Tampilkan postingan dengan label Kuliner Aceh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner Aceh. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Oktober 2014

10 Kuliner yang Wajib Dicoba di Aceh

Makanan Aceh merupakan perpaduan berbagai kebudayaan seperti Arab, India, Siam, Spanyol, Cina, hingga Belanda. Namun yang paling banyak mempengaruhi adalah Masakan Arab dan India yang menggunakan banyak bumbu dan rempah-rempah. Orang Aceh sangat menghargai makanan, sehingga makanan pun digarap dengan serius, tidak jarang pula ditemui orang yang makan hingga keringetan. 
 
Belum sah rasanya ke Banda Aceh sebelum mencicipi makanan khas yang ada di sana, ini dia 10 Makanan kuliner yang wajib dicoba di Aceh

1. Ayam Tangkap
Ayam yang digoreng dengan berbagai macam rempah dan bumbu, seperti Daun Temurui, Bawang Merah dan bawang putih, dan cabe hijau. Biasanya disajikan dengan bumbu kecap dan nasi yang hangat. Harga per paketnya Rp. 60.000/ekor, biasa untuk 4-5 orang. Bisa didapat di RM. Aceh Rayeuk, RM Cut Dek dan RM. Hasan


2. Mie Aceh
Mie yang dimasak dengan berbagai macam rempah yang menggugah selera makan, biasa ditawarkan dengan berbagai macam isi seperti, kepiting, Cumi-cumi, udang, atau Jamur. Harga perporsinya mulai Rp.12.000/piring. Bisa didapat di RM. Mie Razali, Yellow Cafe, REX, Coffee Bay dan masih banyak lagi.
Mie ACeh Kepiting, Foto by : Frans Dellian
3. Gule Plik U
Berbagai jenis sayuran segar yang dicampur dan dimasak dengan bumbu khusus, Plik U (Kelapa yang sudah difermentasi). Harga per piringnya Rp. 8.000, Bisa didapat di RM. Aceh Rayeuk, RM. Ujung Batee dan Rumah Makan Aceh lainnya.
Gulee Pliek U, Foto by : Frans Dellian
4. Gule Kambing
Daging kambing yang empuk dimasak dengan potongan nangka muda, memiliki rasa yang unik dan menggugah selera. Biasa disajikan dengan minuman timun serut (I Boh Timon). Air timun ini juga berfungsi sebagai penetralisir agar tidak terjadi darah tinggi. Harga mulai Rp.12.000/porsi. Bisa ditemukan di RM. Aceh Rayeuk, RM. Hasan, RM. Aceh Spesifik, RM. Nasi Kambing dan lain-lain.
Gulee Kameng (Gulai Kambing)

5. Daging Masak Putih (Sie Reboh Puteh)
Daging sapi yang direbus dengan santan dan bumbu lainnya ini, memiliki rasa yang unik, selain dagingnya yang empuk, rasa manis membuat makanan ini digemari anak-anak dan orang dewasa yang tidak menyukai masakan yang pedas dan asin, sekali mencobanya bisa bikin ketagihan. Bisa ditemukan di RM. Aceh Rayeuk dan rumah makan yang menjual masakan Aceh lainnya. Harga dimulai Rp.8.000/porsi.
Sie Reuboh Puteh, Foto by : Frans Dellian
6. Martabak Aceh (Telur)
Martabak ini terbuat dari tepung terigu yang ditutupi dengan telur yang sudah dicampur dengan berbagai jenis sayur yang telah dipotong kecil-kecil. Biasanya disajikan dengan acar bawang merah dan cabe rawit. Yang uniknya, alat masak yang digunakan berbentuk petak dan datar. Harga mulai Rp. 7.000/porsi. Bisa ditemukan di REX, Peunayong, Ulee Kareng, Helsinki, Dapu Kupi dan lain-lain.
Martabak Telur, foto by : st4bilo.com
7. Roti Cane
Tepung terigu yang sudah dibentuk bulat dimasak dengan menggunakan mentega, kemudian disajikan dengan berbagai macam rasa, seperti durian, kari ayam, kari kambing, cokelat ataupun hanya gula pasir. Harga mulai Rp. 8.000/porsi. Bisa ditemukan di Canai Mamak KL, Setui, Canai Mamak di Simpang BPKP, Canai Ayah di Ulee Kareng.
Roti Cane

8. Ikan Kayu
Ikan kayu atau eungkot Keumamah, ini sudah terkenal sejak masa peperangan di Aceh. Ikan yang dikeringkan ini sangat nikmat bila dimasak dengan gulai aceh. Yang menariknya ikan ini bisa bertahan hingga bertahun-tahun, oleh karena itu juga makanan ini menjadi andalan Orang Aceh ketika perang, enak dimakan dan tahan lama. Harga mulai Rp. 20.000/kemasan. Bisa ditemukan di toko oleh-oleh Aceh.
Eungkot Keumamah (Ikan Kayu)

9. Sate Matang
Sate yang terkenal karena dagingnya yang empuk, karinya yang lezat dan bumbu kacangnya yang gurih. Kita bisa merasakan kelezatannya sate ini di REX, Peunayong dengan harga Rp. 20.000/porsi.
Sate Matang, Foto : atjehliterature.blogspot.com
10. Bubur Kanji Rumbi
Bubur yang terbuat dari beras pulen ditumbuk kasar yang direbus dengan campuran rempah-rempah seperti, ketumbar, lada, bawang merah, jahe, biji pala, dan adas manis. Biasa disajikan dengan ayam, udang atau telur setengah matang di atasnya. Bisa ditemukan di Bubur Jagung, Ulee Kareng mulai Rp. 8.000.
Bubur Kanji Rumbi, Foto by : Frans Dellian
Masih kurang? Ayo segera ke Banda Aceh, masih banyak makanan menggiurkan disini!
Feel the harmony, discover extraordinary!

Minggu, 05 Oktober 2014

Menikmati Kelezatan Mie Cek Mun Bireuen Ulee Kareng



Cek Mun dan kedainya
Mie Aceh bisa jadi menjadi salah satu kuliner yang paling banyak diminati di Aceh, karena rasanya yang lezat dan mudah ditemukan hampir di semua warung kopi yang ada di Aceh. Tapi setiap juru masaknya memiliki cita rasa tersendiri, salah mi satunya yang waijb dicoba adalah Mie Aceh hasil racikan Cek Mun. Perpaduan bumbu seperti kunyit, daun salam koja, dan rempah-rempah lain sangat pas, tekstur mie-nya yang kenyal, sungguh mampu memberi sensasi rasa tersendiri saat menyantapnya, ditambah lagi Acar Bawang Merah, Potongan Timun, Jeruk Nipis dan Kerupuk Melinjo yang renyah, mangat that! (Enak sekali). Rasanya yang pedas dan cita rasa kari yang kuat, dan cocok untuk siapa saja, bahkan buat yang baru pertama kali mencicipinya. Oh iya, untuk kamu yang tidak kuat pedas, pedasnya bisa ditambah atau dikurangi sama juru masaknya.
Mie Goreng Basah pake telur

Mie Aceh Cek Mun Bireuen sendiri tersedia dalam tiga jenis, Mie Goreng, Mie Kuah dan Mie Goreng Basah. Buat kamu yang spesial, Mie Cek Mun juga menawarkan tambahan lain seperti telur, udang, cumi, daging sapi dan kepiting. Dijamin bakal bikin ketagihan!


Walaupun namanya Cek Mun Bireuen, bukan berarti lokasinya di Bireuen, Mie lezat ini berada di Ulee Kareng, sekitar 10 menit perjalanan dari pusat Kota Banda Aceh dan hanya 5 menit jalan kaki dari Mister Piyoh Ulee Kareng, hehe.

Lokasi: Mie Aceh Cek Mun Bireuen, Jl. Kebon Raja, Ulee Kareng, Banda Aceh. Harga: Rp.7.000 – Rp25.000 Jam buka: Senin - Minggu, pukul 11.00 – 23.00 WIB.

Selasa, 15 Juli 2014

Nikmatnya Tahu Goreng Pagar Air Lambaro


Buat kamu yang suka jalan-jalan ke Aceh Besar dan suka kuliner, jangan lupa piyoh (mampir) di Tahu Goreng Pagar Air, Lambaro, Aceh Besar. Lokasinya tidak begitu jauh, kurang lebih 6,5 Km dari Kota Banda Aceh, ya kurang lebih 30 menit perjalanan dengan kendaraan.

Tahu goreng ini terbuat dari tahu goreng, tauge, kentang rebus, bawang goreng, kerupuk merah putih dan daun sawi ditabur di atasnya, beuh.... 
Tahu Goreng Pagar Air, Lambaro, Aceh Besar
Pas dimakan ada aroma cuka yang kuat yang ditambah rasa pedas cabe, manis gula aren serta kecap yang sudah diserap keasaman cuka, pokoknya bikin ketagihan. 

Warung Pagar Air ini beroperasi mulai pukul 10.00 pagi hingga menjelang magrib sekitar pukul 07.00 malam. Jadi penasaran kan? Kalau ke Banda Aceh, sempatkanlah mencoba kuliner ini, hanya dengan Rp.12.000/porsi kita sudah bisa mencoba kuliner lezat ini.

Selasa, 04 Februari 2014

Trip Kuliner bareng Pak William Wongso di Banda Aceh

Suatu kebahagiaan tersendiri diminta oleh Pak William Wongso, legendaris ahli kuliner di Indonesia. Beliau memintaku untuk jadi pemandu kuliner di Banda Aceh dan sekitarnya, kesempatan yang luar biasa.

Siapa yang tidak kenal dengan Pak William Wiriatmaja Wongso atau yang dikenal dengan William Wongsi, Pemandu acara “Cooking Adventure with William Wongso” di Metro TV, owner beberapa rumah makan terkenal di Jakarta, beliau juga penasehat kuliner maskapai Garuda Indonesia.
 
Aku berkenalan dengan Pak William Wongso di komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI), beliau sebagai salah satu pendiri bersama dengan Mbak Santhi Serad. ACMI sendiri komunitas yang mempunyai visi Melestarikan, mengembangkan, mendokumentasikan serta menyebarluaskan kekayaan budaya kuliner tradisional Indonesia. Aku di situ sebagai Pemandu Kuliner, lumayan keren ya, haha, #Jampokkali, tapi gapapa ini juga salah satu usaha untuk memperkenalkan potensi masakan daerah yang kita punya ke mana aja. Buat yang mau gabung bisa lihat caranya di Website Aku Cinta Masakan Indonesia atau follow twitternya di @AcmiID. Pak Will, begitu panggilanku buat beliau, juga salah satu juri Bidang Boga di Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2013. 
Pertemuan Pertama dengan Pak William Wongso di Penjurian WMM 2013
Beberapa kali konsultasi tempat, akhirnya kami bertemu di tempat yang kurekomendasikan pertama, Rumoh Aceh. Rumoh Aceh sendiri salah satu tempat ngopi asyik di Banda Aceh, selain bisa melihat bentuk Rumah tradisional Aceh, kita bisa menikmati kopi terbaik Aceh di sana, dan masakan khas Aceh yang lezat. 
Rumoh Aceh Kopi
Kukira Pak Will datang bersama team untuk liputan, tapi ternyata pas ketemu di rumoh Aceh, ada kurang lebih 40 orang yang datang, WOW! tenyata kedatangan beliau kali ini bersama rekan bisnisnya, ada dr. Fredy Setyawan dan keluarganya, Pak Edwin,abangnya Pak Fredy, drg. Tantri, istrinya dan Jonatan (Yoyo) anaknya Pak Fredy. dr Fredy ini onwer Natasha Skin Care. Kedatangan mereka ternyata untuk grand openning Natasha Skin Care yang ada di Banda Aceh. Sempat kaget juga kalau Natasha Skin Care mau buka di Aceh, ngobrol dengan Pak Fredy ternyata banyak pelanggan yang berasal dari Aceh dan beliau beserta teamnya juga ingin menunjukkan kepada rekan-rekan beliau di jawa bahwa Aceh aman untuk investasi, luar biasa. Walaupun baru kenal, ternyata keluarga Pak Fredy ini sangat ramah, sikap yang perlu dicontoh untuk menjadi pengusaha besar.

Keasyikan ngobrol tentang Aceh dan kuliner yang ada di Rumoh Aceh, tak terasa udah pukul setengah 11 malam, akhirnya perjalanan kami lanjutkan esok harinya.

Keesokan harinya Kuliner Trip di Banda Aceh dimulai...

Mulai hunting Nasi Gurih, Dendeng Aceh, Sate Matang, Bu Si Itek, Ayam Tangkap dan lain-lain. Jujur aja, baru kali ini kulihat keluarga yang fanatik dengan masakan dan badan mereka tetap slim, luar biasa, jadi dalam sehari ada makan hingga 6 kali, mereka benar-benar mengeksplor kuliner yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya, makan di sini, ngopi sebentar di sana, makan lagi, ngopi lagi, makan lagi, beuh... kadang aku sampai mau melambaikan tangan ke kamera karena sudah ga sanggup lagi untuk makan, haha.

Kelebihan kuliner trip kali ini, sekalian memperkenalkan masakan Aceh ke mereka, aku juga bisa belajar hal yang lain dari masakan itu, karena Pak Will selalu bercerita, masakan ini enak, tapi kalau dibuat ini bakal seperti ini, terus beliau menceritakan detail bahan-bahan yang bisa diolah untuk masakan itu, jadi aku bener-bener belajar mengenal masakan langsung dari ahlinya, dan yang tidak ketinggalan, ternyata masing-masing aktif di instagram, jadi sambil nyobain, terus posting, cerita lagi, walau kadang pas aku menjelaskan terkesan dicuekin, haha.
Walau terkesan dicuekin, tapi selesai aku cerita, bakal dapat banyak lagi informasi dari beliau, plus foto yang WOW di instagram beliau
Ngopi di Solong, dan berkesempatan langsung ketemu ownernya untuk nanya KOPI 26 :D
Tak lupa juga mampir di outlet Mister Piyoh di Ulee Kareng.
Pak William, Papa Piyoh, Pak Edwin, Jonatan dan drg. Tantri Onni Bianti, istri dari dr. Fredy
Hari kedua selesai dengan kenyang yang tak terkira.


Hari terakhir hunting kuliner lagi, dan karena Yoyo pengen banget seafood. Yoyo ini walaupun masih kuliah sudah punya usaha restauran di Jogja. Jadi taste buat makanan pun bagus, akhirnya hunting kepiting ini sampe dapat, ada yang tau dimana ini?
Masakan Aceh emang luar biasa


Trip diitutup dengan ini, Kepiting Goreng Kari yang besarnya tak terkira

Trip kali ini jadi pengalaman luar biasa buatku, selain bisa belajar kuliner langsung dengan ahlinya, dan aku bisa banyak belajar bisnis dari Pak Fredy, Bu Tantri dan Pak Edwin, alhamdulillah.

Dan berita baiknya mereka akan promosi Aceh di luar dan akan kembali lagi untuk mencoba masakan yang lain.

Sebelum pulang, dapat Angpao dari Pak Will, ini jadi angpao pertama yang kudapat seumur hidup, alhamdulillah, terimakasih Pak William Wongso, ditunggu kedatangannya lagi di Aceh.
Angpaonya jadi buku, bisa jadi kenang-kenangan yang menarik dan bisa dishare lagi ilmunya untuk orang lain
Buat yang penasaran dengan kuliner-kuliner lain yang dicobain Pak William Wongso, bisa follow Instragram beliau. :)