Minggu, 26 Januari 2014

Piyoh di Buku Sedekah Super Story

Alhamdulillah, ada perasaan bangga, haru dan senang jadi satu, tulisan dan pengalamanku diterbitkan dalam buku Sedekah Super Story (SSS)-nya Muhammad Assad, penulis Buku Best Seller Note From Qatar 1 dan 2, yang dua-duanya termasuk buku favoritku.

Aku mendapat informasi dari salah satu temanku kalau tulisanku dimuat di buku SSS, karena penasaran aku segera mencari-cari bukunya. Butuh perjuangan yang ekstra untuk mendapatkan buku ini, yang ternyata termasuk ke dalam buku Best Seller juga, dan alhamdulillah akhirnya ketemu, yeeaay!.
Ini dia, buat yang penasaran dengan bukunya, bisa dibeli di toko buku langganan kamu
Ada banyak cerita yang menginspirasi di dalamnya, dan bangga bisa jadi salah satu cerita yang dimuat. Buat yang penasaran dengan cerita-cerita di dalamnya, buruan dapatin bukunya di toko-toko buku langganan kamu.

Jadi semangat buat nyelesain buku sendiri ni...

Sabtu, 25 Januari 2014

Piyoh di Wirausaha Muda Mandiri Nasional 2013

Alhamdulillah jadi satu kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri akhirnya Piyoh Design bisa mewakili Wilayah 1 (Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Riau) untuk berkompetisi dengan para peserta wilayah lain di Ajang Wirausaha Muda Mandiri 2013. Karena ternyata total peserta yang daftar WMM tahun ini mencapai 6.745 orang, itu artinya bisa jadi salah satu dari 54 orang itu, susah bangettt...

Ada kurang lebih 12 Wilayah yang mengikuti kompetisi Wirausaha Muda Mandiri ini, itu artinya ada kurang lebih 11 orang yang akan jadi pesaingku di bidang Kreatif Katagori Alumni, lumayan banyak ya dan ini bikin adrenalinku meningkat. 

Siapa aja yang jadi peserta WMM 2013, bisa dilihat di sini

Berangkat dari Medan tanggal 11 Januari bareng team dari Kanwil 1 lainnya, ada Kak Vita Mutiara, Les Piano Edelweis dari Batam, Kak Yudith Handini, Owner Flappertart dari Medan, Rajes, Ceumpala Tradisional Dance, Syaiful Burhan, Owner Molen Arab dari Medan dan Tri Syuhada, owner Ayam Herbal dari Medan. Cerita Kanwil 1 bisa dibaca di sini

Sebelumnya kami berkumpul di Medan kurang lebih 2 hari untuk mempersiapkan diri dan kelengkapan-kelengkapan yang dibutuhkan selama penjurian Nasional, selama di Medan kami banyak dibantu oleh team Kanwil 1, yang paling sigap membantu adalah Pak Buchari sering dipanggil Pak Iboss, dosen dari USU yang juga salah satu juri di Wilayah 1, beliau bersama team membekali kami banyak pengetahuan tentang bisnis yang kami jalani,  dan masukan lain-lain yang belum kami ketahui sebelumnya. Selain Pak Iboss, ada Pak Mula Sitinjak, Bang Indra Halim, Bang Aditya, Ibu Arwina, Ibu Zurni dan masih banyak lagi. Belum lagi di Aceh aku dan Rajes dibekali pengetahuan tentang keuangan, penampilan, manajemen, marketing dan lain-lain, oleh Pak Iskandarsyah Majid, Dosen Unsyiah dan Kepala Inkubator Bisnis FE Unsyiah, Bu Evayani Abubakar, Ilham Rise Up, Didi Nuriel, Bang Mulya MAnn, Bang Fahrurazi, dan team lainnya, kami dipertemukan langsung dengan ahli di bidangnya. Ini artinya, walaupun ga menang, banyak ilmu yang sudah kami dapatkan untuk meningkatkan level usaha, alhamdulillah....

Sampai di Jakarta, kami diinapkan di Hotel Ibis, Slipi, Jakarta Barat. Jadi inget-inget karantina Duta Wisata Indonesia, kalau Duta Wisata dinilai bagaimana caranya mempromosikan dan memasarkan potensi wisata,  yang sekarang bagaimana menjelaskan bisnisku dengan cara yang menarik, cukup berat tantangannya.

Aku kebagian kamar 1226, itu artinya di lantai 12 nomor 26, sempat kepikiran, kenapa bisa jauh banget di lantai 12? sedangkan temen-temen kanwil 1 di lantai 3 semua. Sampai sesaat aku masuk ke kamar dan melihat ke arah jendela.
Pemandangan yang membuat naluri laba-labaku memberontak
Aku sekamar dengan Ferry Dafira (Ferry), pengusaha muda asal Jakarta, nama usahanya Kaaramel Juice, katagori Alumni Bidang Boga. Sempat nanyain kenapa ada 2 huruf a di kaaramel juice, katanya, "ga akan pernah cukup kalau nyobain satu," Kreatif!. Kaaramel Juice ini sudah memiliki 5 buah cabang di Pulau Jawa, diantaranya Tangerang, Semarang, Surabaya, Bogor dan... aku lupa, haha, buat yang penasaran bisa lihat informasi jelasnya di www.kaarameljuice.com. Ferry ini selain masih muda, 26 Tahun, pengalamannya udah banyak banget, pernah bekerja dan belajar di Jerman dan Australia, enaknya lagi dia ga pelit ilmu, jadi aku banyak belajar dari dia, dan satu lagi, pacarnya cantik, #Lho? haha.


Keesokan harinya, 1 hari sebelum penjurian, semua peserta Wirausaha Muda dikumpulkan dan bareng-bareng menuju Mandiri University, Jakarta Pusat. Mandiri University adalah Pusat Pelatihan dan Pendidikan yang dibangun oleh Bank Mandiri untuk digunakan sebagai salah satu program peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Ada kurang lebih 10 Mandiri University tersebar di seluruh Indonesia. 

Di sini kami disambut hangat oleh Pihak Bank Mandiri yang menangani Program Wirausaha Muda Mandiri diantaranya ada Bu Nila, Pak Nixon, Bu Ita, Bu Lisa dan acara juga dibuka langsung oleh Pak Pahala N. Mansyuri, Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri.

Setelah acara pembukaan selesai, kami langsung dibekali materi-materi oleh Pihak Kinara Indonesia, pematerinya pun masih muda-muda, ada Bang Dondi Hananto, Bang Michael Tampi, Bang Dodong Cahyono dan Bang Fajar Anugerah. Ada banyak materi bagus yang belum pernah kudapatkan selama ini, mulai dari materi Elevator Pitch, Bagaimana presentasi yang menarik, Model Bisnis dengan kanvas, sampe penjelasan keuangan dengan simpel tapi jelas, bener-bener bermanfaat ni, untuk materi-materi yang diberikan, akan kushare di postingan selanjutnya ya.

Sebelum pembekalan ada sesi pemotretan oleh @Alvinphotograph salah satu pemenang WMM2012, fotonya untuk dipakai pas penganugrahan.
Pose dulu dengan Batik khas Batak, Batik Team Kanwil 1, keren ya :D  Photo by : @AlvinPhotograph
Keesokan harinya, hari yang menegangkan pun dimulai...penjurian. Ntah sial atau keberuntungan, aku kedapatan jadwal presentasi yang pertama. Walaupun pembekalan kemaren dari Kinara Indonesia bermanfaat dan bisa diaplikasikan, tetap aja ngga nyante, jurinya pun bukan orang-orang sembarangan, mulai dari Pak Boyke Yurista, dari Bank Mandiri, Pak Ahmad Djauhar, Wakil Pimpinan Umum Bisnis Indonesia, Pak Ir. Lantip Trisunarmo, MT., Kepala Pusat Pembinaan Wirausaha ITS, Ibu Arulita Handayani, Transritelindo, Pak Wahyu Hidayat, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan BUMN, orang-orang hebat, bikin tambah ga nyante.
Photo by : @AlvinPhotograph
Walaupun deg-degan, show must go on, bring Aceh Beauty to the world, #Halah. Dari Juri 6 orang yang baru datang 5 orang, presentasi pun dimulai. Ternyata selama presentasi Piyoh, juri-juri semuanya belum pernah ke Sabang sama sekali, tambah semangat berbagi Sabang di ruang penjurian, haha, tapi setelah itu juri balas dendam dengan berbagi pertanyaan mematikan selama kurang lebih 40 menit, ampooon...


Suasana Penjurian Tingkat Nasional, cukup bikin tegang urat saraf, rasanya mau pura-pura mati
Photo by : @AlvinPhotograph
Sebenarnya penjurian hanya penilaian seberapa menakutkan, karena juri pengen tau bagaimana konsep usaha kita dan bagaimana perkembangannya selama ini serta manfaatnya buat masyarakat, yang menakutkan adalah para pesaing, ana-anak muda yang luar biasa. Di Bidang Kreatif Alumni ada 9 orang dengan keunikan yang berbeda-beda, Ada Shieny Agate dengan usaha animasi gamenya, Richo dengan Cinnema Innovatornya yang bikin salut dengan idealismenya, Ada Indah dengan usaha mutiara lomboknya, Rio usaha Sabun Cair, Erik dengan sepedanya, ada si cantik Dea Valensia dengan batik kulturnya, ada Maria produksi produk dari karung goni, luar biasa, ada lagi yang luar biasa, Mas Krisna dari Balikpapan, usahanya Onyx radio, yang bikin aku tertampar dan termotivasi, beliau ternyata tuna netra, luar biasa. Jadi ga peduli siapapun yang menang, karena, semuanya luar biasa, Bersyukur juga bisa bertemu dengan sosok inspiratif dari seluruh Indonesia dengan berbagai macam keunikannya. #IndonesiaLuarBiasa

(Bersambung)

Rabu, 22 Januari 2014

Berbagi Aceh di Majalah Wisata Aceh

Beberapa waktu lalu sempat diwawancarai untuk profil di sebuah majalah wisata di Aceh.  Sebuah kehormatan buatku untuk bisa berbagi cerita untuk siapa saja, termasuk media. Tapi setelah menunggu informasi sekian lama, malah informasinya datang dari teman-teman blogger Malaysia, sempat kaget juga, karena sampai sekarang aku juga belum nemu ini majalah, dan herannya lagi kenapa teman-teman di Malaysia yang duluan baca ya?

Buat kamu yang udah baca dan nemu majalah ini, simpen satu buatku ya :)

Kamis, 09 Januari 2014

Menikmati Keindahan Kunang-Kunang di Pinggir Sungai KG. Kuantan

Malam pun telah larut, tapi masih aja ada kegiatan menarik yang dilakukan. Tapi memang tempat ini menarik dikunjungi bila malam hari, Kelip-kelip, Kampung Kuantan, Kuala Selangor. Disini kita bisa melihat beratus kelip-kelip (Kunang-Kunang), yang berada di pinggiran sungai.
Konsep yang ditawarkan unik, kita akan naik sebuah perahu yang berisi 4 orang ditambah 1 orang pendayung, yang berasal dari Kampung Kuantan. Aku, Husni (Aceh), Winny (NTT) dan Bang Hafiz menaiki perahu yang akan bergerak menyusuri sungai. Tidak banyak foto yang bisa diambil disini, kita akan diminta untuk mematikan Flash Kamera agar Kunang-kunang tidak terganggu keberadaannya. Alhasil kita diminta menikmati alam sebenar-benar alam, menikmati keheningan malam ditemani cahaya kunang-kunang, sungguh syahdu. Apalagi malam itu bulan purnama, Subhanallah, indahnya..

Bermain dengan Monyet-Monyet Lucu di Bukit Melawati

Penasaran dengan foto-foto monyet yang jinak dan lucu di fans page My Selangor Story, akhirnya kesampaian juga untuk bertemu dengan mereka.
Untuk menuju Bukit Melawati kita menggunakan Tram yang ada setiap jamnya atau bisa berjalan kaki kurang lebih 20 menit. Tapi melihat bentuk Tram yang lucu dan warna -warni, siapa yang akan menolak ajakannya?
Tramnya lucu!
Lucu ya, monyet yang ada di Bukit Melawati adalah jenis Silver Leaf Monkey, ketika kecil warna bulunya berwarna keemasan, tapi ketika dewasa menjadi berwarna perak. Jenis monyet ini berekor panjang, aku mendengar cerita Huda (Malaysia), dulunya monyet ini banyak yang berekor pendek dikarenakan mereka mengkonsumsi Kepiting (Ketam), dan seringkali ekornya menjadi korban, hihi lucu juga ya. tapi sekarang tidak lagi karena mereka dapat mencari makanan lain di Bukit Melawati.
Selain terkenal dengan monyetnya ternyata Bukit Melawati ini terkenal dengan sejarahnya, Bukit Melawati dulunya menjadi kubu pertahanan Kesultanan Selangor untuk memantau pergerakan kapal dagang dan kapal perang yang melalui Selat Melaka dan Kuala Selangor.

Kota itu ditaklukan oleh Belanda pada 1784 selepas menewaskan Portugis dan memusnahkan kota lama dengan membina istana Eropa, Fort Altingberg, Gabenor Alting. ini terbukti dengan adanya, Kediaman Pegawai Daerah Kuala Selangor, Beberapa Meriam, Benteng Pertahanan, Menara tinjau, Makam Sultan dan kerabat diraja, Batu pancung dan sumur. Ada juga museum yang menjadi saksi sejarah, namun sudah tutup karena hari sudah sore.
Bila bermain ke Kuala Selangor, tempat ini jadi destinasi yang wajib untuk dikunjungi.

Rabu, 08 Januari 2014

Menikmati Cendol Bakar yang Cetar Menggelegar

Dalam perjalanan menuju Bukit Melawati siang itu, aku berhenti di sebuah tempat bernama Cendol Bakar, sungguh dibuat mati penasaran bukan? Karena setahuku Cendol itu enak dinikmati dalam kondisi dingin, kalau dibakar apa masih enak?. Dari pada penasaran, lebih baik kita lihat langsung ke TKP CB (Tempat Kerja Penjual Cendol Bakar). 
 
Ternyata Asal mula nama Cendol Bakar berasal dari Gula Merah yang dibakar terlebih dahulu untuk dilelehkan baru dicampur di mangkuk. Selain itu sang pemilik yang bernama Abu Bakar, lumayan bikin penasaran ya. 
Mr.Arief bin Ismail sendiri yang meramu, dengan style ala star :D
Ada beberapa varian rasa Cendol Bakar yang ditawarkan mulai dari VIP, VVIP, Cendol Tapai, Pulut, Durian atau kombinasi Durian Pulut. Aku ingin mencoba Cendol Bakar Durian Pulut, tetapi ternyata pulut sudah abis saat itu, jadilah aku mencoba Cendol Bakar Durian, dan ketika ingin melihat proses pembuatannya ternyata pesanan kami dibuat langsung oleh pemiliknya, Mr. Arief bin Ismail, luar biasa terimakasih buat beliau.
Harga Cendol Bakar juga terjangkau, untuk menikmati lezatnya Cendol Bakar kita hanya membayar mulai RM2 sampai RM3,5. Yang membuat kudapan yang satu ini sangat ramai karena selain enak, harga murah, berada di jalan raya dan uniknya lagi, kedai ini memakai sistem Drive Thru, jadi pembeli bisa pesan dan ambil tanpa harus keluar berpanas-panas ria mengantri di luar, menarik bukan?
 
Selamat Menikmati, nyam nyam....:)
Kalau ke Kuala Selangor, sempatkanlah mampir kesini. Lokasinya juga di pinggir jalan raya, coba saja cari yang pembelinya ramai cetar menggelegar, dapat dipastikan di situlah Cendol Bakar Kuala Selangor.
 
 
Pengasas Cendol Bakar: Mohamad Arif Bin Ismail
Pengusaha: Rifhan Farhan Bti Mohamad Arif
Pengurus: Nor Azman Bin Othman 

Address: Kg Assam Jawa, Kuala Selangor, Malaysia.
Rifhan Farhan
017-6222017
Email: fisa219@yahoo.com.my

Terimakasih Daun Keladi...Terimakasih Datang Lagi...

Golden Palm Tree, The Iconic Resort di Sepang






Selesai menikmati serunya perayaan Thaipusam Festival, aku bergerak ke Golden Palm Tree  The Iconic Resort and Spa. Resort ini berada di Sepang Gold Coast. Yang menjadi daya tarik Resort ini memiliki bentuk yang unik seperti pohon palm yang menjorok ke laut dan kita bisa tinggal di batang ataupun di daunnya. unik ya? di samping bentuk Resort yang unik, arsitektur bangunan resort juga menarik. Disambut hangat oleh Manager Resort, Mrs. Raja Murni, dan pengurus seperti Bang Hassari, Miss Nuura dan welcoming song dari pihak resort. So Lovely
Setelah itu kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyusuri dan mengenal Golden Palm Tree . Aku ditemani Bang Hassari. Si abang hitam manis ini dengan senang hati menjelaskan setiap bagian yang ada di Golden Palm Tree  mulai dari rumah yang digunakan oleh Traveler, Type Canary, Type Ivory hingga yang Suit. Dari Smiley Beach, Extreme Park, Perahu Restaurant hingga ditraktir minuman segar di Hang Sang Lou Restaurant atau yang berarti Restaurant di atas laut, terimakasih Bang Hassari.
Bang Hassari

Restauran atas Air, tempat makan ekslusif untuk tamu ekslusif
Perahu Restauran, tempatnya so romantic!





Aku bersama Beni (Jambi), Citra Rahman (Aceh) dan Bang Kasri (Pekanbaru) mendapat satu rumah dengan tipe Canary, 2 kamar tidur, ruang tamu, 2 kamar mandi dan 2 balkon, jadi kami bisa menikmati keindahan pemandangan resort ini dari balkon. Belum lagi setiap rumah dilengkapi jaringan internet yang lancar, jadi ngga perlu ketakutan untuk hilang dari dunia luar, update terus...haha
  Malam harinya kami makan malam di Bila-Bila Restauran yang menyajikan masakan cina hingga eropa. Ternyata kami juga kedatangan tamu istimewa dari Tourism Selangor dan Yang Berbahagia Elizabeth Wong, Wow!! Menjadi suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan beliau.

Malam diakhiri dengan pertunjukkan seru dari pihak Resort, what a lovely night.







Bulan Purnama, Udara Pantai, Tempat tidur yang empuk... 

saatnya beristirahat... 






















Waktu di Golden Palm Tree Resort ini cepat sekali berlalu, tak terasa udah pagi aja, dan banyak aktivitas pagi yang harus dilakukan. Aktivitas pagi di Golden Palm Tree, kumulai dengan Yoga di lantai 2 Bila-Bila Restauran, Spa. Matahari pagi yang hangat, udara yang segar dan pemandangan yang indah, menyempurnakan Yoga yang akan kami lakukan bersama Bang Admiral, instruktur yoga. Memakan waktu kurang lebih 20 menit, dengan berbagai macam pose, mulai Budha pose, Cat Pose dan lain-lain ternyata membuat tubuh lebih rileks, dan siap untuk tantangan selanjutnya, sepedaan keliling Sepang Gold Coast, yey!

Aktivitas bersepeda bermula dari Smiley Beach, kita dapat memilih sepeda yang ingin kita naiki, ada yang single ada juga yang tandem. Ternyata aktivitas bersepeda mengelilingi Sepang Gold Coast menjadi daya tarik tersendiri, kita bisa melihat suasana kampung dan bila beruntung bisa melihat hewan yang hidup liar di alam. Luar biasa menyenangkan!

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, setelah makan siang aku beranjak lagi menuju destinasi selanjutnya, Bukit Melawati, Kuala Selangor.

Sepang Goldcoast No. 67

Jalan Pantai Bagan Lalang, Kg. Bagan Lalang, Sungai Pelek, 43950 Sepang, Selangor, Malaysia

03-3182-3600




Festival Thaipusam, di antara Pengorbanan dan Keikhlasan

Hari ketiga perjalananku di Selangor, aku dan teman-teman diajak menuju Thaipusam Festival atau Festival Thaipusam. Thaipusam Festival adalah festival agama Hindu yang banyak dirayakan oleh umat Tamil. Festival ini dilakukan pada saat Bulan punama pada kalender Tamil, sekitar Bulan Januari atau Bulan Februari Tiap Tahunnya.

Sedangkan asal kata Thaipusam itu berasal dari Pusam yang berarti Bintang pada posisi tertingginya, bisa juga diartikan sebagai hari kelahiran Dewa Murugan (anak bungsu dari Dewa Shiva dan Dewa Parvati, serta juga saat Parvati memberikan vel atau senjata berbentuk anak panah sehingga Murugan bisa melawan Damon Soorrapadman.
Aku dan teman-teman harus chek-out dari Arenaa Star Luxury Hotel, karena Festival Thaipusam adalah acara yang akan dikunjungi beratus atau bahkan beribu orang dari penjuru dunia, oleh karena itu kami harus datang lebih awal, ini artinya kami harus meninggalkan semua keglamoran menuju kesusahan dan pengorbanan, jadi lebay ya, haha.
Perjalanan kali ini kami selain ditemani oleh Bang Safri dan Bang Ramli (Supir), kami juga ditemani oleh Bang Hafiz, Bang Udin dan Bang Naqim dari Tourism Selangor. Mereka dengan berbaik hati menemani dan memberikan penjelasan yang kami butuhkan. 
Sampai di Gombak ternyata masih pagi, jadi kami sarapan dulu di rumah makan India muslim. Karena terbiasa jarang sarapan pagi apalagi nanti bakal lama berada di Batu cave yang aku sendiri belum kebayang bagaimana lapangannya, siapa tau susah mencari toilet, kan ga lucu, hehe, jadi aku memesan yang aman buat kondisi ini, Canai Telur dan milo hangat. Tak lupa juga numpang shalat subuh agar semua kegiatan hari ini lancar, amin!
Thaipusam Festival berlokasinya di objek wisata Batu Caves, yang terdapat di daerah Gombak, Negeri Selangor, kurang lebih memakan waktu sekitar 30 menit dari Kuala Lumpur. Batu Caves sendiri adalah tempat suci bagi penganut Hindu yang terutama etnis India. Namun juga boleh dikunjungi oleh wisatawan umum.
Ribuan orang mengantri untuk memberikan pengorbanan dan seserahan
Selama Thaipusam Festival banyak sekali orang yang membawa Kavadi, Kavadi itu berarti burden atau beban. Sang pembawa kavadi ini seperti membawa beban dalam festival ini, kebanyakan mereka itu punya suatu ‘kewajiban’ karena ingin terpenuhinya harapan atau permohonan mereka.

Lewat prosesi Thaipusam, mereka penganut Hindu mengharapkan pengampunan dosa, bermohon dikabulkan dari berbagai pengharapan atau bisa juga sebagai wujud syukur atas pencapaian yang didapat.
Memainkan musik mengiringi perjalanan teman atau keluarganya
Layaknya seorang raja dia berjalan tanpa mempedulikan orang di sekitarnya
Gantungan buah jeruk
Mereka yang mengikuti prosesi, ada khusus mewakili pribadinya, ada bersama keluarga besar dan ada pula dari utusan kuil-kuil atau kelompok. Di antara rangkaian prosesinya kebanyakan berjalan tanpa alas kaki dari jarak yang cukup jauh. Sejumlah bagian tubuh ditusuk dengan benda tajam, seperti panah (veil), mata pancing dan benda tajam lainnya yang disangkutkan barang-barang lain seperti buah-buahan, rantai dan masih banyak lagi lainnya. Semakin sakit atau semakin berat yang dibawa atau yang dibebankannya, menunjukkan betapa besar niat pengorbanan mereka terhadap Tuhannya. Yang menarik semua yang melakukan ritual ini berada dalam kondisi trans sambil diiringi gendangan musik rancak khas dari para pengiring, luar biasa!
Pengorbanan yang simpel, tapi bikin ngilu juga ngelihat Veil di mulutnya,hhhiiiyy
Seorang peserta Festival Thaipusam, dibantu oleh keluarganya
 

Selain sesi arak-arakan Kavadi di kawasan Batu Cave juga berlangsung pameran produk-produk khas India, mulai dari jajanan, patung-patung, aksesoris, perhiasan bahkan ada yang berjualan CD musik India.
Inai Ala India
Penjual Camilan Khas India
Penjual Pernak-Pernik
Dalam perjalanan menuju bus aku, Intan,dan Beni mencoba permainan seru. Oke sebenarnya bukan permainan tetapi lebih untuk menemukan karakter apa yang kami miliki dan mencari tahu bagaimana cara mengoptimalkannya, dan semua dengan cara India, acha..acha...

Selesai dari Batu Cave kami menuju destinasi selanjutnya...
Golden Palm Tree Resort and Spa!
Setelah ini kemana lagi ya?