Senin, 28 Juli 2014

Filosofi Ranup

Putroe Ranup, sumber dari sini

Siapa yang tidak kenal Ranup? Semua orang kenal Ranup. Walaupun sudah terkenal dimana-mana Ranup tetap saja rendah diri, hal ini yang perlu dicontoh oleh kita-kita yang belum terkenal. Yaeyalaaah…
Sepertinya istilah “biar terkenal asal sombong” tidak berlaku bagi Ranup.


Ranup disanjung oleh putri-putri cantik yang menyimpannya di dalam bejana indah yang disebut-sebut orang, Puan, namanyapun berubah menjadi Ranup Lam Puan. Tak jarang Ranup dibentuk dengan berbagai macam hiasan di atasnya, namanyapun berubah menjadi Hantaran.


Walaupun begitu baiknya, Ranup tak luput juga dari kunyahan dan gigitan orang, tak pelak juga setelah dikunyah, ranup diludahi. Bagi Ranup, walaupun tersakiti asalkan bermanfaat untuk orang lain, lebih berharga daripada besar tapi tidak bermanfaat untuk orang lain, oleh karena alasan itu juga, Ranup memilih berada di pasar tradisional, di pinggir jalan daripada di Mall ataupun supermarket sekalipun.


Oh Ranup….banyak orang di luar yang Sirih dengan dirimu…tapi biarlah, kau tetap Ranup di hati kami,


Kami yang menyayangimu

Orang Aceh

- o -



Ranup, sumber dari sini
Oh ya, bicara mengenai Ranup yang lebih lanjut akan kita bahas secara tajam dan percaya, halah. Memang sudah menjadi tradisi dalam adat Aceh, Ranub atau yang terkenal dengan nama lainnya Sirih, disuguhkan di dalam Puan. Di dalam Puan sendiri disajikan bersamaan dengan pelengkapnya seperti : Pinang, Gambir, Cengkeh, Tembakau dan Kapur Putih juga selingannya segumpal tembakau. 

Walaupun terlihat simpel, ternyata Ranup ini ada filosofinya. Filosofi yang terkandung dalam Ranup :





  • Ranub melambangkan sifat rendah hati dan cinta kasih,
  • Pinang melambangkan baik budi pekertinya dan jujur serta memiliki derajat yang tinggi,
  • Gambir melambangkan keteguhan hati, Kapur melambangkan ketulusan hati,
  • Cengkeh melambangkan keteguhan memegang prinsip, dan
  • Tembakau melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal,
  • Bate ranup (Puan) yang menjadi wadahnya melambangkan keindahan budi pekerti dan akhlak yang luhur. Wadah tersebut sebagai satu kesatuan yang melambangkan sifat keadatan.

Sabtu, 26 Juli 2014

Begini Rasanya Deket Putri Indonesia

Ini cerita beberapa tahun yang lalu, karena dapat foto dari keluargaku di Malaysia, dan berhubung postingannya menghilang bersama dengan blogku yang lama, jadi aku ceritakan lagi, hehe.
Ini foto yang dikirim Pak Roy di Malaysia, baru-baru ini diputar di Pelangi TV Malaysia

Aku mendapat kesempatan bertemu dengan salah satu wanita tercantik di Indonesia, Nadine Chandrawinata. Dia datang bersama dengan team dari Kompas TV, Gina, Mbak Desy, Bang Yanto, Maul, Bang Jono dan Om Andy, Papa-nya Nadine, mendatangi kota halamanku, pulau kecil yang berada di paling ujung barat Indonesia, ya Kota Sabang.

Sebelumnya aku dihubungi oleh Devita salah satu crew dari Kompas TV untuk memberikan informasi tentang obyek-obyek wisata yang ada di Sabang, dengan senang hati aku membantunya. Oke, pada bingung ya belum pernah dengan Kompas TV? Jangan panik apalagi Galau, karena galau tiada artinya, halah! Aku juga mengalami hal yang sama, Kompas TV terdengar asing bagiku, apalagi ada salah satu pihak yang mengatakan Gramedia TV, beuh…tambah panik. Alhasil mencari kepastian di twitter, dapatlah informasi kalau Kompas TV ini ternyata TV baru yang akan membahana bulan September mendatang dan sekarang sedang mencari liputan-liputan untuk programnya. Tapi siapa yang sangka, maksud baik malah dapat kejutan luar biasa. Devita bilang kalau nanti yang akan datang meliput adalah Nadine Chandrawinata. WOW!! 

Bohong rasanya bila ngaku ngga ngefans sama Nadine Chandrawinata, seorang cewek cantik yang memiliki kecantikan luar maupun kecantikan dalam. Padahal setiap malam berdoa bisa bertemu dengannya. Apalagi bisa satu frame di tempat-tempat yang tersembunyi di Sabang, beuh….rasanya seperti terbang ke langit tertinggi, bertemu dengan hiu akrobatik dan meluncur ke galaksi paling manis!!
Nadine dan Dive Coach sebelum Diving

Tapi tak hanya Nadine saja, orang-orang yang berada di dalam team tersebut, sebut saja Gina (Creative), gadis semlohay ini walaupun dia ngakunya ceroboh, tapi tangguh, rela melakukan apa saja demi selesainya kerjaan dengan baik, termasuk menggangguku dengan bbm tengah malam *tepok jidad*, ada lagi Mbak Desy (Produser) atau yang sering disebut-sebut Ibu Suri, beliau ini selain sebagai manager keuangan team, ternyata beliau punya banyak kelebihan, salah satunya bisa split diantara bebatuan yang tidak semua orang bisa melakukannya *jempol, ada lagi Bang Yanto (Kameramen), walau dibilang Dugong, tapi buatku beliau terlihat seperti manusia, yang pasti beliau rela juga melakukan apa saja untuk hasil maksimal untuk kerjaannya, termasuk rela diving demi shooting bawah laut padahal baru dapat license dan 4 kali diving, beuh….ada lagi Bang Jono (Sound) dan Maul (Kameramen 2), walau memiliki perbedaan yang sangat signifikan, tapi mereka tidak dapat dipisahkan, layaknya gurita dan tentakelnya *ya begitulah*, yang terakhir Om Andy Chandrawinata, bisa dibilang likes father likes daughter, lucu, seru, ramah dan rasa ingin tahunya besar sekali. 
Nadine di Gunung Berapi Jaboi

Bohong rasanya bila bisa duduk dengan tenang di sebelah Nadine, berkesempatan duduk di sebelah Nadine itu barangkali menjadi impian banyak lelaki di Indonesia, entah apa alasannya Om Andy membiarkan diriku duduk di samping anaknya, apakah ini pertanda beliau ingin mendekatkan diriku dengan anaknya? Eaaa… Udah gede rasa duluan, jantung udah jedag jedug, tapi aku berpura-pura tetap cool! Sampai suatu saat si Nadine mengajak untuk foto bareng *meleleh*

Bohong rasanya bila kukatakan aku tahu semua seluk belum tempat-tempat di Sabang, bahkan aku baru saja tahu kalau Makam Tengku tidak bisa difoto dalamnya karena akan membawa bencana bagi siapa saja yang memotretnya, aku baru saja tau kalau air terjun di Pria Laut itu tidak terlalu jauh jaraknya, aku baru saja tau kalau di Pulau Klah itu ada penghuninya dan di Mercusuarnya tidak berbentuk bangunan melingkar seperti di buku-buku 4 sekawan, aku baru saja tau kalau berlama-lama menghirup udara belerang di Gunung Berapi Jaboi bisa bikin keliyengan, aku bahkan baru tahu kalau saja ada driver boat yang bisa merasakan bisikan “mereka”. Beuh….
Bareng Nadine Candrawinata di Air Terjun Pria Laot
Semua ini menjadi sebuah pengalaman yang memberikan pengetahuan baru buatku untuk menceritakan lagi kepada tamu-tamu yang akan datang ke Sabang. Jadi jangan marah karena kebohonganku hanya sekedar untuk Pemulia Jamee (memuliakan tamu) dan menghilangkan rasa penasaranku akan tanyaku. Yang pasti ada kebanggaan tersendiri sebagai seorang Kompasiana bisa membantu liputan di Kompas TV. 
Bareng Team The Hidden Paradise Kompas TV
Stttt, Aku dapat hadiah cantik dari si Cantik, Gluck = Good Luck
So…Keep peace and Gluck *lari ke hutan lalu ke pantai*

Yang mau lihat liputannya bisa lihat di sini

Asyiknya bermain dengan ikan di Pulau Rubiah

Pulau Rubiah
Sabang sudah terkenal dengan wisata bawah lautnya, banyak wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahannya. Ada kurang lebih 20 spot menarik untuk pecinta olahraga diving di Sabang. Tapi buat kamu yang belum memiliki lisensi diving, jangan sedih, karena dengan snorkeling aja kita bisa juga menikmati keindahan bawah laut Kota Sabang.

Salah satu spot yang terkenal adalah Pulau Rubiah, Rubiah sendiri berasal dari nama Nyak Rubiah, salah satu keramat dari 44 keramat yang menjaga Kota Sabang. Keindahan bawah laut Pulau ini tidak diragukan lagi, banyak wisatawan yang datang sekedar untuk berenang atau bermain dengan ikan hias. Nah ini yang menarik perhatianku dan temanku fathun untuk snorkeling di Pulau Rubiah. Aku sendiri tak pernah bosan rasanya melihat ikan-ikan hilir mudik, mengamati mereka beraktifitas langsung di depan mata. Untuk menuju ke Pulau Rubiah sendiri kita memerlukan waktu sekitar 35-40 menit dari pusat Kota Sabang dengan menggunakan kendaraan bermotor. Setelah sampai di Pantai Teupin Layeu kita menyebrang lagi dengan menggunakan boat atau dengan perahu kaca. Untuk biaya sewa biasa mulai Rp.100.000 - Rp.300.000/boat, jadi kalau mau menghemat biaya, sebaiknya mengikuti rombongan atau cari teman yang setujuan, jadi bisa berbagi biaya.

Aku dan temanku memilih menyewa perahu dayung dengan harga sewa Rp.100.000/hari. Jadi kita bisa sepuasnya berkeliling kemana pun kita suka, hanya saja dibutuhkan tenaga ekstra untuk mendayung, haha.

Tidak sampai 15 menit kami mendayung dari Pantai Teupin Layeu, akhirnya sampai ke Pulau Rubiah, dengan peralatan snorkeling yang cukup lengkap mulai dari Mask, Snorkel, pelampung dan fin, kami langsung terjun ke air. Tak sampai 5 menit kami sudah dikerubungi dengan ikan-ikan hias yang warna-warni, mereka sepertinya sudah akrab dengan manusia, ada yang berwarna kuning hitam, biru, merah hingga yang berwarna perak. Ini rasanya seperti melihat ikan hias di akuarium tapi tanpa kaca, hehe. Sangking asyiknya bermain dengan mereka tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat, hari menjelang magrib, ini saatnya kami berpisah dengan ikan-ikan lucu tersebut. Tapi keakraban kami dengan ikan-ikan yang berada di Pulau Rubiah tidak lupa kami abadikan dengan kamera yang kami sewa di tempat persewaan alat-alat snorkeling yang ada di Pulau Rubiah dengan biaya Rp.150.000/hari.

Pengalaman ini jadi pengalaman yang menyenangkan buatku, terutama buat temanku, karena dia terlihat bahagia dan berkata akan datang lagi untuk menikmati kebersamaan dengan ikan-ikan di Pulau Rubiah, dan tak lupa pula dia berjanji akan mengajak teman-temannya yang lain untuk datang ke Sabang.

Memang Snorkeling snorkeling mengelilingi laut sambil mengamati surga dalam air adalah aktivitas yang sangat menyenangkan. Namun jangan lupakan keselamatan kita dengan memakai perlengkapan yang dibutuhkan. Sebelum pergi ke tempat-tempat tersebut, ada baiknya juga untuk mencari info tentang cuaca dan keadaan yang sedang terjadi saat menuju ke sana, hindari bepergian ketika cuaca tidak mendukung, seperti arus deras, angin kencang, dan hujan deras.

Kemana pun pergi, ikan-ikan di Pulau Rubiah menemani, seru ya?

Jumat, 25 Juli 2014

4 Kuliner yang wajib dicoba kalau ke Sabang

Kuliner yang wajib dicoba di Sabang
Selain wajib dicoba wisatawan, kuliner ini yang juga bikin kangen dengan kampung halaman. Walaupun Kota Sabang kecil, tapi kota ini mempunyai makanan yang khas dan tidak bisa ditemukan di daerah-daerah lain.

Mie Jalak
Seperti namanya yang unik, Mie Jalak ini memiliki rasa yang unik juga, Anda bisa menemukan mie ini di Toko Pulau Baru, Jalan Perdagangan, Kota Sabang. Nama Mie Jalak ini berasal dari nama si pembuatnya pertama sekali, Pak Jalak. Walaupun tampilannya sederhana, hanya terdiri dari Mie yang berwarna agak kekuningan, dengan kuah yang bening, ditambah campuran tauge, daun bawang dan taburan daging ikan yang dipotong kecil-kecil berupa dadu, rasanya nikmat sekali.
Mie Jalak
Untuk seporsi penuh Mie Jalak hanya perlu membayar Rp. 10.000,- saja, kalau ada yang berminat menambahkan telur jadi Rp. 12.000,-
 
Mie Jalak selalu ramai dikunjungi, baik wisatawan maupun penduduk Sabang sendiri. Toko ini buka mulai pukul 08.00 Wib hingga pukul 12.00 siang, buka lagi pukul 16.30 sampai 22.00 malam. Puncak penjualan pada saat akhir pekan, kalau sudah hari ini, Anda harus siap-siap mengantri dan harap-harap cemas tidak kebagian.

Sate Gurita
Sate Gurita Bumbu Kacang
Sate ini memang menjadi makanan yang unik di Kota Sabang, karena memang cuma dan hanya ada disini. Yang menjadi keunikkan dari Sate Gurita adalah rasa dari daging gurita itu sendiri, jangan bayangin daging gurita yang kenyal atau alot, Anda bisa merasakan daging gurita yang lembut, ditambah lagi dengan bumbu kacang yang pas, dijamin satu porsi tidak akan cukup.
    
Untuk 1 porsi Sate Gurita lezat ini kita hanya perlu membayar Rp.10.000 saja, Anda biasa dinikmati dengan lontong ataupun nasi dengan alternatif bumbu yang berbeda, Bumbu Jawa (Bumbu Kacang) atau Bumbu Padang. Sate ini bisa dijumpai di Pujasera (Pusat Jajanan Selera Rakyat) dan di Wisata Kuliner Kota Sabang, yang buka mulai pukul 19.00 hingga 23.00 WIB.

Mie Pingsun
Mie Pingsun
Mie ini juga merupakan salah satu primadona Mie yang ada di Kota Sabang. Selain terkenal juga dengan sebutan Mie Bang Mandra, karena penjualnya mirip dengan Mandra, Mie ini juga dikenal dengan Mie Seafood, karena mie ini dicampur dengan berbagai macam Seafood,seperti Cumi-cumi, Udang, dan ikan, selain itu ada daging dan sayur. Bagi SeafoodLover pasti akan memilih mie ini. 

Mie ini dapat dibeli di Toko Aneka Ria, mulai berjualan pukul 19.00 sampai jam 23.00 WIB. Untuk satu porsinya kita hanya perlu membayar Rp.10.000 saja, harga yang pantas untuk kenikmatan tiada duanya.


Mie Sedap
Nama Mie Sedap ini sendiri berasal dari nama tokonya, ”Sedap”. Mie Sedap ini sudah ada sejak aku masih kecil hingga sekarang, rasanya yang unik membuatku ketagihan untuk terus menikmatinya tanpa bosan. Buat yang belum pernah ngerasain dan penasaran bagaimana bentuknya, Mie sedap ini pun sangatlah minimalis, hanya mie, plus daging yang berbentuk dadu. Kelihatannya hanya seperti mie yang biasa saja, tapi begitu kita coba mencicipinya, hmm, bikin perasaan gimana gitu. ”Nendang banget!”.

Mie Sedap
Buat kamu yang datang ke Kota Sabang dan ingin mencicipi Mie Sedap ini, bisa langsung datang ke Toko Sedap yang ada di Jalan Perdagangan, karena mie sedap ini hanya dijual di sini. Mulai berjualan pukul 08.00 sampai jam 22.00 WIB.Datang, duduk dan langsung pesan. Pesanan akan segera datang tidak sampai 10 menit, maklum kita memang harus sedikit lama menunggu, karena antrian pembeli yang begitu banyak, tapi tak masalah, karena kelezatan Mie Sedap segera datang di depan kita, hanya dengan Rp. 10.000 saja.

Jadi tunggu apalagi, kalau ke Sabang jangan lupa nyobain ya :)

Sabtu, 19 Juli 2014

Asyiknya Spa Ikan di Danau Aneuk Laot Sabang

Danau Aneuk Laot
Selain wisata baharinya Kota Sabang memiliki potensi wisata alam yang wajib dikunjungi, salah satunya Danau Aneuk Laot. Danau yang memiliki luas 37,5 Hektar ini termasuk danau terbesar yang ada di Sabang. Danau ini digunakan oleh masyarakat Sabang sebagai pembangkit listrik dan juga sumber air bersih. Tapi tak jarang juga kita melihat nelayan menjaring di tengah danau dan ada yang memancing ikan air tawar di pinggir danau.

Hari ini aku pergi mengunjungi Bang Fatwa Amri, salah satu masyarakat yang tinggal di dekat Danau Aneuk Laot yang juga penggerak pariwisata Sabang.

Perjalanan ke Danau Aneuk laut sendiri tidak memakan banyak waktu, kurang lebih 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor dari pusat Kota Sabang.Aku memilih tempat yang ada dermaga kayunya tak jauh dari rumah Bang Fatwa, dermaga ini biasa digunakan warga untuk melabuhkan perahu atau sekedar bersantai. Tak jarang juga pemandangan enceng gondok yang indah menghiasi danau.

Belum banyak yang tahu ternyata di Danau Aneuk Laot ini ada ikan yang senang memakan kulit mati, layaknya ikan Garra Rufa, Fish Spa yang terkenal di kota-kota besar, di danau ini juga ada, hanya saja jenis yang berbeda. Karena penasaran, aku mencoba mencelupkan kedua kakiku ke dalam air, tak sampai 5 menit, kedua kakiku sudah dikerubungi oleh ikan-ikan tersebut, ikannya kecil, mereka mulai menggigiti kulit-kulit mati di kaki-kakiku, geli, menghadirkan sensasi relaksasi dan menghilangkan stress! Setelah beberapa menit mereka pun mulai menghilang, sepertinya kulit-kulit matiku sudah habis, kulit kakiku terasa lebih halus, seperti habis dicreambath di salon, #KemudianIklan #SalahIklan #KemudianHening.

Spa Ikan alami ala Danau Aneuk Laot
Ah, seru juga ya, alam selalu memberi kejutan-kejutan yang manis buat kita, hanya saja kita perlu belajar untuk menemukannya.

Kamis, 17 Juli 2014

Kelas Kreatif di SMK 1 Sabang

Bagiku berbagi ilmu yang kumiliki untuk orang lain adalah kesempatan yang sangat berharga, aku menyebutnya dengan Kelas Kreatif. Kali ini Kelas Kreatif mendapat kesempatan berbagi ilmu dengan murid-murid di SMK 1 Sabang. Ini juga menjadi pengalaman baru bagiku karena mengajarkan orang yang umurnya tidak beda jauh membutuhkan skill yang cukup mumpuni, halah!

Tapi justru dengan berbagi ilmu kita dapat mempelajari hal-hal baru yang belum kita temukan sebelumnya. Mau tau apa aja kegiatannya? langsung ke TKP :) Kali ini dapat kesempatan berbagi ilmu sedikit tentang kerajinan lampion benang dengan murid-murid Kelas 2 Jurusan IT-Multimedia, seru...jadi merasa tutor sebaya...haha, jangan ada yang protes :p

Ini dia keseruan Kelas Kreatif di SMK 1 Sabang






Sampai ketemu di Kelas Kreatif selanjutnya ya...

Salam Kreatif!

Bajoe Kinantan, Oleh-Oleh Anti Basi Medanesia


Horas! Pasti ga asing lagi dengan kata tersebut kan? Siapa yang ngga kenal dengan Medan, kota terbesar ke-3 di Indonesia ini terkenal dengan kulinernya, terutama durennya, ada yang bilang kalau orang Medan itu kayak duren, walaupun keras di luar, manis dan lembut di dalam, haha. #EntahIya

Jalan-jalan ke Kota Medan ngga lengkap rasanya kalau ngga beli Bika Ambon Zulaikha dan Bolu Gulung Meranti #MulaiNetesIler. Tapi selain terkenal sebagai daerah tujuan wisata kuliner, Medan juga dikenal dengan kreatifitas anak-anak mudanya, salah satunya adalah desain baju khas Medan dari Badjoe Kinantan.

Bermula dari Ejekan
Bareng Bang Solthan Maulana
Badjoe Kinantan ini didirikan oleh Bang Solthan Maulana Pasaribu yang memiliki hobi berdagang sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, semangatnya itu membuatnya tetap konsisten berwirausaha. Nama Badjoe Kinantan dipilihnya karena dia ingin nama usahanya agar mudah dan selalu diingat orang. Terinspirasi dari komunitas fanatik seperti bola di Medan yang akhirnya memunculkan nama Badjoe Kinantan. Beliau ingin menjadikan kaos Badjoe Kinantan oleh-oleh yang dapat dibawa oleh para pelancong tanpa perlu khawatir akan basi atau rusak saat perjalanan balik ke tempat asalnya, singkatnya "oleh-oleh anti basi Medanesia (Medan-Indonesia)", hehe unik ya.

Awal mulai membuka usaha oleh-oleh baju khas Medan, Pria kelahiran 5 Juli 1977  ia dapatkan dari ejekan seorang teman yang menanggapnya bukan orang Medan asli karena tidak pernah memakai kaos dengan kata-kata khas Medan. Dari ejekan tersebut kemudian ia termotivasi untuk melakukan usaha. Bermodalkan Rp 20 juta dan menyediakan 300 kaos dengan 10 desain khas Medan ia beranikan diri berjualan di sekitar Kampus Universitas Sumatera Utara (USU).  Awalnya berdiri sejak september 2012 lalu ia mulai berjualan di daerah USU, disitu respon yang diberikan masyarakat sangat positif lalu dikembangkan dan membuka Outlet di 0.0km Medan Merdeka Walk dan Emerald Garden Hotel jl. Putri Hijau Medan. Ternyata perkembangan usahanya lumayan, pembeli tidak hanya dari luar kota Medan tapi dari beberapa negara.
Outlet Badjoe Kinantan di Merdeka Walk
Visi ke depan
Dengan visi kedepan menjadikan oleh-oleh kaos Medan pilihan Nomor 1 oleh para wisatawan, Badjoe Kinantan juga mengedukasi konsumennya dengan ungkapan, istilah, bahasa, gambar bangunan-bangunan penting di Medan, yang di aplikasikan pada kaos yang berkualitas distro, sehingga orang di luar Medan mengetahui bahkan tertarik untuk berkunjung ke Medan untuk melihat secara langsung keanekaragaman yang ada di Medan dan daerah lain di Sumatera Utara.

Selain itu, desain-desain dari Badjoe Kinantan bisa menjadi pengobat rindu bagi perantauan dari kota Medan akan kotanya, sesuai dengan pengalaman pribadi pendiri Badjoe Kinantan yang pernah merantau sekitar 20 tahun di luar sumatera.
Wisatawan pemburu oleh-oleh Anti Basi Medanesia
Buat kamu yang udah ke Medan tapi belum sempat beli, dan berada di luar kota, jangan sedih, kamu bisa cek juga di akun facebooknya Kaos Medan Badjoe Kinantan atau akun twitternya @Bajukoemedan.

Menarik kan, jadi jangan tinggalkan Medan tanpa Badjoe Kinantan ya!

Salam Kreatif!