Tulisan ini kudapat dari Atjehpost.com, salah satu situs berita online nomor 1 di Aceh, ya buat tambahan arsip di blog, jadi kucopy di sini, siapa tau nanti ada yang butuh kan ga susah lagi nyari, #yakali :D
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Promosi Wisata Kreatif Ala Hijrah, Kakang Kota Malang Asal Sabang
Pernah mendengar nama Mister Piyoh? Atau pernah membeli t-shirt dengan
jargon yang unik dan lucu dengan label Piyoh?
Belakangan ini nama Piyoh memang lebih dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan,
Piyoh menjadi icon industri kreatif di Banda Aceh.
Populernya Piyoh adalah hasil kerja keras Hijrah Saputra Yunus, Planolog
muda Aceh lulusan Universitas Brawijaya, Malang,
Jawa Timur. Hijrah, demikian lelaki muda berpembawaan tenang ini biasa disapa,
kepada The Atjeh Post mengatakan bahwa ia ingin mendedikasikan dirinya untuk
mengembangkan pariwisata Sabang, kota kelahirannya.
“Saya memang tertarik dengan dunia pariwisata, saya ingin promosikan Sabang
melalui Piyoh dengan mengoptimalkan program-program yang sudah ada,” kata
Hijrah, ditemui The Atjeh Post di Tower Café
Banda Aceh, Senin 2 April 2012.
Selama kuliah di Malang Hijrah tidak cuma menjadi mahasiswa yang hanya
berkutat seputar pustaka dan kampus saja, di kota berhawa dingin itu ia
berfikir apa yang bisa diberikan sebagai kontribusi untuk kota Malang.
Akhirnya alumni SMA Modal Bangsa Aceh Besar ini mengikuti ajang pemilihan
Kakang dan Mbak Yu Kota Malang, di luar dugaannya, Hijrah yang asli anak Aceh
dan tidak bisa berbahasa Jawa dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang dalam
kontes tersebut.
“Waktu itu saya menang di konsep pengembangan pariwisata Malang, Malang kota
yang punya banyak potensi tapi tidak ada icon yang bagus, akhirnya tercetuslah
ide untuk membuat konsep Tukoma atau Tugu Kota Malang, dan itu dipakai oleh
Dinas Pariwisata di sana sampai sekarang,” kenang Hijrah.
Setahun menjadi Kakang Kota Malang, Hijrah terpilih menjadi Juara Harapan I
Raka Provinsi Jawa Timur mewakili Kota Malang. Dalam ajang itu ia harus
bertarung dengan seluruh peserta dari 38 kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur.
Sejak terpilih menjadi Juara Harapan I Raka Jawa Timur Hijrah banyak
menghabiskan kegiatan untuk mempromosikan Jawa Timur ke luar daerah.
Tahun 2007 dalam suatu kegiatan di Jogjakarta,
Hijrah bertemu dengan duta wisata kampus dari Aceh. Saat itu Hijrah merasa
tersindir ketika duta wisata tersebut mengatakan mengapa ia mau bersusah payah
membantu propinsi lain.
Sindiran itu menjadi titik balik bagi Hijrah untuk pulang ke Sabang dan
mulai membentuk Piyoh design pada pertengahan tahun 2008. Ia semakin mantap
menekuni dunia barunya setelah teman-temannya duta wisata dari daerah lain yang
pernah berkunjung ke Sabang merasa kesulitan mendapatkan souvenir berkualitas
dari Sabang.
Bermodalkan uang dua juta rupiah dan
pengalaman selama menjadi Kakang Malang dan Raka Jawa Timur ia mulai
mengembangkan Piyoh Design dengan semangat dan kerja keras. “Saya ingin
kehadiran Piyoh bisa jadi stimulan bagi masyarakat Sabang,” kata Hijrah.
Sayangnya Piyoh lebih terkenal di luar daripada di Sabang sendiri. Demi
mempertahankan kwalitas, barang-barang produksi Piyoh Design seperti pin, stiker, gantungan kunci dan khususnya t-shirt
memang membidik segmen pasar menengah ke atas.
Hijrah juga sering diundang menjadi pembicara untuk industri kreatif di
Aceh. Bahkan ia sering terlibat dalam setiap event pemilihan duta di Aceh.
“Saat ini juga sedang diminta untuk menjadi juri,” kata Hijrah.
Putra dari Suraji Yunus dan Erwani Mutia ini juga membuat Sabang City Guide,
berupa peta destinasi wisata Sabang yang ia titipkan di sejumlah tempat seperti
Pelabuhan Ulee Lheu, Hotel Medan, Hotel Oasis dan sebagian besar hotel yang ada
di Sabang.
Sabang City Guide ini menurutnya sangat efektif, terutama bagi wisatawan
yang buta tentang Sabang. Selama ini Hijrah mengaku banyak wisatawan yang ingin
berkunjung ke Sabang namun kesulitan dengan rute yang ingin ditempuh.
Peta Sabang ala Piyoh |
“Banyak dari mereka yang menemukan Piyoh di internet dan merasa sangat
terbantu dengan adanya peta Sabang ini. Bahkan ada juga yang mereka print out
lalu dibagikan ke teman-temannya yang ingin ke Sabang,” kata mantan Agam Aceh
tahun 2008 ini.
Selain di Sabang, Piyoh juga ada di Ulee Kareng Banda Aceh, posisinya persis
di sebelah warung kopi Solong. Dari ke dua tempat itu, "setiap bulannya Piyoh
memiliki omset sekitar seratus juta rupiah," kata Hijrah.
Usaha serupa juga pernah dijabanin Hijrah sejak masih kuliah di Unibraw,
waktu itu ia merintis usaha dengan teman kuliah yang juga berasal dari Aceh.
Berawal dari Jurusan usaha pin dan stiker yang ia geluti merambah ke tingkat
Universitas. Namun karena kesibukan kuliah akhirnya usaha tersebut bubar.
Ke depan Hijrah ingin usahanya bisa ekspansi ke Takengon dan memunculkan
icon-icon dari kota dingin tersebut. Bersama beberapa teman mantan duta wisata
Hijrah juga sedang merintis Indonesia Design. Dengan begitu Sabang yang
dipopulerkan oleh Piyoh tidak hanya terkenal di Aceh tapi juga di Indonesia.
(http://atjehpost.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar