Team The Leader |
Sabtu, 19 Desember 2015
Gathering bareng BPJS Kesehatan
Alhamdulillah Team The Leader mendapat kesempatan untuk bersilaturrahim dengan team BPJS Kesehatan area Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, dan Siemeulue.
Serunya Sosialisasi Pariwisata di Kabupaten Bireuen
Jumat, 13 November 2015
Serunya Aceh Clothing Fest 2015
Aceh Cloth Fest 2015 udah selesai, tapi keseruannya masih terasa sampe sekarang, ini dia sedikit keseruan kami selama Aceh Clothing Fest 2015.
Sampai ketemu Tahun depan :)
Peta Pariwisata Pulau Breuh, Aceh Besar #AyoKeAcehBesar
Setelah Pulau Nasi, sekarang giliran Pulau Breuh yang kita bikin. Pulau Breuh yang dalam Bahasa Indonesia artinya Pulau Beras. Salah satu pulau dari gugusan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Nama Pulau Breuh ini berasal dari jaman dulu ketika para penemu pulau ini, diberinama Pulau Breuh karena lokasinya yang lebih jauh daripada Pulau Nasi, kalau bawa nasi ke pulau ini, nasinya terlanjur basi, jadi disarankan membawa beras. Begitu simpelnya orang jaman dulu memberi nama pulau, kalau sekarang, mungkin butuh berhari-hari untuk memberi nama sebuah anak, #MulaiNgelantur
Big G, Big Size Clothing Specialist di Aceh
Melihat anak muda yang punya passion sendiri selalu membuatku tertarik, melihat suatu masalah sebagai peluangnya. Hari ini aku ketemu Gamal di Aceh Clothing Fest 2015, Sesosok pemuda berbadan gempal, cukup besar bila dibandingkan dengan ukuran tubuhku, tersenyum ramah. Tak lama kemudian terjadilah obrolan. Ghamal Friza, sebut saja namanya, pria bertubuh besar ini berasal dari Lhokseumawe. Dia memulai usaha clothing line dengan nama Big G berawal karena susahnya mencari kaos untuk ukuran-ukuran besar, akhirnya dia memutuskan, daripada susah mencari, kenapa tidak membuat sendiri. Dia juga berpikiran, pasti banyak orang-orang yang bernasib sama dengannya.
Konsep Big G adalah Bigsize Specialist, jadi dia menyiapkan kaos untuk ukuran-ukuran yang belum banyak beredar di pasaran, sekalinya ada, tidak banyak pilihan dan desainnya monoton. Dengan kemampuan mendesain, Ghamal dan teamnnya membuat beberapa desain yang sudah dipasarkan hampir setahun, dan ternyata respon pasar sangat bagus, kemudian mengembangkan beberapa desain lagi.
Yang kulihat memang lucu-lucu desain yang ditawarkan, salah satunya seperti yang kupegang, "Jangan Panggil Aku Gend*t karena aku juga punya nama", menarik ya.
Konsep Big G adalah Bigsize Specialist, jadi dia menyiapkan kaos untuk ukuran-ukuran yang belum banyak beredar di pasaran, sekalinya ada, tidak banyak pilihan dan desainnya monoton. Dengan kemampuan mendesain, Ghamal dan teamnnya membuat beberapa desain yang sudah dipasarkan hampir setahun, dan ternyata respon pasar sangat bagus, kemudian mengembangkan beberapa desain lagi.
Yang kulihat memang lucu-lucu desain yang ditawarkan, salah satunya seperti yang kupegang, "Jangan Panggil Aku Gend*t karena aku juga punya nama", menarik ya.
Kamis, 22 Oktober 2015
Peta Wisata Pulau Nasi, Aceh Besar #AyoKeAcehBesar
Alhamdulillah setelah lama berencana bikin peta ini, akhirnya selesai juga, ya di sela kemalasan yang luar biasa, haha, ya sudahlah, semoga bermanfaat buat yang tertarik jalan-jalan ke Pulau Nasi, Aceh Besar. Pulau Nasi ini salah satu pulau kecil yang punya banyak potensi bahari yang menarik untuk para pecinta pantai dan alam yang masih alami.
Untuk peta pulau-pulau di sekitarnya, segera ya, Piyoh :D
Potensi Pulau Nasi, ACeh Besar |
Senin, 19 Oktober 2015
Sri Wahyuni, Blogger Aceh Yang Ngga Ada Matinya! #GamInongBlogger
Sri Wahyuni (Ji Hoon) |
Pagi Piyohlovers, Peu Haba?
Kali ini kita akan bahas profil salah seorang blogger Aceh dari Komunitas Gam Inong Blogger, komunitas blogger paling produktif di Aceh, hehe. Oke, langsung saja kita kenalan dengan Inong Sri Wahyuni. Blogger Aceh yang lahir di Banda Aceh, 15 Juni 1989 ini memiliki semangat yang tinggi dalam ngeblog, walaupun sudah memiliki anak kecil dan tantangan hidup yang begitu banyak, semangat ngeblognya ga ada matinya! Penasaran? Samaa... langsung aja kita simak wawancara ala-ala Papa Piyoh berikut ya :)
Sejak kapan mulai ngeblog?
Saya mulai mengenal blog sejak masih kuliah,
sekitar tahun 2011. Waktu itu sebenarnya masih belum begitu paham seluk beluk
dunia blogging. Yang saya tahu blog itu tempat bercerita melalui tulisan,
seperti buku harian. Sebagai seorang yang berlatar pendidikan sebagai guru,
saya sama sekali tidak punya pengetahuan khusus dan formal tentang menulis.
Karenanya, blog yang sudah saya buat hanya berisi beberapa tulisan dan cukup
lama terbengkalai (3 tahun hampir tak tersentuh). Saya mulai aktif ngeblog di
akhir tahun 2014 hingga sekarang. Namun, dalam 3 bulan terakhir ini saya tidak bisa
sering posting tulisan karena saya baru memiliki 'jabatan' baru sebagai seorang
ibu. Usia bayi saya yang baru 2 bulan cukup menyita waktu, ditambah dengan
urusan rumah. Jadilah saya harus pintar mencuri waktu untuk ngeblog. Walaupun
tidak bisa menulis setiap hari, tetapi saya komit untuk serius dalam dunia
blogging. Minimal dalam sebulan ada beberapa tulisan yang saya share di blog.
Kenapa tertarik dengan blog?
Blog itu seperti buku harian elektronik bagi
saya. Sebuah halaman pribadi yang di dalamnya bisa saya 'tata' sesuai
keinginan, tentang apapun yang saya sukai. Blog adalah salah satu wadah untuk
terus mengembangkan kemampuan menulis saya. Sedikit bercerita, saya bisa
dikatakan sama sekali tidak bisa menulis, karena itulah blog yang sudah saya
buat tidak aktif saya gunakan. Pengetahuan menulis saya benar-benar 'zero'
hingga akhirnya saya diterima bekerja di salah satu perusahaan media ternama di
Aceh sebagai jurnalis. Alhasil, setiap harinya saya harus menulis berita
minimal dua. Merangkai bahasa lisan menjadi tulisan yang baik dan mudah
dipahami orang. Dari situ saya belajar bagaimana mencari, mengembangkan, hingga
menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Menekuni profesi sebagai jurnalis selama
16 bulan membuat saya belajar banyak hal serta mempelajari hal-hal baru,
khususnya soal menulis. Namun, karir saya tidak bertahan lama karena saya
memutuskan menikah dengan rekan seprofesi dari perusahaan yang sama. Terbentur
peraturan, salah satu dari kami harus resign. Ini dapat dikatakan motivasi terbesar
saya. Ilmu yang sudah saya "timba" selama menjadi jurnalis saya
aplikasikan dalam wadah berbeda yaitu blog. Saya sama sekali tidak ingin apa
yang sudah saya pelajari hilang begitu saja tanpa ada aplikasi lebih lanjut.
Meski tak lagi menulis setiap hari, tapi saya masih ingin tetap berkarya.
Menuangkan ide dan pemikiran atau bahkan sekedar bercerita tentang apa yang
saya rasakan di blog. Saya ingin halaman blog saya memuat semua hal tentang
diri saya dan orang-orang terdekat, sehingga memori yang pernah ada tidak akan
habis dimakan waktu. Seperti kata Helvy Tiana Rosa: “Tulisan kita tak akan
mati, bahkan bila kita mati.”
Ada Ngga Blogger yang menginspirasi?
Ada Ngga Blogger yang menginspirasi?
Jujur, tidak ada blogger khusus yang
menginspirasi saya. Namun, sejak saya mulai aktif ngeblog, saya sering
blogwalking ke halaman teman-teman blogger. Saya juga sudah bergabung dan
menjadi anggota di komunitas Gam Inong Blogger. Saya melihat berbagai hal yang
berbeda di setiap halaman blog teman-teman blogger. Namun, satu hal yang saya
salut adalah semangat teman-teman blogger dalam menulis. Menulis tentang apa
saja. Semangat mereka ini yang menginspirasi saya untuk menjadi blogger yang
komit dan serius dalam dunia blogging.
Selain ngeblog, ada kegiatan lain?
Selain ngeblog, ada kegiatan lain?
Untuk saat ini saya masih sibuk mengurus bayi
saya yang berusia dua bulan, dan tentunya berselancar di dunia maya (termasuk
ngeblog) di saat luang. Belum ada kegiatan lain di luar rumah. Sebelumnya,
kegiatan saya kegiatan saya sebagai guru privat Bahasa Inggris. Jika kondisi
dan situasi sudah memungkinkan, saya akan kembali mengajar.
Setelah memilih jadi seorang blogger, Apa sih Susah senangnya jadi blogger?
Rasa malas yang kadang-kadang datang dan waktu
yang sekarang berkurang untuk ngeblog yang jadi salah satu kendala yang saya
hadapi. Meski begitu, sampai saat ini saya masih enjoy menjadi blogger. Tidak
ada kesulitan berarti yang saya temui, karena saya menulis di blog murni
keinginan sendiri. Tidak ada embel-embel lain, syukur-syukur blog saya bisa
menghasilkan pundi-pundi rupiah seperti teman-teman blogger lainnya.
Ada Tantangan jadi blogger di Aceh?
Untuk menjadi blogger yang profesional menurut
saya tidak mudah. Terlebih di Aceh sekarang banyak blogger yang pintar dan
berdedikasi. Itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya agar dapat bersaing
secara sportif. Hal lainnya yang menjadi tantangan adalah belum ramainya minat
masyarakat Aceh untuk menulis, sehingga jumlah blogger yang benar-benar serius
di dunia blogging masih sedikit. Saya ingin menjadi salah satu dari jumlah yang
sedikit itu.
Apa ni Rencana ke depan?
Rencana ke depan saya masih ingin dan akan
terus menulis. Saya akan terus berusaha membuat blog saya hidup meskipun saya
disibukkan dengan pekerjaan lain. Sekarang blog sudah menjadi aset yang harus
saya kembangkan, di samping keinginan lain yang juga ingin saya capai.
Wah, Menarik! ada ngga Pesan buat teman-teman yang mau jadi blogger?
Buat teman-teman yang ingin jadi blogger harus
semangat ya. Menulis itu universal, apalagi menulisnya di blog. Tidak ada
aturan khusus dalam menulis blog, yang penting tidak melanggar hukum dan norma
yang berlaku di masyarakat. Jangan takut terhadap komentar orang lain tentang
tulisan kita. Setiap orang memiliki kelebihan, keunikan, serta kekurangannya
masing-masing. Karena itu, tuangkanlah ide-ide dan pemikiran kita lewat tulisan
agar dapat dibaca orang lain. Kita tak pernah tahu ada berapa orang yang
membaca tulisan kita. Tidak menutup kemungkinan juga jika tulisan kita bisa
memberi informasi, dijadikan inspirasi bahkan solusi bagi orang lain.
Menarik kan profil Inong Sri Wahyuni? semoga bisa nambah semangat dan inspirasi buat teman-teman yang tertarik dengan blog dan ingin menjadi blogger, yang mau baca tulisan-tulisan Inong Sri Wahyuni bisa langsung ke blognya di sini ya!.
Jumat, 16 Oktober 2015
Lokal Brand Emang Keren #SmescoNV
Indonesia dianugrahi dengan banyaknya pulau dan
keindahan yang luar biasa. Menurut data resmi PBB Ada kurang lebih 13.466 pulau,
itu artinya kita bisa menghabiskan 13.466 hari atau sekitar 3 tahun lebih jika mengunjunginya
satu persatu, luar biasa bukan? Setiap pulau di Indonesia memiliki keindahan
tersendiri, sebut saja pulau-pulau terbesarnya, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan,
Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua, semuanya memiliki
keunikan tersendiri yang semuanya memiliki potensi dikembangkan sebagai tujuan
pariwisata. Jadi tidak salah jika Indonesia membranding pariwisata Indonesia
dengan The Wonderful Indonesia atau yang dikenal di Indonesia dengan Pesona Indonesia.
Logo Wonderful Indonesia |
Di samping itu, berkembangnya industri pariwisata di
Indonesia, membuat insan-insan kreatif Indonesia bergerak untuk membantu
promosi dan pemasaran potensi yang ada di Indonesia dengan produk-produk dan
brand-brand yang unik, terutama di produsen kaos kreatif. Sebut saja Mister
Joger di Bali yang lahir pada tahun 1980, Dagadu di Jogja yang bergerak pada
tahun 1994, sehingga menarik perhatian banyak wisatawan untuk datang lagi ke
sana dengan membawa orang lain sehingga Bali dan Jogja menjadi salah satu
tempat yang wajib dikunjungi di Indonesia, luar biasa!
Sekarang mulai banyak bermunculan berbagai brand lokal
keren kaos daerah yang tidak hanya menjual produk, tetapi menyuarakan perubahan
yang lebih baik, baik di bidang pariwisata, budaya, pendidikan dan juga pastinya
secara ekonomi, karena secara tidak langsung juga meningkatkan pariwisata di
daerah – daerah, meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan meningkatkan
perekonomian masyarakat lainnya yang bergerak di industri pariwisata, seperti
penginapan, travel, restauran, pemandu wisata dan masih banyak lagi.
Siapa saja brand-brand lokal keren tersebut?
Sebut saja Piyoh Design (Kaos Piyoh, Sabang dan Mister
Piyoh, Banda Aceh), Badjoe Kinantan, (Oleh-oleh Medanesia), Dank! (Kaos Riau,
Pekanbaru), Kaos Pinang (Kaos baik dari Kepulauan Riau), Jakoz (Jambi Kaos), The
Dylath (Kaos Lahat), Nyenyes (Kaos Palembang), DongaDang (Kaos Bengkulu), Someah
(Kaos Sumedang), Mahanagari (Kaos Bandung), Mbejujag (Kaos Temanggung), Dablongan
Clothing (Kaos Banyumas), Kaos Rasa Solo (Kaos Solo), Soak Ngalam (Kaos
Malang), Cak dan Cuk (Kaos Surabaya), Ita Itu (Kaos Bojonegoro), Nagud
Banyuwangi (Kaos Banyuwangi), Hymunk (Kaos Kalimantan Selatan), Kareba (Kaos
Makassar, Sulawesi Selatan), Tifa Tifa (Kaos Maokwari, Papua Barat), Pinang
Clothing (Kaos Jayapura, Papua) dan masih banyak lagi.
Munculnya banyak brand-brand lokal kaos daerah akan
menjadi Ambassador di setiap daerah di Indonesia, yang nantinya akan mempromosikan
Indonesia ke luar negeri semakin gencar, jadi Indonesia akan dikepung oleh
wisatawan mulai dari Sabang sampau Merauke.
Lokal Brand Harus Keren
Saya sendiri awal mulanya membuat brand Piyoh Design
(Kaos Piyoh dan Mister Piyoh) dikarenakan saya tertarik dengan produk-produk keren
yang sudah beredar di Indonesia, seperti Mister Joger, Dagadu, Soak Ngalam dan Mahanagari, menurut saya
produk lokal tidak kalah keren dengan produk luar, dan selalu menjadi kenangan
menarik setiap memiliki produk-produk tersebut. Jadilah saya mengoleksi kaos-kaos
dengan brand lokal di setiap daerah.
Badjoe Kinantan, Kaos Medanesia |
T-Obenk, Kaos Batam |
Petak 10, Kaos Ambon |
Kapuyuak, Kaos Rasa Minang |
Kami juga para pengusaha Brand kaos daerah membentuk
sebuah komunitas khas daerah yang bertujuan selain silaturrahmi, juga menetapkan
standarisasi produk, mulai dari kain, bahan sablon hingga harga, harapannya
konsumen di dalam negeri pun akan senang dan bangga memakai produk lokal.
Sehingga nantinya para konsumen akan menjadi duta daerah dan juga duta bangsa
Indonesia di luar, sehingga nantinya akan mempercepat promosi Indonesia di luar
sesuai dengan target Presiden Jokowi untuk 20.000.000 kunjungan wisatawan tahun
2019.
Selain produk kaos di tiap daerah, sekarang juga di Gedung
SMESCO ada banyak produk unik khas Indonesia, di UKM Galery SME Tower, kita
bisa menemukan produk unggulan UKM di seluruh Indonesia mulai dari kopi,
cokelat, kain, sepatu, batik, dan semuanya berasal dari Brand Lokal yang memang
keren! Ada juga Paviliun 34 Provinsi yang tersebar di lantai SME Tower. Jadi kalau
kamu ke Indonesia, terutama ke Jakarta, jangan lupa mampir di Gedung SMESCO,
Jalan Gatot Subroto, saatnya menjelajahi keunikan brand lokal Indonesia!
Gedung SME Tower, pusat brand-brand lokal keren Indonesia |
UKM Gallery, pusat produk UKM Indonesia, ada kurang lebih 560 UKM |
Menarik bukan?
Kamu juga bisa berkontribusi untuk memajukan brand-brand keren di Indonesia, caranya gampang yaitu dengan mengikuti lomba blog
yang diselenggarakan oleh Smesco. Syaratnya mudah, hanya menulis di blog masing-masing dengan tema
Local Brand Lebih Keren, panjang tulisan minimal 500 kata. Hadiahnya ada
laptop, smartphone & uang tunai! Deadline hingga tanggal 20 Oktober 2015 ya.
Jumat, 09 Oktober 2015
Ini Dia Kain-kain Tradisional Yang Wajib Dicari di Sumatera
Buatku kain tradisional atau yang dikenal juga
dengan wastra Citra, selalu menjadi cerita menarik tersendiri. Setiap aku
melakukan perjalanan kemana pun di Indonesia selalu berusaha untuk mencari kain
yang khas di daerah tersebut. Sebut saja Batik di Jawa, kain Kerawang Gayo di
Aceh Tengah, Tenun di Kupang, Suji Cair di Koto Gadang, Kain Basurek di
Bengkulu, Tapis di Lampung dan masih banyak lagi lainnya.
Aku tertarik dengan kain tradisional Indonesia
pada mulanya karena warna dan detail gambarnya. Sebagai seorang yang bekerja di
dunia desain grafis, kain-kain tersebut menjadi inspirasi buatku untuk membuat
desain-desain. Selain itu ada perasaan senang jika mengenakan kain tradisional Indonesia, terutama seperti batik ataupun tenun, aku merasa seperti sedang memakai lukisan di badan, hehe.
Tapi ternyata tidak hanya itu, di dalam proses pembuatan kain tersebut juga mengandung cerita dari perjalanan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal itu yang membuatku semakin tertarik untuk mengoleksi kain-kain tradisional yang ada di seluruh Indonesia dan itu membuatku mendapatkan perjalanan yang tak terlupakan.
Tapi ternyata tidak hanya itu, di dalam proses pembuatan kain tersebut juga mengandung cerita dari perjalanan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal itu yang membuatku semakin tertarik untuk mengoleksi kain-kain tradisional yang ada di seluruh Indonesia dan itu membuatku mendapatkan perjalanan yang tak terlupakan.
Sempat suatu hari ketika selesai program Sail
Raja Ampat, aku memutuskan untuk menyusuri pantai barat pulau sumatera. Selain
tujuan bersilaturrahmi dengan teman-teman seangkatan ketika Program Sail
Morotai, aku juga mencuri kesempatan untuk mencari tahu kain tradisional yang
ada di daerah mereka, dan yang pasti untuk koleksi, hehe.
Perjalanan Pertama kumulai dari Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Aku suka dengan
Kota Bandar Lampung karena hampir di setiap sudut kotanya ada
motif-motif khas Lampung, ada Siger, Gajah, Kapal dan masih banyak lagi
motif lainnya, ini yang membuatku semakin penasaran ingin melihat
langsung proses pembuatan Kain Tapis dan Batik Lampung.
Ternyata menurut
sejarah, Lampung sudah
mengenal seni tekstil sejak abad ke-18. Ragam seni tekstil Lampung
ada banyak, antara lain Kain Tapis (kain tenun ikat), Bidak, Sebage,
Teppal, Selekap, Cindai, Peleppai (kain bermotif kapal), dan Nampan.
Namun
kebanyakan orang mengenal Lampung dari kain tapisnya. Kain Tapis
merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung
dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungan maupun Sang
Pencipta Alam Semesta. Kain tapis digunakan sebagai pakaian wanita suku
Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas
dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas
dengan sistem sulam. Kain ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke
bawah berbentuk sarung.
Aku dan beberapa
teman, Sujarwo, Qyoko dan Melyana berkesempatan melihat langsung ke
tempat produksi Kain Tenun dan Batik Lampung di Ruwai Juwai, di daerah
Bambu Kuning. Sekilas terlihat seperti rumah biasa, tapi ternyata
aktivitas di dalamnya, luar biasa, ada banyak karya kreatif di sana!
Tembok yang menarik seperti ini, ada banyak di Bandar Lampung! |
Proses Pemisahan Benang dengan Mesin |
Proses pemisahan benang secara konvensional |
Proses tenun dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) |
Motif-motif Batik Lampung yang berkembang saat ini merupakan sebagian
diambil dari motif-motif pada kain tradisional Lampung yang telah
berkembang sebelumnya. Banyak motif batik Lampung dimodifikasi yang
bermunculan. Seperti motif Gamolan, Siger, Kupu-kupu, dan Gajah. Ini menunjukkan perkembangan budaya yang diaplikasikan ke
dalam motif batik yang diangkat dari akar budaya daerah masing-masing.
Perjalanan kedua, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu
Di Bengkulu aku kesulitan untuk mencari para pengrajin kain tradisionalnya, Kain Besurek, kain yang didalamnya terdapat surat, lucu ya. Ada lagi yang khas dari Bengkulu yaitu baju dari bahan Lantung.
Lantung
sendiri berasal dari Pohon lantung yang bernama latin Artocarpus altilis adalah
salah satu pohon endemik yang ada di hutan-hutan kawasan selatan Pulau Sumatera
dan sejak dulu kala. Kulit lantung dikenal masyarakat Bengkulu sejak masa
penjajahan Jepang tepatnya pada 1943 atau satu tahun Jepang menanamkan
kekuasaannya di Indonesia. Faktor kerasnya hidup, kerasnya tekanan penjajah
menjadikan keadaan perekonomian menjadi berat sehingga menyulitkan masyarakat
dalam mencari atau membeli pakaian atau katun. Oleh karena itu timbul ide untuk
mencari pengganti kain sebagai pelindung tubuh, maka muncul ide pembuatan kain
lantung sebagai alternatif. Artinya, kulit Lantung merupakan bagian dari perjalanan kelam sejarah bangsa
Indonesia.
Tetapi sekarang Masyarakat
Bengkulu membuat kain untuk pakaian hanya digunakan untuk acara-acara kesenian tertentu dan lebih banyak dijual untuk masyarakat di Papua Barat dan Papua, lucu ya.
Kabar gembiranya, salah satu temanku, Sherly di Bengkulu, adalah pengrajin Lantung, jadi aku bergegas ke tempatnya untuk melihat proses pembuatannya. Tapi sayang, Tuhan berkata lain, ketika aku sampai di rumahnya, Sherly baru saja kecelakaan beberapa hari sebelumnya, jadinya semua aktivitas produksi Lantung diberhentikan sementara, daaan..... seperti info sebelumnya, semua bahan yang digunakan untuk bahan pakaian, dijual ke Papua, hehe. Tapi tak mengapa, setidaknya aku jadi tahu Lantung.
Perjalananku selanjutnya ke Padang Panjang, Sumatera Barat
Menikmati keindahan alam Koto Gadang menjadi satu paket sendiri jika kita mengunjungi Padang Panjang dan Bukit
Tinggi, karena letaknya tidak terlalu berjauhan. Koto Gadang adalah
salah satu bagian dari Kabupaten Agam. Selain terkenal dengan pengrajin
peraknya dan juga dikenal dengan Suji Cair-nya.
Suji cair atau yang sering disebut juga Suji Caia adalah jenis sulaman selendang khas Sumatera Barat. Sulaman ini menggunakan warna benang berbeda atau menggunakan gradasi warna benang. Selendang Suji Cair ini biasanya menggunakan bahan sutra atau satin berukuran lebar 55 sentimeter sampai 60 sentimeter dan panjang 1,8 meter hingga 2 meter.
Suji cair atau yang sering disebut juga Suji Caia adalah jenis sulaman selendang khas Sumatera Barat. Sulaman ini menggunakan warna benang berbeda atau menggunakan gradasi warna benang. Selendang Suji Cair ini biasanya menggunakan bahan sutra atau satin berukuran lebar 55 sentimeter sampai 60 sentimeter dan panjang 1,8 meter hingga 2 meter.
Selendang Suji Cair |
Proses pembuatan Suji Cair yang ini hampir 1 tahun |
Saat
ini motif sulaman yang tengah dikembangkan adalah motif Bunga Dahlia. Bunga cantik
yang memiliki banyak warna ini sering dijumpai di Bukit Tinggi. Pada mulanya
bunga ini berasal dari Meksiko yang kemudian dibawa ke Eropa oleh bangsa
Portugis dan masuk ke Indonesia dibawa oleh Belanda. Sekarang dijadikan bunga
khas Bukit Tinggi dan menjadi inspirasi untuk sulaman Suji Cair.
Motif Bunga Dahlia |
Rumah Amai Setia |
Perjalanan selanjutnya kembali ke Aceh
Di Aceh sendiri ada beberapa jenis kain tradisional, yang paling terkenal adalah Kain Songket dan Kerawang Gayo di Aceh Tengah dan sekitarnya. Aku selalu penasaran dengan kain ini yang biasanya digunakan oleh Orang Aceh yang bersuku Gayo ini.
Kain ini sering jadi inceran para kolektor wastra. Kerawang Gayo sendiri adalah ragam hias kain bordiran yang menjadi ciri khas Masyarakat Gayo, terutama di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan merupakan kerajinan turun temurun. Untuk menuju Aceh Tengah, kurang lebih 8 Jam perjalanan dari Kota Banda Aceh.
Kain ini sering jadi inceran para kolektor wastra. Kerawang Gayo sendiri adalah ragam hias kain bordiran yang menjadi ciri khas Masyarakat Gayo, terutama di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah dan merupakan kerajinan turun temurun. Untuk menuju Aceh Tengah, kurang lebih 8 Jam perjalanan dari Kota Banda Aceh.
Kerawang Gayo |
Biasanya kain yang diberi
sulaman Kerawang Gayo digunakan pada pakaian adat perkawinan, upacara adat dan kesenian.
Ciri khas Kerawang Gayo terletak pada bahan, warna dan motif. Motif dan warna yang dipakai sesuai kaidah-kaidah yang berlaku.
Untuk bahan dasar Kerawang Gayo, seperti pakaian masyarakat yang tinggal di pedalaman umumnya dipakai kain yang berwarna
hitam atau yang berwarna gelap, karena warna gelap dianggap bisa memberikan kehangatan dan tidak tampak
cepat kotor.
Untuk warna yang digunakan memiliki filosofi tersendiri, seperti Warna Kuning : diartikan dengan kebesaran dan keagungan yang dipakai oleh raja, Warna Merah : diartikan dengan keberanian, Warna Hijau : diartikan dengan kesuburan dan Warna Putih : diartikan dengan kesucian.
Motif Kerawang Gayo biasanya terinspirasi dari alam sekitar serta
pengaruh alam yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti Sara Kopat (orang yang dituakan) : berarti Raja, Imam,
Petuah, dan Rakyat, apabila keempatnya berjalan dengan baik maka
tercapailah kesempurnaan hidup, Peger (Pagar) : berarti sesuatu telah dijaga, apabila diluar pagar bukan kepunyaannya lagi, Emun Berangkat (Awan Beriring) : berarti seiya sekata, Duduk sama rendah tegak sama tinggi, Pucuk Rebung (Pucuk Bambu Muda) : anak muda yang akan menggantikan orang tuanya kelak maka harus diberikan pembinaan, Puter Tali (putar tali) : sebuah ikatan kekeluargaan dan kebersamaan dalam menyelesaikan masalah bersama-sama, Mata Pune (Mata Burung Punai) : waspada terhadap sesuatu keadaan yang membahayakan, Subang Kertan (Anting-anting dari Bahan Tanaman) : keindahan
yang harus dimiliki, meskipun tidak ada anting-anting yang sebenarnya
namun dapat dimanfaatkan tumbuhan di sekitarnya, Tapak Seleman (daun tumbuhan tapak seleman) : hidup bergantung pada alam tumbuhan sekitarnya, Jejepas (Tepas) : gabungan dari motif pucuk rebung, sara
kopat, puter tali yang berarti antara muda-mudi dan orang tua terjalin
satu ikatan yang kuat seperti jalinan tepas, Rumet Muriti (Rapat Berbaris) : gabungan motif sara kopat
dan peger diiringi oleh motif mata pune, yang berarti sama-sama berbaris
rapat bergabung untuk menjaga keamanan antara Raja dan orang yang
bertugas menjaga keamanan.
Untuk harga Kain
Kerawang Gayo ini mulai Rp. 700.000, selain kain sekarang Motif Kerawang
Gayo bisa didapat dalam bentuk Tas, Peci, Sajadah, gelang tangan dan
masih banyak lagi, harga mulai Rp. 10.000 hingga Rp.300.000.
Bagaimana, menarik bukan? ini baru sebagian kain tradisional yang ada di sebagian Pulau Sumatera, ada masih banyak lagi kain-kain tradisional menarik yang ada tersebar di seluruh Indonesia, dan itu bisa jadi perjalanan menarik!
‘Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KainDanPerjalanan yang diselenggarakan Wego’
Bagaimana, menarik bukan? ini baru sebagian kain tradisional yang ada di sebagian Pulau Sumatera, ada masih banyak lagi kain-kain tradisional menarik yang ada tersebar di seluruh Indonesia, dan itu bisa jadi perjalanan menarik!
‘Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KainDanPerjalanan yang diselenggarakan Wego’
Jadi, bagaimana kisah teman-teman?
Label:
Bandar Lampung,
Basurek,
Bengkulu,
Hijrah Saputra,
Kain dan Perjalanan,
Kerawang Gayo,
Koto Gadang,
Piyoh Design,
Suji Caia,
Takengon,
Tapis,
Wastra,
Wastu Citra Indonesia,
Wego
Langganan:
Postingan (Atom)