Foto bareng Pak Hermawan Kertajaya, Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Kepala RRI Banda Aceh dan dari MarkPlus |
Pengusaha muda
Aceh Hijrah Saputra dinobatkan sebagai Marketeers Techno Startup Icon 2014.
Penobatan itu diumumkan di acara Marketeers Festival 2014 yang dilaksanakan di
Hermes Palace Hotel Banda Aceh pada Selasa, 29 April 2014 kemarin. Kegiatan
yang diselenggarakan oleh MarkPlus, Inc ini merupakan yang pertama kalinya
digelar di Aceh. Untuk tahun ini, kontes wirausaha “Startup Icon” mengambil
tema teknologi.
Kompetisi ini
menyasar para perintis usaha di bidang kuliner, fashion, kerajinan, jasa,
perdagangan, media dan lainnya. Yang terpenting dalam mengelola usahanya para
peserta harus memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin.
Hijrah sendiri
mempunyai usaha di bidang fashion yang terkenal dengan label Piyoh Design.
Usaha ini mulai dirintis pengusaha asal Sabang itu sejak 2009 lalu. Selain di
Sabang, Piyoh kini juga memiliki dua outlet di Banda Aceh.
Kompetisi ini
diikuti 15 peserta dari beberapa kota di Aceh seperti Sabang, Banda Aceh dan
Lhokseumawe. Namun para juri yang berasal dari MarkPlus, Inc, RRI Banda Aceh
dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banda Aceh hanya memilih satu pemenang
yang akan menjadi icon Marketeers selama setahun ke depan.
“Alhamdulillah
strategi pemasaran yang Hijrah jalankan sesuai dengan konsep mereka, yaitu
bukan hanya mempromosikan produk tetapi bagaimana menjalin komunikasi yang baik
dengan para konsumen,” ujar Hijrah kepada atjehpost.com siang ini, Rabu
30 April 2014.
Dalam
mengembangkan brand produknya, Hijrah berinovasi dengan cara mempromosikan
daerah kelahirannya yaitu Sabang. Ia misalnya membuat peta wisata Sabang agar
menjadi pedoman bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah di ujung barat
Indonesia itu. Memajukan pariwisata Sabang memang hal yang paling
diidam-idamkan olehnya.
“Hijrah juga
membuat informasi-informasi untuk mempromosikan Sabang melalui media blog, jadi
membantu wisatawan yang datang ke Aceh atau ke Sabang yang secara tidak
langsung mendatangkan calon pelanggan ke Piyoh,” ujarnya.
Dengan cara ini
pelanggan yang datang ke Aceh bisa juga menjadi advokat untuk mengajak calon
wisatawan lain untuk berkunjung dan berlibur ke Aceh. Cara ini sesuai dengan
konsep tourism marketing, di mana para pelanggan/customer harus bisa
menjadi advokat, dan sasaran gencar untuk pemuda dengan aktif di kegiatan
kepemudaan dan aktif di komunitas.
Setelah menjadi
Marketeers Techno Startup Icon 2014 kira-kira apa yang menjadi harapan
Hijrah di masa mendatang?
“Inginnya Aceh
bisa lebih maju lagi, apalagi sekarang Kepala Disbudpar Aceh juga menjadi
Marketeer of the Year, dan ini baru pertama kalinya ada di Aceh,” ujarnya.
Hijrah Saputra
lahir di Sabang 25 September 1984 silam. Alumni Jurusan Planologi Universitas
Brawijaya Malang ini pernah menjadi Kakang Kota Malang (Jawa Timur) dan Juara
Harapan I Raka Jawa Timur saat masih kuliah dulu. Pada 2007 silam, dalam sebuah
kegiatan di Bali ia bertemu dengan duta wisata dari Aceh. Pertemuan itu
ternyata menjadi titik balik bagi Hijrah untuk kembali ke Sabang dan mulai
merintis Piyoh Design. Kini ia semakin mantap mengembangkan Sabang dan Aceh
melalui desain grafis dan produk-produk kreatif dari Piyoh.
Bersama
sejumlah anak muda lainnya Agam Duta Wisata Aceh 2008 ini membentuk organisasi
The Leader, organisasi ini fokus pada pengembangan program yang berkaitan
dengan kepemudaan. Belum lama ini The Leader memenangkan anugerah Millenium Development
Goals (MDGs) Award melalui salah satu program andalannya Dream Maker.[]
Sumber : http://atjehpost.com/articles/read/3473/Pengusaha-Muda-Aceh-Raih-Marketeers-Techno-Startup-Icon-2014
Pengusaha
muda Aceh Hijrah Saputra dinobatkan sebagai Marketeers Techno Startup
Icon 2014. Penobatan itu diumumkan di acara Marketeers Festival 2014
yang dibuat di Hermes Palace Hotel Banda Aceh
pada Selasa, 29 April 2014 kemarin. Kegiatan yang diselenggarakan oleh
MarkPlus, Inc ini merupakan yang pertama kalinya digelar di Aceh. Untuk
tahun ini, kontes wirausaha “Startup Icon” mengambil tema teknologi.
Kompetisi ini menyasar para perintis usaha di bidang kuliner, fashion, kerajinan, jasa, perdagangan, media dan lainnya. Yang terpenting dalam mengelola usahanya para peserta harus memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin.
Hijrah sendiri mempunyai usaha di bidang fashion yang terkenal dengan label Piyoh Design. Usaha ini mulai dirintis pengusaha asal Sabang itu sejak 2009 lalu. Selain di Sabang, Piyoh kini juga memiliki dua outlet di Banda Aceh.
Kompetisi ini diikuti 15 peserta dari beberapa kota di Aceh seperti Sabang, Banda Aceh dan Lhokseumawe. Namun para juri yang berasal dari MarkPlus, Inc, RRI Banda Aceh dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banda Aceh hanya memilih satu pemenang yang akan menjadi icon Marketeers selama setahun ke depan.
“Alhamdulillah strategi pemasaran yang Hijrah jalankan sesuai dengan konsep mereka, yaitu bukan hanya mempromosikan produk tetapi bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan para konsumen,” ujar Hijrah kepada atjehpost.com siang ini, Rabu 30 April 2014.
Dalam mengembangkan brand produknya, Hijrah berinovasi dengan cara mempromosikan daerah kelahirannya yaitu Sabang. Ia misalnya membuat peta wisata Sabang agar menjadi pedoman bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah di ujung barat Indonesia itu. Memajukan pariwisata Sabang memang hal yang paling diidam-idamkan olehnya.
“Hijrah juga membuat informasi-informasi untuk mempromosikan Sabang melalui media blog, jadi membantu wisatawan yang datang ke Aceh atau ke Sabang yang secara tidak langsung mendatangkan calon pelanggan ke Piyoh,” ujarnya.
Dengan cara ini pelanggan yang datang ke Aceh bisa juga menjadi advokat untuk mengajak calon wisatawan lain untuk berkunjung dan berlibur ke Aceh. Cara ini sesuai dengan konsep tourism marketing, di mana para pelanggan/customer harus bisa menjadi advokat, dan sasaran gencar untuk pemuda dengan aktif di kegiatan kepemudaan dan aktif di komunitas.
Setelah menjadi Marketeers Techno Startup Icon 2014 kira-kira apa yang menjadi harapan Hijrah di masa mendatang?
“Inginnya Aceh bisa lebih maju lagi, apalagi sekarang Kepala Disbudpar Aceh juga menjadi Marketeer of the Year, dan ini baru pertama kalinya ada di Aceh,” ujarnya.
Hijrah Saputra lahir di Sabang 25 September 1984 silam. Alumni Jurusan Planologi Universitas Brawijaya Malang ini pernah menjadi Kakang Kota Malang (Jawa Timur) dan Juara Harapan I Raka Jawa Timur saat masih kuliah dulu. Pada 2007 silam, dalam sebuah kegiatan di Jawa Barat ia bertemu dengan duta wisata dari Aceh.
Pertemuan itu ternyata menjadi titik balik bagi Hijrah untuk kembali ke Sabang dan mulai merintis Piyoh Design. Kini ia semakin mantap mengembangkan Sabang dan Aceh melalui desain grafis dan produk-produk kreatif dari Piyoh.
Bersama sejumlah anak muda lainnya Agam Duta Wisata Aceh 2008 ini membentuk organisasi The Leader, organisasi ini fokus pada pengembangan program yang berkaitan dengan kepemudaan. Belum lama ini The Leader memenangkan anugerah Millenium Development Goals (MDGs) melalui salah satu program andalannya Dream Maker.[]
- See more at: http://atjehpost.com/articles/read/3473/Pengusaha-Muda-Aceh-Raih-Marketeers-Techno-Startup-Icon-2014#sthash.bxYbq6Wv.dpuf
Kompetisi ini menyasar para perintis usaha di bidang kuliner, fashion, kerajinan, jasa, perdagangan, media dan lainnya. Yang terpenting dalam mengelola usahanya para peserta harus memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin.
Hijrah sendiri mempunyai usaha di bidang fashion yang terkenal dengan label Piyoh Design. Usaha ini mulai dirintis pengusaha asal Sabang itu sejak 2009 lalu. Selain di Sabang, Piyoh kini juga memiliki dua outlet di Banda Aceh.
Kompetisi ini diikuti 15 peserta dari beberapa kota di Aceh seperti Sabang, Banda Aceh dan Lhokseumawe. Namun para juri yang berasal dari MarkPlus, Inc, RRI Banda Aceh dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banda Aceh hanya memilih satu pemenang yang akan menjadi icon Marketeers selama setahun ke depan.
“Alhamdulillah strategi pemasaran yang Hijrah jalankan sesuai dengan konsep mereka, yaitu bukan hanya mempromosikan produk tetapi bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan para konsumen,” ujar Hijrah kepada atjehpost.com siang ini, Rabu 30 April 2014.
Dalam mengembangkan brand produknya, Hijrah berinovasi dengan cara mempromosikan daerah kelahirannya yaitu Sabang. Ia misalnya membuat peta wisata Sabang agar menjadi pedoman bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah di ujung barat Indonesia itu. Memajukan pariwisata Sabang memang hal yang paling diidam-idamkan olehnya.
“Hijrah juga membuat informasi-informasi untuk mempromosikan Sabang melalui media blog, jadi membantu wisatawan yang datang ke Aceh atau ke Sabang yang secara tidak langsung mendatangkan calon pelanggan ke Piyoh,” ujarnya.
Dengan cara ini pelanggan yang datang ke Aceh bisa juga menjadi advokat untuk mengajak calon wisatawan lain untuk berkunjung dan berlibur ke Aceh. Cara ini sesuai dengan konsep tourism marketing, di mana para pelanggan/customer harus bisa menjadi advokat, dan sasaran gencar untuk pemuda dengan aktif di kegiatan kepemudaan dan aktif di komunitas.
Setelah menjadi Marketeers Techno Startup Icon 2014 kira-kira apa yang menjadi harapan Hijrah di masa mendatang?
“Inginnya Aceh bisa lebih maju lagi, apalagi sekarang Kepala Disbudpar Aceh juga menjadi Marketeer of the Year, dan ini baru pertama kalinya ada di Aceh,” ujarnya.
Hijrah Saputra lahir di Sabang 25 September 1984 silam. Alumni Jurusan Planologi Universitas Brawijaya Malang ini pernah menjadi Kakang Kota Malang (Jawa Timur) dan Juara Harapan I Raka Jawa Timur saat masih kuliah dulu. Pada 2007 silam, dalam sebuah kegiatan di Jawa Barat ia bertemu dengan duta wisata dari Aceh.
Pertemuan itu ternyata menjadi titik balik bagi Hijrah untuk kembali ke Sabang dan mulai merintis Piyoh Design. Kini ia semakin mantap mengembangkan Sabang dan Aceh melalui desain grafis dan produk-produk kreatif dari Piyoh.
Bersama sejumlah anak muda lainnya Agam Duta Wisata Aceh 2008 ini membentuk organisasi The Leader, organisasi ini fokus pada pengembangan program yang berkaitan dengan kepemudaan. Belum lama ini The Leader memenangkan anugerah Millenium Development Goals (MDGs) melalui salah satu program andalannya Dream Maker.[]
- See more at: http://atjehpost.com/articles/read/3473/Pengusaha-Muda-Aceh-Raih-Marketeers-Techno-Startup-Icon-2014#sthash.bxYbq6Wv.dpuf
Pengusaha
muda Aceh Hijrah Saputra dinobatkan sebagai Marketeers Techno Startup
Icon 2014. Penobatan itu diumumkan di acara Marketeers Festival 2014
yang dibuat di Hermes Palace Hotel Banda Aceh
pada Selasa, 29 April 2014 kemarin. Kegiatan yang diselenggarakan oleh
MarkPlus, Inc ini merupakan yang pertama kalinya digelar di Aceh. Untuk
tahun ini, kontes wirausaha “Startup Icon” mengambil tema teknologi.
Kompetisi ini menyasar para perintis usaha di bidang kuliner, fashion, kerajinan, jasa, perdagangan, media dan lainnya. Yang terpenting dalam mengelola usahanya para peserta harus memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin.
Hijrah sendiri mempunyai usaha di bidang fashion yang terkenal dengan label Piyoh Design. Usaha ini mulai dirintis pengusaha asal Sabang itu sejak 2009 lalu. Selain di Sabang, Piyoh kini juga memiliki dua outlet di Banda Aceh.
Kompetisi ini diikuti 15 peserta dari beberapa kota di Aceh seperti Sabang, Banda Aceh dan Lhokseumawe. Namun para juri yang berasal dari MarkPlus, Inc, RRI Banda Aceh dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banda Aceh hanya memilih satu pemenang yang akan menjadi icon Marketeers selama setahun ke depan.
“Alhamdulillah strategi pemasaran yang Hijrah jalankan sesuai dengan konsep mereka, yaitu bukan hanya mempromosikan produk tetapi bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan para konsumen,” ujar Hijrah kepada atjehpost.com siang ini, Rabu 30 April 2014.
Dalam mengembangkan brand produknya, Hijrah berinovasi dengan cara mempromosikan daerah kelahirannya yaitu Sabang. Ia misalnya membuat peta wisata Sabang agar menjadi pedoman bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah di ujung barat Indonesia itu. Memajukan pariwisata Sabang memang hal yang paling diidam-idamkan olehnya.
“Hijrah juga membuat informasi-informasi untuk mempromosikan Sabang melalui media blog, jadi membantu wisatawan yang datang ke Aceh atau ke Sabang yang secara tidak langsung mendatangkan calon pelanggan ke Piyoh,” ujarnya.
Dengan cara ini pelanggan yang datang ke Aceh bisa juga menjadi advokat untuk mengajak calon wisatawan lain untuk berkunjung dan berlibur ke Aceh. Cara ini sesuai dengan konsep tourism marketing, di mana para pelanggan/customer harus bisa menjadi advokat, dan sasaran gencar untuk pemuda dengan aktif di kegiatan kepemudaan dan aktif di komunitas.
Setelah menjadi Marketeers Techno Startup Icon 2014 kira-kira apa yang menjadi harapan Hijrah di masa mendatang?
“Inginnya Aceh bisa lebih maju lagi, apalagi sekarang Kepala Disbudpar Aceh juga menjadi Marketeer of the Year, dan ini baru pertama kalinya ada di Aceh,” ujarnya.
Hijrah Saputra lahir di Sabang 25 September 1984 silam. Alumni Jurusan Planologi Universitas Brawijaya Malang ini pernah menjadi Kakang Kota Malang (Jawa Timur) dan Juara Harapan I Raka Jawa Timur saat masih kuliah dulu. Pada 2007 silam, dalam sebuah kegiatan di Jawa Barat ia bertemu dengan duta wisata dari Aceh.
Pertemuan itu ternyata menjadi titik balik bagi Hijrah untuk kembali ke Sabang dan mulai merintis Piyoh Design. Kini ia semakin mantap mengembangkan Sabang dan Aceh melalui desain grafis dan produk-produk kreatif dari Piyoh.
Bersama sejumlah anak muda lainnya Agam Duta Wisata Aceh 2008 ini membentuk organisasi The Leader, organisasi ini fokus pada pengembangan program yang berkaitan dengan kepemudaan. Belum lama ini The Leader memenangkan anugerah Millenium Development Goals (MDGs) melalui salah satu program andalannya Dream Maker.[]
- See more at: http://atjehpost.com/articles/read/3473/Pengusaha-Muda-Aceh-Raih-Marketeers-Techno-Startup-Icon-2014#sthash.bxYbq6Wv.dpuf
Kompetisi ini menyasar para perintis usaha di bidang kuliner, fashion, kerajinan, jasa, perdagangan, media dan lainnya. Yang terpenting dalam mengelola usahanya para peserta harus memanfaatkan teknologi seoptimal mungkin.
Hijrah sendiri mempunyai usaha di bidang fashion yang terkenal dengan label Piyoh Design. Usaha ini mulai dirintis pengusaha asal Sabang itu sejak 2009 lalu. Selain di Sabang, Piyoh kini juga memiliki dua outlet di Banda Aceh.
Kompetisi ini diikuti 15 peserta dari beberapa kota di Aceh seperti Sabang, Banda Aceh dan Lhokseumawe. Namun para juri yang berasal dari MarkPlus, Inc, RRI Banda Aceh dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banda Aceh hanya memilih satu pemenang yang akan menjadi icon Marketeers selama setahun ke depan.
“Alhamdulillah strategi pemasaran yang Hijrah jalankan sesuai dengan konsep mereka, yaitu bukan hanya mempromosikan produk tetapi bagaimana menjalin komunikasi yang baik dengan para konsumen,” ujar Hijrah kepada atjehpost.com siang ini, Rabu 30 April 2014.
Dalam mengembangkan brand produknya, Hijrah berinovasi dengan cara mempromosikan daerah kelahirannya yaitu Sabang. Ia misalnya membuat peta wisata Sabang agar menjadi pedoman bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah di ujung barat Indonesia itu. Memajukan pariwisata Sabang memang hal yang paling diidam-idamkan olehnya.
“Hijrah juga membuat informasi-informasi untuk mempromosikan Sabang melalui media blog, jadi membantu wisatawan yang datang ke Aceh atau ke Sabang yang secara tidak langsung mendatangkan calon pelanggan ke Piyoh,” ujarnya.
Dengan cara ini pelanggan yang datang ke Aceh bisa juga menjadi advokat untuk mengajak calon wisatawan lain untuk berkunjung dan berlibur ke Aceh. Cara ini sesuai dengan konsep tourism marketing, di mana para pelanggan/customer harus bisa menjadi advokat, dan sasaran gencar untuk pemuda dengan aktif di kegiatan kepemudaan dan aktif di komunitas.
Setelah menjadi Marketeers Techno Startup Icon 2014 kira-kira apa yang menjadi harapan Hijrah di masa mendatang?
“Inginnya Aceh bisa lebih maju lagi, apalagi sekarang Kepala Disbudpar Aceh juga menjadi Marketeer of the Year, dan ini baru pertama kalinya ada di Aceh,” ujarnya.
Hijrah Saputra lahir di Sabang 25 September 1984 silam. Alumni Jurusan Planologi Universitas Brawijaya Malang ini pernah menjadi Kakang Kota Malang (Jawa Timur) dan Juara Harapan I Raka Jawa Timur saat masih kuliah dulu. Pada 2007 silam, dalam sebuah kegiatan di Jawa Barat ia bertemu dengan duta wisata dari Aceh.
Pertemuan itu ternyata menjadi titik balik bagi Hijrah untuk kembali ke Sabang dan mulai merintis Piyoh Design. Kini ia semakin mantap mengembangkan Sabang dan Aceh melalui desain grafis dan produk-produk kreatif dari Piyoh.
Bersama sejumlah anak muda lainnya Agam Duta Wisata Aceh 2008 ini membentuk organisasi The Leader, organisasi ini fokus pada pengembangan program yang berkaitan dengan kepemudaan. Belum lama ini The Leader memenangkan anugerah Millenium Development Goals (MDGs) melalui salah satu program andalannya Dream Maker.[]
- See more at: http://atjehpost.com/articles/read/3473/Pengusaha-Muda-Aceh-Raih-Marketeers-Techno-Startup-Icon-2014#sthash.bxYbq6Wv.dpuf
mantap berseblahan dengan Hermawan Kartajaya
BalasHapusThanks :)
BalasHapus