Jadi pengalaman menarik tersendiri ketika mengadakan acara di tempat yang belum pernah kita kunjungi sama sekali, bisa jadi kondisi di tempat tersebut sesuai dengan ekspetasi kita, tapi bisa jadi tidak sesuai, ini membuat adrenalinku meningkat, ya walaupun aku ga terlalu ngerti adrenalin itu apa, biar terlihat keren, haha.
Kali ini aku bersama teman-teman The Leader, Fathun dan Parwis berangkat ke Kabupaten Bener Meriah, salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang berasal dari pemekaran Kabupaten Aceh Tengah. Kami ke Bener Meriah untuk membuat program Roadshow Dreammaker 2014. Dreammaker adalah program The Leader untuk berbagi ilmu dan pengalaman untuk anak-anak muda Aceh dalam mewujudkan mimpi. Dreammaker Camp-nya akan dilaksanakan Bulan Maret, nah berhubung tempat yang terbatas, tapi kami pingin lebih, makanya diadakan Roadshow ke beberapa kota dan kabupaten di Aceh, kami ingin anak-anak Aceh yang tidak bisa mengikuti camp, bisa juga merasakan suasana Dreammaker nantinya, sekaligus juga untuk menjaring anak-anak yang akan ikutan Dreammaker Bulan Maret mendatang. Informasi lengkap tentang Dreammaker bisa dibaca di sini.
Kabupaten Bener Meriah ini menjadi tujuan kami ke 3 setelah Aceh Selatan dan Aceh Barat minggu yang lalu. Seharusnya jadwalku dan Parwis mengisi di Aceh Selatan dan Aceh Barat, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya berganti tugas dengan dr. Salwiyadi, Fathun dan Syauqie, mohon maaf buat adek-adek yang ada di Aceh Selatan dan Aceh Barat ya, lain kesempatan kita bertemu ya...
Nah masalah muncul ketika berangkat ke Bener Meriah, ternyata dari kami bertiga yang sudah pernah ke sana hanya Parwis dan dia ke sana dengan menggunakan kendaraan umum, L300. Dari Banda Aceh naik mobil, tidur, dan dibangunkan ketika sampai di tujuan. Alhasil kami bertiga tidak tau jalan menuju ke Ibukota Bener Meriah, sama sekali. Apalagi kami berangkat dari Banda Aceh pukul 21.30 malam hari, berarti sampai di sana sekitar jam 4 Pagi, dan ga kepikiran nanyain clue dari pihak lokal partner, sok deh, haha.
"Life is Adventure"
Itu tulisan yang sering kulihat di kaos seorang kakek, salah satu peserta Sail Morotai, dan itu juga yang jadi pedoman perjalanan kami kali ini.
"Life is Adventure"
Itu tulisan yang sering kulihat di kaos seorang kakek, salah satu peserta Sail Morotai, dan itu juga yang jadi pedoman perjalanan kami kali ini.
Dengan pedoman yang luar biasa itu, alhasil membuat kami tersesat di Bener Meriah, haha #TertawaBangga. Sebenarnya kami sudah banyak bertanya dengan orang-orang yang ada di jalan, kemana arah kotanya Bener Meriah, tetapi setelah masuk ke simpang yang dituju, jalan yang mula-mula besar, makin lama kelamaan makin kecil dan mulai gelap, kami layaknya orang Indonesia yang suka membuat kesimpulan sendiri, menyimpulkan jalan yang kami lewati itu salah. Akhirnya kami memutuskan untuk tidur di dalam mobil di dekat mesjid di jalan raya Bireuen - Takengon sampai pagi menjelang. Tapi kesialan belum berakhir di situ, ternyata kunci sandaran kursiku rusak, alhasil aku harus tidur dengan sandaran kursi dengan derajad 90, dan itu tersiksa banget sist. (Lho, kok Sist?)
Adzan terdengar keras dari mesjid, kami pun shalat, walaupun kami dengar Bener Meriah itu dingin, tapi ternyata persiapan kami masih kurang, udara dingin di sana lebih dari perkiraan kami, jaket yang dibawa ga mempan, belum lagi ketika wudhu, airnya dingin menusuk euy!, brrrr. Abis shalat, Parwis, Fathun tidur lagi, dan aku masih juga tidur dengan tegak, aihh...nasib.
Pagi menjelang, udara masih tetap dingin, mungkin ini juga yang bikin nama kabupatennya Bener Meriah, dinginnya bener-bener meriah euy! haha. Tapi menurut cerita Bener Meriah terkenal dengan pemandian air panasnya, hal ini menarik kami untuk mencoba, sekalian mandi pagi sebelum acara dimulai.
Ternyata nyari pemandian air panas di Bener Meriah tidak susah, karena pemandiannya berada tidak jauh dari jalan besarnya. Sebenarnya air panas ada banyak di pinggir-pinggir jalan karena ternyata Bener Meriah memiliki gunung berapi yang masih aktif, Gunung Burni Telong. Eh, ternyata pemandiannya ada levelnya loh, pemandian yang lokasinya di atas, tempatnya tinggi, airnya sangat Panas, di bagian tengah, airnya panas sedang, di bawah hangat, tapi semuanya bisa kita nikmati hanya dengan membayar Rp.3.000 saja, murah ya. Kami memutuskan untuk mencoba air yang level terendah, di daerah Lampahan. Karena udara yang dingin, air yang hangat bener-bener kombinasi yang ideal, membuat kami berlama-lama di pemandian, sampai ga terasa, kami sadar kalau kami belum menemukan Ibukota Bener Meriah, lokasi acara. #MulaiPanik
Beres mandi di air panas Lampahan membuat badan seger lagi, capek-capek jadi hilang. Kami melanjutkan lagi mencari Ibukota Bener Meriah yang ternyata memang melalui jalan yang kami lalui tadi malam, memang melewati beberapa rumah, terus hutan, rumah lagi, hutan lagi, rumah lagi baru ketemu kotanya, pemandangan menakjubkan setelahnya. Ibukota Bener Meriah adalah Redelong, berada di tengah-tengah lembah dimana-mana kita bisa melihat bukit dengan berbagai layer warna, luar biasa! Kota ini masih dalam pembangunan, karena berdiri kurang lebih baru 10 tahun, perkampungan yang tumbuhnya sporadis sudah mulai ditata secara rapi dan apik, belum lagi bunga-bunga warna-warni di mana-mana daan... yang paling bikin deg-degan, hampir setiap jengkal lahan di Bener Meriah, kebun kopi Arabika!, sepertinya menarik punya rumah di sini, hehe.
Setelah berkeliling Redelong kami langsung menuju lokasi acara. Acara Roadshow Dreammaker diadain di Kantor Bupati Bener Meriah. Kami tidak sendirian ada lokal partner yang mengurusi persiapan di sana, anak-anak muda Bener Meriah yang luar biasa, inilah mereka.
Jumlah peserta
membludak, lebih dari 200 orang! Pertama kami dengar jumlah 200 orang
aja sudah bikin panik, bakal ngebayangin rusuhnya, apalagi anak-anak sekolah. Tapi tetep positif thinking, semua anak punya mimpi yang harus kita dengar. Kami berharap 200 anak yang berasal dari SMP dan SMA di Bener Meriah ini bisa dihandle dengan baik, tapi ternyata kenyataan berkata lain, setelah 200 orang muncul, eh ternyata masih ada
lagi yang lain bersusulan, muka si Fathun mulai bete, baru kali ini aku
lihat anak muda yang biasa menghadapi masalah dengan tenang, bete, haha.
Tapi
alhamdulillah, suasana bisa dikendalikan, ya walaupun ada beberapa anak
yang tidak mau dipisahkan dengan temen-temennya, itu artinya target yang
ingin kami jalankan tidak akan berjalan dengan baik, tapi ya namanya
juga anak-anak, kami mengalah, cari strategi lain.
Adzan terdengar keras dari mesjid, kami pun shalat, walaupun kami dengar Bener Meriah itu dingin, tapi ternyata persiapan kami masih kurang, udara dingin di sana lebih dari perkiraan kami, jaket yang dibawa ga mempan, belum lagi ketika wudhu, airnya dingin menusuk euy!, brrrr. Abis shalat, Parwis, Fathun tidur lagi, dan aku masih juga tidur dengan tegak, aihh...nasib.
Pagi menjelang, udara masih tetap dingin, mungkin ini juga yang bikin nama kabupatennya Bener Meriah, dinginnya bener-bener meriah euy! haha. Tapi menurut cerita Bener Meriah terkenal dengan pemandian air panasnya, hal ini menarik kami untuk mencoba, sekalian mandi pagi sebelum acara dimulai.
Ternyata nyari pemandian air panas di Bener Meriah tidak susah, karena pemandiannya berada tidak jauh dari jalan besarnya. Sebenarnya air panas ada banyak di pinggir-pinggir jalan karena ternyata Bener Meriah memiliki gunung berapi yang masih aktif, Gunung Burni Telong. Eh, ternyata pemandiannya ada levelnya loh, pemandian yang lokasinya di atas, tempatnya tinggi, airnya sangat Panas, di bagian tengah, airnya panas sedang, di bawah hangat, tapi semuanya bisa kita nikmati hanya dengan membayar Rp.3.000 saja, murah ya. Kami memutuskan untuk mencoba air yang level terendah, di daerah Lampahan. Karena udara yang dingin, air yang hangat bener-bener kombinasi yang ideal, membuat kami berlama-lama di pemandian, sampai ga terasa, kami sadar kalau kami belum menemukan Ibukota Bener Meriah, lokasi acara. #MulaiPanik
Beres mandi di air panas Lampahan membuat badan seger lagi, capek-capek jadi hilang. Kami melanjutkan lagi mencari Ibukota Bener Meriah yang ternyata memang melalui jalan yang kami lalui tadi malam, memang melewati beberapa rumah, terus hutan, rumah lagi, hutan lagi, rumah lagi baru ketemu kotanya, pemandangan menakjubkan setelahnya. Ibukota Bener Meriah adalah Redelong, berada di tengah-tengah lembah dimana-mana kita bisa melihat bukit dengan berbagai layer warna, luar biasa! Kota ini masih dalam pembangunan, karena berdiri kurang lebih baru 10 tahun, perkampungan yang tumbuhnya sporadis sudah mulai ditata secara rapi dan apik, belum lagi bunga-bunga warna-warni di mana-mana daan... yang paling bikin deg-degan, hampir setiap jengkal lahan di Bener Meriah, kebun kopi Arabika!, sepertinya menarik punya rumah di sini, hehe.
Setelah berkeliling Redelong kami langsung menuju lokasi acara. Acara Roadshow Dreammaker diadain di Kantor Bupati Bener Meriah. Kami tidak sendirian ada lokal partner yang mengurusi persiapan di sana, anak-anak muda Bener Meriah yang luar biasa, inilah mereka.
Ikatan Bujang Beru Gayo Bener Meriah, anak-anak muda Luar Biasa di Bener Meriah |
Ngelihat jumlah peserta yang membludak, bakal butuh extra energi ni |
Semangat adek-adek ini dengan mimpi-mimpinya meluluhkan kami |
Parwis dan Fathun berkolaborasi memberi penjelasan tentang River of Life |
Mendengar mimpi-mimpi mereka dan potensi yang mereka miliki ini bikin semangat |
Bersama para peserta Roadshow Dreammaker 2014 plus Parwis, Fathun dan Papa Piyoh, pengennya bareng semua peserta, tapi ngebayangin ngatur posisinya udah mumet, ga jadi deh :D |
Saatnya pulang, rasanya masih pengen berlama-lama di Bener Meriah, ada banyak potensi yang bisa kami jelajahi di sini, tapi apa daya, harus balik cepat karena besok harinya harus bertemu dengan adek-adek di Banda Aceh di program roadshow Dreammaker Banda Aceh.
Terimakasih yang banyak buat para peserta Roadshow Dreammaker Bener Meriah, semoga kita bisa menjaga silaturrahim ini dan terimakasih juga buat Local Partner Bener Meriah, Ikatan Bujang Beru Gayo Bener Meriah, kalian luar biasa!
Mau tau informasi kota-kota yang bakal dikunjungi The Leader? cek di www.the-leader.org , siapa tau kita bisa ketemuan di sana :)
Wah, padahal kalo ke Aceh Selatan bisa kupi darat dengan alvawan itu :p
BalasHapusHaha, alhamdulillah juga ga jadi ke Aceh Selatan ya kak :D
HapusHahahahaa.....padahal bakalan seru tuh Jrah kalo' ketemu si alvawan #nyengir
Hapushaha, kalau orangnya baek mah pasti disamperin, aku alergi sama orang negatif Vin :D
Hapuswah...serunya...jadi ingat masa KPM dulu disana...memang bener meriah lebih dingin dari takengon bang...bener2 deh..:D
BalasHapusoh gitu ya, gitu kok nga ngomong
Hapus