Tampilkan postingan dengan label American Council. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label American Council. Tampilkan semua postingan

Selasa, 22 Mei 2018

#YSEALI Halloween Ala Pangeran Cambridge, New England


Halloween jadi sebuah acara yang ditunggu-tunggu bagi sebagian besar orang Amerika Serikat, banyak rumah yang sudah mulai dihias dengan hiasan yang lucu hingga yang sangat menyeramkan. Halloween sendiri banyak versinya, ada yang mengatakan perayaan untuk menghormati orang yang telah meninggal ada juga yang mengatakan untuk merayakan hasil panen. Karena itu pula akhirnya, ada rumah yang memajang hal-hal yang menyeramkan, ada juga yang memajang jagung atau labu tanah atau malah ada yang menggabungkan keduanya.

Perayaan yang dilakukan pada tanggal 31 Oktober setiap tahunnya ini akhirnya juga menjadi ajang memakai kostum, mulai dari yang menyeramkan hingga yang menggemaskan. Ada yang memakai kostum ala zombie, hantu dan berbagai aksesoris berupa tengkorak. Ada juga yang memakai kostum lucu, seperti badut, binatang bahkan ada juga yang menyerupai selebritis, ya nantinya mereka akan jadi ajang pamer, seberapa totalnya mereka berkreativitas.

Wilayah Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat tempat tinggal saya selama Program YSEALI, setiap tahunnya merayakan Halloween dan menjadi salah satu yang paling heboh dibandingkan tempat-tempat yang lain. Oleh karena itu, orang tua angkat saya meminta saya pulang lebih cepat dari kantor untuk melihat kemeriahan Halloween di Cambridge.

Benar sekali sesampai saya di jalan dekat rumah, jalan yang biasanya sepi, ramai dengan berbagai jenis mahkluk di sana, jalan tersebut ditutup untuk kendaraan bermotor, mulai dari pukul enam petang hingga tengah malam. Saya juga melihat anak-anak, tidak hanya yang berasal dari perumahan tersebut, tetapi juga dari daerah lain datang berkumpul. Hal ini menambah semangat pemilik rumah untuk menghias rumahnya dengan luar biasa, ada yang membuat tengkorak menari sambil menyanyi, ada yang membuat drama zombie berkumpul dan rapat, bahkan rumah yang tepat berada di depan rumah saya membuat video yang bisa dilihat di jendela ada hantu menari-nari, seram tapi juga keren!

Anak-anak kecil mulai berjalan memutari kompleks lengkap dengan keranjang atau tasnya, mereka berlomba-lomba untuk mengumpulkan permen atau coklat yang ada di rumah-rumah dengan mengatakan, "Trick or Treat?". Melihat mereka seperti laiknya anak-anak di Indonesia berlomba untuk mengumpulkan "salam tempel" di hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, hanya saja kostum yang mereka gunakan unik-unik.

Selain anak-anak, orang tuanya juga tidak ketinggalan, mengantarkan anak-anaknya tetapi tidak mau ketinggalan memakai kostum, bahkan ada yang melebihi anaknya. Ada satu keluarga yang menarik perhatian saya, karena mereka memakai kostum Mister Incredible, salah satu karakter animasi Pixar yang jadi favorite saya. Tidak hanya Incredible, tetapi dia juga ditemani istrinya, Elastic Girl, dan anaknya, Teletubbies? Di sini saya mulai gagal paham.

Menggunakan kostum, selain menarik perhatian, juga menjadi permainan yang menyenangkan, menebak dan menceritakan kostum yang digunakan. Saya yang awalnya ditugaskan oleh Hostmom untuk membagikan permen, tertarik untuk mengganti baju yang saya gunakan. Dan akhirnya saya memutuskan memakai kostum, pakaian tradisional Indonesia, ya Pakaian Adat Aceh yang semula sengaja saya bawa untuk dikenakan ketika masa kongres nanti di Washington.
Bersama Mister Incredible dan Elastic Girl
Tapi saya pikir ini menjadi kesempatan yang bagus untuk mempromosikan pakaian dan tempat saya berasal. Ternyata benar pikiran saya, banyak yang tertarik dengan yang saya gunakan, selain mereka tidak bisa menebak, mereka juga tertarik dengan motif bordiran yang ada di pakaian saya, tak jarang juga dari mereka menganggap saya seorang Raja, King of Cambridge! hahaha, dan di situlah cerita tentang Indonesia bermula, hehe.

Acara Halloween pun berakhir pukul 11:30 malam, ketika udara dingin sudah mulai menusuk kulit dan permen di keranjang habis dan semuanya kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat atau pun menikmati waktu bersama keluarganya, seru ya.

Kalau kalian ikut Halloween, bakal pakai baju apa?

#YSEALI Professional Volunteering di Rosie's Place, Boston


Menjadi seorang volunteer atau relawan sudah saya kerjakan ketika saya menjadi mahasiswa Membantu orang lain sebenarnya membantu diri sendiri, tidak hanya membuat kepuasan batin tapi juga nantinya kita akan mendapatkan balasan dari tempat yang lain ketika kita membutuhkan. Karena di dalam Alquran Surah Arrahman 60 sudah dijanjikan juga, "tidak ada balasan kebaikan melainkan juga kebaikan."

Kali ini saya mendaftarkan diri menjadi volunteer di Rosie's Place Boston. Rosie's Place adalah tempat untuk melindungi perempuan-perempuan yang tidak memiliki rumah di Boston dan sekitarnya. Sejak 1974 Rosie's Place sudah menjadi tempat perlindungan bagi perempuan yang malang yang tidak punya tempat tinggal. Membantu mereka dengan mengajarkan keterampilan yang berguna untuk mereka melanjutkan ke hidup yang lebih baik.
Bersama teman-teman Professional Fellowship YSEALI dari Laos, Vietnam dan Cambodia
Saya mengirimkan email kepada manajer Rosie's Place untuk mendapatkan informasi tanggal dan jam yang tersedia untuk melakukan volunteering di sana. Alhamdulillah akhinya dapat jadwal yang pas, yaitu Jumat pagi pukul 10:30 hingga siang hari pukul 13:30. Jadwal volunteering di sana padat, ada banyak sekali anak-anak muda yang tertarik untuk bergabung melakukan volunteering di sana, jadi terkadang harus menyesuaikan kesediaan tempat dan waktunya.
Persiapan Roti untuk para gelandangan wanita
Di saat yang bersamaan ternyata ada volunteer lain ikut bergabung pada hari itu, saya bersama salah satu teman YSEALI Program, Seng dari Laos dan beberapa mahasiswa dari Universitas Harvard dan Universitas Boston. Mereka adalah Cester, Alexa dan Kim.

Kami bertugas menyiapkan makanan di dapur untuk perempuan-perempuan yang datang ke sana, yang rata-rata sudah berusia paruh baya menjelang lansia. Tidak hanya makanan, di sana mereka juga bisa mendapatkan perlengkapan kebutuhan perempuan. Saya sempat bingung ketika seorang ibu datang menghampiri dan meminta pembalut kepada saya, soalnya di ruang makan, ditanyain pembalut dan kondom, aneh ya? Dan ternyata ada! haha. Pembalut, popok dan pengaman memang disediakan di sana, setiap yang datang boleh meminta, tapi juga dibatasi, setiap orang hanya boleh membawa tiga kotak saja.
Bersama Cester dari Harvard University dan Seng Thong sesama YSEALI Profellows
Sempat juga mencicipi makanannya dan ternyata enak sekali, jadi walaupun gratis, tidak ada makanan yang diberikan dengan rasa asal-asalan, ada koki khusus yang memang mengontrol kualitas masakan.

Tantangannya adalah ketika melakukan volunteering di Rosie's Place ada banyak. Salah satunya bahasa, karena yang datang ke sana adalah orang-orang yang asing, siapa saja boleh datang. Itu artinya ada banyak yang datang dari berbagai etnik dan bahasa ditambah lagi dengan aksen yang saya belum pernah dengar sebelumnya.

Bekerja dengan orang yang belum kita kenal sebelumnya, tapi jadi pengalaman menarik karena punya tujuan yang sama untuk melayani dan membantu orang lain. Belajar dengan sistem yang professional, karena walaupun kita bekerja secara sukarela, sistem kerja yang dipakai adalah sistem kerja pekerja professional. Kebersihan harus terjaga, melayani dengan penuh penghormatan, menyiapkan segalanya teratur, tertata rapi dan tepat waktu.

Kalau teman-teman ditantang menjadi volunteer, kira-kira mau bekerja di mana?

Pernah dimuat di Portalsatu : http://portalsatu.com/read/Citizen-Reporter/menjadi-volunteer-di-rosies-place-37059

#YSEALI Finding Islam di Boston


Setelah beberapa hari tinggal di Cambridge dan kerja di Boston, shalat lebih sering dilakukan di rumah atau di kantor, ada rasa kangen ingin shalat di mesjid seperti di Indonesia. Apalagi ketika berada di tempat yang jauh dan muslim menjadi kaum yang minoritas. Sebagai seorang muslim senang sekali rasanya bisa bertemu dengan sesama muslim. Setelah mencari informasi melalui aplikasi google map, akhirnya saya menemukan beberapa tempat yang menjadi tempat berkumpul dan beribadah untuk umat muslim. Ya walaupun saya sempat beberapa kali nyasar, karena sinyal di hape suka hilang timbul, alhasil posisi lokasi tempatnya suka pindah-pindah, duh!

Ada 3 lokasi sebenarnya yang menjadi pusat peribadatan umat muslim di Massachusetts. Tapi Kali ini saya berkesempatan melaksanakan salat Jumat di mesjid terbesar yang ada di Massachusetts, Lokasinya sendiri berada di Roxburry, cukup jauh dari rumah, tetapi lebih dekat dengan kantor, namanya Mesjid Islamic Society of Boston Cultural Center (ISBCC), untuk mesjid yang dua lagi akan saya ceritakan di postingan selanjutnya.

Alhamdulillah, syukurnya di kantor Artists for Humanity, toleransi untuk beragama dan menjalankan ibadah sangat baik. Saya diizinkan untuk bisa melaksanakan salat lima waktu dan juga mendapatkan izin untuk melaksanakan salat Jumat di mesjid, ini pun saya pakai strategi yang diajarkan rasul, yaitu memakai pakaian terbaik yang kita miliki, jadi ketika orang-orang di kantor heran melihat saya berpenampilan lebih rapi dari biasanya, saya tinggal bilang, "setiap jumat orang muslim yang laki-laki wajib rapi dan pergi ke mesjid," jadilah saya diizinkan dengan suka cita oleh orang kantor, hehe.

Setelah melalui beberapa stasiun kereta api bawah tanah dengan perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya saya tiba di Mesjid ISBCC. Baru terlihat banyak wanita berjilbab berlalu-lalang di sekitar stasiun, sepertinya daerah ini banyak dihuni ataupun dikunjungi umat muslim yang ada di Boston dan sekitarnya.

Ketika saya sampai di Mesjid ISBCC, saya melihat pemandangan yang luar biasa, mulai dari bentuk bangunan yang kontras dengan bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya. Ditambah lagi lantunan ayat suci dan azan yang dikumandangkan dengan merdu oleh bilalnya, menjadi daya tarik tersendiri, menimbulkan kerinduan suasana di Aceh dan juga Indonesia. Ya kalau di Indonesia rasanya gampang sekali mencari mesjid, di sini butuh perjuangan lebih untuk mencapainya.
Mesjid Islamic Society of Boston Cultural Center (ISBCC)
Selesai berwudhu dan masuk ke ruangan, saya melihat ada banyak sekali jamaah yang hadir saat itu, semuanya berbeda-beda, ada yang berasal dari India, Cina, Amerika, Arab bahkan dari Afrika. Dan saya melihat ada banyak juga jamaah wanita yang ikut salat Jumat, tidak hanya di lantai satu tetapi juga di lantai dua.

Bersama Syakh Yasir Fahmy
Selesai salat saya bertemu dan bertanya dengan Syakh Yasir Fahmy, yang menjadi khatib dan imam pada Jumat itu. Orangnya ramah dan bacaan Alqurannya merdu bikin tenang. Beliau berkata, di sana selalu ada orang yang datang untuk bertanya atau berdiskusi. Mesjid juga bisa memuat hingga 1400 orang dan selalu terbuka untuk siapa saja yang datang untuk mengenal Islam dan belajar tentang Islam.

Mesjid ISBCC ini tidak hanya menjadi pusat ibadah tetapi juga semua jenis kegiatan yang terkait dengan agama Islam dan cara hidup orang Islam. Ada beberapa tempat yang diwadahi dan juga kegiatan yang bisa ditemui di sini, seperti sekolah, kafe, toko souvenir dan menyediakan tempat untuk kegiatan lainnya seperti, akikah juga lainnya.

Ada juga tur yang bisa dihadiri baik secara personal atau pun berkelompok, setiap harinya mulai dari pukul 10:00 hingga 18:00 waktu setempat, tetapi untuk hadir, kita harus membuat janji terlebih dahulu. Saat itu saya melihat ada satu kelompok yang duduk membuat lingkaran untuk melakukan tur dan tanya jawab dengan pihak ISBCC.
 
Suasana tour dan diskusi tentang Islam
Selain itu ada banyak program yang dibuat khusus untuk siapa saja, untuk ibu-ibu, untuk mualaf dan untuk pemuda, yang semuanya dibuat untuk menghidupkan mesjid, menjaga hubungannya dengan jamaahnya dan juga untuk meningkatkan iman.

Menarik ya, kalau teman-teman mesjid mana yang paling berkesan yang pernah dikunjungi?

#YSEALI Tempat-tempat yang Wajib Kamu Kunjungi di Universitas Harvard

Mengunjungi Universitas Harvard menjadi salah satu agenda yang tidak boleh dilewatkan kalau kita datang ke Massachussetts apalagi kalau tinggaldi Cambridge dan sekitarnya. Terkenal sebagai salah satu kampus terbaik di Amerika Serikat bahkan di dunia. Siapa yang tidak mengenal Universitas Harvard, perguruan tinggi ini telah mencetak sarjana yang berkelas.

Harvard Student Wannabe ^ 3 ^ 
Harvard hampir selalu bertengger di puncak peringkat universitas ternama di dunia dan termasuk kampus yang tertua di Amerika. Lokasinya sendiri sebenarnya berada di Cambridge, tetapi karena berdekatan dengan pusat Kota Boston, jadi lebih sering diketahui sebagai salah satu kampus di Boston.

Kampus ini dirintis pada tahun 1636 oleh sembilan mahasiswa dan seorang dosen bernama Jhon Harvard of Charleston. Seorang pastor yang menyumbangkan perpustakaan dan tanahnya. Awalnya bernama College at Newtowne, namun pada tahun 1638 diganti menjadi Harvard College dan pada 1780 diubah menjadi Harvard University.

Sekarang sudah kurang lebih 21.225 pekerja dan luas wilayahnya mencapai 85 ha, semuanya banyak didapat dari sumbangan dari mahasiswa yang dulunya pernah belajar atau hibah dari keluarganya. Hal ini menunjukan betapa mereka mendukung penuh perkembangan pendidikan di sini.

Kampus ini pun didukung dengan peralatan praktek perkuliahan yang canggih dan modern, mahasiswanya pun diberikan kebebasan untuk melakukan penelitian. Harvard juga menerima mahasiswa berasal dari keluarga tidak mampu dan menggratiskan biaya kuliah. Harvard terkenal dengan warna merah bata atau Crimson dengan mottonya Veritas, berasal dari Bahasa Latin yang berarti kebenaran. Karena penuh dengan bangunan tua dan sejarah yang menarik, selalu ada penawaran paket wisata untuk berkeliling kampus, kita cukup membayar $12 untuk mengikuti paketnya. Jadwalnya sendiri setiap setengah jam, mulai dari pukul 10:00 hingga 16:30 waktu setempat.

Universitas Harvard memilki sembilan fakultas ternama, yaitu Harvard Faculty of Arts and Sciences, Harvard Medical School, Harvard Divinity School, Harvard Law School, Harvard Bussiness School, Harvard Graduate School of Design, Harvard Graduate School of Education, Harvard School of Public Health dan Kennedy School of Government. Dan semua fakultas ini didirikan sejak abad ke-19.

Saya tinggal di Cambridge, jaraknya hanya 15-20 menit berjalan kaki menuju Harvard University dan hampir setiap hari melewatinya, karena termasuk dalam rute perjalanan ke kantor. Tapi kali ini saya dapat kesempatan berharga berkeliling Harvard ditemani oleh mahasiswa Harvard yang berasal dari Indonesia. Menariknya karena saya bisa masuk ke beberapa tempat yang hanya khusus bisa dimasuki oleh mahasiswa dan saya mendapat tour lengkap dengan gratis, hehe.

Ada beberapa tempat menarik yang saya kunjungi di Universitas Harvard melalui paket tour di Harvard yaitu:
Patung John Harvard

1. Patung John Harvard
Patung John Harvard menjadi lokasi favorit untuk foto, dan ada mitos yang beredar jika bisa foto dan memegang ujung sepatunya yang berwarna emas itu, maka anak kita akan bisa kuliah di sana.

2. Gerbang Johnston
Harvard memiliki 26 gerbang besar dan kecil yang mengelilinginya. Gerbang Johnston ini berada di tengah, menurut mitos hanya boleh dilewati dua kali, jika lebih dari itu maka akan membuat mahasiswa di DO. Namanya sendiri diambil dari nama seorang mahasiswa Samuel Johnston yang menyumbangkan 10.000 dolar untuk pembangunan gerbang tersebut.

3. Perpustakaan Harry Elkin Widener
Perpustakaan Widener, perpustakaan ini termasuk nomor dua terbesar di dunia setelah perpustakaan Kongres AS. Nama perpustakaan ini diambil dari nama mahasiswa yang lulus dari Harvard dan menyumbang dananya untuk pembangunan perpustakaan. Dananya diberikan oleh keluarganya karena Harry sendiri meninggal sebagai salah satu korban Kapal Titanic pada tahun 1912.

Perpustakaan ini terdiri dari lima lantai di atas tanah dan empat lantai di bawah tanah. Memiliki koleksi buku cetak mencapai 15 juta judul, buku digital mencapai 18 juta judul dan jumlah foto ada 8 juta buah. Super lengkap! Menariknya mahasiswa bisa mengajukan judul atau jenis buku yang ingin dibaca tetapi tidak ada di perpustakaan dan akan dicari.
Perpustakaan Harry Elkin Widener
4. Harvard Art Museum
Museum yang berisi karya-karya seni yang dibuat oleh manusia dari jaman dahulu dari 4.000 tahun sebelum masehi hingga modern dari beberapa negara. Mulai dari Asia, Timur Tengah, Romawi, Yunani dan masih banyak lagi, sehingga kita tahu perkembangan karya seni di dunia.
Harvard Law School
5. Harvard Law School
Salah satu fakultas yang diincar banyak orang hebat dan menghasilkan banyak orang-orang hebat di dunia, salah satunya Presiden Obama. Wajar jika fakultas ini dijadikan salah satu fakultas terbaik. Dan ketika saya mengunjungi perpustakaanya di akhir pekan masih banyak mahasiswa yang belajar dengan serius di sana.

6. The Coop
Nah yang ini wajib buat yang ingin punya merchandise Harvard, ada banyak koleksi lengkap dengan desain Harvard, mulai dengan kaos, hoodie, sweater yang berwarna merah bata khas Harvard atau hanya sekedar huruf H besar di semua produknya, dan saya suka, karena H for Hijrah, hahaha. Sebenarnya ada banyak lagi outlet yang menjual merchandise Harvard di sekitaran kampus, tapi di The Coop koleksinya lengkap dan kualitas terjamin.
Tour Harvard dimulai dari sini
Menarik ya, paket tour berkeliling kampus Harvard University termasuk banyak peminatnya, termasuk peringkat pertama sebagai atraksi wisata versi Tripadvisor. Untuk sebagian mahasiswa Harvard yang membuka tour keliling Harvard, yaitu membuka kesempatan untuk mahasiswa yang tertarik dengan sejarah.

Mereka juga bisa mendapatkan tambahan uang untuk kebutuhan kuliah, melatih mereka untuk bercerita, dan meningkatkan kecintaan terhadap kampusnya, saya melihat beberapa mahasiswa yang menjadi pemandu terlihat sangat antusias bercerita tentang kampusnya ini.

Sabtu, 19 Mei 2018

#YSEALI dan 7 TIPS Lolos YSEALI

Buat kamu professional muda Indonesia dan Negara lain di Asean dan ingin sekali mengembangkan kemampuan, belajar langsung dengan professional lain di Amerika, program ini ada buat kamu!


Program The Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) adalah program yang Fully Funded (bebas biaya), yang merupakan inisiatif dari Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama. YSEALI ditujukan bagi para calon pemimpin muda di ASEAN untuk mengasah kepemimpinan profesional muda yang menekuni bidangnya, terutama di bidang Economic Empowerment, NGO Development, Legislative Process and Governance, Environmental Sustainability, dan Conflict Resolution. Program ini juga dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman antara negara ASEAN dengan Amerika, membuka peluang kerja sama dengan negara-negara lain, karena program ini sudah memiliki jejaring anak muda di seluruh dunia.

Program YSEALI sendiri ada dua program, Academic Fellowship Program dan Profesional Fellowship Program. Buat kamu yang berumur dibawah 18 – 25 tahun yang masih kuliah atau selesai kuliah, cocok dengan program Academic Fellowship Program, sedangkan yang berada di antara 25 – 35 tahun dapat mengikuti YSEALI Professional Fellowship Program.  Setiap tahunnya program ini dibuka dua kali, yaitu Spring dan Fall.
YSEALI Academic dan Professional Fellowship Fall 2017 Indonesia
Pemimpin muda yang dapat mengikuti program ini berasal dari 10 negara Asia Tenggara (ASEAN) yaitu Brunei, Burma, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, the Philippines, Singapore, Thailand dan Vietnam. Jadi persaingan untuk mendapatkan kesempatan belajar di Amerika tidak hanya bersaing dengan teman-teman dari Indonesia tetapi juga dengan anak muda dari Negara ASEAN lainnya, seru tapi juga bikin gregetan, hehe.
YSEALI Professional Fellowship Fall 2017

YSEALI PROFESSIONAL FELLOWSHIP PROGRAM (PFP)
YSEALI Professional Fellowship Program (PFP) Merupakan program dari United States Department of State yang menangani hubungan antara Amerika dengan negara lain. PFP ini dipegang oleh Bureau Of Educational and Cultural Affairs (ECA) yang bertujuan untuk meningkatkan mutual understanding antara orang Amerika dan orang yang berasal dari negara lain. Nantinya ketika orientasi di Washington, kita akan bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang dipercaya dari Bureau Of Educational and Cultural Affairs (ECA), Program Exchange Program oleh Bureu of Educational and Curtural Affair juga dapat dilihat di sini

Delegasi dari Indonesia dalam program YSEALI PFP Fall 2017 berjumlah 19 orang dari 3 bidang yang berbeda.  6 orang Economic Empowerment, 8 orang Legislative Process and Governance, dan 5 orang Environmental Sustainability.  Segala hal tentang YSEALI dapat dilihat di link ini
PFP Fall 2017 Indonesia

YSEALI PROFESSIONAL FELLOWSHIP PROGRAM ECONOMIC EMPOWERMENT
PFP Economic Empowerment merupakan salah satu program dari program yang ada di Professional Fellowship Program yang dipegang oleh American Councils. American Councils merupakan organisasi nirlaba International yang memberikan akses untuk pendidikan atau institusi di seluruh dunia dari jenjang siswa SMA, mahasiswa, dan professional, untuk info lebih lanjut tentang American Councils di sini. 

Untuk para fellowship sendiri kami disebutnya Profellows. Program ini memiliki konsep experience based learning, sehingga seluruh fellow harus aktif selama proses belajar yang nantinya akan berguna untuk melanjutkan pengembangan program yang sudah kita jalankan di tempat asal.

Setelah melewati seleksi sekitar 300 orang, sebanyak 31 Profellows dari seluruh negara ASEAN terpilih untuk mengikuti program YSEALI Professional Fellow 2017 ini. Kami dipilih setelah melalui proses seleksi berkas dan juga wawancara melalui Skype. Dari Indonesia, terpilih enam peserta, yaitu saya dari Aceh, Annisa Hasanah (Bogor), Muhammad Romdhoni (Bandung), Vidya Spay (Solo), Nazarudin (Makassar), dan Tisha Rumbewas (Jayapura).
Vidya, Annisa, Tisha, Nazar, Doni dan Hijrah (YSEALI Professional Fellowship Fall 2017)
Kami berenam dari Indonesia ditempatkan di negara bagian yang berbeda. Saya mendapat worksite di Artist For Humanity di Boston, Massacussets, Annisa Hasanah di Deloitte, Arlington, Virginia, Tisha Rumbewas di Brainfood Washington DC, Nazaruddin di Chicago, Vidya Spay di Sacramento, California dan Romdhoni Little Rock, Arkansas. Walaupun berbeda-beda, bias jadi kemungkinan kita akan berada di tempat yang sama dengan teman-teman yang berasal dari negara lain, semuanya tergantung dari aplikasi dan wawancara kita.

Kita sebagai Profellows akan berada di Amerika selama 4-6 minggu untuk meningkatkan pengalaman professional, ditempatkan di perusahaan, non-profit organization, atau kantor pemerintahan. Kita akan belajar banyak hal langsung, termasuk bagaimana warga America dalam bekerja, networking, leadership dan segala budaya dari kehidupan orang Amerika, dan menariknya semua fellowship akan mendapat Sertifikat dari The US Department of State sebagai tanda kelulusan mengikuti program sebagai seorang yang professional.
Sertifikat Profellows dari Karl Stolz, U.S. State Department Office of Citizen Exchanges

HOST FAMILY
Dengan Host Family di Cambridge (Sophia, Jennifer, David dan saya)
Menariknya karena Program ini memiliki konsep experience based learning, kita nantinya akan tinggal dengan keluarga yang tinggal di Amerika Serikat. Saya berkesempatan tinggal dengan Jeniffer Nahass, seorang ibu yang baik hati dengan dua orang anaknya Sophia dan Lucas di Cambridge, Massachusset. Permukiman yang nyaman juga dikenal sebagai New England dan terkenal dengan Harvard University, jadi kalau ingin main ke Harvard tinggal jalan kaki kurang lebih 10 menit dari rumah. Serunya lagi saya bisa tinggal dengan seorang putri dari Syiria yang juga kuliah di Harvard Medical School, untuk cerita lengkapnya ada di postingan selanjutnya.


PROFESSIONAL FELLOWSHIP PROGRAM CONGRESS
PFP Congress

Pada minggu terakhir dalam program, seluruh peserta PFP dari beragam bidang dikumpulkan dalam Professional Fellows Congress. Dalam PFP ini The US State Department of State bekerja sama dengan 14 Organisasi : American Council for Young Political Leaders, American Councils for International Education ACTR/ACCELS, Inc., Hands Along the Nile, International Center for Journalist, International City/ Country management Association, Institute for Training and Development, Legacy International, National Committee on US-China Relations, Oklahoma State University, Smith College, University of Montana, World Chicago, World Learning, and WSOS Community Action.

Di sini kita akan berkumpul, belajar, bercerita, berdiskusi dan nanti harapannya akan berkolaborasi dengan Profellows dari negara lain walaupun dari program yang berbeda tetapi sebagai sesama alumni US Program. Disini kita juga berkesempatan bertemu dengan ahli-ahli yang diundang oleh Bureau Of Educational and Cultural Affairs dan orang-orang yang kompeten di bidangnya, termasuk dari White House.

Menarik bukan? Untuk kamu yang tertarik, ini ada 7 tips yang bisa membantu untuk lolos Program YSEALI.

7 TIPS LOLOS YSEALI
  1. Pastikan niat mengikuti program untuk belajar dan ingin mengembangkan diri agar program yang sedang kita kerjakan di daerah asal kita lebih baik.
  2. Lihat target yang ingin kita capai melalui program YSEALI, jadi jelas apa yang kita lakukan sekarang dengan bidang yang akan kita pelajari selama program, misalnya bidang ekonomi kreatif, pemberdayaan kepemudaan, atau kepariwisataan.
  3. Minta kesediaan orang yang memberikan reference letter, bias jadi itu bos, manager atau dosen kita. Orang yang tahu betul kita dan kinerja kita. Tidak perlu orang dengan title tinggi tetapi kita tidak dekat dan tahu, kita perlu orang yang dekat dan gampang dihubungi, juga bisa meyakinkan pihak American Councils bahwa track record kita jelas.
  4. Isi aplikasi dengan jelas, tidak perlu cepat, cicil saja, kecuali deadlinenya sudah dekat, jadi pastikan juga tanggal deadline-nya, juga perhatikan jawaban dan waktunya, jika sudah merasa oke, tekan “save”, karena kita bisa menyimpan jawaban dan bisa menggantinya lagi jika ingin membuatnya lebih baik.
  5. Sebaiknya dibuat draft-nya terlebih dahulu di note/words sebelum dipaste ke portal aplikasinya, Ide tulisannya jangan terlalu umum, beri contoh-contoh konkrit dalam essay yang kita buat, terutama terkait dengan pengalaman, kemampuan kita, dan harapan kita tentang program ini.
  6. Untuk Wawancara akan dilakukan melalui Skype, jadi pastikan jaringan internet kita lancar. Silahkan baca kembali semua informasi yang dituliskan di aplikasi, hampir semua pertanyaan yang kita tulis di aplikasi kita, jadi pastikan kita paham dengan apa yang kita tulis, latih juga cara menjawab, sehingga kita bisa tahu poin-poin yang akan menjadi daya Tarik para interviewer dan tunjukan kalau kita antusias dengan apa yang kita kerjakan dan dampak yang akan kita berikan setelah mengikuti program.
  7. Kalau belum berhasil, jangan sedih, coba belajar mengevaluasi diri, dan mencoba lagi di season selanjutnya.



Good Luck!

Sabtu, 04 November 2017

Campus Trip at Harvard University


Inside Widener Library Harvard
Visiting Harvard University is one of the things that should not be missed if we come to Massachussetts. Famous as one of the best campuses in the United States even in the world. Who does not know Harvard University, this college has scored a fine scholar.

Harvard almost always perched on top of the world's top university rankings and included the oldest campus in America. The location itself is actually located in Cambridge, but because it is adjacent to downtown Boston, so more often known as one campus in Boston.
The campus was pioneered in 1636 by nine students and a lecturer named Jhon Harvard of Charleston. A priest who donated his library and land. Originally named College at Newtowne, but in 1638 it was changed to Harvard College and in 1780 was changed to Harvard University.

There are now approximately 21,225 workers and an area of ​​85 hectares, much of it derived from donations from students who used to study or grant from their families. This shows how they fully support the development of education here.

The campus is also supported by sophisticated and modern lecture practice tools, students are also given the freedom to do research. Harvard also accepts students from disadvantaged families and waives fees. Harvard is famous for its red brick or Crimson with its motto Veritas, derived from Latin meaning truth. Because it is full of old buildings and interesting history, there is always a tour package offer to get around the campus, we just pay $ 12 to follow the package. His own schedule every half hour, from 10:00 to 16:30 local time.

Harvard University has nine renowned faculty, Harvard Faculty of Arts and Sciences, Harvard Medical School, Harvard Divinity School, Harvard Law School, Harvard Bussiness School, Harvard Graduate School of Design, Harvard Graduate School of Education, Harvard School of Public Health and Kennedy School of Government. And all these faculties were established since the 19th century.

I live in Cambridge, just 15-20 minutes walk to Harvard University and almost every day through it, because it is included in the route to the office. But this time I got a valuable opportunity to tour Harvard accompanied by Harvard students from Indonesia. Interesting because I can go to some places that are only special can be entered by students and I got a tour complete for free, hehe.
There are some interesting places that I visited at Harvard University through a tour package at Harvard namely:

Statue of John Harvard
John Harvard's statue becomes a favorite location for photos, and there are myths that circulate if you can photograph and hold the tip of his gold-colored shoes, then our children will be able to study there.

Johnston Gate 
Harvard has 26 large and small gates that surround it. Johnston Gate is in the middle, according to the myth should only be passed twice, if more than that it will make students in DO. The name itself is taken from the name of a student Samuel Johnston who donated 10,000 dollars for the construction of the gate.

Harry Elkin Widener Library
Widener Library, this library is the world's second largest after the US Congress library. The name of this library is taken from the name of a graduate student from Harvard and donated funds for library development. His funding was given by his family because Harry himself died as one of the victims of the Titanic Ship in 1912.

The library consists of five floors above the ground and four floors underground. Having a collection of print books reaching 15 million titles, digital books reach 18 million titles and the number of photos there are 8 million pieces. Super complete! Interestingly students can apply for a title or type of book they want to read but it is not in the library and will be searched.

Harvard Art Museum
The museum contains works of art created by humans from ancient times from 4000 years BC to modern from several countries. Starting from Asia, Middle East, Rome, Greece and many more, so we know the development of artwork in the world.

Harvard Law School
One of the faculty that many great people target and produce many great people in the world, one of them is President Obama. Naturally if this faculty became one of the best faculty. And when I visit the library on weekends there are still many students who study seriously there.

Interestingly yes, the tour packages around the campus of Harvard University including many devotees, including the first rank as a tourist attraction version of Tripadvisor. For some Harvard students who opened a tour around Harvard, which is opening opportunities for students interested in history.

They can also earn extra money for college needs, train them to tell stories, and increase their love for campus, I see some students who become guides look very enthusiastic about telling about this campus.

Concepts like this are interesting also if developed on campuses in Aceh.

* Program Participants The Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Professional Fellows Economic Empowerment Fall 2017 represents Indonesia.

Rabu, 01 November 2017

Finding Islam in Boston

Alhamdulillah, thankfully in the office of Artists for Humanity, tolerance for religion and worship is very good. I was allowed to perform the five times prayers and also get permission to perform the Friday prayers at the mosque.

After passing through several subway stations, I finally arrived at the Mosque of the Islamic Society of Boston Cultural Center (ISBCC) located in Roxburry, Massachusetts. Just seen a lot of veiled women passing around the station, it looks like this area many populated or visited Muslims in Boston and surrounding areas. 
ISBCC
ISBCC Mosque is not only a center of worship but also all types of activities related to Islam and the way of life of Muslims. There are several places that are accommodated and also activities that can be found here, such as schools, cafes, souvenir shops and provide a place for other activities such as, akikah also others.


When I arrived at the ISBCC Mosque, I saw incredible sights, ranging from buildings that contrast with the buildings around it. In addition to the chanting of the sacred verses and the azan, which is echoed with melodious by his bilal, becomes a special attraction, creating a longing for the atmosphere in Aceh as well as Indonesia. Yes if in Indonesia it feels very easy to find a mosque, here need more struggle to achieve it.

After I finished my ablutions and went into the room, I saw that there were so many pilgrims present at the time, all of them different from India, China, America, Arabia and even from Africa. And I see there are also many female pilgrims who attend the Friday prayers, not only on the first floor but also on the second floor.
with Mr. Shakh Yasir Fahmy
After the prayers I met Mr. Shakh Yasir Fahmy, who became the preacher and priest on that Friday. The man is friendly and his melodious Qur'an reading makes for calm. He said there were always people coming to ask or discuss. The mosque can also hold up to 1400 people and is always open to anyone who comes to know Islam and learn about Islam.

Aada is also a tour that can be attended either personally or in groups, everyday from 10:00 to 18:00 local time, but make an appointment first. At that time I saw a group that sat making circles to tour and ask questions with the ISBCC.
Tour

In addition there are many programs created specifically for anyone, for mothers, for converts and for youth, all of which are made to live the mosque, keeping in touch with its congregation and to increase faith.

Interesting huh? Hopefully this can be a good example for us, especially for the mosques in Aceh.