Kamis, 26 Maret 2015

Menikmati Kelezatan Mie Aceh Seulawah Bendungan Hilir Jakarta

Kelezatan Mie Aceh memang jadi daya tarik tersendiri, terlebih lagi buat pecinta mie seperti diriku. Aku selalu penasaran dengan rasa Mie Aceh yang ada di luar Aceh, salah satunya yang bikin penasaran ada di Mie Aceh Seulawah, Bendungan Hilir (Benhil) Jakarta, dan kebetulan dekat sekali dengan JCC, jadi bisa kabur sebentar.
Bareng keluarga Aceh di Jakarta
Menikmati Kelezatan Mie Aceh Seulawah
Walaupun tempatnya kecil dan sedikit terkesan jadul, Mie Aceh Seulawah ini selalu dipenuhi oleh pengunjung, tidak jarang artis banyak yang datang ke sini, bahkan pejabat-pejabat kementrian juga ikutan ngantri untuk mencoba kelezatan Mie Aceh di sini. Belum lagi Mie Aceh di sini termasuk ke dalam The Best Indonesian Food menurut TV Jepang, Wow! Tak lama menunggu, pesanan Mie Aceh datang, aku tidak menyia-nyiakan waktu lagi, memang, Mie Aceh sebaiknya dimakan selagi hangat. Daaaaaaan..... memang Mie Aceh Seulawah, juara enaknya! Mangat That (Enak Sekali), jadi wajar kalau warung ini selalu dikerubuti pengunjung, aku sebagai orang Aceh bangga juga melihat, ternyata masakan Aceh juga bisa jadi media promosi Aceh di luar dan memberikan kebahagiaan tersendiri untuk yang datang ke sini. Terbukti para pengunjung yang datang pulang dengan wajah gembira dan mengelus-ngelus perutnya kekenyangan, haha.

Oh ya, selain Mie Aceh, warung ini juga menyediakan masakan-masakan Aceh lainnya, seperti Keumamah dan Timphan.

Jadi buat kamu yang di Jakarta atau yang main ke Jakarta, sempatkanlah main ke sini dan menikmati kelezatan Mie Aceh Seulawah.
 

Rabu, 25 Maret 2015

Profil Piyoh di Kompasiana

Alhamdulillah ada seorang Kompasianer bernama Pak Syukriansyah yang menulis sedikit tentang Piyoh dan Papa Piyoh, penasaran? ini dia tulisannya.


Dari Hobi Desain Grafis Lahirlah Bisnis Kaos
13802093021755493501
Outlet Mr Piyoh di Ulee Kareng, Banda Aceh (Foto: Hijrah Saputra)

Siapa yang tidak kenal anak Sabang-Aceh sekaligus kompasianer bernama Hijrah Saputra (29), pemuda kreatif yang lebih memilih dunia entrepreneur daripada melamar jadi pegawai negeri. Pilihan ini bermula dari hobinya mengutak-atik program Corel Draw yang menghasilkan banyak poster. Tampilan poster hasil karya Hijrah, ternyata menarik perhatian dosennya di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Atas dasar itu, Hijrah kemudian sering diminta dosennya untuk membantu menyiapkan desain poster jika ada presentasi.

Hobi mengutak-atik Corel Draw pada akhirnya benar-benar mengubah jalan hidup sarjana planologi dari Unibraw lulusan 2007 itu. Orang tuanya mengharapkan Hijrah bekerja sebagai pegawai negeri, sebaliknya anak muda kreatif ini lebih memilih menjadi desainer kaos. Tentu saja, usaha desain dan produk kaos yang sudah dirintis itu belum mendapat dukungan penuh dari orang tuanya. “Dukungan mereka belum penuh, masih setengah-setengah,” ungkap Hijrah Saputra di Sabang, Kamis (26/9/2013), ketika diwawancarai via ponsel.

Namanya anak muda, tentu sangat menyukai tantangan. Lelaki yang pernah menjadi duta wisata Kota Sabang itu tetap melanjutkan hobinya memproduksi kaos dan merchandise dengan desain khas Aceh. Ditengah sikap pesimis sejumlah pegiat dunia wisata terhadap tekad anak muda peraih juara II wirausaha muda mandiri 2012 se-Wilayah I (Aceh, Sumut, Kepri dan Riau) itu, dia malah mendirikan Mr Piyoh yang menaungi bisnisnya pada tahun 2008.

Pangsa pasar kaos dan merchandise produk Mr Piyoh tidak muluk-muluk, hanya untuk wisatawan yang berkunjung ke Sabang. Motivasinya juga sangat sederhana: Hijrah ingin mempromosikan Sabang sebagai obyek wisata dengan motto “Berbagi Aceh Dimana Aja.” Dia meyakini, desain kaos maupun merchandise yang bertuliskan tentang Aceh menjadi media promosi pariwisata yang sangat efektif. Salah satu desain kaos yang sifatnya mengajak, diantaranya berbunyi: Ke Aceh Wajib Ngopi.

Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Hijrah telah membuktikannya. Produk Mr Piyoh mulai dilirik warga, dan dicari para wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Aceh. Tiada pilihan lain, Hijrah kemudian memberanikan diri melebarkan sayap dengan membuka beberapa outlet di Banda Aceh yaitu di Ulee Kareng dan Peunayong. Omsetnya juga tidak main-main, mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Melihat kegigihan Hijrah dalam mengembangkan usaha souvenir itu, akhirnya kedua orang tua dan keluarga memberikan dukungan penuh. “Kini Mr Piyoh sudah menjadi usaha keluarga yang mempekerjakan 14 orang karyawan. Karena itu saya mulai berani terima order dari Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya dan Malaysia,” ungkap Hijrah.

13802093971008543445
Ruang pajang Mr. Piyoh di Peunayong (Foto : Hijrah Saputra)
Kenapa Hijrah memberi nama Mr Piyoh sebagai merek usahanya? Menurut peraih juara III nasional Entrepreneur Writing Contest yang diselenggarakan Es Teler 77 itu, Piyoh dalam bahasa Aceh berarti mampir. Filosofi usaha itu sesungguhnya ingin mengajak wisatawan dari seluruh dunia mampir ke Aceh. Setibanya di Aceh, Mr Piyoh mempersilahkan mereka mampir ke outletnya sekedar beristirahat sambil melihat-lihat souvenir yang dipajang disana. Hanya itu.

Hijrah mengungkapkan bahwa kaos produk Mr Piyoh bekualitas baik karena berbahan combat, kainnya lembut. Dia berusaha menyediakan kaos kualitas terbaik tetapi dengan harga terjangkau. Selain kaos, outlet Mr Piyoh juga menyediakan produk seperti gantungan kunci, pin, stiker, mug dan kartu pos. “Harga kaos berkisar antara Rp. 75 ribu sampai Rp. 95 ribu per potong, kalau gantungan kunci antara Rp. 5 ribu sampai Rp. 10 ribu per buah,” tambahnya.

Apapun kata orang, betapapun dia dipandang sebelah mata, yang jelas ketenaran Hijrah Saputra tak terhentikan. Dengan usaha kaos dan merchandise di bawah payung Mr. Piyoh makin melambungkan namanya. Hijrah malah berhasil menjadikan Piyoh sebagai ikon brand bagi Kota Sabang. Tidak mengherankan jika desain dan karyanya banyak ditiru oleh orang lain, tetapi Hijrah melihatnya sebagai sebuah kebangkitan pasar souvenir. “Cita-cita saya ingin mengangkat pariwisata melalui desain, sudah pasti akan muncul Piyoh-piyoh lain di setiap daerah,” pungkas Hijrah.

Tulisan lengkapnya bisa dilihat di sini!

Seru ya, hehe... terimakasih Pak Syukri atas penghargaan atas semua mimpi Hijrah, mohon bantuan dan bimbingannya untuk ke depan :)

Rabu, 04 Maret 2015

Tips Memilih Bacaan


Kadang kita bingung jika terlalu banyak bacaan di depan mata, padahal waktu yang kita singkat dan terbatas, belum lagi harus ngatur waktu buat hura-hura, tidur dan istirahat, Lho? haha. Oke intinya kita harus pintar-pintar memilih bacaan agar otak kita terus berkembang.

1. Lihat Manfaatnya
Sebelum membaca coba tanyakan, perlukah kita membaca ini, kalau kita masih bingung dan tidak punya alasan bagus untuk membacanya, tinggalkan. Jangan sampai kita membaca yang kita sendiri tidak yakin mamfaatnya buat kita.

2. Mulai dari yang Paling Menarik
Kalau kita punya list bacaan sebanyak list belanjaan mamak, jangan sampai kita melihatnya satu persatu karena akan membuang waktu dan akan membuat kita kelelahan di saat kita menemukan hal yang penting, sudah tidak fokus lagi #AdaAqua?. Mulailah dari yang paling menarik minat kita, lihatlah judulnya, jika menarik, bisa jadi di situlah apa yang kita cari.

3. Lihat Sumbernya
Lihat siapa penulisnya, pengirim atau sumbernya, ada kemungkinan besar jika kita sudah tahu atau pernah baca dan menyukai tulisannya, kemungkinan besar kita akan menyukai tulisan tersebut, kalau kita tidak mengetahui atau tidak suka dengan sumbernya, tinggalkan.

4. Periksa Tanggal Terbit
Kalau sudah tidak up to date, tinggalkan, kecuali bahan yang ditulis memang kita butuhkan. Carilah bahan tulisan yang terbaru, sehingga kita tidak akan tertinggal berita yang menarik, apalagi sekarang berita cepat sekali berubah, seperti skenario sinetron fiksi kondisi oknum-oknum pemerintah Indonesia yang tak habis-habis penuh dengan drama #IfYouKnowWhatIMean.

5. Bacalah dengan Cepat
Jika waktu kita terbatas, bacalah dengan cepat, temukan intinya, otak kita akan menemukan inti dari bacaan walaupun dengan waktu yang singkat, biasanya inti dari bacaan ada di awal dan di akhir tulisan, tapi ini juga perlu latihan yang cukup.

Gimana, menarik bukan?
Selamat mencoba.

Serunya Bermain di Taman Burung Kota Sabang

Pernah nonton Film Valiant dan teman-temannya? Film Disney yang bercerita tentang si burung merpati kecil lucu yang menantang dirinya untuk menjadi pengantar pesan.

Ternyata burung-burung lucu itu ada banyak di sebuah taman di Sabang! penasaran?

Taman Burung ini berlokasi di Taman Segitiga Kota Atas dekat dengan Rumah Walikota Sabang, sebenarnya taman ini merupakan salah satu fasilitas ruang terbuka hijau yang akhirnya dikembangkan menjadi taman burung. Taman Burung ini tidak luas, ada beberapa kursi, air mancur, 2 rumah burung kecil, dan satu rumah burung yang cukup besar berbentuk miniatur Rumoh Aceh yang dihuni beberapa jenis burung merpati layaknya seperti kos-kosan bertingkat, ada kurang lebih 300 burung merpati ada di sini, mulai dari merpati kipas, merpati putih sampai yang berjambul.
Come to papa
Taman ini pun dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. Ga jarang juga setiap pagi dan sore banyak keluarga dengan anak-anak kecilnya bermain di taman ini untuk bersantai duduk-duduk atau hanya memberi makan burung. Beberapa pengunjung yang datang ke sini mengatakan bahwa taman ini bisa memberikan sensasi relaksasi, bahkan tak jarang juga pengunjung mengatakan, “berasa di luar negeri.”

Ya memang ada kepuasan tersendiri ketika kita bermain dengan burung-burung yang ada di taman ini, selain kita mengenal jenis burung merpati, kita jadi merasakan sendiri apa itu istilah,”Jinak-jinak Merpati,” haha.
Serunya tuh di sini!
Jadi, tunggu apalagi? kalau ke Sabang ajaklah teman-temanmu sempatkanlah bermain di sini, jangan lupa untuk membawa sedikit makanan untuk burung-burung yang ada di sini ya.

Kebun Gakuta, Kolaborasi Sabang Berkebun dan BNI Kota Sabang

"Perubahan terjadi selama kita terus bergerak"

Alhamdulillah ternyata kegiatan Sabang Berkebun mendapat dukungan dari beberapa pihak, dan alhamdulillah sekarang kami mendapat kepercayaan dari BNI Sabang untuk menggarap lahan mereka yang berlokasi di Pantai Kasih, Kota Atas, terimakasih BNI. Untuk kebun yang ini Kami menyebutnya Kebun Gakuta, Kebun Gampong Kuta Ateuh, agak sedikit maksa memang, tapi yasudahlah, yang penting kami happy, haha.

Sabang Berkebun sendiri adalah komunitas di bawah naungan Komunitas  +Indonesia Berkebun  yang memberikan cara berkebun dan praktek kepada sesama penggiat dan masyarakat yang membutuhkan. Komunitas ini bertujuan memberi semangat kepada masyarakat terutama anak-anak muda di perkotaan untuk memanfaatkan lahan tidur untuk berkebun. Lahan BNI untuk Kebun Gakuta ini adalah lahan kedua yang digarap, sebelumnya ada Kebun Piyoh yang sudah menghasilkan, baca di sini. Untuk awal tanaman yang biasa kami tanam untuk berkebun seperti, Bayam, Sawi, Singkong, Kangkung, Pisang, Terong dan Strawberi, pokoknya yang mudah-mudah, karena jujur saja untuk penggiatnya tidak ada satu pun yang ngerti pertanian, tapi kami yakin belajar dengan praktek langsung lebih baik daripada tidak belajar sama sekali, eh? haha.

Selain memanfaatkan lahan tidur berkebun juga bisa menghilangkan stress dan kepuasan rohani tersendiri loh. Karena tanaman dan berkebun bisa membawa suasana menenangkan, sejuk dan juga menyeimbangkan emosi. Jadi tahu kan kenapa kami berkebun? haha. Ini dia beberapa gambar keseruan tanam perdana di Kebun Gakuta. 
Lili (Sekertaris Tuha Peut Kota Atas) dan Alkhosim (Koordinator Sabang Berkebun) membuat bedeng
Penyemaian Benih Bayam dan Kangkung
Penggiat Sabang Berkebun dan bedeng-bedengnya
Pengecatan Kebun Gakuta
Penggiat Sabang Berkebun dan Kebun Gakuta
Kami berharap dengan adanya Kebun Gakuta ini, teman-teman yang mau belajar berkebun semakin banyak dan semakin banyak juga manfaatnya, terutama menambah kebahagian masyarakat di Kota Atas, hehe. Ayo bergabung bersama kami di Sabang Berkebun, siapa tau jodoh, Eh?

Ini media sosialnya:
Twitter : @SbgBerkebun