Tampilkan postingan dengan label Kota Beppu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kota Beppu. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 September 2021

Menikmati Kelezatan Roti 100 Tahun

Dilihat sepintas tokonya terlihat sederhana, lokasinya berada tidak di jalan besar. Tapi siapa yang sangka, ketika buka, toko kecil ini selalu dipadati oleh pembeli. Panjang antrian pembeli juga luar biasa.

Tomonaga Pan

Tomonaga Pan namanya atau Toko Roti Tomonaga. Toko ini sudah terkenal tidak hanya di Kota Beppu, terlihat pembelinya beragam, dari yang warga lokal hingga dari luar kota.  
Menurut cerita, toko ini sudah lebih dari 100 tahun, jadi kalau kita cari di google map, akan ketemu dengan mudah. 

Toko ini menjual berbagai jenis roti dengan berbagai macam rasa. Saya pertama kali datang penasaran dengan rasa yang ditawarkan di sana, alhasil saya membeli semua varian roti yang ada di sana. 

Suasana di dalam toko

Cara memesannya juga unik, kita akan diberikan list roti yang tersedia di sana, variannya dan berapa jumlahnya, nanti pelayan di sana akan mencarikan untuk kita. Karena pembeli mereka dari berbagai daerah dan negara, mereka menyediakan list orderan dengan dua bahasa, bahasa jepang dan inggris. Setelah saya mengantri cukup panjang, akhirnya giliran saya, melihat antrian yang cukup panjang, saya memutuskan untuk membeli semua varian roti yang ada di sana, hehe, untungnya penjaga-penjaga toko di sana tidak runcing mulutnya. 

Tak sabar mencoba rotinya, keluar dari toko, saya mencari tempat duduk terdekat, langsung membuka bungkus rotinya dan memakannya, beuh emang benar, rotinya enak! Ada rasa yang bikin rindu walau pertama kali bertemu, candu. Wajar rasanya kalau banyak pembeli yang datang lagi dan lagi.

Salah satu roti andalan Tomonaga, Roti isi kacang merah

Tokonya kecil, hanya seluas 4x3 meter untuk melayani pembeli, hanya diisi oleh beberapa rak kayu dan beberapa foto tempo dulu. Suasana ini yang bikin kesan toko ini seperti toko jaman dulu. Yang menariknya, pemilik toko ini tidak memperbesar dan membuka cabang di tempat lain, seperti pengusaha lainnya. Hanya beroperasi dari hari senin hingga sabtu, dari jam 10 pagi hingga jam 5 sore. Pengusaha berusaha menjaga kualitas roti, rasa, agar tetap bisa menjaga kepercayaan pelanggan. Mungkin ini yang dinamakan konsep cukup. 

Menariknya lagi pemilik toko juga melarang orang yang ingin meliput langsung di tokonya, karena tidak ingin mengganggu kenyamanan pembeli dan penjaga toko. Lah, terus tulisan ini gimana? Ini cukup kita aja yang tahu ya!

Sssstttt, tapi kalau ke Beppu, jangan lewatan untuk mampir ke sini ya!

Jumat, 21 Mei 2021

Mencoba Purin Terenak se-Jepang

Jepang selalu punya cara unik untuk merayakan sesuatu yang mereka sukai, salah satu contoh adalah setiap tanggal 25 tiap bulannya diperingati sebagai Hari Purin se-Jepang atau Purin day. Purin adalah sebutan untuk puding, makanan manis yang kenyal. Purin Day ini sendiri sudah didaftarkan sebagai event nasional oleh Japan Anniversary Association. 

Selain itu survey yang dilakukan oleh Jalan travel information magazine telah dibuat ranking untuk semua jenis purin yang ada di Jepang dan menetapkan Purin Okamotoya yang dijual di Okamotoya cafe yang berlokasi di Myoban Yunosato Kota Beppu merupakan Purin terenak se-Jepang.

Purin Okamotoya

Pada peringkat kedua ada Purin Nakahora Bokujo dari Iwate, kemudian ada Puri Shima dari Okinawa dan Purin Zenkoji dari Nagano.

Purin Okamotoya yang dijual di Myoban dibuat dengan menggunakan uap air panas yang berasal dari panas bumi. Teksturnya yang lembut, campuran manis dan pahitnya membuat rasanya unik dan bikin ketagihan, hal ini yang membuat orang-orang memberikan voting yang tinggi.

Okamotoya Cafe

Selain purin ada juga Sandwich telur dicampur dengan kyuuri dan krim

Selain kita bisa menikmati kelezatan makanan yang dijual di Okamotoya, kita juga bisa menikmati keindahan Kota Beppu dari ketinggian. Jadi kalau kamu liburan ke Jepang dan mampir ke Beppu, jangan lupa mencoba Purin Okamotoya ya!


Rabu, 20 Januari 2021

Liputan Buku Jejak Dari Kota Neraka di Oita Godo Shinbun

 【別府】別府市の立命館アジア太平洋大(APU)大学院に通うヒジラ・サプトラさん(35)が、別府観光の魅力や暮らしをPRする本「地獄の街での足跡」を母国インドネシアで出版した。新型コロナウイルスの影響で来日できなかった半年間に執筆。恵まれない子どもたちの支援に収益を充てた。

Hijrah Saputra dan Dissa Syakina 
 

春休みに入った2月中旬に首都ジャカルタに戻ったが、新型コロナで4月になっても来日できなくなった。感染状況が深刻で外出も一切できなくなり、オンライン授業の日々が続く中で「本を作ろう」と思い立ったという。

 2018年秋に入学して以来、たびたび母国のネットメディア向けに日常を発信していた。地獄めぐりなどの主要観光地の様子、年末の鏡餅作りなど、会員制交流サイト(SNS)に投稿した過去の写真も含めて1カ月ほどで一冊の本に仕上げた。
 日本の地名で知られているのは東京や京都などの主要都市が中心。多くの人が別府の地名を知らず、別府の話題は新鮮に感じられたようだ。裸で入る日本式の温泉文化や、地獄めぐり、地獄蒸しのように自然を観光資源に生かす点に反響があったという。
 ヒジラさんは「悪いイメージの『地獄』のタイトルと観光という単語が本を読むことで結びつき、別府の地獄に好印象を持ってくれた。新型コロナが収束したら別府に遊びに来たり、APUに入学する人が増えてほしい」と期待する。
 妻のディサ・アダニサさん(30)=APU大学院生=も同じ時期に「新しい冒険」と題した本を出した。中央アメリカ、ニカラグアで13年に実施した英語教育ボランティアの体験を、当時の日記で振り返った。ディサさんは「母国を担う次世代の役に立ちたい」と話した。
 本はいずれもインドネシア語。ヒジラさんは製本した100冊、ディサさんは200冊を完売。追加販売を検討するという。

<メモ>
 ヒジラさん、ディサさん夫婦は春から約半年間、インドネシアでオンライン授業を受けて過ごした。ジャカルタを8月末に出国、東京都で2週間ほど滞在し、9月11日に別府に到着した。

※この記事は、9月16日 大分合同新聞 12ページに掲載されています。

Link : Di sini

Minggu, 17 Mei 2020

Melihat Neraka Penuh Buaya di Jepang


Salah satu neraka yang wajib dikunjungi adalah Oniyama Jigoku yang berarti Neraka Gunung Setan. Dari namanya terdengar seram ya.

Dengan membayar tiket seharga ¥400 perorang kita bisa memasuki arena nerakanya. Dari pintu masuk kita disambut oleh asap yang tebal berasal dari salah satu kawah yang ada di sana, ketika asap mulai menipis, betapa kagetnya saya, ada sesosok merah besar dengan tanduk dan taring menyerigai ke arah saya. Sosok tersebut sedang duduk memegang tongkat hitam besar dilengkapi duri di sekelilingnya. Rupanya dia adalah sosok setan penjaga neraka.




Setelahnya ada sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, dari bentuknya tidak asing bagi saya, desain bangunan tersebut ternyata memang menggunakan desain arsitektur melayu yang berfungsi menjadi museum yang memajang barang-barang di sana.



Bentuk desain bangunan sendiri dipilih karena ternyata, museum neraka ini dipenuhi dengan buaya dan segala yang berhubungan dengannya, mulai dari telur, buaya hidup hingga kerangka raksasa buaya yang pernah hidup di sana, dan buaya itu adalah buaya yang dibawa langsung dari Serawak, Malaysia.



  

Belum selesai merinding melihat museum buaya, keluar dari bangunan tersebut kita akan disambut oleh puluhan kandang buaya dengan ratusan koleksi buaya dari berbagai negara! Bikin jantung ga santai! Untungnya saja mereka semua dikurung dengan amat ketat dengan beberapa peringatan yang ditempel oleh pihak neraka agar dipatuhi oleh pengunjung demi keselamatan mereka.



Terlihat para buaya sedang beristirahat sambil menikmati suasana di sana dengan udara yang dingin, air yang hangat, katanya ini yang bikin buaya-buaya tersebut cocok untuk berkembang biak di Beppu.



Setiap harinya pengunjung bisa melihat buaya makan setiap jam 10 pagi dan jam setengah 3 sore. Neraka ini beroperasi setiap harinya dari pukul 8 pagi hingga jam 4 sore. Seru ya! Kapan lagi bisa lihat buaya di tengah kota.

Sabtu, 16 Mei 2020

Ogiyama Fire Festival, Festival Unik tapi Menarik di Beppu

Masyarakat Jepang suka sekali dengan festival, hal ini untuk menunjukan rasa syukur terhadap dewa dan merayakan kebersamaan. Sebut saja, Hina Matsuri, festival untuk anak perempuan,  Koinobori, festival untuk anak laki-laki, Setsubun, festival untuk mengusir setan.
Ogiyama Festival (source : here)
Ada satu festival yang unik di Beppu, Ogiyama Fire Festival, festival api di Gunung Ogiyama. Festival ini dilaksanakan setiap tahunnya sejak 1976, acara ini juga dipercaya sebagai tanda kepada dewa onsen yang sedang beristirahat di Gunung Ogiyama bahwa musim dingin sudah selesai dan ini saatnya musim semi, musim ketika bunga-bunga bermunculan. Acara ini diadakan setiap tanggal 1 April setiap tahunnya sekitar pukul 5 sore hingga 8 malam, ketika suasana mulai gelap, saya sempat melihat dari jauh proses pembakaran gunung ini, unik! Bikin hati hangat sekaligus merinding. Hal yang menarik juga akan terjadi setelahnya ketika kita melihat bunga-bunga bermunculan di antara abu tanaman yang sudah terbakar. 

Menarik ya, kalau ke Beppu dan bertepatan dengan tanggalnya, jangan lewatkan momen langka ini.

Rabu, 01 April 2020

Menjajal Wisata 'Neraka Dunia' ala Jepang

Pulau Kyushu yang berada di bagian selatan Jepang terkenal sebagai tempat yang kaya akan aktivitas panas bumi atau geothermal. Hal ini disebabkan karena letaknya dekat dengan Gunung Aso, gunung aktif di Jepang. Geothermal banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membuat wisata pemandian air panas.

Salah satu kota yang menjadi tujuan wisata paling terkenal adalah Kota Beppu. Kota ini berada di antara teluk dan dua gunung api nonaktif. Kota Beppu menjadi kawasan sumber air panas dengan debit air terbesar di Jepang. Debit air panas yang keluar di mata air Beppu menempati peringkat kedua di dunia setelah Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat. Dari sebelas tipe kualitas mata air panas, Beppu memiliki sepuluh tipe kualitas mata air panas yang tersebar di sumur-sumur air panas di Beppu.

Kota Beppu
Beppu disebut sebagai kota dengan kolam air panas terbanyak di dunia, kota kecil ini memiliki lebih dari 2.900 kolam air panas yang berisi 130 ribu ton air yang berasal dari tanah setiap harinya. Uap yang muncul dari kolam air panas ini membuat kota ini selalu terlihat mengeluarkan asap. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk Kota Beppu.
Welcome to Beppu
Hampir delapan juta lebih pengunjung datang ke Beppu setiap tahunnya untuk menikmati pemandian air panas atau pun menikmati wisata lainnya. Kolam mata air panas termasuk yang paling banyak didatangi wisatawan, mata air panas ini disebut jigoku yang artinya neraka. Beppu memiliki delapan jigoku atau biasa disebut beppu hatto, ia memiliki suhu 50 sampai 99,5 derajat celsius. Jigoku memang tidak digunakan untuk berendam. Walau begitu, jigoku tetap banyak menarik perhatian wisatawan. Beppu memiliki beberapa kolam air panas yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa air panas dialirkan ke rumah-rumah warga, restoran, pusat penelitian, pertanian, terapi, dan rekreasi. 
Stempel Beppu Hatto, setiap wisatawan yang dating bias mengumpulkan cap stempel di setiap Jigoku
Trip perjalanan menikmati mata air panas di Beppu dikenal dengan “hell tours”, perjalanan ke neraka, terdengar menyeramkan, ya? Tapi inilah uniknya Jepang, mereka dapat mengemasnya dengan menarik. Kali ini saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi dua dari delapan neraka yang ada, yaitu umi jigoku atau neraka laut dan chinoike jigoku atau neraka darah. Mereka berlokasi di kawasan Kannawa, Beppu.
Bus Hell Tours
Turis yang datang ke kota ini kerap disarankan untuk mengikuti tur menggunakan kamenoi bus, bus khusus fasilitas “hell tours”. Bus-bus ini didesain unik, bagian badannya dicat dengan warna biru kuning ala kulit macan dan bagian depan bus diberi wajah menyeringai lengkap dengan tanduk ala setan, bukannya terlihat seram, malah lucu.
Perjalanan dari stasiun kereta Beppu menuju Kannawa hanya menghabiskan waktu kurang lebih dua puluh menit. Selama perjalanan mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah, hampir setiap bangunan rumah yang saya lewati mengeluarkan asap putih, jumlahnya tidak terhitung, pemandangan yang unik, belum lagi latar belakang gunung yang hijau, seperti lukisan! 

Sesampainya di lokasi, kita akan disambut ramah oleh penjaga loket tiket, layaknya sambutan orang Jepang, mereka membungkukkan badannya sembari memberi salam yang hangat. Untuk masuk ke lokasi kita membayar tiket masuk sebesar 400 yen (Rp 45.000), sedangkan untuk anak-anak hanya membayar 200 yen (Rp 25.000). Selain tiket kita akan mendapat stiker dengan desain lucu yang bisa dijadikan suvenir. 

Uap hawa hangat cukup terasa ketika memasuki objek wisatanya, sepintas tidak terlihat seperti neraka yang kita bayangkan, objek wisata dikelilingi hutan yang ditumbuhi pepohonan tinggi menjulang berwarna hijau, banyak bunga berwarna-warni, bahkan ada bunga berwarna merah muda yang indah bermunculan di dahan-dahan ranting pohonnya. Awalnya kami mengira itu bunga sakura ternyata bunga ume, bunga sakura belum mekar saat itu.
Berjalan beberapa langkah terlihat ada beberapa kolam kawah yang didesain menarik di dalamnya, kolam pertama berisi teratai dengan kelopak daun yang luar biasa besar, lebih besar dari biasa, menurut ceritanya, daun teratai tersebut masih bisa menahan berat tubuh anak bayi.
Kolam selanjutnya adalah kolam mata air panas umi jigoku atau neraka laut, yang disebut demikian karena memiliki warna biru seperti lautan. Meskipun terlihat sejuk, kolam ini memiliki suhu lebih dari 98 derajat, ada pagar yang dibangun melingkar, berfungsi menjaga wisatawan agar tidak melintas atau masuk ke dalam kolam.
Umi Jigoku
Wisata kolam selanjutnya adalah chinoike jigoku atau neraka darah, disebut demikian karena memiliki warna yang merah seperti darah. Gelembung yang meletup-letup pada permukaan kolam membuatnya terlihat seperti darah mendidih, hiih.

Kita bisa menemukan oni-san atau setan yang berwarna-warni, ada biru, merah, merah muda, kuning dan masih banyak lagi, setan-setan ini dijadikan maskot untuk obyek wisata dan bertugas menyambut pengunjung dengan suka cita. Beruntungnya kami, ketika datang bertepatan dengan munculnya kaisar neraka, rajanya para setan, dia muncul lengkap dengan baju kekaisarannya dan menyapa para pengunjung dengan hangat.
Kaisar Neraka dan semua setan-setan penjaga Neraka
Selain kolam mata air panas objek wisata ini dilengkapi dengan kafe yang menjual telur rebus, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Juga ada purin yang menjadi sajian utama kafe. Purin adalah puding yang direbus dengan menggunakan tenaga panas bumi.
Purin
Tak lupa pula, ada banyak souvenir yang ditawarkan di sana. Ada banyak produk lokal yang dikemas unik, pastinya produk-produk yang mendukung nuansa neraka, seperti gantungan kunci boneka setan merah dan biru ini misalnya, ada juga aneka sabun, dan masker wajah.
Di ujung perjalanan disediakan photo booth bertema setan lengkap dengan properti pendukungnya. Menarik, ya?
Wisata neraka ala Beppu ini bisa menjadi pengalaman unik yang harus dicoba kalau liburan ke Jepang.

***
Penulis: Hijrah Saputra, Mahasiswa Tourism and Hospitality Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Jepang.
Editor PPI Dunia: Nuansa Garini, staf bidang Mass Media, Pusat Komunikasi, Pusat Media dan Komunikasi PPI Dunia 2019/2020

Minggu, 10 Maret 2019

Wisata Neraka Dunia ala Beppu Jepang

Pulau Kyushu yang berada di bagian selatan Jepang terkenal sebagai tempat yang kaya akan aktivitas panas bumi atau yang disebut dengan geothermal, karena letaknya dekat Gunung Aso, salah satu gunung yang masih aktif di Jepang. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di pulau ini banyak sekali terdapat tempat pemandian air panas. 

Salah satu kota yang menjadi tujuan wisata paling terkenal adalah Kota Beppu. Kota ini berada di antara teluk dan dua gunung api. Kota Beppu menjadi kawasan sumber air panas dengan debit air terbesar di Jepang. Debit air panas yang keluar di mata air Beppu menempati peringkat kedua di dunia setelah Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat. Dari 11 tipe kualitas mata air panas, Beppu memiliki 10 tipe kualitas mata air panas yang tersebar di sumur-sumur air panas di Beppu. 

Beppu disebut sebagai kota dengan kolam air panas terbanyak di dunia, kota kecil ini memiliki lebih dari 2.900 kolam air panas yang berisi 130 ribu ton air yang berasal dari tanah setiap harinya. Uap yang muncul dari kolam air panas ini membuat kota ini selalu terlihat mengeluarkan asap dan menjadi daya Tarik tersendiri. 

Hampir 8 juta lebih pengunjung datang ke Beppu setiap tahunnya untuk menikmati pemandian air panas atau pun menikmati wisata lainnya. Kolam mata air panas termasuk yang paling banyak didatangi wisatawan, mata air panas ini disebut Jigoku, yang artinya neraka. Beppu memiliki delapan Jigoku yang dikenal denga Beppu Hatto, memiliki suhu 50 sampai 99,5 derajat celsius. Jigoku memang tidak digunakan untuk berendam, Tetapi Jigoku banyak menarik perhatian para wisatawan. Beppu memiliki beberapa kolam air panas yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa air panas ini dialirkan ke rumah-rumah warga, restoran, penelitian pertanian, terapi dan rekreasi. 
Beppu Neraka Dunia
Trip perjalanan menikmati mata air panas di Beppu dikenal dengan “Hell tours”, perjalanan ke neraka, terdengar menyeramkan ya? tapi ini uniknya Jepang, mereka mengemasnya dengan menarik. Kali ini saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi dua dari delapan neraka yang ada, yaitu Umi Jigoku atau Neraka Laut dan Chinoike Jigoku atau Neraka Darah

Perjalanan dimulai dari Stasiun Kereta Beppu dengan menggunakan bus khusus yang didesain unik, bus dicat dengan warna biru kuning serta lengkap dengan tanduk ala setan. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit kita sudah mencapai lokasi. Sesampai di lokasi kita akan disambut ramah oleh penjaga loket tiket. Untuk masuk ke lokasi kita membayar tiket masuk sebesar 400yen, sedangkan untuk anak-anak hanya membayar 200yen. Selain tiket kita akan mendapat stiker dengan desain lucu yang bisa dijadikan souvenir. 

Ada beberapa kolam kawah yang didesain menarik di dalamnya, kolam pertama berisi teratai, kolam selanjutnya berupa mata air panas yang disebut dengan Umi Jigoku atau neraka laut karena memiliki warna biru seperti lautan. Meskipun terlihat sejuk, kolam ini memiliki suhu lebih dari 98 derajat. Di kolam selanjutnya terdapat kolam yang disebut Chinoike Jigoku atau Neraka Darah karena memiliki warna yang merah seperti darah yang terlihat menyeramkan
Chinoike Jigoku
Umi Jigoku

Boneka Oni san
























Selain kolam mata air panas obyek wisata ini dilengkapi dengan café yang menjual telur rebus dan pudding yang direbus dengan menggunakan tenaga panas bumi, serta toko souvenir yang menjual makanan dan pernak-pernik ala neraka, hanya saja dikemas menarik. Kita bisa menemukan Oni san atau setan yang berwarna biru dan merah yang dijadikan mascot untuk obyek wisata ini. Souvenir setan merah dan biru ini berupa gantungan kunci, boneka, sabun hingga marker wajah. 

Di ujung perjalanan kita akan ditawarkan foto dengan tema setan lengkap dengan properti pendukungnya. Menarik ya?
Foto ala Oni san (Setan) di Umi Jigoku
Wisata neraka ala Beppu ini bisa menjadi pengalaman unik yang harus dicoba kalau liburan ke Jepang.

Minggu, 10 Februari 2019

Mengenal Beppyon, Manager Lucu dari Beppu

Jepang sangat dikenal dengan film kartun atau yang sering disebut dengan anime. Banyak sekali tokoh-tokoh kartun Jepang yang sangat dikenal di Indonesia, sebut saja DoraemonDetektif ConanSailormoonPokemon dan lainnya.
Beppyon
Ternyata tidak hanya anime, Jepang juga memiliki karakter-karakter lucu yang dijadikan media komunikasi dan edukasi untuk masyarakat. Karakter-karakter lucu tersebut dikenal dengan istilah Yuru Kyara. Karakter yang dibuat Kawaii, lucu itu digunakan juga sebagai maskot dari sebuah daerah yang bertugas mempromosikan kotanya, Jepang memiliki kurang lebih 1.600 Yuru Kyara, wow!
Kota Beppu memiliki sebuah mascot bernama BeppyonBeppyon berupa kelinci putih dengan telinga dan mempunyai tanduk berwarna merah muda menyerupai uap onsen yang menjadi logo Kota Beppu. Beppyon dinobatkan menjadi Public Relation Manager dari Kota Beppu yang bertugas mempromosikan setiap event yang ada di Beppu. 
Jadi, jangan heran kalau di dalam sebuah acara muncul kelinci putih besar menggunakan selempang berwarna merah bertuliskan Beppyon di depannya, hobinya mandi di onsen dan makan wortel rebus, karena itu juga dia menggunakan handuk dan membawa baki yang terbuat dari kayu.
Beppyon di acara persiapan Rugby World Cup 2019
Kehadiran Beppyon memberikan kebahagiaan tersendiri, terutama bagi anak-anak kecil. Baju Beppyon juga terkadang disesuaikan dengan acara yang ada, misalnya acara Rugby, dia akan menggunakan jersey Rugby Jepang yang berwarna merah putih, atau ketika acara kesenian budaya Korea, dia akan menggunakan hanbok.
Beppyon dengan Hanbok di Korean Week
Macam-macam merchandise Beppyon
Ternyata keberadaan Yuru Kyara ini tidak hanya membawa kebahagiaan untuk masyarakatnya, tetapi juga berhasil memberikan pendapatan bagi daerahnya, mulai dari kunjungan wisatawan maupun jumlah penjualan merchandise dari karakter tersebut. Menarik, ya?

Kalau konsep ini dicoba di Indonesia, bakalan seru ya, semua daerah punya maskot lucu yang bertugas mempromosikan daerahnya.

Gimana menurut teman-teman?



Jumat, 08 Februari 2019

Mengusir Setan ala Anak-anak Jepang

Kali ini saya berkesempatan ikut merayakan Setsubun, tradisi mengusir setan ala anak-anak di Jepang. Setsubun dalam arti sebenarnya adalah nama perayaan yang digunakan di Jepang untuk hari sebelum hari pertama setiap musim. Dalam satu tahun terdapat 4 kali hari pertama setiap musim: Musim Semi (Risshun), Musim Panas (Rikka), Musim Gugur (Rishu), dan Musim Dingin (Ritto). Tapi istilah Setsubun sekarang hanya digunakan untuk menyebut hari sebelum hari pertama musim semi saja, sekitar tanggal 3 Februari setiap tahunnya.
menghindari kejaran anak-anak yang melempar kacang
Tradisi Setsubun adalah perpaduan upacara mengusir arwah jahat di istana yang berasal dari tradisi Tiongkok dan upacara melempar kacang (Mamemaki). Kacang yang dilempar-lemparkan biasanya adalah kedelai, atau yang sering disebut kacang keberuntungan (Fukumame). Jumlah kacang yang dilempar dan yang dimakan disesuaikan dengan usia orang tersebut.
Kacang akan dilemparkan ke arah orang yang berperan menjadi setan (Oni) sambil mengucapkan mantera "Oni wa soto, fuku wa uchi" yang berarti, setan ke luar, keberuntungan ke dalam! Tradisi melempar kacang ini melambangkan keinginan bebas dari penyakit dan selalu sehat sepanjang tahun. Tradisi ini terlihat seperti ritual melempar jumrah ketika ibadah haji.
Selain tradisi mengusir setan tersebut ada juga tradisi makan Sushi Ehoumaki yang berarti gulungan keberuntungan. Sushi Ehoumaki sendiri adalah sushi yang digulung dengan rumput laut panjang tanpa dipotong-potong menjadi kecil, seperti Leumang di Aceh. Ehoumaki berisi 7 bahan yang mewakili tujuh Dewa Keberuntungan (Shichifukujin).
Isian tersebut dimaksudkan mewakili kesehatan yang baik, kebahagiaan juga kemakmuran. Semua bahan digulung menjadi satu untuk menjadi keberuntungan. Memakannya tidak boleh dipotong kecil-kecil, harus dimakan bulat-bulat, memotongnya berarti ikut memotong keberuntungan. Memakannya juga harus menghadap ke arah mata angin yang sudah ditentukan setiap tahunnya, untuk tahun ini menghadap arah timur-timur laut, dan tidak boleh berbicara hingga satu gulung itu habis dimakan.
Selain itu, acara ini dijadikan kesempatan anak-anak berkumpul dan bermain bersama teman dan orang tuanya, mulai dari bercerita, bermain sulap, membuat topeng, permainan estafet kacang dengan sumpit dan masih banyak lagi permainan seru lainnya.
Karena hanya berlangsung sehari setiap tahun maka Setsubun merupakan salah satu atraksi wisata yang tidak boleh dilewatkan wisatawan yang ingin merasakan sensasi melempari Oni, makhluk astral Jepang.

Sabtu, 26 Januari 2019

Konservasi Kunang-kunang ala Masyarakat Beppu Jepang

Masyarakat Jepang sangat dekat dengan alam dan berusaha untuk menjaganya. Mereka menganggap alam menjadi bagian yang harus dijaga dan sebagai salah satu cara mereka menghormati Sang Pencipta. Ada banyak konsep di Jepang yang mengatur hubungan manusia dengan alam. Salah satunya adalah Satoyama dan Satoumi, hubungan antara desa dengan gunung, hubungan antara desa dengan laut.
Kolaborasi Symbio Club dan Kame-kame Club Beppu

Kali ini saya mendapat kesempatan belajar tentang pelestarian Hotari, atau kunang-kunang. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara mahasiswa, Symbio Club dan masyarakat Beppu yang digagas Komunitas Kame-kame Club. Kami diajak untuk membersihkan Sungai Hiya di daerah Kamegawa, salah satu sungai yang berada di Kota Beppu. Sungai ini dipilih karena merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat serangga bersinar ini, sebab selain mempunyai air yang bersih juga memiliki suasana yang tenang. Kami bertugas membersihkan lahan yang berada di sekitar sungai yang nantinya digunakan untuk menanam tanaman yang disukai oleh siput yang menjadi makanan dari kunang-kunang.
Briefing sebelum proses pembersihan area sungai Hiya oleh took dari Kame-kame Club
Selain membersihkan lahan dan mempersiapkannya untuk kunang-kunang, kesempatan ini digunakan untuk makan bersama dan berdiskusi. Salah seorang kakek bercerita tentang pengalaman beliau mempelajari kunang-kunang dari beberapa negara di dunia. Beliau bercerita bahwa Indonesia memiliki banyak jenis kunang-kunang, sedangkan Jepang hanya punya spesies kunang-kunang, karena itulah mereka berusaha untuk terus melestarikannya. 
Ngumpul, belajar, makan :D
Ini mirip Bakso Malang
Kegiatan membersihkan sungai ini pun dilaksanakan tiap tahun untuk menjaga habitat kunang-kunang di tempat tersebut yang nantinya akan bisa dilihat pada bulan Mei mendatang. Dan biasanya mereka membuat festival kunang-kunang atau yang disebut dengan Hotari Gari.

Pernah dimuat di sini.


Selasa, 22 Januari 2019

Mengunjungi Perkebunan Jamur Shiitake Kunisaki yang Ramah Lingkungan

Masyarakat di Jepang terkenal sangat menghormati alam dan lingkungan mereka. Cara mereka menjaga alam sudah dimulai sejak kecil, sebelum anak-anak berumur 10 tahun, mereka tidak diberikan ujian di sekolah tetapi diajarkan bagaimana hidup dengan baik. Mereka belajar mengurus hewan, menghormati orang dan memahami alam. Mereka diajarkan nilai-nilai kehidupan seperti pengendalian diri, tanggung jawab dan bersikap adil.
Perkebunan Shiitake Kunisaki, Oita Jepang
Banyak juga festival yang melibatkan anak-anak untuk mengajarkan mereka menghormati alam. Salah satunya festival untuk menghormati tokoh pendiri pemandian air panas di daerah Kannawa, Beppu. Mereka diajarkan mengucapkan terima kasih dan berjanji untuk melanjutkan perjuangan beliau untuk terus menjaga air yang ada di daerah mereka.

Begitu pun konsep mereka untuk menggunakan alam menjadi lahan yang menghasilkan tetapi juga bisa terus berlanjut, ada satu konsep yang dikenal dengan Satoyama dan Satoumi. Konsep Satoyama dan Satoumi pertama kali dicetuskan oleh Profesor Tetsuo Yanagi dari Kyushu University di tahun 1998. Dalam bahasa Jepang "sato" berarti desa dan "umi" berarti laut sehingga Yanagi mendefinisikan "satoumi" sebagai "produktivitas tinggi dan keanekaragaman hayati di wilayah laut pesisir dengan interaksi manusia.”

Satoyama merupakan konsep Jepang untuk tradisi lama yang terkait dengan praktek-praktek pengelolaan lahan. Di masa lalu tradisi tersebut mendorong pemanfaatan berkelanjutan sumber daya melalui hubungan manusia dengan ekosistem yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia. Salah satu konsep Satoyama adalah perkebunan jamur Shiitake yang berada di semenanjung Kunisaki yang berada di Perfecture Oita. Hasil perkebunan Shiitake di Kunisaki ini termasuk yang terbesar di Jepang, hampir 49% produksi Shiitake terbaik di Jepang berasal dari sini dan dijual hingga ke luar negeri.

Jamur Shiitake yang ada di perkebunan di Kunisaki ditanam dengan menggunakan media kayu, kayu yang digunakan merupakan pohon Tomogi, memiliki kualitas kayu terbaik. Kayunya juga diambil dari hutan yang sudah mereka persiapkan sehingga tidak mengganggu lingkungan yang ada, bagian kayu yang diambil merupakan bagian atas pohon sedangkan bagian akarnya tetap ditinggalkan sehingga bisa menjaga tanah di lahan tersebut dan dalam waktu setahun bisa menghasilkan empat hingga lima tunas baru, jadi hutan bisa rimbun kembali.

Bersama dosen-dosen pengajar Pariwisata Ritsumeikan Asia Pacific University dan pengelola perkebunan

Kayu yang digunakan menjadi media tanam pun bisa bertahan hingga lima tahun untuk menghasilkan jamur terbaik, setelahnya kayu tersebut akan hancur dan menjadi nutrisi bagi lahan perkebunan dan juga untuk ikan-ikan yang berada di sungai dan laut di daerah tersebut.

Istilah "satoumi" berasal dari "satoyama" yang Japan Satoyama Satoumi Assessment (JSSA) mendefinisikan satoyama dan satoumi sebagai "mosaik dinamis sistem sosio-ekologi teratur yang memproduksi ekosistem bagi kesejahteraan manusia."