Kamis, 27 Februari 2014

Piyoh, Berbagi dan Belajar Kreativitas di Langsa

Alhamdulillah hari rabu tanggal 26 Februari 2014 kemaren aku dapat kesempatan mengisi acara Seminar Nasional di Kota Langsa. Seminar Nasional Meningkatkan Kreativitas untuk Pembangunan Aceh. Sebenarnya posisiku menggantikan guruku Dr. Iskandarsyah Madjid, SE MM. Karena permintaan beliau dan sebagai anak muda yang (merasa) kreatif, akhirnya aku mengiyakan tawaran tersebut.

Ini jadi pengalaman ke dua buatku untuk jalan ke Kota Langsa. Kota Langsa adalah salah satu kota di Provinsi Aceh, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur. Dulunya Kota Langsa menjadi Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur, tapi pada Tahun 2001 terjadi pemekaran hingga menjadi 3 bagian, Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang. Informasi detail tentang Kota Langsa bisa dibaca di sini

Menurut informasi, Kota Langsa berjarak sekitar 413 km dari Banda Aceh dan memakan kurang lebih 10 jam perjalanan dengan kendaraan umum, mau bus atau L300, lumayan bikin badan pegel linu-linu, tapi katanya Langsa bisa ditempuh kurang lebih 4 jam dari Kota Medan, wah. Kepikiran ingin naek pesawat ke Medan baru ke Langsa dengan taksi, tapi ternyata pemindahan Bandara Polonia ke Kuala Namu bikin perjalanan ke Langsa makin lama dan yang pasti bikin muter-muter ga jelas, akhirnya aku memutuskan untuk naik bus malam, dari Banda Aceh, kira-kira kalau bunyi bus malam apa ya?

Sudah lama tidak pernah naik bus lagi di Aceh, aku baru sadar, ternyata Bus antar kota antar provinsi di Aceh sudah bagus-bagus, kali ini aku mencoba naik Sempati Star yang katanya terbagus di kelasnya, iyalah perjalanan lumayan jauh kita harus nyari yang nyaman, jangan sampe gara-gara mau hemat, pas acara ga bisa sharing dengan optimal, sayang momennya, lagian dibayarin ini, ambil yang paling bagus sekalian, #ngikik. Daaaan ternyata saudara-saudara...drum roll pliss...., ternyata memang bus Sempati Star-nya keren luar biasa!
Penampakan Bus Sempati Star, foto by Fadhil Putra Perdana
Dari penampilan luarnya aja udah oke, dan ternyata dalamnya lebih oke lagi. Aku ngambil yang kelas VIP 2-2, artinya kursinya berdua-dua. Ada lagi yang Nonstop 2-1 yang kursinya berdua dan satuan, mungkin khusus buat penumpang yang jomblo #eh.

Tempat duduknya nyaman, ada selimut tebal dan harum, bantal yang empuk dan hebatnya lagi bantalan kursinya bisa diturunkan lebih dari 45 derajat, jadi ya bisa jadi tempat tidur berjalan, belum lagi dapat snack kotak, yang isinya Cokelat Bembeng dan Cokelat Superstar, suuooper!! haha.

Untuk semua fasilitas di atas, kita cuma membayar Rp. 170.000, tapi kemarin ntah kenapa, pihak loketnya hanya meminta Rp.160.000 saja, jadi uangku dikembalikan Rp.10.000, alhamdulillah ya.

Aku berangkat dari Terminal Batoh pukul 20.00 WIB. Waktu berangkat aku duduk sendirian, sampai di Bireuen ada seorang pemuda, sebut saja namanya Alfian (nama sebenarnya), beruntungnya dia termasuk asyik, jadilah selama perjalanan kami ngobrol, mulai dari usaha sampai mimpi membangun Aceh, berrrraaat saang! haha.

Tak terasa pukul 03.00 pagi, aku sudah sampai di Langsa, lebih cepat 3 jam dari perkiraan. Atau mungkin si abang supir ga rela melihat aku dan temanku ngobrol terlalu asyik, dia buru-buru menancapkan gasnya, bisa jadi... Aku turun di Simpang Komodor, karena menurut Kernet Bus, di Terminal sepi ga ada aktivitas, apalagi jam-jam segitu. Oh ya nama Simpang Komodor itu unik, karena dulunya ada Plang Rokok Komodor di situ, lucu ya.

Dari Simpang Komodor aku naik becak menuju Hotel Harmoni, tempat acara seminarnya. Pagi itu Langsa dingin banget, aku berulangkali ngerapatin jaket, tapi udara dinginnya menusuk sampai ke kulit, sampai-sampai si abang becak ngomong, "jarang-jarang Langsa sedingin ini, saya aja udah pakai baju 5 lapis", beuh.... jangan-jangan??

Sampai di Hotel Harmoni, ketemu dengan panitia, ambil kunci kamar dan tepar...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mulai jam 09.00 WIB, para peserta sudah mulai kumpul di ruangan seminar, ada kurang lebih 100 peserta yang datang. Kukira yang datang hanya pemuda saja, tetapi ternyata ada banyak Keuchik (Pak Lurah) juga yang datang. Karena ternyata pembicaranya memang bagus-bagus, ada Drs. Syafrizal, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Langsa, Drs. Mumus Muslim,MM, Dirjen Ekonomi Kreatif Kemenparenkraf dan Bang Muslim, SHI, MM, Anggota DPR RI Komisi 10, wah! jadi satu kebanggaan juga bisa satu acara dengan beliau-beliau ini.

Ngga nyangka juga ketemu dengan Bang Muslim, SHI MM, aku panggilnya Bang Muslim, salah satu inspiratorku, beliau banyak membantu program-program untuk pendidikan dan pariwisata, ya karena beliau masuk di Komisi 10 DPR RI. Beliau juga suka ngomporin anak-anak muda potensial di Aceh untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, termasuk aku. 

Pertama kali bertemu dengan beliau di Program Sail Morotai, beliau selalu mendampingi Kemenpora, dan baru tau saat itu ternyata beliau orang Aceh dan punya semangat besar untuk membuat program-program pendidikan, pemuda dan pariwisata terutama untuk Aceh. Terakhir aku bertemu dengan beliau di Program Merajut Indonesia di Kota Sabang, beliau juga mendampingi Kemenpora, Pak Roy Suryo, selama di Sabang, karena beliau ingin ada program-program berkelanjutan di Sabang, dan beliau juga mengumpulkan anak-anak muda Aceh untuk ngumpul pada saat itu, agar terkoneksi dengan pak menteri dan orang-orang di kemenpora, salut! Mudah-mudahan beliau terpilih lagi di pemilihan selanjutnya ya, amin!

Acara berlanjut seru, banyak pertanyaan dari peserta seminar, jangankan mahasiswa, para keuchik juga ga mau kalah, sampai waktu seminar habis. Tapi ada beberapa yang akhirnya konsultasi secara personal setelah seminar. Semangat anak-anak muda di Langsa luar biasa, tapi semangat orang tuanya juga ga kalah, ada Pak Aswan, memiliki usaha gerabah, beliau melihat kesempatan, akhirnya mengajakku langsung ke tempatnya beliau.
Pak Aswan dan hasil karyanya di Sanggar Asri, Langsa
Walaupun udah pensiunan, Pak Aswan ini memiliki semangat berkarya yang luar biasa, kreativitasnya patut diacungi jempol, aku aja melihat hasil karya-karya beliau, berdecak kagum. Beliau mengakui ada beberapa kekurangan yang dihadapi beliau dan itu yang ingin didiskusikan denganku, dan alhamdulillah akhinnya muncul rencana-rencana baru yang akan dikolaborasikan, tunggu cerita selanjutnya ya.

Setelah dari tempat Pak Aswan, aku bertemu dengan Ifan, salah satu desainer grafis asal Aceh Tamiang yang juga pemenang Lomba Desain Piyoh 2013. Bertemu dengan Ifan kami langsung ke Dinas Pemuda, Olah raga dan Pariwisata Kota Langsa untuk bertemu dengan Pak Syafrizal, karena memang beliau ingin bertemu selepas seminar untuk sharing program-program yang beliau ingin kerjakan di Langsa, dan akhirnya kami semua ngumpul, ya Pak Aswan, Pak Syafrizal, Ifan, dan Bang Reza, Kabid Pariwisata, jadi lucu sebenarnya, tapi seru juga, karena sebenarnya semua bisa berkontribusi untuk pariwisata Langsa.
Bareng Bang Joni dan Pak Syafrizal di Hutan Kota

Selesai dari kantor, aku dan Ifan diajak ke rumahnya Pak Syafrizal untuk istirahat dan setelahnya melanjutkan perjalanan ke tempat-tempat yang menarik di Langsa, salah satunya Hutan Kota Langsa dan Cafe Stroom.

walaupun beliau baru menjabat 3 bulan, tapi aku melihat semangat beliau dan stafnya untuk membuat perubahan pariwisata di Kota Langsa sangat terasa, seperti inilah seharusnya pemimpin, tidak hanya bicara tapi langsung turun ke lapangan untuk apa yang dimau, Semoga semua mimpi-mimpi beliau bisa terwujud, amin. 

Di hutan Kota Langsa aku bertemu dengan Bang Joni, LSM pengurus Hutan Kota Langsa, dari beliau aku belajar banyak hal tentang pohon-pohon yang ada di Hutan Kota termasuk Pohon Damar yang ternyata satu-satunya tumbuh di dataran rendah Indonesia.  Hutan Kota Langsa ini juara 2 untuk pengelolaan hutan di Indonesia loh, kreatif euy!
 

Bareng Ifan, salah seorang desainer grafis terbaik Aceh asal Aceh Tamiang, kuliah di Langsa
Sebelum pulang aku kumpul lagi dengan pemuda-pemudi kreatif di Langsa, ya walaupun udah mulai demam Flue, agenda ini harus dilanjutkan, karena momen-momen seperti ini jarang, apalagi Sabang - Langsa, itu dari ujung ke ujung. Akhirnya aku ketemuan dengan Dhian (Dream and Do), Kak Ririn, Abrar (Duta Wisata Langsa 2009) dan masih ada Ifan di sebuah warung kopi gaul di Langsa. Maksud hati mengumpulkan mereka, membuat rencana dan mensinergikan dengan program-program Pariwisata Langsa nantinya, semoga.
Abrar, Dhian, Ifan, aku dan Kak Ririn
Udah mulai meler.....saatnya pulang balik ke Banda Aceh, Alhamdulillah bisa berbagi dan juga bisa belajar kreativitas di Kota Langsa walau sebentar, sampai ketemu di Langsa untuk program selanjutnya yaa...


Salam Kreatif!
O...Ke!

Minggu, 23 Februari 2014

Perubahan

Banyak yang bilang,"Jrah, kenapa maruk banget sih, ikutan duta wisata di mana-mana?, di Malang lah, di Jatim lah, di Sabang, NAD lah". Hehe, cuma bisa senyum. Tapi sebenarnya aku ngikut kegiatan duta wisata itu lebih bagaimana berkontribusi ilmu yang kupunya, juga mencari pengalaman dan ilmu baru untuk bisa kubagikan lagi. 

Prinsip hidupku, aku ingin bermanfaat buat orang lain terutama untuk sekitarku, karena orang tuaku selalu mendoakan aku, abang-abangku dan adek-adekku, agar terus berguna untuk orang lain dengan ilmu apapun yang kami miliki.

Ada hadist juga yang selalu kuingat dan jadi semangatku sampai sekarang, 

Rasulullah SAW bersabda, "Khairunnas anfa’uhum linnas", yang artinya, "Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)

Aku yang dulu
Dari semua kegiatan yang kuikuti ada banyak sekali ilmu dan pengalaman yang kudapat, yang membuatku ke perubahan yang lebih baik.

Aku memulai perubahanku ketika mengikuti Kakang Mbakyu Duta Wisata Kota Malang 2006. Aku di kampus termasuk orang yang introvert, mulai mengalami perubahan sedikit lebih sedikit, mulai belajar membuka diri, belajar berbicara di depan umum, belajar sedikit mengubah penampilan, belajar sedikit mengenal karakteristik orang, belajar sedikit menghargai karya orang, belajar sedikit memberi, belajar sedikit mengenal bahasa dan kesenian baru, semuanya serba baru. 

Tapi sebenarnya aku mengikuti pemilihan Kakang Mbakyu Malang untuk mencoba mengaplikasikan ilmu yang kudapat di kampus ke lapangan, alhamdulillah di saat itu juga aku mendapatkan kesempatan terbaik untuk berbuat lebih. Alhamdulillah Konsep Malang Welcoming City dan si Tukoma (Tugu Kota Malang) yang kubuat untuk Kota Malang dipakai dan dilaunching langsung oleh Walikota Malang, Pak Peni Suparto #TerharuDiPojokan, dan ternyata berkat konsep itu juga aku terpilih menjadi Kakang Malang 2006. Di sini aku belajar, untuk membuat orang lain mendengarkan kita, kita harus menjadi "seseorang" dulu, dan untuk menjadi "seseorang" itu butuh proses dan pengorbanan.
 
Selain karya desain yang dipakai, banyak ide dan programku yang bisa diaplikasikan, bahkan sering diajak kepala dinas Parinkom (Pariwisata dan Komunikasi) di hampir setiap kegiatan beliau di balai kota atau bahkan di ruang sidang DPRK, ya walaupun cuma jadi astrot (Asisten sorot) atau bahkan jadi desainer lay outer, itu udah bikin aku bahagia banget, setidaknya bisa ketemu dengan pejabat-pejabat penting di Kota Malang dan sebagai anak kosan, bisa makan enak dan gratis, hehe.

Di Kakang Mbakyu Malang juga aku jadi belajar bagaimana berorganisasi, karena setiap Kakang yang juara diwajibkan jadi Ketua Paguyuban, PAKANDAYU Kota Malang (Paguyuban Kakang dan Mbakyu), mau ga mau harus mengatur teman-teman yang luar biasa ini, tapi sangking luar biasanya kadang suka nyusahin, kalau bikin acara, fashion show atau penampilan apa gitu, suka muncul telat atau ga datang sama sekali, mau ga mau aku harus muncul gantiin, padahal jalan di catwalk aja masih bingung, saknonya (kasihannya). Tapi di sini aku belajar, hidup emang harus dijlani apapun itu tantangannya, and show must go on.
Finalis Kakang Mbakyu Malang 2006
Salah satunya jadi korban untuk menggantikan model cowok yang tak datang dan bajuku kedodoran, malu dengan temen-temen lain yang memang model-model Top di Malang
Dan ternyata cobaan ga sampai di situ saja, masih banyak lagi bermunculan, mulai dari ngajarin Mas-Mas Cat Walk, Terjebak Donor Darah, Gagal Akting di Ketoprak Humor, Berjemur Cantik di Pawai Bunga, Nembang Gagal Kemudian Hening, yang akan kuceritakan di postingan-postingan selanjutnya ya.

Setelah dari Kakang Mbakyu Malang, aku harus mewakili Kota Malang ke pemilihan Raka Raki Jawa Timur, Duta Wisata Jawa Timur. Di sini aku harus bersaing dengan teman-teman 37 Kota/Kabupaten yang ada di Jawa Timur, beuh persaingan berat!

(Bersambung)

Serunya Roadshow Dreammaker Sigli

Setelah Aceh Selatan, Aceh Barat, Bener Meriah dan Kota Banda Aceh, kali ini roadshow Dreammaker ke Sigli, Kabupaten Pidie. Kabupaten Pidie berjarak kurang lebih 112 Km dari Banda Aceh atau kurang lebih 2 jam perjalanan dengan kendaraan, dengan ibukota Sigli

Setelah selesai Talkshow di Oz Radio Aceh, kami berangkat ke Sigli pukul 22.00. Team The Leader yang berangkat kali ini lumayan banyak, ada Fathun, dr. Salwiyadi, Syauqie, aku, dan Roma, ditambah lagi adekku, Agil, dan perjalanan diwarnai dengan cerita seru sepanjang jalan apalagi melewati jalan di Saree yang membuat sejarah berkesan, baca ceritanya di sini.

Acara Roadshow diadakan di STIKES Medika Nurul Islam, kami bekerjasama dengan mahasiswa-mahasiwa STIKES yang luar biasa. Mereka mempersiapkan semua sudah dari satu bulan yang lalu #Terharu.
Kata Sambutan dari Blue Leader, Romadhan
Presenter Acara Black Leader, Asy Syauqie
Sesi River of Life oleh Red Leader, Hijrah Saputra :D

Mendengar cerita mereka bener-bener bikin terkesima, dan ada juga yang bikin terharu sampai meneteskan air mata
Sesi Dream Revolution oleh White Leader, Muhammad Fathun
Silent Game
Sesi Dream Plan dengan Green Leader, dr.Salwiyadi

Roma dan Ketua BEM STIKES Nurul Islam
Semoga silaturrahim ini bisa terus terjaga dan membangun mimpi yang lebih baik untuk Aceh yang Luar Biasa, amin!

Kamis, 20 Februari 2014

Dukung Program 9Th Project BeriBuku Yuk!

Masih inget dengan Program 1Man1Book4Aceh? Sekarang untuk menyambut 9th Project BeriBuku bekerjasama dengan Aceh Menyala mengadakan :

"1000 Buku untuk Perpustakaan Gampong Geudumbak & Rumah Pintar Rumoh Rayeuk, Langkahan, Aceh Utara”  

Ayo kita dukung semangat membaca adik-adik di Langkahan, Aceh Utara dengan menyalurkan 1000 buku bersama BeriBuku!
Caranya?

1000 Buku ini akan disalurkan untuk dua perpustakaan yang ada di Langkahan:
1. Perpustakaan Gampong Geudumbak
2. Rumah Pintar Rumoh Rayeuk
Berikan kontribusi kamu untuk mendukung projek ini dengan cara :
1.Menyumbangkan buku-buku edukatif dengan tema apa saja (kecuali buku pelajaran sekolah) untuk usia SD
 2.Mendonasikan uang untuk dibelikan buku dengan mentransfer ke:  

 
Bank Mandiri
No. Rek 103-000-458-22-07
A.n. Fauziah Rizki Yuniarti  

Bank BCA
No. Rek: 751-0440-603
A.n. Romi Puspa Wardani  

Bank BNI
No. Rek: 185497102
a.n. Romi Puspa Wardani  

Bank CIMB Niaga Syariah
No. Rek:5020121169114  
a.n. Risma Siti Yusniasari  

Bank Muamalat
No. Rek: 3020013555
a.n. Risma Siti Yusniasari  


Untuk yang sudah menyumbang bisa Konfirmasi drop buku dan donasi ke :
Risma : 081282365423  

Konfirmasi drop buku untuk wilayah Aceh dan sekitarnya :
Fandi : 085295987755

Buat kamu yang di Banda Aceh bisa drop buku kamu ke Mister Piyoh Ulee Kareng, sebelah Solong Kopi, nanti akan disalurkan ke teman-teman Pengajar Muda Indonesia Mengajar Aceh Utara.

Sumbangan dan donasi ditunggu sampai 27 Februari 2014  ya

Rabu, 19 Februari 2014

Gam Inong Blogger Tempat Kumpul Blogger Aceh yang Asyik

Ngomongin komunitas Blogger di Aceh yang paling asyik saat ini adalah Gam Inong Blogger. Bukan karena aku ikutan ngebentuk komunitas ini, bukan sama sekali, tapi lebih ke aktivitas yang ada di dalam group ini. Selalu aja ada tulisan yang menarik untuk dibaca dan dikomentari, ya walaupun terkadang yang ditulis lain dan dikomentari lain lagi, tapi penulisnya enjoy-enjoy aja, karena mungkin sudah sama-sama ngerti, haha #MinumSanger

Logo Gam Inong Blogger
Awal mulanya group ini terbentuk karena ada beberapa teman yang mengalami kekecewaan karena beberapa postingan di blognya dianggap spam, dan itu sudah berulang kali terjadi. Hampir saja anggapan spam ini mematikan semangat para blogger-blogger yang notebenenya berada di Aceh, sebut saja namaya Mawar dan Melati (bukan nama sebenarnya) untuk menulis, mati. Padahal inti dari semangat ngeblog itu adalah menulis dan berbagi, bukan untuk mencari duit apalagi membuat spam. Ya jujur saja untuk membuat segalanya lebih enak, buatku dan teman-teman mencari solusi untuk tetap semangat menulis dan berbagi cerita apa saja, termasuk mempositifkan Aceh, akhirnya kami membentuk Gam Inong Blogger atau yang dikenal dengan GIB.

Awal mulanya terbentuk hanya terdiri dari 6 orang yaitu :

1. Kak Fardelyn Hacky, yang juga menjadi NongMin, sebutan untuk admin perempuan. Jujur baru pertama kali juga berkenalan dengan beliau yang ternyata sudah terkenal di seluruh antero jagad penulis Aceh, sekarang beliau sedang menyelesaikan sekolahnya di Thailand, tipikal perempuan Aceh yang tangguh. Banyak inspirasi di blognya www.fardelynhacky.blogspot.com


2. Ada Liza Fatriatni, salah satu selebblogger di Aceh, sudah melalang buana kemana-mana berkat blognya. Aku mengenalnya melalui blog, tapi siapa yang sangka, dokter muda ini ternyata adek kelasku di SMA Modal Bangsa. Dia selalu bersemangat membagikan aura positif ngeblog untuk siapa saja. Dibalik kesederhanaannya, dia termasuk dalam deretan blogger TOP Indonesia, banyak orang atau perusahaan yang mau membayar lebih untuk masuk postingan blognya, luar biasa! 
Cek blognya di www.liza-fathia.com

3. Ihan Nurdin, biasa sering dikenal dengan Ihan Sunrise, sampai sekarang aku bingung kenapa namanya sunrise, mungkin biar banyak dicari orang, iya, tidak, bisa jadi. Aku kenal Ihan sebagai reporter salah satu media berita Online terbesar di Aceh, Atjehpost. Semangat dia mencari berita dan menuliskannya dengan WAH, membuat beberapa anak-anak muda jadi semangat menulis, salah satu inspirasi anak muda di Aceh. 
Penasaran? langsung ke blognya www.ihansunrise.blogspot.com

4. Citra Rahman, Traveler Blogger Aceh yang sudah menjelajah seluruh tempat di Aceh ini ga diragukan lagi, selain bisa bertahan hidup di alam bebas, kemampuan fotografi dan menulisnya sudah diakui secara nasional maupun ASEAN. Walaupun dia mengaku sebagai Traveler Cilet-Cilet (Traveler Ecek-ecek) tapi dia termasuk salah satu peserta Program Aku Cinta Indonesia, My Selangor Story,dan Malaysia Tourism Hunt yang seleksinya ketat, seketat bajunya Julia Peres. Citra Rahman ini gencar sekali untuk mempositifkan Aceh dengan caranya. Baca semua petualangannya di www.hananan.com

5. Ari Murdiyanto, walaupun bukan aseli Aceh, anak muda berdarah dan bermuka jawa ini semangat sekali untuk mempromosikan Aceh kemana saja. Tulisan-tulisannya di blog selalu membuat pembacanya ingin datang dan merasakan langsung pengalamannya. Aku mengenal Ari dari salah satu lomba Piyoh dan melihat potensi yang dia miliki sangat luar biasa, beberapa kali menang kompetisi blog seperti Aceh Blogger Competition, I Love Aceh, sampai National Geographic competition. Satu lagi kelebihan yang dia miliki dan tidak dimiliki anak-anak muda lainnya, dia bisa menghitung pajak dengan cepat, emeizing!
Baca semua tulisannya di www.buzzerbeezz.com

Satu lagi? ga usah ditanya... kalian bisa tulis pendapat kalian tentang satu orang lagi di comment ya :)

Seiring waktu group ini terus berkembang, mulai bermunculan blogger-blogger lainnya, mulai yang berdomisili di Sabang sampai yang berada di Bandung, Jakarta, bahkan ada yang berada di Belanda, Jerman sekitarnya, dan mereka semua hebat-hebat. Sebut saja Mus Rizal, Ferhat dan Ariel, Azhar Ilyas, Bang Arie Yamani, Rahmat, Zatin Abdullah, Aar Baini, Thoenis, Mira, Ismi Laila, Cut Isyana, Makmur Dimila, Kak Alaika Abdullah, Devin, Alvawan, Muhammad Haekal, Aslan, dan masih banyak lagi blogger hebat lainnya. Semangatnya satu, untuk menulis dan berbagi kisah, pengalaman, perjalanan dan inspirasi. 

Semoga group ini bisa terus menjadi media buat temen-temen silaturrahim, berkreasi, berprestasi dan menginspirasi ya.

Yang mau ikutan gabung, boleh langsung ke Facebook : Gam Inong Blogger
Syaratnya? kamu suka nulis dan mau belajar!

Selasa, 18 Februari 2014

Serunya Roadshow Dreammaker Banda Aceh

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain Bener Meriah, lain juga cerita Roadshow Dreammaker di Banda Aceh. Kalau di Bener Meriah pesertanya anak-anak SMP dan SMA, di Banda Aceh kebanyakan anak-anak kuliahan.

Bedanya? kalau di Banda Aceh lokal partnernya langsung dipegang oleh temen-temen alumni Dreammaker Camp 1, ada Zulfajri Ery, Anggie Sora, Winda Ulfa, Edly Fahrozy, laely, Syarifah Munira dan masih banyak lagi. Ada banyak sponsor yang ikutan membantu program roadshownya, Terus kalau di Bener Meriah diisi oleh Leader cowok, di Banda Aceh semua materi diisi oleh Leader cewek, kita lihat gimana serunya Roadshow Dreammaker 2014 di Banda Aceh ya.
Zulfajri Ery (Zul) owner Pizza Mini Banda dan Ketua Pelaksana Roadshow, dia juga Alumni Dreammaker 1
Syarifah Munira (Ira) jadi MC acara
Peserta Roadshow Dreammaker 2014 Banda Aceh
Sesi Sharing Group
Sesi River of Life bareng Tiara Fatimah (Tere)
Sesi Dream Plan bareng Rizka Nadya (Nadya)
Sesi Dream Revolution bareng Mifta Sugesty (Mita)
Peserta yang memberikan testimonial apa yang telah dia pelajari dan ilmu yang didapat
Team Roadshow Dreammaker 2014 Banda Aceh, kalian luar biasa!
Jumlah pesertanya 75 orang tidak sebanyak peserta di Bener Meriah tapi tidak mengurangi keseruan yang ada. Yang menarik, peserta yang daftar di Roadshow Banda Aceh kebanyakan lulusan pesantren, MAN atau kuliah yang basisnya agama dan juga Bahasa Inggris, Wow! sempet terharu campur bangga denger cerita-cerita mereka. Selain seru, ada banyak potensi-potensi yang luar biasa dari para peserta, ini tinggal ikutan camp, bisa jadi The Next Big Thing-nya Aceh.

Roadshow selanjutnya tanggal 22 Februari di Pidie, ketemu di sana ya....

Senin, 17 Februari 2014

Taman Rumah Impian

Perjalanan ke Kota Takengon, Aceh Tengah, beberapa bulan lalu, mempertemukan aku dengan rumah yang sederhana ini. Udara yang sejuk dengan pemandangan belakang rumah pegunungan, di depan rumah, danau Lut Tawar. Rumahnya kecil tapi tamannya lumayan luas dipenuhi dengan tanaman kopi Arabika yang beranjak memerah.
Rumah bertaman kopi di Takengon

Jadi ngebayangin punya rumah seperti ini, kecil saja, di halamannya ada kursi santai untuk sekedar bersantai atau berkumpul dengan teman-teman, sekedar untuk menghabiskan waktu dengan membaca buku, ngopi dan berbagi cerita, sambil melihat buah-buah kopi yang berwarna-warni, kopinya yang diminum pun hasil dari taman sendiri, beuh....ga bakalan kemana-mana lagi deh, di rumah aja, haha.

Postingan ini buat ikutan Turnamen Foto Perjalanan ke 36 oleh Ari Murdiyanto. Yang mau ikutan, boleh buka linknya di sini

Minggu, 16 Februari 2014

Serunya Roadshow Dreammaker 2014 di Bener Meriah

Jadi pengalaman menarik tersendiri ketika mengadakan acara di tempat yang belum pernah kita kunjungi sama sekali, bisa jadi kondisi di tempat tersebut sesuai dengan ekspetasi kita, tapi bisa jadi tidak sesuai, ini membuat adrenalinku meningkat, ya walaupun aku ga terlalu ngerti adrenalin itu apa, biar terlihat keren, haha.

Kali ini aku bersama teman-teman The Leader, Fathun dan Parwis berangkat ke Kabupaten Bener Meriah, salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang berasal dari pemekaran Kabupaten Aceh Tengah. Kami ke Bener Meriah untuk membuat program Roadshow Dreammaker 2014. Dreammaker adalah program The Leader untuk berbagi ilmu dan pengalaman untuk anak-anak muda Aceh dalam mewujudkan mimpi. Dreammaker Camp-nya akan dilaksanakan Bulan Maret, nah berhubung tempat yang terbatas, tapi kami pingin lebih, makanya diadakan Roadshow ke beberapa kota dan kabupaten di Aceh, kami ingin anak-anak Aceh yang tidak bisa mengikuti camp, bisa juga merasakan suasana Dreammaker nantinya, sekaligus juga untuk menjaring anak-anak yang akan ikutan Dreammaker Bulan Maret mendatang. Informasi lengkap tentang Dreammaker bisa dibaca di sini.

Kabupaten Bener Meriah ini menjadi tujuan kami ke 3 setelah Aceh Selatan dan Aceh Barat minggu yang lalu. Seharusnya jadwalku dan Parwis mengisi di Aceh Selatan dan Aceh Barat, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya berganti tugas dengan dr. Salwiyadi, Fathun dan Syauqie, mohon maaf buat adek-adek yang ada di Aceh Selatan dan Aceh Barat ya, lain kesempatan kita bertemu ya...

Nah masalah muncul ketika berangkat ke Bener Meriah, ternyata dari kami bertiga yang sudah pernah ke sana hanya Parwis dan dia ke sana dengan menggunakan kendaraan umum, L300. Dari Banda Aceh naik mobil, tidur, dan dibangunkan ketika sampai di tujuan. Alhasil kami bertiga tidak tau jalan menuju ke Ibukota Bener Meriah, sama sekali. Apalagi kami berangkat dari Banda Aceh pukul 21.30 malam hari, berarti sampai di sana sekitar jam 4 Pagi, dan ga kepikiran nanyain clue dari pihak lokal partner, sok deh, haha.

"Life is Adventure"

Itu tulisan yang sering kulihat di kaos seorang kakek, salah satu peserta Sail Morotai, dan itu juga yang jadi pedoman perjalanan kami kali ini.

Dengan pedoman yang luar biasa itu, alhasil membuat kami tersesat di Bener Meriah, haha #TertawaBangga. Sebenarnya kami sudah banyak bertanya dengan orang-orang yang ada di jalan, kemana arah kotanya Bener Meriah, tetapi setelah masuk ke simpang yang dituju, jalan yang mula-mula besar, makin lama kelamaan makin kecil dan mulai gelap, kami layaknya orang Indonesia yang suka membuat kesimpulan sendiri, menyimpulkan jalan yang kami lewati itu salah. Akhirnya kami memutuskan untuk tidur di dalam mobil di dekat mesjid di jalan raya Bireuen - Takengon sampai pagi menjelang. Tapi kesialan belum berakhir di situ, ternyata kunci sandaran kursiku rusak, alhasil aku harus tidur dengan sandaran kursi dengan derajad 90, dan itu tersiksa banget sist. (Lho, kok Sist?)

Adzan terdengar keras dari mesjid, kami pun shalat, walaupun kami dengar Bener Meriah itu dingin, tapi ternyata persiapan kami masih kurang, udara dingin di sana lebih dari perkiraan kami, jaket yang dibawa ga mempan, belum lagi ketika wudhu, airnya dingin menusuk euy!, brrrr.  Abis shalat, Parwis, Fathun tidur lagi, dan aku masih juga tidur dengan tegak, aihh...nasib.

Pagi menjelang, udara masih tetap dingin, mungkin ini juga yang bikin nama kabupatennya Bener Meriah, dinginnya bener-bener meriah euy! haha. Tapi menurut cerita Bener Meriah terkenal dengan pemandian air panasnya, hal ini menarik kami untuk mencoba, sekalian mandi pagi sebelum acara dimulai.

Ternyata nyari pemandian air panas di Bener Meriah tidak susah, karena pemandiannya berada tidak jauh dari jalan besarnya. Sebenarnya air panas ada banyak di pinggir-pinggir jalan karena ternyata Bener Meriah memiliki gunung berapi yang masih aktif, Gunung Burni Telong. Eh, ternyata pemandiannya ada levelnya loh, pemandian yang lokasinya di atas, tempatnya tinggi, airnya sangat Panas, di bagian tengah, airnya panas sedang, di bawah hangat, tapi semuanya bisa kita nikmati hanya dengan membayar Rp.3.000 saja, murah ya. Kami memutuskan untuk mencoba air yang level terendah, di daerah Lampahan. Karena udara yang dingin, air yang hangat bener-bener kombinasi yang ideal, membuat kami berlama-lama di pemandian, sampai ga terasa, kami sadar kalau kami belum menemukan Ibukota Bener Meriah, lokasi acara. #MulaiPanik

Beres mandi di air panas Lampahan membuat badan seger lagi, capek-capek jadi hilang. Kami melanjutkan lagi mencari Ibukota Bener Meriah yang ternyata memang melalui jalan yang kami lalui tadi malam, memang melewati beberapa rumah, terus hutan, rumah lagi, hutan lagi, rumah lagi baru ketemu kotanya, pemandangan menakjubkan setelahnya. Ibukota Bener Meriah adalah Redelong, berada di tengah-tengah lembah dimana-mana kita bisa melihat bukit dengan berbagai layer warna, luar biasa! Kota ini masih dalam pembangunan, karena berdiri kurang lebih baru 10 tahun, perkampungan yang tumbuhnya sporadis sudah mulai ditata secara rapi dan apik, belum lagi bunga-bunga warna-warni di mana-mana daan... yang paling bikin deg-degan, hampir setiap jengkal lahan di Bener Meriah, kebun kopi Arabika!, sepertinya menarik punya rumah di sini, hehe.

Setelah berkeliling Redelong kami langsung menuju lokasi acara. Acara Roadshow Dreammaker diadain di Kantor Bupati Bener Meriah. Kami tidak sendirian ada lokal partner yang mengurusi persiapan di sana, anak-anak muda Bener Meriah yang luar biasa, inilah mereka.
Ikatan Bujang Beru Gayo Bener Meriah, anak-anak muda Luar Biasa di Bener Meriah
Jumlah peserta membludak, lebih dari 200 orang! Pertama kami dengar jumlah 200 orang aja sudah bikin panik, bakal ngebayangin rusuhnya, apalagi anak-anak sekolah. Tapi tetep positif thinking, semua anak punya mimpi yang harus kita dengar. Kami berharap 200 anak yang berasal dari SMP dan SMA di Bener Meriah ini bisa dihandle dengan baik, tapi ternyata kenyataan berkata lain, setelah 200 orang muncul, eh ternyata masih ada lagi yang lain bersusulan, muka si Fathun mulai bete, baru kali ini aku lihat anak muda yang biasa menghadapi masalah dengan tenang, bete, haha.
Ngelihat jumlah peserta yang membludak, bakal butuh extra energi ni
Tapi alhamdulillah, suasana bisa dikendalikan, ya walaupun ada beberapa anak yang tidak mau dipisahkan dengan temen-temennya, itu artinya target yang ingin kami jalankan tidak akan berjalan dengan baik, tapi ya namanya juga anak-anak, kami mengalah, cari strategi lain.
Semangat adek-adek ini dengan mimpi-mimpinya meluluhkan kami
Parwis dan Fathun berkolaborasi memberi penjelasan tentang River of Life
Mendengar mimpi-mimpi mereka dan potensi yang mereka miliki ini bikin semangat
Bersama para peserta Roadshow Dreammaker 2014 plus Parwis, Fathun dan Papa Piyoh, pengennya bareng semua peserta, tapi ngebayangin ngatur posisinya udah mumet, ga jadi deh :D
Alhamdulillah acara selesai dengan lancar, banyak juga adek-adek yang datang untuk konsultasi menceritakan mimpi mereka, dan siapa yang sangka mimpi-mimpi mereka dan potensi yang mereka punya luar biasa! Semoga ke depannya bisa jadi modal untuk membangun Bener Meriah dan Aceh ke arah yang lebih baik, amin.

Saatnya pulang, rasanya masih pengen berlama-lama di Bener Meriah, ada banyak potensi yang bisa kami jelajahi di sini, tapi apa daya, harus balik cepat karena besok harinya harus bertemu dengan adek-adek di Banda Aceh di program roadshow Dreammaker Banda Aceh.

Terimakasih yang banyak buat para peserta Roadshow Dreammaker Bener Meriah, semoga kita bisa menjaga silaturrahim ini dan terimakasih juga buat Local Partner Bener Meriah, Ikatan Bujang Beru Gayo Bener Meriah, kalian luar biasa!

Mau tau informasi kota-kota yang bakal dikunjungi The Leader? cek di www.the-leader.org , siapa tau kita bisa ketemuan di sana :)