Senin, 09 Juli 2018

Plushindo, Cara Tuli Peduli Konservasi Hewan Langka Indonesia


Sudah sebulan lebih saya bekerja membantu istri saya dan teman-teman Tuli/tuna rungu Fingertalk dalam kegiatan Plushindo di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Plushindo sendiri adalah boneka-boneka satwa langka Indonesia yang diproduksi oleh teman-teman Tuli yang nantinya akan menjadi bahan edukasi untuk anak-anak Indonesia terutama yang berada di dekat dengan habitat hewannya.
Team Plushindo
Awalnya saya kesulitan bekerja dengan teman-teman Tuli, karena untuk berkomunikasi dengan mereka saya harus belajar Bahasa Isyarat. Untungnya saya bekerja dengan istri saya sebagai Program Director, bisa menyampaikan apa yang saya maksud kepada teamnya dengan baik. Saya sempat heran, kenapa istri saya mau bekerjasama dengan teman-teman Tuli/tuna rungu, tingkat kesulitannya cukup tinggi, mendingan ngegosip atau ngomenin status orang di social media, rasanya itu lebih gampang. Dasar istri saya orang yang sangat sosialis, dia bilang,”ada kebahagiaan tersendiri bila kita bisa membantu dan membagi kebahagiaan buat orang yang membutuhkan, daripada menghabiskan energi untuk menyebarkan kebencian dan iri hati di social media.” Beuh, calon doctor emang beda.
Istri dan Lutfi (Team Plushindo)

Memang dilihat dari team Tuli yang ada di Plushindo punya cerita-cerita yang berbeda-beda dan menarik, lebih seringnya membuat saya lebih mensyukuri dengan apa yang saya miliki saat ini. Mereka kebanyakan datang dari keluarga yang kurang mampu, kebanyakan dari mereka juga menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Mereka berjuang dengan keterbatasan yang mereka miliki tidak untuk kepentingan pribadi tapi demi keluarga mereka. Ternyata ini yang memotivasi istri saya untuk terus berinovasi agar teman-teman tuli bisa terus berdaya, ah saya jadi tambah semangat.

Karakter di Plushindo
Saya di dalam Team Plushindo sebagai Creative Director. Orang yang mendesain karakter-karakter binatang langka Indonesia. Saya mencoba membuat desain yang bisa menarik perhatian anak-anak tetapi juga tidak menyusahkan team tuli untuk memproduksinya. Akhirnya jadilah Othan, Modi, Gatra, Ano, Peny dan Baja. Untuk awal ini kami memilih hewan-hewan yang mulai langka dan mewakili setiap pulau yang ada di Indonesia, Gatra (Gajah Sumatera) dari Sumatera, Othan (Orang Utan Kalimantan) dari Kalimantan, Baja (Badak Jawa) dari Jawa, Peny (Penyu Hijau) dari Bali, Modi (Komodo) dari NTT dan Ano (Anoa) dari Sulawesi.

Ternyata kerja dengan teman-teman tuli menyenangkan, ada beberapa hal yang menarik ketika saya bekerja dengan team tuli. Pertama, mereka berkerja sangat focus, karena mereka tidak terganggu dengan suara-suara lain termasuk musik, jadinya mereka akan bekerja hingga selesai tanpa gangguan suara apapun. Kedua, mereka selain focus, prioritasnya bekerja tanpa bergosip, karena mereka berbicara dengan menggunakan tangan atau jari, jadi tidak memungkinkan berisyarat selagi bekerja, kerjanya diselesaikan terlebih dahulu baru mereka berisyarat. Ketiga, mereka walaupun bekerja sesuai dengan yang kita inginkan, ternyata mau memberikan masukan untuk membuat produk yang kita kerjakan Bersama ini menjadi lebih baik, malah kami yang jadinya belajar dari mereka, ah senangnya.




Pernah suatu hari, Pak Agus, salah satu penjahit tuli, selesai menjahit, berdiri, beliau berkata, “alhamdulillah, selesai, semoga Plushindo, Fingertalk, Dissa dan Hijrah sukses semua,” dengan menggunakan Bahasa Isyarat yang indah. Nyess, rasanya ada rasa haru yang besar ketika melihatnya, ini yang dibicarakan oleh istri saya sebelumnya, merembes mili.

Tugas kami belum selesai, sudah lima karakter yang sudah jadi, masih sisa satu karakter lagi dan setelahnya masa edukasi ke anak-anak yang ada di dekat habitat hewan langka tersebut. Mohon doa dan dukunganya ya, jangan lupa follow ig : @plush_indo

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar