Tampilkan postingan dengan label Jogjakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jogjakarta. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Maret 2016

Baksya, Karya Tangan Anak Muda Indonesia

Buat kamu yang suka dengan karya-karya lucu buatan tangan, tempat ini salah satu yang kurekomendasikan kalau main ke Jogja. 
Pertamanya aku lagi mencari pengrajin yang membuat kerajinan dari kaos kaki, akhirnya ketemulah tempat ini, ya selain menemukan Boneka Kaos kaki, masih banyak lagi produk-produk lucu yang dibuat dengan tangan.
Walaupun kecil, Baksya dipenuhi dengan barang-barang yang unik dan lucu



Menarik ya, buat kamu yang main ke Jogja, sempatkanlah piyoh ke sini, Baksya, Indonesian Handmade Gallery. alamatnya : Jl.  Prawirotaman 2 MG III no. 646, Yogyakarta

Jumat, 04 Maret 2016

Depot Setiawan, Warung Kecil Ala Restoran Berbintang

Apa jadinya kalau warung di pinggir jalan dikelola oleh seorang Chef Restoran berbintang?

Mungkin Depot Setiawan ini bisa jadi contoh yang baik untuk teman-teman yang mau menjalankan usaha.

Selesai jalan-jalan ke Gunung Api Purba di Gunung Kidul, temanku mengajakku ke salah satu warung yang fenomenal di Jogja, lokasinya di Jl. Wonosari. Walaupun sempat diwarnai dengan bocor ban di tengah jalan, tidak menyurutkan semangat kami mencari makan enak, hehehe.
Bagian depan Depot Setiawan
Terlihat dari luar seperti warung kecil pada umumnya, tapi ketika masuk ke dalam, Depot Setiawan ini berbeda dari warung biasanya, dipenuhi oleh pramuniaga yang berpakaian ala maid berjalan mondar-mandir. Di bagian depan, terlihat sebuah dapur terbuka dengan tiga kompor yang menyala, dioperasikan oleh seorang koki dengan pakaian putihnya yang khas lengkap dengan topi putih Chefnya, waaah. Sempat heran, kenapa kostumnya formal sekali ya? Padahal ini hanya warung di pinggir jalan.

Karena penasaran dan lapar, kami memutuskan untuk duduk dan memesan Fuyunghay dan Sop Ayam. Memang sebagian besar menu di sini berasal dari gaya masakan Tionghoa-Indonesia, seperti nasi goreng, bakmi, kwetiau, cap cay, fu yung hai dan pak lay. Selain itu, Depot Setiawan juga menyajikan ayam goreng, ayam saus mentega, steak ayam dan magelangan. Tapi yang aku ngga tahu, ternyata porsi yang ada di Depot Setiawan ini adalah porsi JUMBO! Hambooo....
Nyobain Fuyung Hay dan Sop Ayam

Sesuai dengan ceritanya, masakan di Depot Setiawan luar biasa, lezatnya. Selesai menyantap makanan, aku yang penasaran dengan sang koki dan ceritanya, buru-buru mendatangi beliau yang sedang memasak hidangan untuk pelanggan yang lain.

Cerita punya cerita, Chefnya berama asli Pak Ruwanto, sedangkan Setiawan adalah nama anaknya yang paling besar. Pak Ruwanto memang memiliki latar belakang koki di berbagai restoran di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung dan Surabaya. Pada tahun 1995, Pak Ruwanto memutuskan untuk berhenti bekerja di restoran dan membuka depot kecil di pinggir jalan. Namun, tidak hanya asal membuka depot, Pak Ruwanto tidak mau meninggalkan kebiasaan di tempatnya bekerja dulu. Baju koki yang menjadi trademark-nya tetap digunakan hingga saat ini dan para pegawainya pun memakai pakaian pelayan seperti di restoran resmi, sehingga kerjanya bisa “profesional”, katanya sambil tertawa.
Bareng Pak Ruwanto, owner dan Chef Depot Setiawan
Ada-ada saja ya, tapi secara konsep, ini menjadi nilai plus tersendiri, usaha kita boleh kecil dan di pinggir jalan, tapi level kita harus besar dan menjulang ke angkasa, kalau kata Orang Aceh, "Ngga Cilet-cilet", hehe. Salut untuk Pak Ruwanto di Depot Setiawan, semoga laris terus usahanya pak, Salam Sabang selalu.

Buat kamu yang lagi maen ke Jogja, mampirlah ke sini, langsung ke Depot Setiawan, Jalan Wonosari Km. 7 Mantup, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Jogjakarta

Minggu, 28 Februari 2016

Cokelat Ndalem, Tanda Hati dari Jogja

Kali ini saya berkunjung ke salah satu usaha teman saya, oke, salah satu senior saya di dunia Duta Wisata, Mbak Meika Hazim, beliau salah satu Diajeng Jogja, duta wisata Jogja yang sangat menginspirasi, selain cantik, pintar, aktif di kegiatan sosial, dan mahir berbisnis.

Bersama dengan suaminya, Mas Wednes Aria Yudha, dia membuka usaha Cokelat ndalem, hmmm, pilihan menarik untuk buka usaha, apalagi untuk target pasar pencinta cokelat seperti saya, hehe.
Bareng Diajeng Meika
nDalem dalam Bahasa Jawa memiliki makna yang baik yang berarti rumah sebagai tempat dimana kita bisa merasa paling nyaman atau tempat hati kembali. Usaha ini dilakukan di rumah orang tua Meika, dan ini sesuai dengan filosofi yang ingin ia angkat bahwa cokelat ini di buat sepenuh hati, sebagai sebuah tanda hati untuk orang-orang yang dekat di hati.
Diajeng Meika ingin mengangkat cokelat Indonesia karena sebenarnya biji kakao adalah salah satu produk Indonesia yang mendunia (bahkan negara Indonesia menjadi negara pengekspor biji kakao kering nomor 3 terbanyak di dunia) namun olahan cokelat dengan cita rasa khas Indonesia ternyata belum banyak. Oleh karena itu cokelat yang diproduksi dibuat dengan cita rasa khas Indonesia, supaya banyak orang tau tentang indahnya budaya Indonesia dan budaya jawa.
Dari pertama kali ketemu saja sudah disambut dengan hangat, selalu terlihat semangat positif darinya. Dan langsung promosi produk-produk yang ada di Cokelat ndalem, nah ini enaknya kalau bertemu langsung dengan pemiliknya, hehe.
Diajeng Meika menjelaskan varian produk terbarunya, Dark Cokelat dari Pak Edy, petani Kakao dari Gunung Kidul
Bersama Diajeng Meika, dan Teman-teman Korps Alumni Kapal Pemuda Nusantara, Athod dan Duta
Ceritanya, dulu ada berbagai macam jenis varian yang diproduksi oleh Cokelat ndalem, awalnya mengeluarkan 9 rasa yang terbagi menjadi 3 lini rasa. Sekarang sudah ada 18 rasa dalam 5 lini rasa yaitu lini rasa klasik, lini rasa pedas, lini rasa rempah nesia, lini rasa wedangan, dan lini rasa kopinesia. Untuk cokelat yang paling banyak diminati adalah lini rasa kopinesia, dan lini rasa klasik. Tidak hanya jenis varian yang unik hargapun sangat menarik. Dapat di peroleh mulai harga Rp12.000,- untuk ukuran 50 Gram dan mulai harga Rp 18.000,- untuk ukuran 85 Gram, hingga sekarang Cokelat ndalem terus berinovasi dengan berbagai rasa, mulai dari Greentea, Cokelat Arjuna dan Shinta, dan Dark Cokelat dari petani kakao di Gunung Kidul. Selain rasanya yang unik dan enak, Cokelat Ndalem didesain menarik, tidak hanya menarik perhatian tetapi juga informatif, mendukung promosi kebudayaan Indonesia, jempol! Karena konsep ini juga Diajeng Meika dan Cokelat ndalem menjadi Wirausaha Muda Mandiri 2014
Borong cokelat tanda hati
Menarik bukan? Jadi kalau maen ke Jogja, piyohlah ke sini, ada banyak tanda cinta buat kamu dan keluargamu di sini. 
Langsung ke Jalan Bhayangkara 23, Daerah Istimewa Yogyakarta 55261 atau main ke
http://cokelatndalem.com/

Mumpung mau Anniversary, selamat Ulang Tahun untuk Cokelat Ndalem, semoga makin lancar dan sukses terus usahanya, barakallah.