Tampilkan postingan dengan label Banua Momberata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Banua Momberata. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Mei 2018

7 Tempat Yang wajib dikunjungi di Poso


1. Danau Poso
Danau Poso salah satu danau terluas di Indonesia, Udara di Danau Poso sangat sejuk dan dikelilingi oleh pegunungan, karena tempat ini terletak di ketinggian 657 mdpl. Danau ini memiliki luas 512 km persegi dan kedalaman lebih dari 300 meter. Perjalanan ke Danau Poso dapat ditempuh selama 1,5 jam dari Kota Poso atau 8 jam dari Kota Palu.

Di sekitar Danau Poso, terdapat beberapa penginapan bagi yang ingin bermalam dan menyaksikan sinar matahari pagi yang menyinari permukaan air danau. Ada beberapa tempat makan yang menyajikan aneka hidangan seafood di sekitar danau yang salah satu saya rekomendasi Rumah Makan Ongga Bale.
Danau Poso dari Jembatan Tua Pamona

2. Tugu Sogili dan Ikan Mas
Tugu Sogili dan Ikan Mas berada di taman kota Tentena yang lebih dikenal dengan Taman Sogili-Mas. Ikan sogili (ikan sidat) dan ikan mas sebagai ikon dalam tugu tersebut, selain dimaksudkan sebagai makluk hidup yang di Danau Poso, kedua jenis ikan itu diartikan sebagai simbol kekerabatan antara penduduk pribumi dan pendatang. Sogili/ikan sidat itu kan makhluk aslinya danau Poso yang memiliki keunikan tersendiri, jadi kita bisa memaknainya sebagai penduduk pribumi, sementara ikan mas yang merupakan jenis ikan datang belakangan dan telah berkembang biak di danau Poso.
Tugu Sogili dan Ikan Mas
3. Pantai Siuri
Pantai Siuri adalah salah satu pantai yang berada di tepi Danau Poso. Pantai Siuri terletak di desa Toinasa, kecamatan Pamona Barat dan dapat ditempuh sepanjang 17 Km dari kota Tentena dengan menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua atau roda empat. Pantai Siuri sangat unik karena memiliki pasir coklat kekuning-kuningan dengan emas berkilauan di siang hari. Tempat ini adalah tujuan terdekat yang bisa dikunjungi menikmati sunset dan bermain di air tenang disekitar pantai.

Bagi yang ingin tinggal di sekitar pantai ini bisa menikmati beberapa fasilitas seperti cottage, rumah makan, dan beberapa fasilitas lainnya seperti lapangan bola volley dan banana boat.
Pantai Siuri
4. Air Terjun Saluopa
Air terjun ini juga dijuluki dengan sebutan Air Luncur Saluopa. Karena air terjun Saluopa memiliki sumber mata air dari pegunungan setempat yang sangat jernih serta airnya meluncur deras dari puncak gunung dengan ketinggian sekitar 25 meter dan memiliki 12 tingkat. Air Terjun Saluopa terletak di Desa Tonusu, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, atau sekitar 12 kilometer arah barat dari Kota Tentena.
Air Terjun Saluopa
5. Dodoha Mosintuwu
Dodoha Mosintuwu
Dodoha Mosintuwu adalah rumah bambu yang menakjubkan yang terintegrasi dengan markas besar Mosintuwu Institute, sebuah LSM yang berusaha memberdayakan perempuan dan anak-anak di Poso menitikberatkan programnya pada meningkatkan kesadaran gender, agama, toleransi dan perdamaian.. Selain bersantai dengan menikmati pemandangan yang indah, di sini kita bisa belajar dan bertemu dengan orang-orang yang luar biasa seperti Kak Lian Gogali, seorang aktivis perempuan dan perdamaian, pendiri Sekolah Perempuan dan Institut Mosintuwu untuk perempuan lintas agama di Kabupaten Poso.


6. Banua Momberata
Banua Momberata sendiri dalam Bahasa Daerah Poso, berarti "Rumah/Ruang bertemu", jadi Banua Momberata adalah sebuah rumah pertemuan inklusif pertama di Poso yang diinisiasi oleh Fingertalk dengan mengolaborasikan konsep cafe dan community workspace yang menjadi ruang belajar dan tempat bertemunya masyarakat lintas komunitas untuk membangun jembatan interaksi bagi kaum hearing dan deaf yang mendorong pembangunan berkeadilan di Kabupaten Poso. Di sini kita bisa menikmati menu makanan yang lezat, sekaligus bisa belajar Bahasa Isyarat dengan teman-teman tuli, juga bisa menikmati kelezatan Kopi Poso dan membeli produk khas Kota Poso lainnya.
Banua Momberata
7. Patung Patung Megalitikum di Lembah Bada
Patung megalitikum di Lembah Bada merupakan bagian dari Taman Nasional Lore Lindu, Lembah Bada jadi rumah bagi sederet peninggalan megalitikum berupa batu-batu besar yang memuat misteri kejayaan suku Napu, Besoa, dan Bada. Terdapat di Kecamatan Lore Selatan, Lore Utara dan Lore Barat, Kabupaten Poso.

Ada banyak patung purbakala ini kabarnya sudah ada sejak abad ke-14, hampir mirip dengan Pulau Paskah di selatan Samudra Pasifik. Bahkan, ada beberapa orang yang mengaitkan keberadaan patung kuno di lembah Bada dengan yang ada di Pulau Paskah.

Batuan-batuan megalitik dengan bentuk cantik ini terhampar di seluruh daerah lembah. Dari yang berbentuk ukiran manusia, hewan, kalamba dan masih banyak lagi. Menurut sumber yang ada, jumlah bebatuan megalitik ini ada 1.451 buah. Patung-patung ini bertubuh kurus, kepala besar, mata bulat dan beberapa baris menunjukkan alis, pipi dan dagu. Sebagian dari mereka berdiri tersendiri setengah terkubur di padang rumput yang luas. Hingga saat ini lebih dari 400 ukiran telah ditemukan di Lembah Bada tetapi hanya 30-an ukiran berbentuk manusia. Puluhan patung purbakala ini kabarnya sudah ada sejak abad ke-14. Megalitik dari Lembah Bada ditemukan pertama kali pada tahun 1908 walaupun penemuan tersebut telah berlangsung lebih dari 100 tahun, namun hanya sedikit yang diketahui tentang keberadaan patung-patung ini di Lembah Bada.
Patung Watu Palindo


 


Kamis, 10 Mei 2018

Peta Wisata Poso

Alhamdulillah akhirnya bisa selesai juga desain untuk Peta Wisata Kabupaten Poso. Siapa yang sangka ternyata daerah yang terkenal dengan konfliknya ini memiliki potensi wisata yang luar biasa, da banyak sekali tempat-tempat eksotik yang bisa kamu kunjungi.

Jangan takut, daerah ini sudah aman, sekarang masyarakatnya sedang berbenah untuk menyambut wisatawan yang akan datang ke san, saya saja yang baru pertama sekali datang langsung jatuh cinta dengan Poso dan berharap makin banyak orang akan datang ke sana.

Sekilas tentang Kabupaten Poso
Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi TengahIndonesia. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 8.712,25 km² dan berpenduduk sebanyak 229.223 jiwa (2015). Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Poso.
Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja PosoRaja NapuRaja MoriRaja TojoRaja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.
Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk di bawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.
Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.
Pada 1918 seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang sekarang telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat).
Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.
Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk yang meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibukotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB).
(Sumber : Wikipedia)

Exotic Poso
Tapi ingat, traveling boleh ke mana aja, sampahnya tetap dibuang di tong sampah ya :)

Minggu, 01 April 2018

Banua Momberata, Rumah Pertemuan Inklusi Pertama di Indonesia Timur

Peserta Workshop Iklusi di Banua Momberata
Banua Momberata Poso bersama dengan pemerintah daerah kini tengah membantu kaum tuli atau tuna rungu yang ada di wilayah Sulawesi Tengah yang dimulai dari Kabupaten Poso.

Banua Momberata sendiri dalam Bahasa Daerah Poso, berarti "Rumah/Ruang bertemu", jadi Banua Momberata adalah sebuah rumah pertemuan inklusif pertama di Poso yang diinisiasi oleh Fingertalk dengan mengolaborasikan konsep cafe dan community workspace yang menjadi ruang belajar dan tempat bertemunya masyarakat lintas komunitas untuk membangun jembatan interaksi bagi kaum hearing dan deaf yang mendorong pembangunan berkeadilan di Kabupaten Poso.

Untuk mengoptimalkan wadah pengembangan bagi kalangan penyandang disabilitas, khususnya penyandang tuna rungu, para penggiat yang tergabung dalam Banua Momberata menggelar workshop dengan mengangkat tema "Pembangunan Inklusi Mewujudkan Poso sebagai Kota Cerdas."

Workshop yang digelar sehari penuh pada Rabu (28/3/2018) itu, menghadirkan sejumlah aktivis yang berpengalaman dalam memperjuangkan hak-hak para penyadang tuna rungu, tampak juga hadir selaku peserta worshop dari kalangan Pemerintah Daerah Poso, seperti Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Koperindag dan UKM, camat, Ikatan Duta Wisata Ongga Bale Poso serta sejumlah kalangan pemerhati sosial dan lingkungan.

Dalam kegiatan ini menghadirkan fasilitator ternama seperti, Dissa Ahdanisa, Owner sekaligus Founder Fingertalk Deaf café Pamulang yang juga sosok muda inspiratif penerima Gantari Award dari Kick Andy Show, Alumni program YSEALI di Amerika Serikat, salah satu pemuda yang mendapat apresiasi khusus dari Barack Obama, Presiden Amerika Serikat yang ke-44, karena inisiasi cerdasnya membangun kewirausahaan sosial untuk pemberdayaan kaum tuli/tuna rungu di Indonesia.

Sementara fasilitator lain yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Hijrah Saputra, seorang Pengusaha Muda Kreatif dari Provinsi Aceh, owner Piyoh Design, Kaos Piyoh dan Mister Piyoh yang juga sebagai pendiri organisasi pemuda bernama The Leader. Gunawan, tokoh muda social dari Sikola Mombini dan juga owner Mie Kuncrut. Ali Wafa,  Manajer Finger Talk Café, Deaf Café & Car Wash Pamulang dan Depok yang juga aktif sebagai pengajar kelas Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). Arman, teman tuli yang merupakan salah satu Barista Deaf Indonesia, dan Anwar Sutarman, selaku manajer Banua Momberata.
 


Banua Momberata menyatakan kalau tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan program Banua Momberata kepada para pemangku kebijakan dan meminta masukan untuk pelaksanaan program ini kedepan, juga membangun ruang kolaborasi antar pemangku kebijakan untuk membangun Poso yang lebih inklusi, serta menjadikan Banua Momberata sebagai contoh ruang pertemuan inklusi pertama di Poso dan di Indonesia Timur.
Lokasi Banua Momberata
Sumber tulisan : https://sultengraya.com/56492/bm-poso-dan-pemda-bantu-penyandang-tuna-rungu/