Tampilkan postingan dengan label My Selangor Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Selangor Story. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Februari 2017

Passion to Performance



Banyak orang ingin mengubah dunia, tetapi tidak banyak yang ingin mengubah dirinya sendiri.
Hijrah Saputra, maafkan aku yang dulu :D
Mengubah diri menjadi lebih baik bisa berdampak positif terhadap segala hal yang kita miliki. Dulunya saya termasuk orang yang cuek dan tidak terlalu peduli dengan penampilan, tidak suka senyum, tidak suka ngobrol dengan orang lain, yang penting, belajar, dapat nilai bagus, selesai. Kalau kata orang Papua,"itu sudah."
Apalagi sebagai anak Teknik, rambut gondrong, celana jeans belel, cukup.

Akhirnya saya mencoba tantangan baru, merubah image dan penampilan, membentuk performance yang lebih baik. Dan ternyata dengan performance yang baik berdampak positif dengan apa yang kita kerjakan, usaha yang dulunya berjalan lamban mulai juga menunjukan progres yang lebih cepat dan positif. Karena ternyata hampir 70% orang di Indonesia melihat penampilan di posisi pertama, setelahnya baru dilihat baground dari orangnya, pendidikannya apa, kegiatannya apa dan lain-lain.

Untuk penampilan sendiri tidak perlu yang mahal, tetapi nyaman dipakai, sesuai kepribadian kita dan yang paling penting halalan Thayiban. #febercerita #yubibercerita #YubiAceh #piyohdesign #passion #performance @yukbisnis.aceh

Rabu, 05 November 2014

Mengintip Sri

Mengintip Sri dari tengah pepohonan. Kuil yang tinggi menjulang ini terlihat manis di tengah pepohonan. 

Kuil Sri Nagara Thandayuthapani yang terletak di persimpangan Jalan Dato Hamzah dan Jalan Bukit Jawa. Kuil ini merupakan kuil yang tertua di Klang, Selangor, Malaysia. 

Dulunya, kuil ini merupakan tempat ibadah para imigran India yang beragama Hindu. Sekarang Kuil ini menjadi pusat ibadah dan kebudayaan kaum India di Klang dan menjadi salah satu bangunan heritage yang wajib dikunjungi di Klang.

Foto ini diambil ketika mengikuti Program My Selangor Story 2013 yang diadakan Tourism Selangor.

Foto ini untuk meramaikan Turnamen Foto Perjalanan Ronde 52 : Framing, dengan Depz sebagai tuan rumahnya.

Kamis, 09 Januari 2014

Menikmati Keindahan Kunang-Kunang di Pinggir Sungai KG. Kuantan

Malam pun telah larut, tapi masih aja ada kegiatan menarik yang dilakukan. Tapi memang tempat ini menarik dikunjungi bila malam hari, Kelip-kelip, Kampung Kuantan, Kuala Selangor. Disini kita bisa melihat beratus kelip-kelip (Kunang-Kunang), yang berada di pinggiran sungai.
Konsep yang ditawarkan unik, kita akan naik sebuah perahu yang berisi 4 orang ditambah 1 orang pendayung, yang berasal dari Kampung Kuantan. Aku, Husni (Aceh), Winny (NTT) dan Bang Hafiz menaiki perahu yang akan bergerak menyusuri sungai. Tidak banyak foto yang bisa diambil disini, kita akan diminta untuk mematikan Flash Kamera agar Kunang-kunang tidak terganggu keberadaannya. Alhasil kita diminta menikmati alam sebenar-benar alam, menikmati keheningan malam ditemani cahaya kunang-kunang, sungguh syahdu. Apalagi malam itu bulan purnama, Subhanallah, indahnya..

Bermain dengan Monyet-Monyet Lucu di Bukit Melawati

Penasaran dengan foto-foto monyet yang jinak dan lucu di fans page My Selangor Story, akhirnya kesampaian juga untuk bertemu dengan mereka.
Untuk menuju Bukit Melawati kita menggunakan Tram yang ada setiap jamnya atau bisa berjalan kaki kurang lebih 20 menit. Tapi melihat bentuk Tram yang lucu dan warna -warni, siapa yang akan menolak ajakannya?
Tramnya lucu!
Lucu ya, monyet yang ada di Bukit Melawati adalah jenis Silver Leaf Monkey, ketika kecil warna bulunya berwarna keemasan, tapi ketika dewasa menjadi berwarna perak. Jenis monyet ini berekor panjang, aku mendengar cerita Huda (Malaysia), dulunya monyet ini banyak yang berekor pendek dikarenakan mereka mengkonsumsi Kepiting (Ketam), dan seringkali ekornya menjadi korban, hihi lucu juga ya. tapi sekarang tidak lagi karena mereka dapat mencari makanan lain di Bukit Melawati.
Selain terkenal dengan monyetnya ternyata Bukit Melawati ini terkenal dengan sejarahnya, Bukit Melawati dulunya menjadi kubu pertahanan Kesultanan Selangor untuk memantau pergerakan kapal dagang dan kapal perang yang melalui Selat Melaka dan Kuala Selangor.

Kota itu ditaklukan oleh Belanda pada 1784 selepas menewaskan Portugis dan memusnahkan kota lama dengan membina istana Eropa, Fort Altingberg, Gabenor Alting. ini terbukti dengan adanya, Kediaman Pegawai Daerah Kuala Selangor, Beberapa Meriam, Benteng Pertahanan, Menara tinjau, Makam Sultan dan kerabat diraja, Batu pancung dan sumur. Ada juga museum yang menjadi saksi sejarah, namun sudah tutup karena hari sudah sore.
Bila bermain ke Kuala Selangor, tempat ini jadi destinasi yang wajib untuk dikunjungi.

Rabu, 08 Januari 2014

Menikmati Cendol Bakar yang Cetar Menggelegar

Dalam perjalanan menuju Bukit Melawati siang itu, aku berhenti di sebuah tempat bernama Cendol Bakar, sungguh dibuat mati penasaran bukan? Karena setahuku Cendol itu enak dinikmati dalam kondisi dingin, kalau dibakar apa masih enak?. Dari pada penasaran, lebih baik kita lihat langsung ke TKP CB (Tempat Kerja Penjual Cendol Bakar). 
 
Ternyata Asal mula nama Cendol Bakar berasal dari Gula Merah yang dibakar terlebih dahulu untuk dilelehkan baru dicampur di mangkuk. Selain itu sang pemilik yang bernama Abu Bakar, lumayan bikin penasaran ya. 
Mr.Arief bin Ismail sendiri yang meramu, dengan style ala star :D
Ada beberapa varian rasa Cendol Bakar yang ditawarkan mulai dari VIP, VVIP, Cendol Tapai, Pulut, Durian atau kombinasi Durian Pulut. Aku ingin mencoba Cendol Bakar Durian Pulut, tetapi ternyata pulut sudah abis saat itu, jadilah aku mencoba Cendol Bakar Durian, dan ketika ingin melihat proses pembuatannya ternyata pesanan kami dibuat langsung oleh pemiliknya, Mr. Arief bin Ismail, luar biasa terimakasih buat beliau.
Harga Cendol Bakar juga terjangkau, untuk menikmati lezatnya Cendol Bakar kita hanya membayar mulai RM2 sampai RM3,5. Yang membuat kudapan yang satu ini sangat ramai karena selain enak, harga murah, berada di jalan raya dan uniknya lagi, kedai ini memakai sistem Drive Thru, jadi pembeli bisa pesan dan ambil tanpa harus keluar berpanas-panas ria mengantri di luar, menarik bukan?
 
Selamat Menikmati, nyam nyam....:)
Kalau ke Kuala Selangor, sempatkanlah mampir kesini. Lokasinya juga di pinggir jalan raya, coba saja cari yang pembelinya ramai cetar menggelegar, dapat dipastikan di situlah Cendol Bakar Kuala Selangor.
 
 
Pengasas Cendol Bakar: Mohamad Arif Bin Ismail
Pengusaha: Rifhan Farhan Bti Mohamad Arif
Pengurus: Nor Azman Bin Othman 

Address: Kg Assam Jawa, Kuala Selangor, Malaysia.
Rifhan Farhan
017-6222017
Email: fisa219@yahoo.com.my

Terimakasih Daun Keladi...Terimakasih Datang Lagi...

Golden Palm Tree, The Iconic Resort di Sepang






Selesai menikmati serunya perayaan Thaipusam Festival, aku bergerak ke Golden Palm Tree  The Iconic Resort and Spa. Resort ini berada di Sepang Gold Coast. Yang menjadi daya tarik Resort ini memiliki bentuk yang unik seperti pohon palm yang menjorok ke laut dan kita bisa tinggal di batang ataupun di daunnya. unik ya? di samping bentuk Resort yang unik, arsitektur bangunan resort juga menarik. Disambut hangat oleh Manager Resort, Mrs. Raja Murni, dan pengurus seperti Bang Hassari, Miss Nuura dan welcoming song dari pihak resort. So Lovely
Setelah itu kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyusuri dan mengenal Golden Palm Tree . Aku ditemani Bang Hassari. Si abang hitam manis ini dengan senang hati menjelaskan setiap bagian yang ada di Golden Palm Tree  mulai dari rumah yang digunakan oleh Traveler, Type Canary, Type Ivory hingga yang Suit. Dari Smiley Beach, Extreme Park, Perahu Restaurant hingga ditraktir minuman segar di Hang Sang Lou Restaurant atau yang berarti Restaurant di atas laut, terimakasih Bang Hassari.
Bang Hassari

Restauran atas Air, tempat makan ekslusif untuk tamu ekslusif
Perahu Restauran, tempatnya so romantic!





Aku bersama Beni (Jambi), Citra Rahman (Aceh) dan Bang Kasri (Pekanbaru) mendapat satu rumah dengan tipe Canary, 2 kamar tidur, ruang tamu, 2 kamar mandi dan 2 balkon, jadi kami bisa menikmati keindahan pemandangan resort ini dari balkon. Belum lagi setiap rumah dilengkapi jaringan internet yang lancar, jadi ngga perlu ketakutan untuk hilang dari dunia luar, update terus...haha
  Malam harinya kami makan malam di Bila-Bila Restauran yang menyajikan masakan cina hingga eropa. Ternyata kami juga kedatangan tamu istimewa dari Tourism Selangor dan Yang Berbahagia Elizabeth Wong, Wow!! Menjadi suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan beliau.

Malam diakhiri dengan pertunjukkan seru dari pihak Resort, what a lovely night.







Bulan Purnama, Udara Pantai, Tempat tidur yang empuk... 

saatnya beristirahat... 






















Waktu di Golden Palm Tree Resort ini cepat sekali berlalu, tak terasa udah pagi aja, dan banyak aktivitas pagi yang harus dilakukan. Aktivitas pagi di Golden Palm Tree, kumulai dengan Yoga di lantai 2 Bila-Bila Restauran, Spa. Matahari pagi yang hangat, udara yang segar dan pemandangan yang indah, menyempurnakan Yoga yang akan kami lakukan bersama Bang Admiral, instruktur yoga. Memakan waktu kurang lebih 20 menit, dengan berbagai macam pose, mulai Budha pose, Cat Pose dan lain-lain ternyata membuat tubuh lebih rileks, dan siap untuk tantangan selanjutnya, sepedaan keliling Sepang Gold Coast, yey!

Aktivitas bersepeda bermula dari Smiley Beach, kita dapat memilih sepeda yang ingin kita naiki, ada yang single ada juga yang tandem. Ternyata aktivitas bersepeda mengelilingi Sepang Gold Coast menjadi daya tarik tersendiri, kita bisa melihat suasana kampung dan bila beruntung bisa melihat hewan yang hidup liar di alam. Luar biasa menyenangkan!

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, setelah makan siang aku beranjak lagi menuju destinasi selanjutnya, Bukit Melawati, Kuala Selangor.

Sepang Goldcoast No. 67

Jalan Pantai Bagan Lalang, Kg. Bagan Lalang, Sungai Pelek, 43950 Sepang, Selangor, Malaysia

03-3182-3600




Festival Thaipusam, di antara Pengorbanan dan Keikhlasan

Hari ketiga perjalananku di Selangor, aku dan teman-teman diajak menuju Thaipusam Festival atau Festival Thaipusam. Thaipusam Festival adalah festival agama Hindu yang banyak dirayakan oleh umat Tamil. Festival ini dilakukan pada saat Bulan punama pada kalender Tamil, sekitar Bulan Januari atau Bulan Februari Tiap Tahunnya.

Sedangkan asal kata Thaipusam itu berasal dari Pusam yang berarti Bintang pada posisi tertingginya, bisa juga diartikan sebagai hari kelahiran Dewa Murugan (anak bungsu dari Dewa Shiva dan Dewa Parvati, serta juga saat Parvati memberikan vel atau senjata berbentuk anak panah sehingga Murugan bisa melawan Damon Soorrapadman.
Aku dan teman-teman harus chek-out dari Arenaa Star Luxury Hotel, karena Festival Thaipusam adalah acara yang akan dikunjungi beratus atau bahkan beribu orang dari penjuru dunia, oleh karena itu kami harus datang lebih awal, ini artinya kami harus meninggalkan semua keglamoran menuju kesusahan dan pengorbanan, jadi lebay ya, haha.
Perjalanan kali ini kami selain ditemani oleh Bang Safri dan Bang Ramli (Supir), kami juga ditemani oleh Bang Hafiz, Bang Udin dan Bang Naqim dari Tourism Selangor. Mereka dengan berbaik hati menemani dan memberikan penjelasan yang kami butuhkan. 
Sampai di Gombak ternyata masih pagi, jadi kami sarapan dulu di rumah makan India muslim. Karena terbiasa jarang sarapan pagi apalagi nanti bakal lama berada di Batu cave yang aku sendiri belum kebayang bagaimana lapangannya, siapa tau susah mencari toilet, kan ga lucu, hehe, jadi aku memesan yang aman buat kondisi ini, Canai Telur dan milo hangat. Tak lupa juga numpang shalat subuh agar semua kegiatan hari ini lancar, amin!
Thaipusam Festival berlokasinya di objek wisata Batu Caves, yang terdapat di daerah Gombak, Negeri Selangor, kurang lebih memakan waktu sekitar 30 menit dari Kuala Lumpur. Batu Caves sendiri adalah tempat suci bagi penganut Hindu yang terutama etnis India. Namun juga boleh dikunjungi oleh wisatawan umum.
Ribuan orang mengantri untuk memberikan pengorbanan dan seserahan
Selama Thaipusam Festival banyak sekali orang yang membawa Kavadi, Kavadi itu berarti burden atau beban. Sang pembawa kavadi ini seperti membawa beban dalam festival ini, kebanyakan mereka itu punya suatu ‘kewajiban’ karena ingin terpenuhinya harapan atau permohonan mereka.

Lewat prosesi Thaipusam, mereka penganut Hindu mengharapkan pengampunan dosa, bermohon dikabulkan dari berbagai pengharapan atau bisa juga sebagai wujud syukur atas pencapaian yang didapat.
Memainkan musik mengiringi perjalanan teman atau keluarganya
Layaknya seorang raja dia berjalan tanpa mempedulikan orang di sekitarnya
Gantungan buah jeruk
Mereka yang mengikuti prosesi, ada khusus mewakili pribadinya, ada bersama keluarga besar dan ada pula dari utusan kuil-kuil atau kelompok. Di antara rangkaian prosesinya kebanyakan berjalan tanpa alas kaki dari jarak yang cukup jauh. Sejumlah bagian tubuh ditusuk dengan benda tajam, seperti panah (veil), mata pancing dan benda tajam lainnya yang disangkutkan barang-barang lain seperti buah-buahan, rantai dan masih banyak lagi lainnya. Semakin sakit atau semakin berat yang dibawa atau yang dibebankannya, menunjukkan betapa besar niat pengorbanan mereka terhadap Tuhannya. Yang menarik semua yang melakukan ritual ini berada dalam kondisi trans sambil diiringi gendangan musik rancak khas dari para pengiring, luar biasa!
Pengorbanan yang simpel, tapi bikin ngilu juga ngelihat Veil di mulutnya,hhhiiiyy
Seorang peserta Festival Thaipusam, dibantu oleh keluarganya
 

Selain sesi arak-arakan Kavadi di kawasan Batu Cave juga berlangsung pameran produk-produk khas India, mulai dari jajanan, patung-patung, aksesoris, perhiasan bahkan ada yang berjualan CD musik India.
Inai Ala India
Penjual Camilan Khas India
Penjual Pernak-Pernik
Dalam perjalanan menuju bus aku, Intan,dan Beni mencoba permainan seru. Oke sebenarnya bukan permainan tetapi lebih untuk menemukan karakter apa yang kami miliki dan mencari tahu bagaimana cara mengoptimalkannya, dan semua dengan cara India, acha..acha...

Selesai dari Batu Cave kami menuju destinasi selanjutnya...
Golden Palm Tree Resort and Spa!
Setelah ini kemana lagi ya?