Senin, 11 Juni 2018

#YSEALI Professional Fellowship Congress


Yang seru di akhir Program YSEALI Professional Fellowship (PFP) adalah Professional Congress. Seru tapi juga bikin sedih, karena itu artinya program YSEALI hamper berakhir. Jadi Pada minggu terakhir dalam program, seluruh peserta PFP dari beragam bidang dikumpulkan dalam Professional Fellows Congress. 
Hotel tempat kongres

YSEALI FALL 2017
Dalam PFP ini The US State Department of State bekerja sama dengan 14 Organisasi : American Council for Young Political Leaders, American Councils for International Education ACTR/ACCELS, Inc., Hands Along the Nile, International Center for Journalist, International City/ Country management Association, Institute for Training and Development, Legacy International, National Committee on US-China Relations, Oklahoma State University, Smith College, University of Montana, World Chicago, World Learning, and WSOS Community Action.

Di sini kita akan berkumpul, belajar, bercerita, berdiskusi dan nanti harapannya akan berkolaborasi dengan Profellows dari negara lain walaupun dari program yang berbeda tetapi sebagai sesama alumni US Program. Disini kita juga berkesempatan bertemu dengan ahli-ahli yang diundang oleh Bureau Of Educational and Cultural Affairs dan orang-orang yang kompeten di bidangnya, termasuk dari White House.
PFP Fall 2017Delegasi  Indonesia
YSEALI 2017
Group Discussion Graphic Design team

Yang benar dapat mawar

Keesokan harinya kami diperbolehkan memakai baju dari negara masing-masing, dan saya memakai Baju Aceh yang sudah saya bawa,. Ada hal yang menarik ketika saya keluar dari kamar untuk sarapan, saya dipuji sama pelayan yang ada di restoran, mereka bilang saya seperti Raja, dan dilayani seperti raja. Terus saya sempat dihampiri tiga orang pelayan karena kepo dengan pakaian yang saya gunakan, katanya, “tunggu biar saya tebak ini pakaian dari mana, tolong jangan kasih tau saya ya, oh saya tau, ini kalau tidak salah pakaian dari asalnya ibu Obama, Indonesia!”. Ya, dan ternyata tebakan mereka benar.

Beruntungnya saya menggunakan pakaian Aceh di sini, karena banyak sekali yang penasaran dan tertarik untuk tau dan mengabadikannya dalam foto mereka. Alhamdulillah #AcehMendunia


Makan malam dan pembagian sertifikat

Yess We are Professional Now!

Kamis, 07 Juni 2018

#YSEALI Creative Project di Urbano Project

Ada salah satu tempat kreatif yang saya temukan tanpa sengaja, Urbano Project namanya. Awalnya saya pulang dari kantor dan melihat ada seorang ibu sedang duduk di stasiun subway Harvard. Saya melihat beliau menggunakan baju yang terbuat dari tenun dari NTT, langsung saja saya sapa, dan benar ternyata dugaan saya beliau berasal dari Indonesia, wah saya senang bukan main, bisa menemukan orang Indonesia di tempat yang tak terduga-duga.

Ternyata setelah ngobrol banyak, beliau adalah seorang yang ikut membantu perencanaan transportasi yang ada di Boston dan beberapa tempat di US, wow! walaupun terlihat sederhana, beliau termasuk orang hebat, humble pula.

Sambil bercerita saya memperkenalkan diri dan kegiatan saya di Boston, beliau dengan semangat juga bercerita kalau anaknya di sana juga membuat gerakan social enterprise yang membantu anak-anak muda membuat project kreatif, namanya Urbano Project, dan beliau berkata kalau di sana akan ada kegiatan besok malamnya, langsung saja saya mengiyakan undangan beliau.

Sebelum berpisah beliau memberi alamat dan kontak untuk menghubungi Urbano Project.

Keesokan harinya saya berangkat menuju lokasi yang diberikan dan benar ternyata ketika saya masuk ke dalam gedung yang ditujukan dalam alamat, luar biasa.

Ada banyak karya anak-anak muda yang ikut dalam program Urbano Project, mulai dari mural, lukisan, tanaman sampai musik.
Mentor memberikan penjelasan tentang project hari ini
Belajar teknik sablon dengan media yang sederhana
Medianya piring gabus
Piyoh ikut juga, hehe


Sudah Jadi, Piyoh di Boston


Open untuk publik, jadi banyak peserta yang bawa keluarga
Hasil karya anak-anak muda di Boston


Ketemu dengan anak muda Indonesia yang ikut bantu project di sini
Kalau ke Boston, jangan lupa main ke sini.

Rabu, 06 Juni 2018

#YSEALI Serunya Illuminus Boston 2017

Boston termasuk kota yang kreatif, karena banyak kampus dan anak muda yang aktif, jadi wajar kalau banyak  menemukan tempat-tempat yang instagramable dan kegiatan-kegiatan menarik hampir setiap harinya. Salah satunya acara Illuminus Boston. Illuminus Boston ini merupakan agenda tahunan untuk para seniman untuk tampil di jalanan-jalanan Kota Boston tapi ditampilkan secara terkonsep dan marathon. 

Habis penampilan artis satunya akan dilanjutkan oleh artis yang lain lagi, yang serunya setiap penampilan tidak sama dan di tempat yang berbeda, jadinya kita diwajibkan untuk aktif bergerak untuk melihat pertunjukan.

Sepulang dari kantor di Artists For Humanity Boston, saya buru-buru mengambil subway menuju ke pusat Kota Boston, karena pertunjukan pertama akan dimulai pada jam 7 malam, itu artinya saya punya waktu sekitar 30 menit untuk mencari lokasi pementasannya. 
Peta Pementasan, nama artis dan pertunjukannya

Pertunjukan pertama yang saya tonton adalah Bicycle Orchestra, ada beberapa anak muda menggunakan baju tikus dan menggunakan sepedanya mereka menjadi alat musik, lucu!
Bicycle Orchestra
Kubus bersinar yang disusun
Yang kedua saya melihat pertunjukan Gridlock, jadi mereka menyatukan musik, kubus, dinding bangunan dan orang untuk menjadi elemennya, setiap gerakan dan susunan kubus yang dibuat akan menghasilkan musik dan gambar yang berbeda di dinding bangunan, unik.
Dinding pertokoan jadi media mereka untuk pertunjukan
Yang selanjutnya saya menikmati pertunjukan Lantern Story, ada banyak lentera warna-warni yang dipajang di sepanjang jalan di taman yang punya cerita masing-masing. Rata-rata ceritanya tentang mimpi para mahasiswa dan anak muda yang datang ke Boston, ya bisa dibilang Dream Lamp, bagus!
Lantern Story
Selanjutnya saya menikmati pertunjukan tari masal, seru! saya sampai lupa keasyikan mengambil video, batere hape saya habis. jadi saya menikmati semua pertunjukan sampai selesai tanpa bisa mengabadikannya lagi. Tapi tenang, untuk foto yang lengkapnya kalian bisa lihat langsung di websitenya di sini!

Bagus ya, berharap nanti bisa ikutan nampil di Iluminus Boston di tahun-tahun selanjutnya 

( ^ 3 ^ ) amin!

Minggu, 03 Juni 2018

#YSEALI Mengunjungi KBRI di Washington DC


Alhamdulillah ketika di Washington DC kami YSEALI Indonesia dapat kesempatan berkunjung ke Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dari dulu penasaran seperti apa isinya kedutaan besar Indonesia di luar, hehe, norak ya.

Gedung KBRI Washington DC berlokasi di kawasan Dupont Circle, tepatnya di 2020 Massachusetts Avenue. Berjarak hanya 1,5 km dari Gedung Putih, area di sekitar Dupont Circle merupakan salah satu lingkungan tersibuk di ibu kota, dikelilingi oleh bar, restoran, toko, dan perkantoran. Daerah di sekitar KBRI dikenal sebagai Embassy Row karena di situ terdapat banyak bangunan kedutaan besar.

Ternyata gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC tidak terlalu jauh dari hotel tempat kami menginap, hanya beberapa blok. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki ke sana. Walaupun Cuma beberapa blok, sempat bingung, untungnya kami punya peta berjalan, ada Teh Annisa Potter, tinggal bilang aja alamatnya, kalian akan sampai dengan selamat Terimakasih Student Traveler. *PesanSponsor

KBRI di Washington DC
Sampai di depan sebuah gedung besar dan setinggi 5 lantai, lengkap dengan bendera Indonesia di tiangnya, siapapun akan terpesona dangan arsitekturnya yang antik dan megah.

Sekilas Tentang Bangunan KBRI Washington DC
Gedung megah yang terletak di 2020 Massachusetts Ave NW menjadi salah satu rumah paling mahal di masanya. Biaya konstruksinya saja mencapai   853.000 ribu dollar.  Pemerintah Indonesia melalui Ali Sastromidjojo, duta besar Indonesia membelinya pada 19 Desember  1951 seharga  335. 000 ribu dollar, kurang dari setengah biaya Thomas Walsh untuk membangunnya pada tahun 1907.

Interior di dalam gedung
Sebelum menjadi kantor KBRI, gedung tersebut merupakan kediaman pribadi milik Evalyn Walsh McLean. Evalyn adalah putri Thomas F. Walsh, seorang imigran dari Irlandia yang merantau ke AS pada tahun 1869 dan menjadi kaya raya setelah menemukan tambang emas di Colorado tahun 1896. Setelah menjual tambangnya, Thomas Walsh membangun rumah di DC pada awal 1900-an.

Pada masanya, gedung tersebut merupakan rumah pribadi paling mahal di Washington DC yang bahkan Presiden Amerika Serikat pun tak mampu memilikinya. Dengan 5 lantai dan 60 kamar, keluarga Walsh mempekerjakan 23 pegawai untuk mengurus rumah mereka. Istri Thomas Walsh sampai harus berkeliling ke berbagai negara untuk membeli perabotan dari Persia, Prancis, Belgia, Swiss.

Bersama team Yseali Indonesia Fall 2017 dan orang KBRI
Sampai di Gedung, kami disambut hangat oleh orang kedutaan dan diajak keliling melihat ruangan dan koleksi-koleksi yang ada di sana, sebagian besar masih terasa peninggalan Keluarga Walsh, walaupun sebagian juga sudah ditambahi dengan koleksi dari Indonesia. Dan kebetulan saat itu lagi persiapan acara kebudayaan Indonesia, jadi ada banyak mahasiswa dan orang Indonesia yang ada di Washington DC, dan ada masakan Indonesia, hehe. Kalau lagi di luar, ini yang jadi kangen, hehe.
Makan ala Indonesia, hehe
Sang Dewi dan krucil-krucilnya
Di bagian depan Gedung ada sebuah patung Dewi Saraswati putih yang dibangun setinggi lebih dari lima meter dan ada tiga orang anak di depannya. Patung ini adalah karya lima pematung Bali, Nyoman Sudarwa, dibuat dari bahan-bahan yang sebagian besar diperoleh di Amerika. Sosok Dewi Saraswati dipilih karena melambangkan kebijaksanaan, keindahan pengetahuan dan seni budaya serta kebersamaan dalam menempuh pengetahuan melintasi bangsa dan ras merupakan dipandang sebagai diplomasi yang tepat antara Indonesia dan Amerika Serikat.

#YSEALI Mengunjungi New England Aquarium, Boston


Tujuan saya kali ini menuju New England Aquarium Boston, yang berlokasi di pusat Kota Boston. Kali ini saya diajak oleh teman saya seorang dokter dari Indonesia yang sedang kuliah di Harvard Medical School, Dokter Nanda. Menjadi mahasiswa di Boston ternyata ada banyak sekali keuntungan yang bisa didapat, banyak mendapat voucher gratis untuk masuk ke tempat-tempat menarik di Boston, seperti; perpustakaan, museum bahkan konser music, ah… beruntungnya mereka, tapi untungnya lagi ternyata mereka boleh mengajak teman atau kerabatnya, dan yang kali ini dapat kecipratan beruntungnya adalah saya, hehe.

Alhasil kami langsung berangkat menuju New England Aquarium, walaupun sempat macet terhambat renovasi rute rel subway dari Cambridge ke Boston membuat saya telat dan membuat si dokter menunggu di tengah suhu yang dingin, duh, saya ngerasa bersalah banget ini, untungnya si Pak Dokter langsung mengajak masuk ke dalam karena tak sabaran untuk melihat atraksi yang ada di dalamnya.
New England Aquarium
Ketika kami masuk, ternyata ada banyak sekali pengunjung yang ingin masuk saat itu, udara dingin tidak membuat surut minat pengunjung untuk dating, wajar jika jumlah pengunjung 1,3 juta per tahun. Dan untuk tiket masuknya kurang lebih $28.

Perencanaan untuk akuarium dimulai pada 1962, dengan desainer utama adalah Peter Chermayeff dari Cambridge Seven Associates . Bangunan ini dibuka untuk umum pada tahun 1969. The Giant Ocean Tank dibuka pada tahun 1970, dan pada saat itu adalah tangki laut melingkar terbesar di dunia.

Pada 2013, Aquarium membuka kembali Giant Ocean Tank setelah renovasi sepuluh bulan. Terletak di bangunan utama, fitur utama dari Aquarium adalah Giant Ocean Tank, sebuah tangki 200.000-AS-galon (760.000 l) silinder yang mensimulasikan terumbu karang Karibia. Jumlah ikan di dalam akuarium meningkat dari 800 menjadi 2.000 dan jumlah spesies meningkat dari 90 menjadi 140 seperti ; hiu bonnethead , penyu laut , ikan pari , belut moray, barakuda, dan banyak ikan karang yang hidup Bagian di atas terbuka, tangki beton dikelilingi oleh jalan setapak yang berputar ke bawah, memungkinkan pengunjung mengakses ke 52 jendela yang menawarkan pemandangan karang dari setiap sudut dan tingkat.
Giant Ocean Tank
Di bagian bawah, ada sebuah tempat penguin berukuran besar, menjadi tuan rumah penguin Afrika , penguin karang Utara dan Selatan, dan penguin kecil. 


The Thinking Gallery, juga dikenal sebagai Galeri Temperate, yang menampilkan Ikan Kerapu Goliat , ikan purba, naga laut langka.
Naga Laut
Galeri Air Tawar,  berfokus pada habitat air tawar di Amerika Selatan menampilkan Piranha, Anaconda, Belut listrik, dan salmon Atlantik . Pengunjung diperbolehkan untuk menyentuh hewan di kolam pasang New England termasuk bintang laut, bulu babi, siput, kelomang, kepiting tapal kuda dan ikan pari!. 
Mengenal ikan Pari dari dekat
Kita bisa menyentuh ikan pari dari dekat
Galeri Tropis menampilkan banyak ikan tropis berwarna-warni, cumi-cumi, ikan berbisa termasuk Pterois, Scorpionfish, dan karang hidup.
Pertunjukan Anjing Laut
Di akhir perjalanan kita akan disuguhkan oleh-oleh yang sangat menggemaskan yang berhubungan dengan dunia bawah laut.
Souvernir shop New England Aquarium
lucu-lucu ya

Dan bisa berfoto keluarga ala bawah laut
Menarik ya, kalau ke Boston dan kamu suka dengan dunia bawah laut, jangan lupa main ke sini!