Menjadi seorang volunteer atau relawan sudah
saya kerjakan ketika saya menjadi mahasiswa Membantu orang lain sebenarnya
membantu diri sendiri, tidak hanya membuat kepuasan batin tapi juga nantinya
kita akan mendapatkan balasan dari tempat yang lain ketika kita membutuhkan.
Karena di dalam Alquran Surah Arrahman 60 sudah dijanjikan juga, "tidak
ada balasan kebaikan melainkan juga kebaikan."
Kali ini saya mendaftarkan diri menjadi
volunteer di Rosie's Place Boston. Rosie's Place adalah tempat untuk melindungi
perempuan-perempuan yang tidak memiliki rumah di Boston dan sekitarnya. Sejak
1974 Rosie's Place sudah menjadi tempat perlindungan bagi perempuan yang malang
yang tidak punya tempat tinggal. Membantu mereka dengan mengajarkan
keterampilan yang berguna untuk mereka melanjutkan ke hidup yang lebih baik.
Bersama teman-teman Professional Fellowship YSEALI dari Laos, Vietnam dan Cambodia |
Saya mengirimkan email kepada manajer Rosie's
Place untuk mendapatkan informasi tanggal dan jam yang tersedia untuk melakukan
volunteering di sana. Alhamdulillah akhinya dapat jadwal yang pas, yaitu Jumat
pagi pukul 10:30 hingga siang hari pukul 13:30. Jadwal volunteering di sana
padat, ada banyak sekali anak-anak muda yang tertarik untuk bergabung melakukan
volunteering di sana, jadi terkadang harus menyesuaikan kesediaan tempat dan
waktunya.
Persiapan Roti untuk para gelandangan wanita |
Di saat yang bersamaan ternyata ada volunteer
lain ikut bergabung pada hari itu, saya bersama salah satu teman YSEALI
Program, Seng dari Laos dan beberapa mahasiswa dari Universitas Harvard dan
Universitas Boston. Mereka adalah Cester, Alexa dan Kim.
Kami bertugas menyiapkan makanan di dapur untuk
perempuan-perempuan yang datang ke sana, yang rata-rata sudah berusia paruh
baya menjelang lansia. Tidak hanya makanan, di sana mereka juga bisa
mendapatkan perlengkapan kebutuhan perempuan. Saya sempat bingung ketika seorang
ibu datang menghampiri dan meminta pembalut kepada saya, soalnya di ruang
makan, ditanyain pembalut dan kondom, aneh ya? Dan ternyata ada! haha. Pembalut, popok dan
pengaman memang disediakan di sana, setiap yang datang boleh meminta, tapi juga
dibatasi, setiap orang hanya boleh membawa tiga kotak saja.
Bersama Cester dari Harvard University dan Seng Thong sesama YSEALI Profellows |
Sempat juga mencicipi makanannya dan ternyata
enak sekali, jadi walaupun gratis, tidak ada makanan yang diberikan dengan rasa
asal-asalan, ada koki khusus yang memang mengontrol kualitas masakan.
Tantangannya adalah ketika melakukan
volunteering di Rosie's Place ada banyak. Salah satunya bahasa, karena yang
datang ke sana adalah orang-orang yang asing, siapa saja boleh datang. Itu
artinya ada banyak yang datang dari berbagai etnik dan bahasa ditambah lagi
dengan aksen yang saya belum pernah dengar sebelumnya.
Bekerja dengan orang yang belum kita kenal
sebelumnya, tapi jadi pengalaman menarik karena punya tujuan yang sama untuk
melayani dan membantu orang lain. Belajar dengan sistem yang professional, karena
walaupun kita bekerja secara sukarela, sistem kerja yang dipakai adalah sistem
kerja pekerja professional. Kebersihan harus terjaga, melayani dengan penuh
penghormatan, menyiapkan segalanya teratur, tertata rapi dan tepat waktu.
Kalau teman-teman ditantang menjadi volunteer,
kira-kira mau bekerja di mana?
Pernah dimuat di Portalsatu :
http://portalsatu.com/read/Citizen-Reporter/menjadi-volunteer-di-rosies-place-37059
Tidak ada komentar:
Posting Komentar