Tampilkan postingan dengan label Turnamen Foto Perjalanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Turnamen Foto Perjalanan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 April 2015

Melongok Jalan Terindah di Sabang

Cantik dan bikin merinding, begitulah jalan menuju Puncak GT, Pulau Weh Kota Sabang digambarkan dengan kata-kata. Pemandangannya indah karena letaknya di tebing. Namun siap-siap deg-degan saat melewati belokannya yang curam. Weh! 
Puncak GT
Selain cantik juga bikin deg-degan, tapi sepanjang perjalanan menuju Puncak GT, para wisatawan akan disuguhin pemandangan yang sangat indah terutama pemandangan Teluk Balohan dan barisan gunung yang ada di Jaboi. Jalan ini sekarang termasuk salah satu jalan terindah yang ada di Kota Sabang.
Saat paling tepat mendatangi kelok eksotis ini adalah saat pagi hari. Karena pada pagi hari, udara masih sejuk dan kita bisa melihat aktivitas hewan-hewan cantik yang ada di sana, seperti Burung Elang dan Monyet, bahkan kalau kita beruntung, kita bisa melihat si Cantik Srigunting. Pemandangan pun ke arah Teluk Balohan pun terlihat indah karena cahaya matahari muncul dari arah yang tepat. Tapi, bukan berarti daerah ini tidak bisa dikunjungi saat siang atau sore hari, hanya saja matahari yang bersinar terlalu terik dan membelakangi pemandangan sehingga membuat pemandangan terlihat lebih silau atau pun backlight.

Menarik kan? jadi kalau ke Sabang, jangan lupa singgah ke jalan ini ya :) 

Foto ini untuk meramaikan Turnamen Foto Perjalanan Ronde 60 : Jalan, dengan Yudi Randa sebagai tuan rumahnya. 

Rabu, 05 November 2014

Mengintip Sri

Mengintip Sri dari tengah pepohonan. Kuil yang tinggi menjulang ini terlihat manis di tengah pepohonan. 

Kuil Sri Nagara Thandayuthapani yang terletak di persimpangan Jalan Dato Hamzah dan Jalan Bukit Jawa. Kuil ini merupakan kuil yang tertua di Klang, Selangor, Malaysia. 

Dulunya, kuil ini merupakan tempat ibadah para imigran India yang beragama Hindu. Sekarang Kuil ini menjadi pusat ibadah dan kebudayaan kaum India di Klang dan menjadi salah satu bangunan heritage yang wajib dikunjungi di Klang.

Foto ini diambil ketika mengikuti Program My Selangor Story 2013 yang diadakan Tourism Selangor.

Foto ini untuk meramaikan Turnamen Foto Perjalanan Ronde 52 : Framing, dengan Depz sebagai tuan rumahnya.

Rabu, 23 April 2014

Kerawang Gayo, Wastra Aceh yang Bercerita

Kain ini sering jadi inceran para kolektor kain daerah (Wastra), Kerawang Gayo namanya. Kerawang Gayo sendiri adalah ragam hias kain bordiran yang menjadi ciri khas Masyarakat Gayo, terutama di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan merupakan kerajinan turun temurun. Untuk menuju Aceh Tengah, kurang lebih 8 Jam perjalanan dari Kota Banda Aceh.

Kerawang Gayo
Biasanya kain yang diberi sulaman Kerawang Gayo digunakan pada pakaian adat perkawinan, upacara adat dan kesenian.

Ciri khas Kerawang Gayo terletak pada bahan, warna dan motif. Motif dan warna yang dipakai sesuai kaidah-kaidah yang berlaku.

Untuk bahan dasar Kerawang Gayo, seperti pakaian masyarakat yang tinggal di pedalaman umumnya dipakai kain yang berwarna hitam atau yang berwarna gelap, karena warna gelap dianggap bisa memberikan kehangatan dan tidak tampak cepat kotor.

Untuk warna yang digunakan memiliki filosofi tersendiri, seperti Warna Kuning : diartikan dengan kebesaran dan keagungan yang dipakai oleh raja, Warna Merah : diartikan dengan keberanian, Warna Hijau : diartikan dengan kesuburan dan Warna Putih : diartikan dengan kesucian.
Motif Kerawang Gayo biasanya terinspirasi dari alam sekitar serta pengaruh alam yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti Sara Kopat (orang yang dituakan) : berarti Raja, Imam, Petuah, dan Rakyat, apabila keempatnya berjalan dengan baik maka tercapailah kesempurnaan hidup, Peger (Pagar) : berarti sesuatu telah dijaga, apabila diluar pagar bukan kepunyaannya lagi, Emun Berangkat (Awan Beriring) : berarti seiya sekata, Duduk sama rendah tegak sama tinggi, Pucuk Rebung (Pucuk Bambu Muda) : anak muda yang akan menggantikan orang tuanya kelak maka harus diberikan pembinaan, Puter Tali (putar tali) : sebuah ikatan kekeluargaan dan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah bersama-sama, Mata Pune (Mata Burung Punai) : waspada terhadap sesuatu keadaan yang membahayakan, Subang Kertan (Anting-anting dari Bahan Tanaman) : keindahan yang harus dimiliki, meskipun tidak ada anting-anting yang sebenarnya namun dapat dimanfaatkan tumbuhan di sekitarnya, Tapak Seleman (daun tumbuhan tapak seleman) : hidup bergantung pada alam tumbuhan sekitarnya, Jejepas (Tepas) : gabungan dari motif pucuk rebung, sara kopat, puter tali yang berarti antara muda-mudi dan orang tua terjalin satu ikatan yang kuat seperti jalinan tepas, Rumet Muriti (Rapat Berbaris) : gabungan motif sara kopat dan peger diiringi oleh motif mata pune, yang berarti sama-sama berbaris rapat bergabung untuk menjaga keamanan antara Raja dan orang yang bertugas menjaga keamanan. 

Harga Kain Kerawang Gayo ini mulai Rp. 700.000, selain kain sekarang Motif Kerawang Gayo bisa didapat dalam bentuk Tas, Peci, Sajadah, gelang tangan dan masih banyak lagi, harga mulai Rp. 10.000 hingga Rp.300.000. 
Varian motif kain Kerawang Gayo
Menarik ya, yang penasaran, boleh jalan-jalan ke Aceh Tengah :)

Postingan ini dibuat untuk ikutan Turnamen Foto Perjalanan ke 41 oleh Mbak Indah N. Nuria. Yang mau ikutan, boleh buka linknya di sini

Rabu, 09 April 2014

Danau Laut Tawar, Danau Cantik di Tengah Aceh

Danau Laut Tawar

Danau Laut ini merupakan danau Air Tawar terbesar yang ada di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, dan termasuk danau terbesar di Provinsi Aceh. Luasnya kira-kira 5.472 hektar dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Volume airnya kira-kira 2.537.483.884 m³ (2,5 triliun liter). Orang Gayo, sebutan untuk masyarakat di Aceh Tengah menyebutnya dengan Danau Lut Tawar, yang artinya Danau Laut Tawar. Sempat terpikir kenapa danau ini diberi nama Danau Laut Tawar, tenyata bagi Masyarakat Gayo, danau ini sudah layaknya seperti laut bagi mereka, karena itu juga bagian danau yang berbatasan langsung dengan darat disebut pantai atau pante, unik ya?

Senin, 10 Maret 2014

Stesen Kereta Api Klang, Si Tua yang Memikat

Stesen Kereta Api Klang
Bangunan ini adalah Stasiun Kereta Api Klang, dikenal dengan Stesen Kereta Api Klang atau Klang Railway Station. Bangunan ini menjadi salah satu heritage building di Klang, Selangor, Malaysia. Stasiun kereta api ini dibangun 1890, dibangun untuk menggantikan Stasiun Bukit Kuda. Sejak pertama dibangun pada tahun 1875 berada 3 mil dari pusat Kota Klang, pemerintah saat itu berusaha keras dengan dana yang terbatas. Akhirnya dengan tekad yang kuat stasiun ini terus berkembang menjadi stasiun yang sangat aktif.

Senin, 17 Februari 2014

Taman Rumah Impian

Perjalanan ke Kota Takengon, Aceh Tengah, beberapa bulan lalu, mempertemukan aku dengan rumah yang sederhana ini. Udara yang sejuk dengan pemandangan belakang rumah pegunungan, di depan rumah, danau Lut Tawar. Rumahnya kecil tapi tamannya lumayan luas dipenuhi dengan tanaman kopi Arabika yang beranjak memerah.
Rumah bertaman kopi di Takengon

Jadi ngebayangin punya rumah seperti ini, kecil saja, di halamannya ada kursi santai untuk sekedar bersantai atau berkumpul dengan teman-teman, sekedar untuk menghabiskan waktu dengan membaca buku, ngopi dan berbagi cerita, sambil melihat buah-buah kopi yang berwarna-warni, kopinya yang diminum pun hasil dari taman sendiri, beuh....ga bakalan kemana-mana lagi deh, di rumah aja, haha.

Postingan ini buat ikutan Turnamen Foto Perjalanan ke 36 oleh Ari Murdiyanto. Yang mau ikutan, boleh buka linknya di sini