaian tidak hanya menjadi tugas pemerintah, mereka memulai dari diri dan lingkungannya. Orang Jepang sangat berhati-hati untuk tidak menyakiti dan menjaga perasaan orang lain, mereka selalu menghormati orang lain dengan tradisi Ojigi, membungkukkan badan dan selalu berusaha menggunakan bahasa yang sopan dan halus atau yang dikenal dengan tradisi Aisatsu, mengucapkan permisi dan meminta maaf dalam percakapan.
Peristiwa bom atom yang meledakan Kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 menghancurkan kehidupan orang-orang Jepang pada masa itu. Selama perang dunia kedua, Hiroshima dan Nagasaki yang terletak di sisi selatan Jepang menjadi sasaran utama pengeboman. Peristiwa kelam itu juga yang akhirnya membuat masyarakat Jepang berusaha untuk menjaga perdamaian, mereka sudah merasakan penderitaan yang luar biasa dan tidak ingin terulang lagi. Bagi mereka peperangan dan konflik hanya akan membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi kedua belah pihak. 
Selain itu sejak tahun 2011 dua orang yang bernama Profesor Nassrine Azimi dan Profesor Tomoko Watanabe di Hiroshima berinisiatif untuk membuat Program Green Legacy Hiroshima atau Warisan Hijau Hiroshima. Mereka membagikan bibit tanaman Sakura dan tanaman-tanaman lain yang bertahan hidup setelah peristiwa bom Atom 74 tahun yang lalu, ke pihak-pihak yang tertarik. Hingga sekarang telah tersebar di 34 negara, mulai dari Afganistan hingga Amerika Serikat. Bibit-bibit tanaman ini diharapkan menjadi pesan damai, harapan agar dunia bebas dari nuklir.
Bersama Professor Mahichi Faezeh, mahasiswa APU dan Sakura dari Hiroshima
Tanaman Sakura dari Hiroshima, duta perdamaian di APU
Cerita menariknya, kita bisa mengajukan tanaman sakura ini untuk ditanam di negara kita, caranya langsung menghubungi Professor Nassrine Azimi dari Green Legacy Hiroshima.


Jumat, 08 Februari 2019

Mengusir Setan ala Anak-anak Jepang

Kali ini saya berkesempatan ikut merayakan Setsubun, tradisi mengusir setan ala anak-anak di Jepang. Setsubun dalam arti sebenarnya adalah nama perayaan yang digunakan di Jepang untuk hari sebelum hari pertama setiap musim. Dalam satu tahun terdapat 4 kali hari pertama setiap musim: Musim Semi (Risshun), Musim Panas (Rikka), Musim Gugur (Rishu), dan Musim Dingin (Ritto). Tapi istilah Setsubun sekarang hanya digunakan untuk menyebut hari sebelum hari pertama musim semi saja, sekitar tanggal 3 Februari setiap tahunnya.
menghindari kejaran anak-anak yang melempar kacang
Tradisi Setsubun adalah perpaduan upacara mengusir arwah jahat di istana yang berasal dari tradisi Tiongkok dan upacara melempar kacang (Mamemaki). Kacang yang dilempar-lemparkan biasanya adalah kedelai, atau yang sering disebut kacang keberuntungan (Fukumame). Jumlah kacang yang dilempar dan yang dimakan disesuaikan dengan usia orang tersebut.
Kacang akan dilemparkan ke arah orang yang berperan menjadi setan (Oni) sambil mengucapkan mantera "Oni wa soto, fuku wa uchi" yang berarti, setan ke luar, keberuntungan ke dalam! Tradisi melempar kacang ini melambangkan keinginan bebas dari penyakit dan selalu sehat sepanjang tahun. Tradisi ini terlihat seperti ritual melempar jumrah ketika ibadah haji.
Selain tradisi mengusir setan tersebut ada juga tradisi makan Sushi Ehoumaki yang berarti gulungan keberuntungan. Sushi Ehoumaki sendiri adalah sushi yang digulung dengan rumput laut panjang tanpa dipotong-potong menjadi kecil, seperti Leumang di Aceh. Ehoumaki berisi 7 bahan yang mewakili tujuh Dewa Keberuntungan (Shichifukujin).
Isian tersebut dimaksudkan mewakili kesehatan yang baik, kebahagiaan juga kemakmuran. Semua bahan digulung menjadi satu untuk menjadi keberuntungan. Memakannya tidak boleh dipotong kecil-kecil, harus dimakan bulat-bulat, memotongnya berarti ikut memotong keberuntungan. Memakannya juga harus menghadap ke arah mata angin yang sudah ditentukan setiap tahunnya, untuk tahun ini menghadap arah timur-timur laut, dan tidak boleh berbicara hingga satu gulung itu habis dimakan.
Selain itu, acara ini dijadikan kesempatan anak-anak berkumpul dan bermain bersama teman dan orang tuanya, mulai dari bercerita, bermain sulap, membuat topeng, permainan estafet kacang dengan sumpit dan masih banyak lagi permainan seru lainnya.
Karena hanya berlangsung sehari setiap tahun maka Setsubun merupakan salah satu atraksi wisata yang tidak boleh dilewatkan wisatawan yang ingin merasakan sensasi melempari Oni, makhluk astral Jepang.