1. Danau Poso
Danau Poso salah
satu danau terluas di Indonesia, Udara di Danau Poso sangat sejuk dan dikelilingi
oleh pegunungan, karena tempat ini terletak di ketinggian 657 mdpl. Danau ini
memiliki luas 512 km persegi dan kedalaman lebih dari 300 meter. Perjalanan ke
Danau Poso dapat ditempuh selama 1,5 jam dari Kota Poso atau 8 jam dari Kota
Palu.
Di sekitar Danau
Poso, terdapat beberapa penginapan bagi yang ingin bermalam dan menyaksikan
sinar matahari pagi yang menyinari permukaan air danau. Ada beberapa tempat
makan yang menyajikan aneka hidangan seafood di sekitar danau yang salah satu
saya rekomendasi Rumah Makan Ongga Bale.
Danau Poso dari Jembatan Tua Pamona |
2. Tugu Sogili dan Ikan
Mas
Tugu Sogili dan
Ikan Mas berada di taman kota Tentena yang lebih dikenal dengan Taman
Sogili-Mas. Ikan sogili (ikan sidat) dan ikan mas sebagai ikon dalam tugu
tersebut, selain dimaksudkan sebagai makluk hidup yang di Danau Poso, kedua
jenis ikan itu diartikan sebagai simbol kekerabatan antara penduduk pribumi dan
pendatang. Sogili/ikan sidat itu kan makhluk aslinya danau Poso yang memiliki
keunikan tersendiri, jadi kita bisa memaknainya sebagai penduduk pribumi,
sementara ikan mas yang merupakan jenis ikan datang belakangan dan telah
berkembang biak di danau Poso.
Tugu Sogili dan Ikan Mas |
3. Pantai Siuri
Pantai Siuri
adalah salah satu pantai yang berada di tepi Danau Poso. Pantai Siuri terletak
di desa Toinasa, kecamatan Pamona Barat dan dapat ditempuh sepanjang 17 Km dari
kota Tentena dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua atau roda
empat. Pantai Siuri sangat unik karena memiliki pasir coklat kekuning-kuningan
dengan emas berkilauan di siang hari. Tempat ini adalah tujuan terdekat yang
bisa dikunjungi menikmati sunset dan bermain di air tenang disekitar pantai.
Bagi yang ingin
tinggal di sekitar pantai ini bisa menikmati beberapa fasilitas seperti
cottage, rumah makan, dan beberapa fasilitas lainnya seperti lapangan bola volley
dan banana boat.
Pantai Siuri |
4. Air Terjun
Saluopa
Air terjun ini juga dijuluki dengan sebutan Air
Luncur Saluopa. Karena air terjun Saluopa memiliki sumber mata air dari
pegunungan setempat yang sangat jernih serta airnya meluncur deras dari puncak gunung dengan ketinggian sekitar 25 meter dan
memiliki 12 tingkat. Air Terjun Saluopa terletak di Desa Tonusu,
Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, atau sekitar 12 kilometer arah barat dari
Kota Tentena.
Air Terjun Saluopa |
5. Dodoha Mosintuwu
Dodoha Mosintuwu |
Dodoha Mosintuwu
adalah rumah bambu yang menakjubkan yang terintegrasi dengan markas besar
Mosintuwu Institute, sebuah LSM yang berusaha memberdayakan perempuan dan
anak-anak di Poso menitikberatkan programnya pada meningkatkan kesadaran
gender, agama, toleransi dan perdamaian.. Selain bersantai dengan menikmati pemandangan
yang indah, di sini kita bisa belajar dan bertemu dengan orang-orang yang luar
biasa seperti Kak Lian Gogali, seorang aktivis perempuan dan perdamaian,
pendiri Sekolah Perempuan dan Institut Mosintuwu untuk perempuan lintas agama
di Kabupaten Poso.
6. Banua Momberata
Banua Momberata
sendiri dalam Bahasa Daerah Poso, berarti "Rumah/Ruang bertemu", jadi
Banua Momberata adalah sebuah rumah pertemuan inklusif pertama di Poso yang
diinisiasi oleh Fingertalk dengan mengolaborasikan konsep cafe dan community
workspace yang menjadi ruang belajar dan tempat bertemunya masyarakat lintas
komunitas untuk membangun jembatan interaksi bagi kaum hearing dan deaf yang
mendorong pembangunan berkeadilan di Kabupaten Poso. Di sini kita bisa
menikmati menu makanan yang lezat, sekaligus bisa belajar Bahasa Isyarat dengan
teman-teman tuli, juga bisa menikmati kelezatan Kopi Poso dan membeli produk
khas Kota Poso lainnya.
Banua Momberata |
7. Patung Patung
Megalitikum di Lembah Bada
Patung
megalitikum di Lembah Bada merupakan bagian dari Taman Nasional Lore Lindu,
Lembah Bada jadi rumah bagi sederet peninggalan megalitikum berupa batu-batu
besar yang memuat misteri kejayaan suku Napu, Besoa, dan Bada. Terdapat di
Kecamatan Lore Selatan, Lore Utara dan Lore Barat, Kabupaten Poso.
Ada banyak patung
purbakala ini kabarnya sudah ada sejak abad ke-14, hampir mirip dengan Pulau Paskah di selatan Samudra Pasifik. Bahkan, ada beberapa orang yang mengaitkan
keberadaan patung kuno di lembah Bada dengan yang ada di Pulau Paskah.
Batuan-batuan
megalitik dengan bentuk cantik ini terhampar di seluruh daerah lembah. Dari yang
berbentuk ukiran manusia, hewan, kalamba dan masih banyak lagi. Menurut sumber
yang ada, jumlah bebatuan megalitik ini ada 1.451 buah.
Patung-patung ini bertubuh kurus, kepala
besar, mata bulat dan beberapa baris menunjukkan alis, pipi dan dagu. Sebagian
dari mereka berdiri tersendiri setengah terkubur di padang rumput yang luas.
Hingga saat ini lebih dari 400 ukiran telah ditemukan di Lembah Bada tetapi
hanya 30-an ukiran berbentuk manusia. Puluhan patung purbakala ini kabarnya
sudah ada sejak abad ke-14. Megalitik dari Lembah Bada ditemukan pertama kali
pada tahun 1908 walaupun penemuan tersebut telah berlangsung lebih dari 100
tahun, namun hanya sedikit yang diketahui tentang keberadaan patung-patung ini di
Lembah Bada.
Patung Watu Palindo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar