Setelah
menginap dan menghabiskan malam dengan berbagai bentuk macam bentuk drama di
Saree, singkat cerita kami kedatangan seorang hero yang lupa menyebutkan namanya,
beliau datang membawa spare part Avanza, plus ga lupa juga memberikan uang
untuk si abang bengkel yang tidak mau disebut namanya itu, mobil pun kembali
sehat wal afiat dan bisa jalan lagi.
Dari
sini kami belajar, seorang hero itu harusnya muncul tiba-tiba di saat kita
kesusahan dan menghilang setelah masalah selesai plus bagi-bagi uang di tangan sebagai
tambahan #MulaiNgawur
Dan
Kami melanjutkan perjalanan kembali.
Melewati
beberapa kota, berapa kabupaten, hujan, panas, sawah, Adee Kak Nah sampe pusat
Cokelat Socolatte pun sempat foto-foto, akhirnya kami sampai di persimpangan
menuju Sawang. Tapi sebelumnya kami mengantarkan Parwis mencari Bus menuju
Medan, sepertinya Parwis sudah tidak kuat melanjutkan perjalanan yang penuh
rintangan ini, oke Parwis, lebaykan tangan ke Kamera.
Di
dalam bayangan kami, Desa tempat yang akan kami tuju itu masih seperti layaknya
desa-desa yang ada di Aceh Besar pada umumnya, ya kalau jalan berbatu pasti ga
terlalu panjang, kalau pun gelap ga bakalan segelap rambut Raisa di iklan
Shampoo.
Ternyata eh ternyata.....
Ternyata eh ternyata.....
Ada
beberapa petunjuk yang diberikan Ari Hendra, yaitu, Mesjid, Sungai dan Tower. Oh iya,
Ari Hendra ini adalah salah satu dari Pengajar Muda Program Indonesia Mengajar
yang ditempatkan di Sawang, Aceh Utara. Kembali ke petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
Ari Hendra, petunjuk-petunjuk ini sungguh membuat kami frustasi dan berhalusinasi, berasa dalam
permainan Indonesia Pintar.
“Itu
Mesjid!!”
“IYA...IYA”
“ada
Sungainya?”
“TIDAK...TIDAK...”
“bener
ga sih jalannya?”
“GA
TAU JUGA....EH,BISA JADI...BISA JADI..”
#Syammpaaah
:D
Akhirnya
kami menemukan Mesjid yang ada Sungainya dan ada towernya, ya walaupun aku sendiri ga
jelas-jelas kali, iyain aja ya biar cepet. Dan....kami pun melihat sesosok
orang berjaket hitam manis tersenyum penuh bersahaja ke arah Kami, Ari Hendra.
Di belakangnya muncul seorang anak kecil, berumur kira-kira 9 tahun, sungguh
aku terkagum-kagum sama Ari Hendra, dia mengajar ke desa sambil bawa anaknya
#Terharu :’).
Karena hujan gerimis, akhirnya kami minta anaknya Ari untuk masuk di dalam mobil, Ari pun kami ajak untuk bareng di dalam mobil, tetapi dia menolak, ya apa boleh buat, kami tidak akan memaksa, dan perjalanan pun kami lanjutkan.
Melihat
Ari Hendra menyusuri jalan berbatu di tengah guyuran hujan membuat kami
terkagum-kagum akan aksinya, jujur walau
sempat di dalam hati berpikir, kapan jatuhnya? Kok ga jatuh-jatuh sih? #Eh?
Belum
lagi melihat aksinya menyuruh seekor ular agar pulang ke rumah jangan bermain
di tengah jalan malam hari, sungguh.... aku heran, ini guru apa pawang ular ya?
Salut
juga tak berhenti terucap berkali-kali oleh teman-teman lain yang berada di
dalam mobil terutama Fathun, Nadya, Eja, mereka terkagum-kagum sekaligus heran,
mengapa penempatan Pengajar Muda ini di tempat yang luar biasa sulit dicapai? Di
saat yang lain terkagum-kagum, Bang Arie? Sibuk membuat kesimpulan sendiri,
Tommy? Sepertinya tidur. Belum lagi anak yang di dalam mobil, selanjutnya dikenal
bernama Kairun Nizam (Nizam). Masih jauh bang, masih jauuh, terus anak itu menghilang di
tengah jalan, oke ini bukan cerita horor, seperti janji sebelumnya ini cerita
inspiratif, jadi hilangnya Nizam kita skip dulu ya.
Oke
kita kembali ke jalan yang benar, perjalanan ke Desa Araselo Sawang kurang
lebih 17 Km, 2 jam juga kami terombang ambing dalam kebimbangan yang tak jelas
pangkal ujungnya. Hingga kami melihat cahaya dari sebuah rumah, dan kami
diberhentikan di situ. Ternyata itu adalah rumah yang ditinggali oleh Arie
Hendra selama ini di Araselo. Kami disambut hangat oleh seorang ibu tua, yang
dipanggil Mak oleh Arie. Belum sempat bertanya macam-macam, kami sudah
disugguhi makanan enak yang katanya sudah tidak sabar menunggu sejak kemarin sore, oleh Mak dan Arie.
Nemuin Seafood di atas Gunung, ini bener-bener WEHXTRAORDINARY |
Ketemu anak Mak yang hilang |
Disambut hangat |
Kami juga didatangi 6 orang kurcaci lucu yang datang dengan wajah ceria dan penuh tanda tanya.
Muhib Udin, Alda, Arkham dan Jayus (Pemuda Setempat) |
Nge "L" dulu :D |
Akhirnya kami semua kekenyangan dan
tertidur pulas, ditambah lagi poster Bintang Film India dan tempat tidur Kelambu,
cerita ini seperti mimpi setelah perjalanan panjang........menuju Araselo
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar