Apa jadinya kalau
warung di pinggir jalan dikelola oleh seorang Chef Restoran berbintang?
Mungkin Depot
Setiawan ini bisa jadi contoh yang baik untuk teman-teman yang mau menjalankan
usaha.
Selesai jalan-jalan
ke Gunung Api Purba di Gunung Kidul, temanku mengajakku ke salah satu warung
yang fenomenal di Jogja, lokasinya di Jl. Wonosari. Walaupun sempat diwarnai
dengan bocor ban di tengah jalan, tidak menyurutkan semangat kami mencari makan
enak, hehehe.
Bagian depan Depot Setiawan |
Karena penasaran dan
lapar, kami memutuskan untuk duduk dan memesan Fuyunghay dan Sop Ayam. Memang sebagian
besar menu di sini berasal dari gaya masakan Tionghoa-Indonesia, seperti nasi
goreng, bakmi, kwetiau, cap cay, fu yung hai dan pak lay. Selain itu, Depot
Setiawan juga menyajikan ayam goreng, ayam saus mentega, steak ayam dan
magelangan. Tapi yang aku ngga tahu, ternyata porsi yang ada di Depot Setiawan
ini adalah porsi JUMBO! Hambooo....
Nyobain Fuyung Hay dan Sop Ayam |
Sesuai dengan ceritanya, masakan di Depot Setiawan luar biasa, lezatnya. Selesai menyantap makanan, aku yang penasaran dengan sang koki dan ceritanya, buru-buru mendatangi beliau yang sedang memasak hidangan untuk pelanggan yang lain.
Cerita punya cerita,
Chefnya berama asli Pak Ruwanto, sedangkan Setiawan adalah nama anaknya yang
paling besar. Pak Ruwanto memang memiliki latar belakang koki di berbagai
restoran di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Pada tahun 1995, Pak Ruwanto memutuskan untuk berhenti bekerja di restoran dan
membuka depot kecil di pinggir jalan. Namun, tidak hanya asal membuka depot,
Pak Ruwanto tidak mau meninggalkan kebiasaan di tempatnya bekerja dulu. Baju
koki yang menjadi trademark-nya tetap digunakan hingga saat ini dan
para pegawainya pun memakai pakaian pelayan seperti di restoran resmi, sehingga
kerjanya bisa “profesional”, katanya sambil tertawa.
Bareng Pak Ruwanto, owner dan Chef Depot Setiawan |
Ada-ada saja ya,
tapi secara konsep, ini menjadi nilai plus tersendiri, usaha kita boleh kecil
dan di pinggir jalan, tapi level kita harus besar dan menjulang ke angkasa, kalau kata Orang Aceh, "Ngga Cilet-cilet", hehe. Salut untuk Pak Ruwanto di Depot Setiawan, semoga laris
terus usahanya pak, Salam Sabang selalu.
Buat kamu yang lagi
maen ke Jogja, mampirlah ke sini, langsung ke Depot Setiawan, Jalan Wonosari
Km. 7 Mantup, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Jogjakarta
Fuyung hai. Namanya bagus yaa?? Pemasaran eh penasaran bagaimana menunya...
BalasHapusLho, Azhar belum pernah nyobain Fuyung Hay? di Peunayong ada juga kok, kuliner dari Tiongkok itu
HapusFuyung hai. Namanya bagus yaa?? Pemasaran eh penasaran bagaimana menunya...
BalasHapus