Sherly Lantung adalah salah satu temanku yang sama-sama mengikuti Program Kapal Pemuda
Nusantara dan Sail Morotai 2012. Penampilannya sederhana dan bersahaja. Tapi
siapa yang sangka di balik penampilannya itu tersimpan potensi yang luar biasa.
2 bulan yang lalu aku berkesempatan main langsung ke tempat workshopnya, itu
juga karena rasa penasaranku dengan Lantung. Ternyata nama Lantung di belakang Sherly
bukan nama aslinya, sampai sekarang aku juga belum tahu siapa nama aslinya, maaf ya Yuk Sherly #Dipentung. Lantung itu muncul karena produk-produk kerajinan yang
dikembangkan oleh Sherly berbahan Lantung dan karena inilah dia juga dianugerahkan
gelar sebagai pemuda pelopor dari Kementrian Pemuda dan Olahraga.
Sherly Lantung dan produk-produknya |
Apakah Lantung itu?
Lantung sendiri berasal dari Pohon lantung yang bernama latin Artocarpus altilis adalah salah satu pohon endemik yang ada di hutan-hutan kawasan selatan Pulau Sumatera dan sejak dulu kala. Kulit lantung dikenal masyarakat Bengkulu sejak masa penjajahan Jepang tepatnya pada 1943 atau satu tahun Jepang menanamkan kekuasaannya di Indonesia. Faktor kerasnya hidup, kerasnya tekanan penjajah menjadikan keadaan perekonomian menjadi berat sehingga menyulitkan masyarakat dalam mencari atau membeli pakaian atau katun. Oleh karena itu timbul ide untuk mencari pengganti kain sebagai pelindung tubuh, maka muncul ide pembuatan kain lantung sebagai alternatif. Artinya, kulit Lantung yang dijadikan pakaian pada masa penjajahan itu merupakan bagian dari perjalanan kelam sejarah bangsa Indonesia.
Lantung sendiri berasal dari Pohon lantung yang bernama latin Artocarpus altilis adalah salah satu pohon endemik yang ada di hutan-hutan kawasan selatan Pulau Sumatera dan sejak dulu kala. Kulit lantung dikenal masyarakat Bengkulu sejak masa penjajahan Jepang tepatnya pada 1943 atau satu tahun Jepang menanamkan kekuasaannya di Indonesia. Faktor kerasnya hidup, kerasnya tekanan penjajah menjadikan keadaan perekonomian menjadi berat sehingga menyulitkan masyarakat dalam mencari atau membeli pakaian atau katun. Oleh karena itu timbul ide untuk mencari pengganti kain sebagai pelindung tubuh, maka muncul ide pembuatan kain lantung sebagai alternatif. Artinya, kulit Lantung yang dijadikan pakaian pada masa penjajahan itu merupakan bagian dari perjalanan kelam sejarah bangsa Indonesia.
Masyarakat
Bengkulu dalam membuat Kain Lantung menggunakan jenis pohon dengan kulit
bergetah karena kulit kayu yang bergetah tidak mudah rusak. Umumnya kulit kayu
yang digunakan untuk menghasilkan Lantung itu adalah Pohon Karet hutan, Pohon Ibuh
dan Terap.
Pembuatan
Lantung dimulai dari memotong Pohon Karet Hutan, Ibuh dan Terap untuk diambil
kulitnya sesuai dengan ukuran yang diinginkan, selanjutnya kulit kayu tersebut
dipukul-pukul dengan alat pemukul kayu. Pada saat dipukul-pukul kulit kayu yang
telah terpisah dari kayu sambil dilipat hingga menjadi lembaran tipis. Lembaran
tipis inilah yang dinamakan Lantung. Semakin tua usia pohon kayu yang diambil
lantungnya maka akan semakin bagus kualitas lantung. Lantung yang berkualitas
baik biasanya berwarna cokelat.
Ada
bermacam-macam produk dihasilkan dari kulit Pohon Lantung, mulai dari hiasan
dinding, pajangan, aksesori hingga tempat bisa dijadikan pakaian, menarik ya.
Sherly
mendirikan usaha kerajinan Kulit Lantung sudah cukup lama, lokasi galerynya
tepat di sebelah rumahnya. Dari ide kreatif digabung dengan jiwa usaha maka
jadilah kulit lantung sebagai bahan dasar bagi cenderamata andalan masyarakat
Kota Bengkulu. Harga yang dijual cewek berkerudung ini beragam, tergantung
jenis produknya, ukuran cenderamata yang dibuat mulai dari harga Rp 1.000 untuk
gantungan kunci hingga ratusan ribu rupiah untuk barang jadi seperti pajangan
dinding, miniatur Tabot, tas, dompet, jam dinding dan masih banyak lagi lainnya.
Kulit
lantung yang ada di galeri Sherly pun terus bertambah dengan berbagai bentuk
baru, yang penting terus berkarya dan berkreasi, selain itu Sherly juga
mengajarkan anak-anak muda khususnya di Bengkulu untuk terus mencintai warisan
nenek moyang mereka dengan mengolah Lantung menjadi produk yang bernilai
ekonomi dan bisa terus jadi kebanggaan Masyarakat Bengkulu dan Indonesia. Sherly
sendiri mengaku optimistis dengan usaha kerajinan Lantung-nya, dan terus
mengembangkannya ke berbagai kreasi. Selain dijual di galerynya, produk-produk
Sherly juga dijual di beberapa toko cenderamata yang ada di Kota Bengkulu.
Berbagai produknya bisa dilihat di sini.
Sukses
terus ya Sherly, tetap semangat jadi Inspirasi anak muda Indonesia.
Salam Kreatif!
Lantung... jadi oleh2 khas bengkulu yaaa bg. :D
BalasHapusIya, bagus-bagus produknya, kalau ke Bengkulu sempatkan beli produknya :)
Hapus