Alhamdulillah hari rabu tanggal 26 Februari 2014 kemaren aku dapat kesempatan mengisi acara Seminar Nasional di Kota Langsa. Seminar Nasional Meningkatkan Kreativitas untuk Pembangunan Aceh. Sebenarnya posisiku menggantikan guruku Dr. Iskandarsyah Madjid, SE MM. Karena permintaan beliau dan sebagai anak muda yang (merasa) kreatif, akhirnya aku mengiyakan tawaran tersebut.
Ini jadi pengalaman ke dua buatku untuk jalan ke Kota Langsa. Kota Langsa adalah salah satu kota di Provinsi Aceh, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur. Dulunya Kota Langsa menjadi Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur, tapi pada Tahun 2001 terjadi pemekaran hingga menjadi 3 bagian, Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang. Informasi detail tentang Kota Langsa bisa dibaca di sini.
Menurut informasi, Kota Langsa berjarak sekitar 413 km dari Banda Aceh dan memakan kurang lebih 10 jam perjalanan dengan kendaraan umum, mau bus atau L300, lumayan bikin badan pegel linu-linu, tapi katanya Langsa bisa ditempuh kurang lebih 4 jam dari Kota Medan, wah. Kepikiran ingin naek pesawat ke Medan baru ke Langsa dengan taksi, tapi ternyata pemindahan Bandara Polonia ke Kuala Namu bikin perjalanan ke Langsa makin lama dan yang pasti bikin muter-muter ga jelas, akhirnya aku memutuskan untuk naik bus malam, dari Banda Aceh, kira-kira kalau bunyi bus malam apa ya?
Sudah lama tidak pernah naik bus lagi di Aceh, aku baru sadar, ternyata Bus antar kota antar provinsi di Aceh sudah bagus-bagus, kali ini aku mencoba naik Sempati Star yang katanya terbagus di kelasnya, iyalah perjalanan lumayan jauh kita harus nyari yang nyaman, jangan sampe gara-gara mau hemat, pas acara ga bisa sharing dengan optimal, sayang momennya, lagian dibayarin ini, ambil yang paling bagus sekalian, #ngikik. Daaaan ternyata saudara-saudara...drum roll pliss...., ternyata memang bus Sempati Star-nya keren luar biasa!
Penampakan Bus Sempati Star, foto by Fadhil Putra Perdana |
Dari penampilan luarnya aja udah oke, dan ternyata dalamnya lebih oke lagi. Aku ngambil yang kelas VIP 2-2, artinya kursinya berdua-dua. Ada lagi yang Nonstop 2-1 yang kursinya berdua dan satuan, mungkin khusus buat penumpang yang jomblo #eh.
Tempat duduknya nyaman, ada selimut tebal dan harum, bantal yang empuk dan hebatnya lagi bantalan kursinya bisa diturunkan lebih dari 45 derajat, jadi ya bisa jadi tempat tidur berjalan, belum lagi dapat snack kotak, yang isinya Cokelat Bembeng dan Cokelat Superstar, suuooper!! haha.
Untuk semua fasilitas di atas, kita cuma membayar Rp. 170.000, tapi kemarin ntah kenapa, pihak loketnya hanya meminta Rp.160.000 saja, jadi uangku dikembalikan Rp.10.000, alhamdulillah ya.
Untuk semua fasilitas di atas, kita cuma membayar Rp. 170.000, tapi kemarin ntah kenapa, pihak loketnya hanya meminta Rp.160.000 saja, jadi uangku dikembalikan Rp.10.000, alhamdulillah ya.
Aku berangkat dari Terminal Batoh pukul 20.00 WIB. Waktu berangkat aku duduk sendirian, sampai di Bireuen ada seorang pemuda, sebut saja namanya Alfian (nama sebenarnya), beruntungnya dia termasuk asyik, jadilah selama perjalanan kami ngobrol, mulai dari usaha sampai mimpi membangun Aceh, berrrraaat saang! haha.
Tak terasa pukul 03.00 pagi, aku sudah sampai di Langsa, lebih cepat 3 jam dari perkiraan. Atau mungkin si abang supir ga rela melihat aku dan temanku ngobrol terlalu asyik, dia buru-buru menancapkan gasnya, bisa jadi... Aku turun di Simpang Komodor, karena menurut Kernet Bus, di Terminal sepi ga ada aktivitas, apalagi jam-jam segitu. Oh ya nama Simpang Komodor itu unik, karena dulunya ada Plang Rokok Komodor di situ, lucu ya.
Tak terasa pukul 03.00 pagi, aku sudah sampai di Langsa, lebih cepat 3 jam dari perkiraan. Atau mungkin si abang supir ga rela melihat aku dan temanku ngobrol terlalu asyik, dia buru-buru menancapkan gasnya, bisa jadi... Aku turun di Simpang Komodor, karena menurut Kernet Bus, di Terminal sepi ga ada aktivitas, apalagi jam-jam segitu. Oh ya nama Simpang Komodor itu unik, karena dulunya ada Plang Rokok Komodor di situ, lucu ya.
Dari Simpang Komodor aku naik becak menuju Hotel Harmoni, tempat acara seminarnya. Pagi itu Langsa dingin banget, aku berulangkali ngerapatin jaket, tapi udara dinginnya menusuk sampai ke kulit, sampai-sampai si abang becak ngomong, "jarang-jarang Langsa sedingin ini, saya aja udah pakai baju 5 lapis", beuh.... jangan-jangan??
Sampai di Hotel Harmoni, ketemu dengan panitia, ambil kunci kamar dan tepar...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mulai jam 09.00 WIB, para peserta sudah mulai kumpul di ruangan seminar, ada kurang lebih 100 peserta yang datang. Kukira yang datang hanya pemuda saja, tetapi ternyata ada banyak Keuchik (Pak Lurah) juga yang datang. Karena ternyata pembicaranya memang bagus-bagus, ada Drs. Syafrizal, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Langsa, Drs. Mumus Muslim,MM, Dirjen Ekonomi Kreatif Kemenparenkraf dan Bang Muslim, SHI, MM, Anggota DPR RI Komisi 10, wah! jadi satu kebanggaan juga bisa satu acara dengan beliau-beliau ini.
Ngga nyangka juga ketemu dengan Bang Muslim, SHI MM, aku panggilnya Bang Muslim, salah satu inspiratorku, beliau banyak membantu program-program untuk pendidikan dan pariwisata, ya karena beliau masuk di Komisi 10 DPR RI. Beliau juga suka ngomporin anak-anak muda potensial di Aceh untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, termasuk aku.
Pertama kali bertemu dengan beliau di Program Sail Morotai, beliau selalu mendampingi Kemenpora, dan baru tau saat itu ternyata beliau orang Aceh dan punya semangat besar untuk membuat program-program pendidikan, pemuda dan pariwisata terutama untuk Aceh. Terakhir aku bertemu dengan beliau di Program Merajut Indonesia di Kota Sabang, beliau juga mendampingi Kemenpora, Pak Roy Suryo, selama di Sabang, karena beliau ingin ada program-program berkelanjutan di Sabang, dan beliau juga mengumpulkan anak-anak muda Aceh untuk ngumpul pada saat itu, agar terkoneksi dengan pak menteri dan orang-orang di kemenpora, salut! Mudah-mudahan beliau terpilih lagi di pemilihan selanjutnya ya, amin!
Acara berlanjut seru, banyak pertanyaan dari peserta seminar, jangankan mahasiswa, para keuchik juga ga mau kalah, sampai waktu seminar habis. Tapi ada beberapa yang akhirnya konsultasi secara personal setelah seminar. Semangat anak-anak muda di Langsa luar biasa, tapi semangat orang tuanya juga ga kalah, ada Pak Aswan, memiliki usaha gerabah, beliau melihat kesempatan, akhirnya mengajakku langsung ke tempatnya beliau.
Pak Aswan dan hasil karyanya di Sanggar Asri, Langsa |
Setelah dari tempat Pak Aswan, aku bertemu dengan Ifan, salah satu desainer grafis asal Aceh Tamiang yang juga pemenang Lomba Desain Piyoh 2013. Bertemu dengan Ifan kami langsung ke Dinas Pemuda, Olah raga dan Pariwisata Kota Langsa untuk bertemu dengan Pak Syafrizal, karena memang beliau ingin bertemu selepas seminar untuk sharing program-program yang beliau ingin kerjakan di Langsa, dan akhirnya kami semua ngumpul, ya Pak Aswan, Pak Syafrizal, Ifan, dan Bang Reza, Kabid Pariwisata, jadi lucu sebenarnya, tapi seru juga, karena sebenarnya semua bisa berkontribusi untuk pariwisata Langsa.
Bareng Bang Joni dan Pak Syafrizal di Hutan Kota |
Selesai dari kantor, aku dan Ifan diajak ke rumahnya Pak Syafrizal untuk istirahat dan setelahnya melanjutkan perjalanan ke tempat-tempat yang menarik di Langsa, salah satunya Hutan Kota Langsa dan Cafe Stroom.
walaupun beliau baru menjabat 3 bulan, tapi aku melihat semangat beliau dan stafnya untuk membuat perubahan pariwisata di Kota Langsa sangat terasa, seperti inilah seharusnya pemimpin, tidak hanya bicara tapi langsung turun ke lapangan untuk apa yang dimau, Semoga semua mimpi-mimpi beliau bisa terwujud, amin.
Di hutan Kota Langsa aku bertemu dengan Bang Joni, LSM pengurus Hutan Kota Langsa, dari beliau aku belajar banyak hal tentang pohon-pohon yang ada di Hutan Kota termasuk Pohon Damar yang ternyata satu-satunya tumbuh di dataran rendah Indonesia. Hutan Kota Langsa ini juara 2 untuk pengelolaan hutan di Indonesia loh, kreatif euy!
Bareng Ifan, salah seorang desainer grafis terbaik Aceh asal Aceh Tamiang, kuliah di Langsa |
Abrar, Dhian, Ifan, aku dan Kak Ririn |
Salam Kreatif!
O...Ke!