Sabtu, 21 Desember 2013

Menyusuri Pengajar Muda (Part 3)

Pagi yang cerah di Gampong Araselo, Matahari muncul di balik pepohonan...Araselo, nama yang unik ya? Sejarah tentang Kampung Araselo bisa dibaca disini
Dari Rumah Mak terlihat permandangan ini, indah ya, terlihat juga gedung PT Alas Helo yang dulunya digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian warga

Selesai Shalat subuh aku dan Ari berjalan-jalan di sekitaran rumah Mak, sambil berbincang-bincang tentang kondisi Desa Araselo, ternyata di balik keindahannya ada banyak permasalahan yang terjadi di Desa yang berada di Puncak Gunung itu. Ari banyak bercerita tentang potensi apa yang bisa dikembangkan di sana, ada banyak hal yang udah dia perbuat di sana, tetapi sering menemukan jalan buntu, ada raut wajah kecewa di wajahnya, ingin kupeluk dia untuk memberikan semangat tetapi karena takut menyebar gosip, hal itu tidak jadi kulakukan, haha Pait...pait...pait..
Pagi-pagi udah disiapkan sarapan, nasi goreng yang lezat oleh Mak, kebayang udara dingin, nasi goreng yang hangat masih mengebul, jadi inget masakan Alm. Nenek :'(
Selesai semua team mandi dengan air yang super dingin, akhirnya kami berangkat ke Sekolah SDN 25 Sawang. Ternyata perjalanan ke Sekolah cukup melelahkan, jalanannya masih berupa tanah dan bebatuan, treknya pun ga hanya landai tapi juga menanjak!
Jalan menuju Sekolah SDN 25 Sawang
Di tengah perjalanan  kami bertemu dengan anak-anak lain dari gang-gang lain, mereka tersenyum ramah, dan yang paling mengharukan mereka menyapa, "Assalammualaikum pak," sambil satu persatu cium tangan. Tak terasa air mata mengalir, cukup deras...inilah asal muasal terjadinya sungai di Desa Araselo #MulaiNgawur


Perjalanan ini mulai menimbulkan korban, Fathun yang memiliki badan cukup bohay, sepanjang jalan berkata "Omaigat...Omaigat," yang kemudian diiringi cekikikan murid-murid di sana. Tak lupa kata seorang murid berkata, “abang-abang yang datang kesini besar-besar ya pak", ada rasa senang sejenak merasuk di jiwa ketika mendengar itu, tapi perasaan itu sirna seketika ketika aku menyadari, aku bukan besar tapi buncit #NangisDiSungai

Sampai di sekolah, ada masalah lain lagi,ternyata tidak semua ruangan di kelas ada listriknya, yang ada listriknya cuma di ruangan guru dan ruangan guru tidak mungkin dipakai untuk murid-murid ini, ada kurang lebih 32 orang. Akhirnya kami memutuskan untuk membuat kelas kreatif tetapi tidak di dalam kelas, kreatif kan? Iyain aja. Haha.
Sebelum mulai, sekalian ngabsen, ada sumbangan Gelang dari Kak Yudia Mutiara, Owner Jeumpa, Terimakasih, semoga makin lancar usahanya ya kak, amiiin!
Dan Workshop Kelas Kreatif pun dimulai
Anak-anak pada nyiapin Yel-Yel, Terimakasih Abang, Terimakasih Kakak, Inilah kami yang ingin maju dan ingin pintar bersama-sama, SDN 25 Sawang, Cerdas dan Pintar #Terharu

Pertanyaan pertama kuajukan ke mereka, “Siapa di sini yang kreatif?”, suasana hening, tidak ada satu orang pun yang menjawab. Hening cukup lama, kukira mereka merasa tidak kreatif, hingga ada salah satu anak mengacungkan tangannya kemudian berkata, “Pak, Kreatif itu apa ya?” #Gubrak! ternyata mereka belum tau apa itu yang namanya kreatif.

Pak Ari Hendra Lukmana yang setia selalu menemani murid-muridnya
Akhirnya kami memutuskan membuat kelas tapi ngga di kelas, Kreatif bukan? haha
beberapa menit penjelasan, anak-anak masih tenang, tunggu beberapa menit kemudian :D
Saya dan ditemani asisten-asisten yang manis, Nadya, si gagah, Eja Spell dan si Bohay, Fathun :D
Sabarnya Fathun menemani anak-anak yang antusias belajar
Kurang lebih 1 jam 30 menit yang lumayan menguras tenaga, keringat dan menguji kesabaran menghadapi anak-anak yang antusias, kelas pun selesai, Ari cekikikan di belakang, sambil berkata,"udah..nikmati aja." 
Ari juga berkata," tida ada Murid yang Nakal di sini, yang ada hanya Murid yang Pintar dan Cerdas." #Jleb!k
tadinya aku sempat berpikir, anak-anak ini ada beberapa yang nakal, tapi ketika aku melihat dari sisi yang lain mereka hanya anak-anak yang hiperaktif dan menyalurkan energinya ke hal yang lain dari anak-anak yang lain, cuma kita yang bertanggungjawab mengubah pandangan negatif kita dan mengarahkan energi mereka tersebut.

Dan ini hasilnya...Drum Roll pliz...
Inong-Inong Kreatif dari Araselo, Sawang
Jayus dan Temannya, pamerin hasil karyanya, mereka ini masih TK loh, unyu ya :D
Sebagai Dokter yang Care, Rizka Nadya juga tidak mau ketinggalan memberikan ilmu kepada anak-anak di SDN 25 Sawang, cara mencegah penyakit dengan selalu mencuci tangan dengan baik dan benar.
Anak-anak ini senang dengan dokter satu ini, sampe nanya kapan Ibu maen lagi kesini?
Inilah kami Kelas Kreatif dari SDN 25 Sawang, Cerdas dan Pintar :)
Walaupun cuma sebentar saja, rasanya kami memiliki rasa yang cukup dalam dengan anak-anak ini, ternyata ada bagian Aceh yang masih punya semangat besar walaupun berada jaauuuuuh di puncak gunung :'). 

Pengalaman ini juga menimbulkan rasa haru mengingat Ari yang mau membagikan ilmu-ilmu yang dia miliki untuk orang-orang yang dulunya dia tidak kenal sama sekali dan bahkan mungkin dengan kendala bahasa yang sama sekali berbeda, ditambah lagi kondisi jalan dan keamanan yang rawan konflik,salut!

Cerita seru Ari Hendra Lukmana bisa dibaca di sini

Aku dan teman-teman The Leader berharap bisa kembali lagi dengan program lain untuk anak-anak di Araselo, amiin...
Foto bareng Mak dan Ari, semoga kami bisa balik lagi kesini
Terimakasih yang banyak buat Ari yang sudah memberikan kesempatan buat kami berbagi ilmu untuk murid-muridnya di SDN 25 Sawang, terimakasih juga buat Mak yang sudah menyambut kami dengan hangat, masakan yang lezat, kelambu yang nyaman dan poster bintang film india, tidak bisa kami balas dengan kata-kata, mudah-mudahan kami bisa kembali lagi ke Araselo dan silaturrahim ini tidak terputus, amin..

Saatnya balik ke Banda Aceh... dan ternyata ban mobil kempes lagi!

Siapa yang paling banyak makaaaaan????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar