Kota Sabang |
Banyak juga
yang bertanya, kenapa diriku mau-maunya membuka usaha di kota kecil yang bahkan
di peta terlihat seperti debu yang bila ditiup pelan saja, menghilang. Akan
tetapi menurutku itu merupakan tantangan tersendiri.
Harus aku
akui, banyak juga tawaran menggiurkan datang di hadapanku, mulai dari kantoran
yang setiap harinya duduk di ruangan berAC dengan gaji jutaan, konsultan,
bahkan untuk menjadi seorang aktor di ibukota, tapi tekadku untuk kembali ke
kota halaman lebih kuat.
Pada tahun 2006-2007 ketika aku sedang bertugas
sebagai Kakang Malang, Duta Wisata Kota Malang, aku bertemu dengan teman-teman yang bercerita
bahwa mereka sudah
pernah datang ke Sabang, ditambah lagi ketika mereka tahu kalau aku berasal dari
sana. Mereka bercerita dengan bangga namun ada nada sesal disana, mereka tidak menemukan souvenir yang memiliki
kualitas bagus karena
tidak ada alternative lain yang ditawarkan. Aku terharu dan berpikir ini merupakan peluang sekaligus
tantangan untukku sebagai putra daerah.
Namun
sekembalinya di kota halaman, harapan dan kenyataan seringkali jalan berlawanan
arah. Aku drop!
Apalagi
mendengar perkataan orang-orang, seorang lulusan sarjana, kerja sebagai penjual
baju. Yang menjadi tantangan terbesar, ketika diriku bertemu dengan teman-teman
dekat, kuceritakan tentang mimpiku untuk membuka sebuah usaha souvenir shop
dengan konsep unik dan baru, mereka berkata,”kayaknya ngga mungkin, yang udah
ada saja, jalannya seperti-seperti itu.”
Aku sempat
lesu saat itu, teman-teman dekat saja tidak mendukungku, apalagi orang lain?.
Aku berpikir
ulang, mengatur strategi, dan berkata dalam hati, INI MIMPIKU DAN INI HARUS
TERWUJUD!
Kita kembali ke beberapa waktu silam, disinilah cerita Piyoh
bermula.
Sejarah Piyoh Design (pd)
Aku memulai
usaha Piyoh Design (pd) sejak tahun 2008 di sebuah kota kecil di ujung paling
barat Indonesia. Mungkin sebagian besar orang Indonesia sudah mengenalnya
melalui sebuah lagu anak-anak “dari Sabang sampai Merauke.”
Ya, usahaku
mulai di Kota Sabang.
Memulai dengan
menyewa sebuah toko yang cukup luas tapi dengan kondisi yang lumayan
mengenaskan, lantai berupa semen dan hampir semua bagian miring, jadi untuk saat itu modal yang kupunya Cuma cukup
untuk mengisi barang-barang saja, untungnya saat itu ada bantuan-bantuan dari
orang terdekat, mulai dari cat bangunan sampai rak-rak baju yang besarnya
nauzubillah, walaupun kupikir, barang-barang yang diberikan tidak semuanya
kubutuhkan, tapi apa boleh buat, namanya juga bantuan, diterima saja lah,
itung-itung menyenangkan si pemberi dan rezeki ga boleh ditolak, nanti Allah
marah.
Lokasi toko
termasuk cukup strategis karena berada di pinggir jalan besar dan di samping
kedai kopi. Namun kondisi yang menguntungkan ini juga mempunyai efek yang
kurang baik untuk toko, selain debu yang sering masuk berterbangan, menyapu
menjadi kerjaan rutin setiap saat, belum lagi puntungan rokok dan bungkus rokok
dari kedai kopi menjadi langganan kerjaan setiap hari. Buka usaha itu butuh kesabaran
yang cukup besar. Tapi aku percaya, dibalik pengorbanan akan ada rahasia yang
indah.
Ide Piyoh Design (pd)
Bicara
konsep Piyoh Design (Pd)
adalah sebuah usaha yang
bergerak dalam bidang produksi merchandise yang berusaha mengangkat tema-tema local, seperti
potensi wisata, budaya dan lain-lain yang terkait dengan Kota Sabang. Yang menjadi
produk
utama Piyoh adalah t-shirt dengan desain-desain kontemporer yang memiliki misi “berbagi Sabang dimana
aja”. Menurutku t-shirt adalah sebuah
bahasa standar yang universal untuk menunjukan identitas dari mana kita berasal dan bisa
diterima siapa saja. Sehingga
nantinya produk-produk
Piyoh Design selain menjadi
souvenir
bagi wisatawan yang datang juga dapat mempromosikan, mengenalkan Sabang dan
yang menjadi tujuan utama adalah meningkatkan kebanggaan masyarakat Sabang
terhadap kotanya sendiri.
Produk Piyoh Design lainnya dapat kita
temukan juga dalam bentuk gantungan kunci, pin, stiker, mug, kartu pos, boneka Agam
Inong, Tas dan
lain-lain yang akan terus berkembang.
Nama Piyoh Design sendiri diambil dari
kata dalam bahasa Aceh, yaitu “Piyoh” yang artinya mampir atau singgah. Aku memilih bahasa Aceh sebagai Merk
dagang
karena selain lebih akrab didengar dan aku berkeinginan untuk memperkenalkan merk lokal ke luar. Kata Piyoh sendiri
menunjukkan keramah-tamahan masyarakat Aceh terhadap siapa saja yang datang ke
Aceh atau yang dikenal dengan istilah Peumulia
Jamee (Memuliakan Tamu).
Tantangan dimulai
Untuk
membuka usaha ada baiknya kita melihat paling kurang 3 usaha lain yang bergerak
di bidang yang sama, sehingga kita mengatur positioning
kita dimana. Ada memang ada beberapa merk yang memproduksi kaos
bertemakan Kota Sabang, akan tapi tidak ada alternatif desain yang ditawarkan
dan kualitas bahan pun tidak menjadi pertimbangan. Ini
merupakan peluang, aku memutuskan mengarapnya secara serius dengan
target pasar menengah ke atas, kualitas dan keunikkan jadi prioritas utama
Piyoh Design.
Tapi untuk
itu juga aku harus melawan arus pasar. Memulai menjual produk Piyoh dengan
brand yang baru dan sambil mengenalkan konsep yang cukup asing di masyarakat
merupakan suatu tantangan tersendiri. Aku harus
menggabungkan antara idealisme, kreatifitas dan industri. Hal itu tidaklah
mudah, hampir semua orang pesimis. 80% orang yang kutemui,
pada awalnya mengatakan bahwa usaha ini tidak akan berhasil. Tapi
dukungan dari keluarga membuatku semangat lagi, walaupun sekali-kali ada
tawaran untuk mengikuti ujian PNS. Fiuuuh....!!
Bagiku
ketika orang lain mengatakan kondisi sekarang sedang buruk, justru ini bukan
saat untuk meninggalkannya, ada baiknya kita masuk di dalamnya dan
merubahnya menjadi lebih baik.
Pada tahun 2008 dari beberapa desain awal aku memproduksi kurang lebih 250 t-shirt, untuk produksi t-shirt aku juga masih menggunakan sistem bantu-membantu, jadi aku membantu teman yang mempunyai usaha konveksi, dia membantuku memproduksi orderanku. Selain menjual langsung di TKP (sebutan untuk Tempat Kerjaan Piyoh), aku juga menitipkan produk-produk Piyoh di daerah-daerah yang sering dilalui wisatawan, seperti di Pelabuhan Balohan dan Jalan Perdagangan Sabang. Sistem konsinyiasi (titip barang) pun kulakukan saat itu, untung sedikit tidak masalah, yang penting produk dikenal pasar dan duit berputar.
Strategi Piyoh menargetkan pasar untuk wisatawan dan orang yang mencari souvenir Sabang dengan kualitas bagus.
Strategi
lain pun kumanfaatkan seperti media sosial yang lagi in saat itu, Facebook dan
blog. Setiap ada desain-desain yang baru kuupload ke facebook ataupun ke blog,
jadi dari sana aku belajar juga respon atau comment teman-teman tentang desain
yang kutawarkan, setelah oke, cetak dan kirim ke alamat konsumen, biasanya aku
menyebut konsumen Piyoh dengan sebutan Piyohlover. Alhamdulillah dengan bantuan
teknologi tersebut Piyoh jadi lebih dikenal, Piyohlover bertambah dan penjualan
meningkat. Kerjasama dengan dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang dan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan pun mulai berdatangan, bazar, pameran,
bakti sosial, ayo aja, semua peluang yang baik harus dicoba.
Namun cobaan
tak berhenti saat itu, orderan makin banyak ternyata tidak didukung oleh
produsen yang memadai, terutama di bagian produksi Tshirt, Tshirt yang diorder
tidak sesuai dengan jadwal yang ada. Alhasil aku harus mencari alternatif
produsen lain, dan mencari produsen yang sesuai dengan kualifikasi Piyoh tidak
semudah mencari Taxi di jalanan. Tantangan baru lagi.
Mencari
produsen tshirt itu sama seperti memilih pasangan hidup, ada yang bagus di
fotonya, tau-tau barang aslinya tidak sebagus fotonya, ada yang sesuai, tapi
sudah punya orang. Mau tidak mau kita harus datang ke rumahnya, kalau sudah
klop, minta ijin sama orang, kita bikin perjanjian untuk jalani usaha bareng
dan berdoa semoga tidak cerai. Halah! ^^
Alhamdulillah,
dengan
konsepnya yang khas dan dan strategi marketing yang jelas, kini Piyoh Design bisa meraih omzet ratusan juta rupiah per
bulan. TKP juga sudah milik sendiri dan dikelola sendiri. Selain itu Piyoh Design
(pd) juga
berhasil menjadi sebuah ikon brand Promosi Pariwisata Kota Sabang, dan
dikarenakan permintaan dari Piyohlover, awal tahun 2011 Piyoh Design membuka
cabang di Banda Aceh dengan nama Mister Piyoh, “berbagi Aceh dimana aja!”, yang
berlokasi di sebelah Kedai Kopi legendaris di Aceh, Kopi Solong, Ulee Kareng.
Dan pada tahun 2012 membuka 1 outlet lagi di Peunayong, Banda Aceh.
Piyoh Ke Depan
Untuk
di masa mendatang Piyoh Design masih berusaha untuk mewujudkan cita-cita yaitu
mengangkat pariwisata Indonesia melalui desain, dan akan memunculkan Piyoh-Piyoh Lain di
daerah lain, yang harapannya nanti bisa menjadi duta wisata di
daerahnya.
BIOGRAFI PENDIRI
Nama
: Hijrah Saputra, ST
TTL : Sabang, 25 September 1984
Pendidikan :
· Program
S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(2002)
Prestasi :
· Kakang
Kota Malang 2006
· Raka
Jawa Timur 2007
· Cut
Abang Kota Sabang 2008
· Agam
Provinsi Aceh 2008
· Duta
Wisata Indonesia 2008
· Juara 3 Entreprenuer Writing Contest Bareng Es Teler 77
· Juara 3 My Selangor Story 2013
· Juara 1 Wirausaha Muda Mandiri Bidang Kreatif Kanwil 1
2013
Wow, memotivasi sekali cerita piyoh, dari sejarah awal berdirinya hingga sukses seperti sekarang, kalau ada waktu bang mungkin bisa di buat film dokumenter untuk memotivasi pengusaha2 muda Aceh :)
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih dek, waktunya sih ada, cuma buat filmnya belum bisa :D, ayo dibantuin #Kedip2
Hapuskalau mau jadi pengusaha sovenir seperti abg, bagaimana langkah memulai nya?
BalasHapusMulai dari konsep usahanya dulu, desain, target pasar, lokasi, dan produksi
HapusSukses selalu....saya baru kenal langsung berucap super sekali..perkenalkan saya muhammad syarif salah seorang peserta bincang-bincang bloger di NA Coffe.
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih Pak Syarif, semoga kita bisa berkarya lebih banyak lagi untuk Aceh :)
Hapussukses terus buat Piyoh nya mas! :)
BalasHapusAmiiin.... terimakasih Mbak Messa
Hapusmau pesan magnet khas sabng gmn caranya?? ada pin bb?
BalasHapusboleh, add aja 5A19B32E :)
HapusSukses selalu bang hijrah...
BalasHapusAlhamdulillah, terimakasih doanya, sukses buat kita semua Suryadi :)
Hapussaya sangat terinspirasi atas tulisan anda tentang piyoh story, saya berkeyakinan jalan sukses saya ada di wirausaha seperti anda. tapi tetap saya harus belajar lagi pada mas hijrah dan pendahulu pendahulu Pelaku Wirausaha yang sukses.
BalasHapusAmin, semangat terus ya, Sukses buat kita semua!
Hapus