"Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina"
Begitulah dulu
aku sering mendengar salah satu hadist Rasul, ya walaupun banyak yang
mengatakan hadist itu lemah, kalimat itu sering menjadi motivasi bagiku
untuk mengunjungi negeri panda itu. Alhamdulillah aku berkesempatan
traveling ke Beijing. Kota Beijing ini merupakan kota terbesar kedua di Cina setelah Shanghai.
Penghubung transportasi utamanya adalah dengan menggunakan jalur kereta
api, jalan raya dan jalan tol di segala penjuru kota. Beijing juga
merupakan titik utama untuk penerbangan internasional ke Cina. Beijing
merupakan pusat politik, pendidikan, dan kebudayaan di Cina.
|
Keluar Imigrasi udah langsung ketemu salah satu ikon Beijing yang juga terkenal di China bahkan di dunia, Great Wall |
keluar dari Bandara kami menuju penginapan Kings Joy Hotel, salah satu hotel yang banyak direkomendasikan oleh para backpacker, selain murah dan nyaman, lokasinya dekat dengan Tian an Men Kota Terlarang.
Dalam perjalanan menuju hotel kiri dan kanan udah terlihat bangunan-bangunan ala China, sepertinya bakal menarik ni besok.
|
Penampakan Kings Joy Hotel dari depan |
|
International Floor, banyak coret-coretan dari wisatawan yang datang, seru juga ya |
|
Piyoh jadi ikutan melukiskan kata-kata mutiara disana :D |
|
Kamarnya cukup nyaman buat istirahat, ada TV, AC dan Kamar mandi dilengkapi air hangat dan dingin |
Ga sabaran
paginya langsung berkeliaran di sekitaran hotel, ternyata ga sampe 5
menit jalan udah ketemu pusat perdagangannya, Qianmen Street,
beuh....suasananya bener-bener kayak di China tempo dulu! mulai dari
orangnya, arsitektur bangunannya sampe tulisan-tulisan di tokonya
tulisan China semua! Baru lihat udah mata udah keriting. Untungnya trip
kali ini aku ditemani oleh guide yang baik hati, walaupun asalnya dari
Aceh, bahasa Mandarin beliau ga usah diragukan lagi, udah ngalir kayak teh dituang dari poci.
Oh ya, kalau mau
jalan-jalan ke Beijing, kudu tau sedikit bahasa Mandarin, karena disana
kebanyakan ga ada yang bisa bahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia, bisa sama-sama ngomong pake bahasa tarzan, hahaha.
Pas disana, lagi
musim apa ya, dibilang panas tapi dingin, dibilang dingin ga terlalu
dingin, yang sedang-sedang ajalah, bingung. Tapi yang pasti, matahari
tak ada, langit berwarna kelabu, daan... enaknya pagi di Beijing cukup
lama, mulai dari jam 4 pagi sampe 8 malam masih terang. Cuma saat itu
banyak kapas yang bertebaran di seluruh kota, entah siapa yang jemur
kasur, Eh?
|
Fusion dulu bareng Bang Muslim Amiren, Guide Gaul yang selalu semangat berbagi informasi apa aja tentang China |
|
Bunga disusun sedemikian indah |
Ga jauh dari Qianmen Street ada Tiananmen Square. Lapangan seluas 440
ribu meter persegi ini, di tengahnya terdapat Monumen Pahlawan Nasional. Monumen ini
dibangun tahun 1952 dan katanya termasuk monumen terbesar dalam sejarah Cina.
|
Monumen Pahlawan Nasional Di
salah satu sisi monumen ini tertulis kata-kata: “Pahlawan Rakyat adalah
Abadi.” Kata-kata ini ditulis sendiri oleh Mao Zedong, Presiden
Republik Rakyat Cina yang pertama. |
|
Ada layar TV besar sebesar gaban, dengan berbagai informasi potensi pariwisata di China |
|
di bagian kiri kanan lapangan ditanami bunga warna warni yang dibentuk indah |
|
Tiananmen |
Tapi siapa sangka di lapangan ini juga terjadi
peristiwa penting dalam sejarah modern Cina, yaitu pergerakan
prodemokrasi berdarah di tahun 1989.
|
Wajib piyoh kesini kalau ke Beijing, di bagian depan ada terpampang foto Mao Zedong, Presiden
Republik Rakyat Cina yang pertama |
|
Rumah Makan Muslim |
Capek berjalan kaki ria di sekitaran Tiananmen, saatnya menganjal perut. Walaupun di China banyak
makanan enak dapat dipastikan hampir semua makanan disana haram untuk
dimakan untuk umat muslim. Alhasil harus ngubek-ngubek kota untuk
menemukan makanan Halal dan akhirnya kami menemukan satu rumah makan
yang dinyatakan halal, ya tidak jauh juga dari penginapan. Ada satu hal
yang memudahkan kita untuk menemukan rumah makan berlabel halal, coba
carilah rumah makan dengan plang nama atau poster dengan nuansa hijau,
tapi tidak semua juga yang bernuansa hijau halal lho. Ternyata di rumah
makan yang kami kunjungi ada salah satu menu yang dicari-cari, roasting
duck khas Beijing, beuh....lezatnya luar biasa, bumbunya merasuk ke
tulang. Belum lagi sup telurnya yang super lezat, memang tidak diragukan
lagi masakan-masakan di China. Ga sadar semua makanan masuk ke perut
dalam sekejap mata, alhasil, abis dari rumah makan, kami kembali ke
penginapan dan BOCI (Bobo Ciang), jauh-jauh ke Beijing, ritual BOCI di Sabang tetep
ada ya....hahaha.
bersambung....
Yeee ... Ujung-ujung ceritanya tetap ada Sabang-nya, yaa? Hehee ...
BalasHapusHahaha, Sabang selalu di hati :D
Hapus