Jumat, 24 Oktober 2014

Sherly Lantung, Pemudi Pelopor Pelindung Warisan Tradisi Bengkulu


Sherly Lantung adalah salah satu temanku yang sama-sama mengikuti Program Kapal Pemuda Nusantara dan Sail Morotai 2012. Penampilannya sederhana dan bersahaja. Tapi siapa yang sangka di balik penampilannya itu tersimpan potensi yang luar biasa. 2 bulan yang lalu aku berkesempatan main langsung ke tempat workshopnya, itu juga karena rasa penasaranku dengan Lantung. Ternyata nama Lantung di belakang Sherly bukan nama aslinya, sampai sekarang aku juga belum tahu siapa nama aslinya, maaf ya Yuk Sherly #Dipentung. Lantung itu muncul karena produk-produk kerajinan yang dikembangkan oleh Sherly berbahan Lantung dan karena inilah dia juga dianugerahkan gelar sebagai pemuda pelopor dari Kementrian Pemuda dan Olahraga. 
Sherly Lantung dan produk-produknya
Apakah Lantung itu?
Lantung sendiri berasal dari Pohon lantung yang bernama latin Artocarpus altilis adalah salah satu pohon endemik yang ada di hutan-hutan kawasan selatan Pulau Sumatera dan sejak dulu kala. Kulit lantung dikenal masyarakat Bengkulu sejak masa penjajahan Jepang tepatnya pada 1943 atau satu tahun Jepang menanamkan kekuasaannya di Indonesia. Faktor kerasnya hidup, kerasnya tekanan penjajah menjadikan keadaan perekonomian menjadi berat sehingga menyulitkan masyarakat dalam mencari atau membeli pakaian atau katun. Oleh karena itu timbul ide untuk mencari pengganti kain sebagai pelindung tubuh, maka muncul ide pembuatan kain lantung sebagai alternatif. Artinya, kulit Lantung yang dijadikan pakaian pada masa penjajahan itu merupakan bagian dari perjalanan kelam sejarah bangsa Indonesia.

Masyarakat Bengkulu dalam membuat Kain Lantung menggunakan jenis pohon dengan kulit bergetah karena kulit kayu yang bergetah tidak mudah rusak. Umumnya kulit kayu yang digunakan untuk menghasilkan Lantung itu adalah Pohon Karet hutan, Pohon Ibuh dan Terap.

Pembuatan Lantung dimulai dari memotong Pohon Karet Hutan, Ibuh dan Terap untuk diambil kulitnya sesuai dengan ukuran yang diinginkan, selanjutnya kulit kayu tersebut dipukul-pukul dengan alat pemukul kayu. Pada saat dipukul-pukul kulit kayu yang telah terpisah dari kayu sambil dilipat hingga menjadi lembaran tipis. Lembaran tipis inilah yang dinamakan Lantung. Semakin tua usia pohon kayu yang diambil lantungnya maka akan semakin bagus kualitas lantung. Lantung yang berkualitas baik biasanya berwarna cokelat.

Ada bermacam-macam produk dihasilkan dari kulit Pohon Lantung, mulai dari hiasan dinding, pajangan, aksesori hingga tempat bisa dijadikan pakaian, menarik ya. 

Sherly mendirikan usaha kerajinan Kulit Lantung sudah cukup lama, lokasi galerynya tepat di sebelah rumahnya. Dari ide kreatif digabung dengan jiwa usaha maka jadilah kulit lantung sebagai bahan dasar bagi cenderamata andalan masyarakat Kota Bengkulu. Harga yang dijual cewek berkerudung ini beragam, tergantung jenis produknya, ukuran cenderamata yang dibuat mulai dari harga Rp 1.000 untuk gantungan kunci hingga ratusan ribu rupiah untuk barang jadi seperti pajangan dinding, miniatur Tabot, tas, dompet, jam dinding dan masih banyak lagi lainnya.

Kulit lantung yang ada di galeri Sherly pun terus bertambah dengan berbagai bentuk baru, yang penting terus berkarya dan berkreasi, selain itu Sherly juga mengajarkan anak-anak muda khususnya di Bengkulu untuk terus mencintai warisan nenek moyang mereka dengan mengolah Lantung menjadi produk yang bernilai ekonomi dan bisa terus jadi kebanggaan Masyarakat Bengkulu dan Indonesia. Sherly sendiri mengaku optimistis dengan usaha kerajinan Lantung-nya, dan terus mengembangkannya ke berbagai kreasi. Selain dijual di galerynya, produk-produk Sherly juga dijual di beberapa toko cenderamata yang ada di Kota Bengkulu. Berbagai produknya bisa dilihat di sini.

Sukses terus ya Sherly, tetap semangat jadi Inspirasi anak muda Indonesia.

Salam Kreatif!

2 komentar:

  1. Lantung... jadi oleh2 khas bengkulu yaaa bg. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, bagus-bagus produknya, kalau ke Bengkulu sempatkan beli produknya :)

      Hapus