Tampilkan postingan dengan label Raka Raki Jatim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Raka Raki Jatim. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Juni 2016

10 Tahun

Tidak terasa 10 tahun sudah terlewati, aku memulai kehidupan yang luar biasa. Hal ini bermula ketika mengikuti pemilihan Kakang Mbakyu Malang 2006, bisa dibilang, itu adalah titik balik hidupku. Setelah itu ketagihan terus untuk mengembangkan diri di berbagai macam kegiatan. Bukannya maruk, bukan, tapi di situ aku belajar banyak hal tentang hal-hal yang aku senangi dan bisa terjun langsung ke lapangan. Tapi bohong adanya, kalau dibilang semua kegiatan menyenangkan, masalah pasti ada, hambatan juga tetap ada, tetapi di situlah aku belajar bagaimana menghadapinya, bagaimana mensyukuri nikmat Allah, bagaimana cara untuk selalu berpikiran positif dan selalu tersenyum menghadapi semua cobaan.
Hijrah Saputra 2006 - 2016
Pesan atuk-ku di Malaysia, teruslah berbuat baik dan yang terbaik, karena nantinya kamu akan bisa bercerita bersama anak cucu kamu dengan senang hati. Pesan atuk ini selalu menjadi motivasiku, tidak hanya memotivasi, atuk juga selalu memberi contoh atas semua yang diucap.

Begitu juga dengan mamak dan bapak, selalu mendoakan yang terbaik buatku, pesannya setiap tahun selalu sama, semoga sehat terus, selalu menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa, agama dan negara. Hehe, terlalu umum ya, tapi itu menjadi semangat bagiku untuk terus bergerak.

Penghargaan bukanlah tujuan akhir, tapi dengan adanya penghargaan, itu artinya yang kita kerjakan mengalami progres. #Piyohnote

Penghargaan memang bukan tujuan akhir, tapi menjadi kebahagiaan tersendiri jika semua apa yang telah kita kerjakan dihargai oleh orang lain, baik itu dalam bentuk ucapan, maupun dalam bentuk sertifikat ataupun plakat, semua memang harus disyukuri. Karena aku yakin jika kita mensyukuri nikmat sekecil apa pun, Allah akan memberikan kita lebih banyak lagi dari yang kita butuhkan.

Jadi, jangan pernah bermimpi dan terus berkarya ya

Salam Kreatif selalu

Hijrah Saputra, ST


Selasa, 15 September 2015

Hijrah di Gema Baiturrahman

Hobi Hijrah Membawa Berkah
Gema JUMAT, 21 Agustus 2015
Oleh : NA RIYA ISON
Tabloid Gema Baiturrahman Edisi "Ayo Kerja!"
Salut, mungkin kalimat ini yang terucap saat memulai menulis tentang Hijrah Saputra, ST. Terkadang saya merasa khawatir tidak mampu mendeskripsikan prestasi pemuda kelahiran Sabang, 25 September 1984 ini. Pria dengan segudang prestasi itu juga memiliki hobi membaca, traveling, desain grafis dan marketing.

Saat diminta dikirimkan Curriculum Vitae (CV), maka sarat prestasi yang telah diukirnya tidak saja pada level kota kelahirannya,  tetapi mencakup Provinsi Aceh. Bahkan Agam Propinsi NAD 2008 ini juga merambah ke tingkat ASEAN sebagai delegasi Indonesia ke Youth Engagement Summit 2009 di Kuala Lumpur.

Sepertinya bumi yang dipijak dan hobi Hijrah telah memberikan keberuntungan bagi penyandang slogan “Selalu bermanfaat untuk orang lain dimana pun” ini. Semasa menjadi mahasiswa di Universitas Brawijaya Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, putra ke-3 dari pasangan Drs. Suradji Junus dan Erwani Mutia ini dinobatkan menjadi Kakang Kota Malang pada 2006.

Namun sayang, ia hanya meraih Harapan 1 Raka Jawa Timur 2007. “Saya disulitkan dengan penguasaan bahasa, seni-budaya dan pengetahuan umum akan Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur,” ujarnya melogis.
Pria yang akrab dipanggil Heiji memiliki pengalaman yang tak terlupakan. Saat pemuda lajang ini mengikuti Kapal Pemuda Nusantara 2014 Sail Morotai, Maluku Utara dan Raja Ampat Papua yang bertepatan dengan peringatan HUT RI.

“Upacara peringatan detik-detik proklamasi tahun lalu kami rayakan di atas kapal dalam area Laut Banda dan Raja Ampat,” kenangnya.

Banyaknya even tingkat nasional yang diikutinya membuka mata akan kebesaran Allah yang telah menciptakan nusantara dengan begitu multi etnik, suku-bangsa dan bahasa bagi nusantara tercinta, tambahnya.

Sebagian besar warga Sabang begitu mengenalnya. Sabang yang merupakan salah satu tempat dicanangkannya program pemerintah “Ayo Kerja” begitu beruntung memiliki wirausaha muda mandiri 2013 ini.

Koordinator Duta Wisata Indonesia Laskar Nusantara bagian barat, Aceh dan Jawa Barat ini turut berjasa dalam memajukan pariwisata di kepulauan paling barat nusantara, Sabang khususnya juga bagi Tanah Rencong.

Melalui promosi yang gencar via media online, hasil karya yang telah menyebar serta dari mulut ke mulut membuat wisatawan mancanegara maupun nusantara (wisman/wisnu) akan mencari dan membeli oleh-oleh khas Sabang dan Aceh sebagai bukti telah menapakkan kakinya di Sabang. Sesuai dengan tagline rumah industri kreatif yang dipimpinnya, “Sekenang kedar-kedaran dari Sabang”. Serasa belum ke Sabang bila tidak membawa aneka produk Mister Piyoh, begitu kira-kira.

Piyoh Design atau Mr. Piyoh -dalam bahasa Aceh berarti mampir atau singgah,  menyediakan cinderamata berupa t-shirt, gantungan kunci, pin, stiker, mug, kartu pos, boneka agam-inong dan produk lainnya telah memperkaya tujuan wisata Pulau Sabang  yang dikenal dengan keberadaan Km. 0 dan keindahan surgawi bawah lautnya. Kata Piyoh juga identik dengan keramah-tamahan masyarakat Aceh terhadap siapa saja yang datang ke Aceh atau yang dikenal dengan istilah Peumulia Jamee (memuliakan tamu).

Hobi desain dan kreasi Marketeers Of The Year 2015 ini tidak saja memberikan rezeki baginya, tetapi mampu menyerap lapangan kerja sekaligus memajukan pariwisata setempat.

Rabu, 01 Oktober 2014

30 Facts About Me




Karena Tantangan 20 Fakta Tentangku terlalu mainstream, dan di umurku yang ke 30 jadi kubuat ini, semoga bisa jadi pembelajaran kita bersama, haha, biasa aja keleeus.

1. Namaku Hijrah Saputra. Aku pernah nanya ke bapak dan mamak, katanya itu nama yang unik, cuma satu-satunya di dunia dan aku sangat percaya itu, tapi setelah aku cek dan ricek, ternyata ada banyak sekali nama sepertiku, bahkan sama persis, oke mungkin cuma satu-satunya di dunia, dunianya bapak dan mamak, haha, tapi aku suka. Aku diberi nama Hijrah karena lahir pas tahun baru Hijriyah, dan mungkin orang tua berharap aku bisa pindah dari yang buruk ke hal-hal yang baik, katanya sih gitu, tapi ternyata sekarang aku jadinya suka berkeliaran (hijrah) ke sana kemari, jadi buat temen-temen coba pikir-pikir lagi kalau kasih nama anak Hijrah.

2. Waktu SD, pernah main Kasti, aku kebagian jadi penangkap bola, maksud hati ingin membantu tapi apa daya, bukan bola yang dipukul, kepalaku jadi sasaran Plang (Tongkat) Kasti, sakitnya itu di sini #Ngelus2Kepala, sejak saat itu aku jadi males ikutan olahraga yang pakai alat, jadi lebih memilih olahraga yang pakai hati, iya Hati kamu. ;)

3. Waktu SMP, aku sempet masuk daftar hitam sekolah karena alasan direbutin cewek-cewek se-kelas. Aku sudah berfirasat sejak di perpustakaan, insting laba-labaku bekerja, maksud hati mau baca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berat banget kan bacaanku? Emang!, baru mau megang, tiba-tiba aja bukunya terlepas dari tangan, jatuh dan sobek! Aku bingung, penjaga pustaka panik, abang bakso mlengos #KemudianSenyap. Balik ke kelas, ternyata cewek-cewek di kelas pada berantem, katanya rebutin aku #SilahkanMuntah. Aku dipanggil ke kantor guru dan di sidang, alhasil keputusan guru, namaku dimasukan ke daftar hitam sekolah. Selama seminggu aku dinyinyirin kakak-kakak kelas #NangisDiPojokan #TolongBaimYaAllah

4. Waktu SMP, aku pernah dapat nilai merah untuk pelajaran Bahasa Daerah, itu karena.... karena.... oke, Bahasa Aceh-ku emang parah, tapi sekarang, jangan ditanya lagi, pokoknya jangan!

5. Waktu SMP, aku sempat dapat NEM terbaik se-sekolahan, alhasil aku harus mewakili sekolah untuk tes masuk ke SMA Modal Bangsa, sekolah menengah atas yang favorit se-Aceh, padahal cita-cita pengen masuk SMA yang ngga ada pelajaran matematika atau pelajaran berhitung lainnya sama sekali, emang ada ya? #Polos. Ujian tes masuk pun dimulai dan hasilnya lolos, itu artinya aku harus masuk asrama dan belajar matematika, fisika, kimia dan pelajaran berhitung lainnya dari pagi sampe malam #Pengsan.

6. Waktu SMA, aku diajak ikutan lomba desain, melukis atau karikatur sama temenku, sebut saja namanya Bunga (bukan nama sebenernya). Bunga ini sering juara lomba melukis, kaligrafi, desain dan lain-lain, you name it lah, pasti malaikat pun tahu dia juaranya. Tapi sejak dia ajak aku ikutan lomba, oke aku ga terlalu minat, soalnya untuk membaca aja aku sulit, dan sepertinya temen-temen malu bermain denganku #KemudianIklan. Akhirnya dengan diiming-imingi bakal dibayarin, aku terpaksa ikutan dan hasilnya beberapa kali aku dapat juara, sedangkan si bunga, ngga. #KasihanBunga. Sejak saat itu si bunga ngga pernah ngajak aku ikutan lomba lagi, dan dia menang-menang lagi, dan semua berakhir bahagia, ya setidaknya bahagia buat Bunga.

7. Waktu SMA, pernah jadi vokalis band kelas, ya walaupun levelnya kelas, rasanya udah kayak vokalis band papan atas, rasanya ya, tapi kenyataannya, stop! Ga usah dibahas. Tapi itu ga lama, sejak suaraku pecah jadi ngebas, ngga dipake lagi, akhirnya aku off di dunia entertain #Halah, gabung dengan temen-temen kutu buku, sejak itu aku sadar, ilmu itu lebih penting dari segalanya #Catet.

8. Waktu SMA, pernah jadi Ketua Barak, nama baraknya, Elang. Ngawasin barak itu PR berat banget, selain penghuninya pada kurang rajin, kita juga selalu diawasin sama pengawas asrama dan dikasih laporan tiap minggunya, pernah sekali pas pengumuman mingguan lebih tepatnya di mushallah abis shalat magrib, pengawas asrama ngomong, “Barak Elang.....”, semua udah terdiam menunggu pernyataan selanjutnya, “Bau!” Dan semua mata tertuju padaku, aku menciut, rasanya pengen punya mantra bisa menghilang di keramaian.

9. Waktu SMA, aku jadi team peniup terompet di Marching band, pokoknya keren banget lah, tiup, tiup, pencet, pencet, goyang, goyang, #Lho?. Tapi itu pun ngga lama, aku nghilangin Mouthstok, aku lupa namanya, yang buat tiup-tiup kek gitu. Nah, sejak barang itu hilang, akhirnya aku dipindahin jadi pemegang bass, kebayang dengan badanku yang tegap ini harus ngangkat benda berat itu berjam-jam, berasa jadi ibu hamil! Tapi aku jadi tahu banget rasanya jadi ibu hamil itu seperti apa, I feel you. 

10. Waktu SMA, pernah jadi suka sama cewek temen sekelas, tapi ngga berani ungkapin. Dulu niatnya bantuin temen-temen untuk bantuan nyari info tentang dia, niat mau bantuin temen malah jadi suka, akhirnya jadi modus. Baru tahu pas sudah kuliah, ternyata dia juga suka, dan masih menungguku sampai aku balik, bahkan sampai sebelum pernikahannya, iya semua sudah terlambat, dia udah jadi istri orang lain, #LambaikanTanganKeKamera #AngkatTopi #AngkatJemuran.

11. Lulus SMA, milih jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi), maksud hati sih pengen masuk Arsitek, tapi apa daya, jurusannya banyak hitungannya. Jadilah masuk ke Planologi, katanya sih prospeknya bagus, banyak lulusannya jadi pejabat tinggi. Tergiur jadi pejabat tinggi, akhirnya aku mutusin ngambil Planologi ITB, karena yakin bisa masuk, tapi Tuhan berkata lain, aku lulus di Planologi Brawijaya, sedih? Bisa jadi. Tapi yakin, Allah memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan #MendadakBijak #PadahalNyesal.

12. Lulus SMA, ternyata orang tua pengen aku masuk STPDN, ya sebagai anak yang berbakti aku ikutan test STPDN, dan ternyata lulus. Dan sejak itu aku berpikiran, Allah punya rahasia indah buatku di......... Universitas Brawijaya, #Lho?

13. Waktu Kuliah, aku kutu buku yang suka baca buku dan introvert, ternyata harus jadi makhluk sosial, tantangan berat, belum lagi harus belajar Bahasa Jawa, jadi aku memutuskan untuk lebih banyak waktu untuk cari kos-kosan yang lebih bagus dari kos-kosan sebelumnya, Loh? Ngga nyambung ya? ya seperti itulah hidupku awal-awal kuliah, banyak ngga nyambungnya.

14. Pernah dimarahin senior dalam ruang gelap, seniornya sangar, serem abis, tapi setelah itu aku baru tahu kalau dia sodara sepupuku, dan dia juga baru tahu kalau aku saudara sepupunya, dan kami berpelukan, aneh kan? Emang!

15. Awal kuliah, masih sempat ngerasa ngga betah kuliah, karena bukan lulus di pilihan pertama, tapi ya mau gimana lagi, kalau ikutan SPMB lagi tahun depan, sayang umur, nasi udah terlanjur jadi bubur, jadi dinikmati aja, lagian tukang bubur aja bisa naik haji, #Eh.

16. Pernah ikutan Kakang Mbakyu Duta Wisata Kota Malang 2006, awalnya niatnya sih pengen coba-coba aja, eh ngga taunya menang juara 1, #Sombong, Haha. Ngga kok, butuh perjuangan keras untuk dapat prestasi itu, mulai dari belajar bahasa jawa, belajar nembang, belajar parikan, belajar nari, modeling, public speaking dan marketing, banyak kan ya? Tapi hasilnya bisa jalan kesana-sini, ketemu dengan banyak pejabat, bisa makan enak, plus dapat uang saku. Ini mungkin rahasia Allah yang baru terbuka. Ini juga yang mengubahku, dari yang dulunya Introvert jadi Ekstrovert dan mengubah mimpi-mimpiku yang lain.

17. Pernah jadi Raka Jawa Timur 2007, oke ngga jadi juara 1 sih, Raka Harapan Berharap Juara 1. Tapi apapun predikatnya, yang penting aku jadi lebih banyak bertugas ke luar daerah dan misiku promosi Kota Malang ke luar Jawa Timur dapat, jalan-jalan lagi,yey!

18. Sudah mulai jualan waktu kuliah, bikin desain pin, stiker, gantungan kunci dan lain-lain, banyak ruginya sih, tapi proses pembelajaran. Yang aku senang kalau melihat orang-orang yang memakai produk yang aku buat, itu rasanya lebih dari apapun. Sekarang alhamdulillah sudah bisa ngatur usaha sendiri, namanya Piyoh Design, dengan produk yang ada Kaos Piyoh (Sabang) dan Mister Piyoh (Banda Aceh).

19. Jadi Cut Abang, Duta Wisata Sabang 2008, maksud hati ikutan mengembangkan dan mempromosikan potensi Pariwisata Sabang, alhamdulillah dapat kesempatan jadi Agam Duta Wisata Aceh 2008 dan juga bisa membawa Sabang ke tingkat Nasional di Duta Wisata Indonesia di tahun yang sama, lumayan, jalan-jalan gratis, hehe.

20. Pernah jalan-jalan ke Raja Ampat, gratis! Ya, alhamdulillah dapat kesempatan jadi Duta Bahari Indonesia dan  ikutan Program Kapal Pemuda Nusantara dan Sail Indonesia (Morotai dan Raja Ampat), program Kemenpora ini luar biasa, selain bisa menyatukan anak-anak muda pilihan seluruh provinsi Indonesia setiap tahunnya, juga bisa mewujudkan mimpi-mimpi kami selama di kapal dan bisa menikmati keindahan Raja Ampat langsung di tempatnya.

21. Suka Nulis dan berbagi, karena suka nulis dan berbagi ternyata bisa menemukan aku dengan orang-orang hebat, salah beberapanya, Nadine Chandrawinata, Putri Indonesia, Pak William Wongso, Pakar Kuliner Indonesia, Keluarga Esjepe dan masih banyak lagi.

22. Banyak yang bilang mirip model, tapi akunya sih biasa aja, haha #DilemparBunga

23. Sering dipanggil Heiji, padahal itu nama bapakku.

24. Umur udah 30 tapi sering dikira 23 atau 24, kayaknya aku yang salah dengar.

25. Suka Traveling tapi gratisan, jadi kalau ada yang mau sponsorin boleh, nanti boleh foto bareng aku deh, haha.

26. Sedang merintis organisasi pemuda, namanya The Leader, organisasi tapi semi Idol Group gitu, jadi fans-nya banyak, pernah dapat penghargaan MDGs Award 2103, media aja suka ngeliput gitu, hatersnya juga ga kalah banyak.

27. Pernah menang Wirausaha Muda Mandiri Kreatif, lumayan dapat ilmunya buat bagi-bagi bagi yang membutuhkan, kata bapakku buatku dan abang-abangku, berapa pun ilmu yang kalian punya, berbagilah karena bisa jadi bermanfaat buat orang lain itu lebih berharga dari apapun, see, ternyata bijak itu turunan, haha.

28. Asli Sabang, lahir dan besar di Sabang. Suka berbagi Sabang di mana aja. Ya walaupun tampang Jawa, aselinya Aceh kok, kalau ada yang ngga terima, itu mah masalah loe dan keluarga loe, bukan masalah gue #KokNyolot.

29. Punya 4 saudara dan semuanya laki-laki, kata bapak sih, kami ini Pandawa 5, aku anak ketiga, katanya sih Arjuna. Percaya? Iya, Tidak, Bisa Jadi.

30. Belum nikah, udah ditanyain sih sama mamak, kapan nikah, bingung, pasti, soalnya hati sudah tertambat di satu hati.

Ya, itulah kurang lebih 30 fakta tentangku, kurangnya nanti boleh ditanyakan sendiri ya.

Salam Kreatif!

Selasa, 01 April 2014

Promosi Wisata Kreatif Ala Hijrah, Kakang Kota Malang Asal Sabang

Tulisan ini kudapat dari Atjehpost.com, salah satu situs berita online nomor 1 di Aceh, ya buat tambahan arsip di blog, jadi kucopy di sini, siapa tau nanti ada yang butuh kan ga susah lagi nyari, #yakali :D

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Promosi Wisata Kreatif Ala Hijrah, Kakang Kota Malang Asal Sabang

Pernah mendengar nama Mister Piyoh? Atau pernah membeli t-shirt dengan jargon yang unik dan lucu dengan label Piyoh? Belakangan ini nama Piyoh memang lebih dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan, Piyoh menjadi icon industri kreatif di Banda Aceh

Populernya Piyoh adalah hasil kerja keras Hijrah Saputra Yunus, Planolog muda Aceh  lulusan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Hijrah, demikian lelaki muda berpembawaan tenang ini biasa disapa, kepada The Atjeh Post mengatakan bahwa ia ingin mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan pariwisata Sabang, kota kelahirannya.

“Saya memang tertarik dengan dunia pariwisata, saya ingin promosikan Sabang melalui Piyoh dengan mengoptimalkan program-program yang sudah ada,” kata Hijrah, ditemui The Atjeh Post di Tower Café Banda Aceh, Senin 2 April 2012.

Selama kuliah di Malang Hijrah tidak cuma menjadi mahasiswa yang hanya berkutat seputar pustaka dan kampus saja, di kota berhawa dingin itu ia berfikir apa yang bisa diberikan sebagai kontribusi untuk kota Malang.

Akhirnya alumni SMA Modal Bangsa Aceh Besar ini mengikuti ajang pemilihan Kakang dan Mbak Yu Kota Malang, di luar dugaannya, Hijrah yang asli anak Aceh dan tidak bisa berbahasa Jawa dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang dalam kontes tersebut.

“Waktu itu saya menang di konsep pengembangan pariwisata Malang, Malang kota yang punya banyak potensi tapi tidak ada icon yang bagus, akhirnya tercetuslah ide untuk membuat konsep Tukoma atau Tugu Kota Malang, dan itu dipakai oleh Dinas Pariwisata di sana sampai sekarang,” kenang Hijrah.

Setahun menjadi Kakang Kota Malang, Hijrah terpilih menjadi Juara Harapan I Raka Provinsi Jawa Timur mewakili Kota Malang. Dalam ajang itu ia harus bertarung dengan seluruh peserta dari 38 kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur.

Sejak terpilih menjadi Juara Harapan I Raka Jawa Timur Hijrah banyak menghabiskan kegiatan untuk mempromosikan Jawa Timur ke luar daerah.

Tahun 2007 dalam suatu kegiatan di Jogjakarta, Hijrah bertemu dengan duta wisata kampus dari Aceh. Saat itu Hijrah merasa tersindir ketika duta wisata tersebut mengatakan mengapa ia mau bersusah payah membantu propinsi lain.

Sindiran itu menjadi titik balik bagi Hijrah untuk pulang ke Sabang dan mulai membentuk Piyoh design pada pertengahan tahun 2008. Ia semakin mantap menekuni dunia barunya setelah teman-temannya duta wisata dari daerah lain yang pernah berkunjung ke Sabang merasa kesulitan mendapatkan souvenir berkualitas dari Sabang.

Bermodalkan uang dua juta rupiah dan pengalaman selama menjadi Kakang Malang dan Raka Jawa Timur ia mulai mengembangkan Piyoh Design dengan semangat dan kerja keras. “Saya ingin kehadiran Piyoh bisa jadi stimulan bagi masyarakat Sabang,” kata Hijrah.

Sayangnya Piyoh lebih terkenal di luar daripada di Sabang sendiri. Demi mempertahankan kwalitas, barang-barang produksi Piyoh Design seperti pin, stiker, gantungan kunci dan khususnya t-shirt memang membidik segmen pasar menengah ke atas.

Hijrah juga sering diundang menjadi pembicara untuk industri kreatif di Aceh. Bahkan ia sering terlibat dalam setiap event pemilihan duta di Aceh. “Saat ini juga sedang diminta untuk menjadi juri,” kata Hijrah.

Putra dari Suraji Yunus dan Erwani Mutia ini juga membuat Sabang City Guide, berupa peta destinasi wisata Sabang yang ia titipkan di sejumlah tempat seperti Pelabuhan Ulee Lheu, Hotel Medan, Hotel Oasis dan sebagian besar hotel yang ada di Sabang.

Sabang City Guide ini menurutnya sangat efektif, terutama bagi wisatawan yang buta tentang Sabang. Selama ini Hijrah mengaku banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Sabang namun kesulitan dengan rute yang ingin ditempuh.
Peta Sabang ala Piyoh
“Banyak dari mereka yang menemukan Piyoh di internet dan merasa sangat terbantu dengan adanya peta Sabang ini. Bahkan ada juga yang mereka print out lalu dibagikan ke teman-temannya yang ingin ke Sabang,” kata mantan Agam Aceh tahun 2008 ini.

Selain di Sabang, Piyoh juga ada di Ulee Kareng Banda Aceh, posisinya persis di sebelah warung kopi Solong. Dari ke dua tempat itu, "setiap bulannya Piyoh memiliki omset sekitar seratus juta rupiah," kata Hijrah.

Usaha serupa juga pernah dijabanin Hijrah sejak masih kuliah di Unibraw, waktu itu ia merintis usaha dengan teman kuliah yang juga berasal dari Aceh. Berawal dari Jurusan usaha pin dan stiker yang ia geluti merambah ke tingkat Universitas. Namun karena kesibukan kuliah akhirnya usaha tersebut bubar.

Ke depan Hijrah ingin usahanya bisa ekspansi ke Takengon dan memunculkan icon-icon dari kota dingin tersebut. Bersama beberapa teman mantan duta wisata Hijrah juga sedang merintis Indonesia Design. Dengan begitu Sabang yang dipopulerkan oleh Piyoh tidak hanya terkenal di Aceh tapi juga di Indonesia. (http://atjehpost.com)

Sabtu, 08 Maret 2014

Indonesian Design, Mengenal Indonesia Melalui Desain

Aku kerjasama dengan beberapa teman untuk mempromosikan Indonesia melalui desain-desain ikon-ikon duta daerah masing-masing daerah di Indonesia, ada Abang None Jakarta, Dimas Diajeng Jogja, Raka Raki Jawa Timur, Nanang Galuh Banjar, Bagus Jegeg Bali, Uda Uni Sumatera Barat dan masih banyak lainnya.
 







Salam Kreatif :)