Minggu, 28 Juni 2015

#Bacalah

Ruang Baca Piyoh, salah satu tempat favorit buat nongkrong


Membaca sama dengan belajar, belajar tidak hanya dilakukan semasa sekolah atau kuliah saja, belajar bisa kita lakukan seumur hidup, bahkan kalau perlu sampai kita mati.

"Tolabul ilmi minal mahdi ilal lahdi" artinya Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat.

Ada seorang nenek bernama Hazel Soares, bahkan bisa mendapat gelar sarjana setelah berumur 94 tahun. Warga kota San Leandro, California, Amerika Serikat (AS) ini adalah satu dari sekitar 500 lulusan Mills College yang berhasil meraih gelar sarjana. Upacara kelulusan berlangsung dengan diselingi pidato dari ketua DPR AS, Nancy Pelosi.

Presiden Soekarno suka membaca buku, beliau terkenal sebagai pemuda yang suka membaca buku. Soekarno kecil sangat suka membaca. Salah satu faktor yang mendorongnya untuk rajin membaca adalah karena beliau menjadi minoritas di sekolahnya. Bayangkan, hanya ada 20 orang pribumi di sekolah beliau. Sisanya adalah bule (Belanda). Selain karena tergolong minoritas, Bung Karno juga selalu merasa tertantang untuk bisa bersaing dengan murid murid lain, yang notabene adalah anak penjajah. Dari kegemarannya membaca tersebut, beliau akhirnya bisa menarik salah satu perhatian gurunya. Gurunya ini kemudian memberikan akses mudah ke perpustakaan sekolah, hingga beliau bisa membaca beragam buku.

Barack Obama, Presiden Amerika Serikat juga suka membaca buku, jadi dapat disimpulkan orang yang sukses suka membaca. Biasanya kesuksesan seseorang juga didukung oleh kebiasaan membaca yang mereka miliki. Contohnya seseorang akan bertambah keyakinannya ketika dia membaca buku - buku keagamaan. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.

 Senjata paling kuat dan mematikan yang bisa kita gunakan untuk mengubah dunia adalah Pengetahuan
- Nelson Mandela-

Membaca melatih otak, bahkan mampu meningkatkan imajinasi, kemampuan berbahasa, berpikir dan berkonsentrasi.

Membaca tidak hanyak membuka pikiran, namun membuat kita tahu berbagai banyak hal yang sebelumnya kita tidak pernah tahu. membaca membuka jendela dunia‎, kita jadi tahu banyak hal, melalang buana ke berbagai tempat, berbagai peristiwa tanpa harus bergerak dari tempat. Membaca juga memperkaya hasil yang akan kita hasilkan nantinya.

Selain itu membaca dapat meningkatkan umur pikiran, menghilangkan stress dan juga memudahkan kita mencari inspirasi, karena pengalaman pribadi, banyak bacaan yang memberikan inspirasi untuk menghasilkan karya dan aksi selanjutnya, seperti Kreatif Sampai Mati-nya Mas Wahyu Aditya, Biang Innovasi-nya Yoris Sebastian, Dream Cacther-nya Alanda Kariza dan masih banyak lagi.

Jadi, apa buku bacaan kesukaan kamu?

Seminar Nasional dan Kongres ke III Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Aceh di Universitas Teuku Umar (UTU)

Jadi pengalaman tersendiri untuk sharing di Acara Seminar Nasional dan Kongres ke III Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Aceh  di Universitas Teuku Umar (UTU).

Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti acara apa yang akan digelar di Meulaboh, yang aku tahu, aku diminta untuk sharing dan sedikit memberikan motivasi untuk adek-adek mahasiswa di sana. Aku menyebutnya The Power of Silaturrahim, hehe. 

Oke, sebenarnya aku diminta bantuan oleh Bang Muslim, Komisi X DPR RI. Beliau memintaku untuk meluangkan waktuku untuk berbagi di Meulaboh, karena permintaan seorang abang dan juga orang penting, mau ga mau, enak ga enak ya harus pergi. Tapi aku sendiri belum pernah secara pribadi berkunjung ke salah satu kota besar yang ada di bagian Barat Selatan Aceh ini. Jadi ini juga kesempatan untuk merasakan suasana ibukota Kabupaten Aceh Barat secara langsung, dan berkesempatan berbagi dengan adek-adek mahasiswa di sana, hitung-hitung, sekalian menyelam minum air, hehe.
 
Sehari sesampai di Meulaboh, aku di dekat hotel tempatku menginap, aku melihat baliho super besar yang memuat acara yang akan diadakan hari itu. Seminar Nasional dan Kongres ke III Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se- Aceh  di Universitas Teuku Umar (UTU). Ada banyak foto-foto orang-orang penting di sana, sebut saja Pak Sulaiman Abda (DPRA), Pak Fahrurazzi (DPD RI), Pak Muslim (Komisi X DPR RI), Pak Anas (Kepala Dinas Pendidikan Aceh), dan Pak Muzakir Manaf (Wakil Gubernur Aceh), wow, ngeri-ngeri sedap para pembicaranya, sempat ketar-ketir melihat para pembicara yang hadir saat itu, secara beliau-beliau pejabat-pejabat penting di Aceh dan nasional. Selanjutnya aku mencari keberadaan fotoku sampe ke pojok-pojok baliho, ngga ada. Ya iyalah, aku mah apa atuh, berasa Cita Citata #NangisdiPojokan.

Daaan, memang kejadian, selama di seminar cuma bisa angguk-angguk melihat pembahasan beliau-beliau yang luar biasa, ngomongin tentang pendidikan, kondisi politik, perekonomian Aceh, bahkan sampe ketahanan pangan, aku dengarnya aja kagum, sambil sesekali menahan gugup dan pipis.  

Semuanya berjalan lancar, ketika giliranku diberikan kesempatan untuk bicara, tiba-tiba saja listrik padam, awalnya pembicara yang lain, memaparkan materi sambil duduk dan menunjukan bahan presentasi. Sedangkan aku yang niatnya mengikuti alhasil harus berdiri di depan dan melakukan presentasi layaknya orang orasi, pilihannya orasi atau mati, hehe. Tapi ternyata alhamdulillah semua berjalan lancar, bahkan adek-adek antusias bertanya dan mau untuk aktif di kegiatan yang sebelumnya hanya ada di mimpi mereka, dan semua berakhir bahagia, ceritanya, hehe.
 
Bersama Pak Fahrurazzi, DPD RI dari Aceh
Bersama ketua panitia acara
Bersama para pembicara dan panitia acara
Terimakasih untuk adek-adek mahasiswa terutama untuk panitianya BEM Universitas Teuku Umar, sampai ketemu lagi di acara selanjutnya, semoga Aceh makin jaya dengan keadaan kita semua, salam kreatif.

Kamis, 25 Juni 2015

Apa Ide Besarmu?

Apa Ide Besarmu?
Pernah lihat anak kecil main Puzzle? Untuk mendapatkan gambar besar yang utuh,kita membutuhkan kepingan-kepingan kecil puzzle, bisa 9 buah, bisa 15 buah bahkan sampai ratusan.

Bapakku pernah meminta, “Coba tentukan mulai dari sekarang, gambar apa yang ingin kamu buat dalam waktu satu, lima atau sepuluh tahun mendatang, coba bayangkan mulai dari sekarang, lalu kumpulkan kepingan puzzle yang kamu butuhkan agar terbentuk gambar yang utuh, susunlah satu per satu, terus konsisten dan jangan pernah mundur.”
"Jika kita tekun dalam hal-hal kecil, maka percayalah suatu hari Tuhan akan mempercayakan hal yang besar ke pada kita"
- Piyohnote -

Untuk setiap orang memang memerlukan waktu yang berbeda-beda. Kita tidak perlu memedulikan waktu yang diperlukan untuk ‎mewujudkan gambar puzzle yang lengkap.

Cara terbaik untuk mendapatkan gagasan yang hebat adalah dengan menghasilkan banyak gagasan. Semakin banyak gagasan yang kita punyai, semakin hebat pilihan kita. Seorang penemu, Dr. Yoshio Nakamata, pemegang 2300 hak paten, mendorong para pemikir kreatif, “Isilah otak Anda, terus memompa informasi ke dalamnya. Beri otak Anda bahan mentah yang banyak. Lalu, berilah ia kesempatan untuk memasaknya.” Jangan menilai gagasan sewaktu kita mengumpulkannya; masih banyak waktu untuk melakukannya nanti.

Kesimpulannya, untuk mewujudkan sebuah ide yang besar, kita membutuhkan ide-ide kecil yang saling mendukung. Sama seperti kepingan puzzle yang saling melengkapi untuk menyempurnakan gambar yang kita inginkan.

Jadi, apa ide besarmu?