Selasa, 13 Januari 2015

Jalan Lain Menuju Rubiah

Banyak jalan menuju Roma, itu udah last year! ternyata ada banyak jalan menuju Rubiah, hehe. Yang belum tahu Rubiah tenang, jangan panik, Rubiah bukan mata uang di Sabang tapi nama sebuah pulau indah di Kota Sabang. Rubiah sendiri diambil dari nama penghuni terakhir yang ada di pulau itu. Pulau ini dulunya juga digunakan sebagai tempat karantina jemaah haji Indonesia, tapi sekarang dijadikan destinasi wisata untuk snorkeling dan diving.

Bedanya perjalanan kali ini aku dan teman-temanku naik Boat Tek-Tek dari Pelabuhan Perikanan, Kota Bawah Timur. Perjalanan ke Rubiah yang biasanya memakan waktu 30 menit kini hanya 20 menitan plus kita bisa menikmati pemandangan lain seperti Pulau Klah, Ujung Seukundo dan pantai-pantai indah lainnya langsung dari tengah laut, ya sesekali diselingi cipratan air laut, segar, haha.
Team Wehxplorer
Memang ternyata perjalanan laut lebih cepat bila dibandingkan dengan perjalanan darat, dan yang pasti sensasinya beda, lebih goyang! haha.  Buat yang senang menantang adrenaline, trip ini musti dicoba. Teman-teman bisa menghubungi Aar Baini untuk informasi trip selanjutnya : follow twitternya @AarRabel atau email ke becx_aar@yahoo.co.id
Pulau Rubiah

Minggu, 04 Januari 2015

Orang Sabang (Memang) Mengerikan

Gara-gara kasus di akhir tahun lalu, akhirnya banyak yang bilang kalau orang Sabang Mengerikan, kalau peribahasanya, Gabuk manok Gabuk Itek. Padahal kan... kami lebih mengerikan, haha #MunculTanduk

Orang Sabang itu mengerikan, Orang Sabang suka tidur siang, iya kami suka tidur siang, kalau jam 12 toko-toko pada tutup, sempat temen dari sebuah Majalah Ibukota ngomong, "Gila ya orang Sabang, nyantai banget bisa tidur siang," eh temennya satu lagi ngga terima, "Yang gila kita kali, bukan mereka, kita yang sibuk kerja dari pagi sampe pagi lagi." dan kutinggalkan mereka berdua menyelesaikan secara adat, mengerikan ya Orang Sabang.

Orang Sabang itu mengerikan, suka parkir kendaraan dengan kunci tergantung di kendaraan. Sampai sekarang masih banyak orang Sabang yang suka nyantelin kunci di kendaraannya sedangkan orangnya pergi ntah ke mana, dan ajaibnya kendaraanya masih aman hingga orangnya kembali. Tapi kalau dipikir-pikir siapa juga yang mau ambil dan mau dibawa ke mana, karena pasti akan ketangkap ketika mau keluar pulau, ada juga yang bilang, Sabang itu kota teraman di dunia, ada-ada aja ya, padahal kami kan juga suka mencuri, iya mencuri hati kamu #Eaaa #Modus.

Orang Sabang itu mengerikan, ngga masyarakatnya, polisi pun mengerikan. Kalau razia, polisi di Sabang ngecek kelengkapan surat dan yang paling penting ngecek helm, yang ngga pake helm biasanya diberhentiin disuruh pulang, ambil, terus boleh jalan lagi. Pernah teman dari luar datang bawa motor terus kena razia, kebetulan yang nyetir ngga pakai helm, yang dibonceng pakai helm, kendaraan mereka diberhentikan, kemudian diminta tukar si pengendaranya pakai helm, yang tidak pakai helm pindah ke belakang, setelahnya mereka boleh melanjutkan perjalanan lagi, mereka bengong dan ngomong,"udah, gitu aja?." Sungguh mengerikan.

Orang Sabang itu mengerikan, suka nyuekin artis. Kalau di daerah lain artis dikejar-kejar, eh di Sabang dicuekkin, sungguh mengerikan. Orang Sabang sih prinsipnya kalau memang dibutuhkan pasti dibantu, tapi kalau menawarkan diri jangan berharap terlalu banyak, hehe. Makanya artis banyak yang sembunyi di Sabang, termasuk aku dan temen-temenku #Yakaleee #DilemparBunga.

Orang Sabang itu mengerikan, kata temenku Orang Sabang suka ngomong ngga nyambung. Iya kami memang suka ngomong ngga nyambung, soalnya kalau nyambung takut ngobrolnya kelamaan, ntar bayarnya mahal, hehe.

Dan masih banyak hal-hal mengerikan lainnya, penasaran? maenlah ke Sabang, Where The Wonderful Indonesia Starts From....

Salam kreatif
Bad Guy Goes To Hell, Good Guy Goes To Sabang

Minggu, 28 Desember 2014

Ajaibnya Kubah Mesjid Tsunami Peukan Bada


Akhirnya kesampaian juga pergi ke salah satu bangunan yang fenomenal peninggalan Tsunami Aceh, Kubah Mesjid Tsunami. Bangunan ini berupa kubah mesjid berdiri tegak persis di tengah-tengah sawah Desa Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar. Tak ada bangunan masjid di bawahnya. Warna kubah mulai pudar dan beberapa bagian catnya sudah terkelupas. Tak jauh dari kubah, terdapat sebuah balai yang digunakan sebagai musallah dan juga pusat informasi wisata.
Kubah Mesjid Tsunami Peukan Bada
Ceritanya Kubah Mesjid Tsunami ini dulunya berada di puncak Mesjid Jamik Gampong Lam Teungoh yang jaraknya hanya 3 km dari pantai. Saat gempa 9,2 skala richter mengguncang Aceh yang disusul tsunami, Minggu 26 Desember 2004, masjid ini hancur disapu gelombang. Bagian kubah dan semen pertapakannya terseret arus hingga 2,5 kilometer ke kaki Gunung Gurah, terdampar di tengah hamparan sawah dan berdiri tegak, subhanallah. Hingga kini kubah belum pernah direnovasi. Masyarakat Desa Gurah masih mempertahankan keaslian kubah. Mereka hanya mengecat beberapa bagian agar terlihat lebih indah.

Pemandangan di sini memang indah, hamparan padi yang hijau dengan gunung yang tinggi menjulang ditambah lagi kicauan burung, cocok untuk yang mencari ketenangan.

Kalau ke Banda Aceh, jangan lupa main ke sini ya.

Sabtu, 27 Desember 2014

Menikmati Satra dari Tokoh yang Luar Biasa

Hari ini aku melihat sastra langsung dari tokoh sastra Indonesia, Pak Taufik Ismail. Kagum, merinding, tertohok, malu, haru, semua campur jadi satu.

Memang benar adanya, jika kita ingin melihat dunia bacalah buku, tapi jika ingin dilihat dunia tulislah buku.




Selasa, 23 Desember 2014

Belajar Banyak dari Jepang


Jepang buatku segala sumber inspirasi, aku pertama sekali tahu tentang Jepang mulai dari kecil saat sebelum masuk Taman Kanak-kanak malah, aku sering menonton serial kartun yang ditayangkan di stasiun dari Malaysia, karena di Sabang dulunya lebih mudah mendapat channel TV dari luar, pastinya dengan bahasa Melayu, ada Doraemon dan Kickers, setelah itu bermunculan Channel TV Nasional, yang jadi favorit adalah Doraemon, Sailormoon, Inuyasha, Ranma ½, Candy-candy dan masih banyak lagi. Pokoknya ada kebahagiaan tersendiri setelah melihat kartun Jepang, saat itu aku belum paham dengan Anime. Saat itu juga aku mengenal komik, komik yang pertama sekali kumiliki dan tertarik sekali adalah Atom Boy (Astro Boy) karya Osamu Tezuka dan ternyata dalam proses pembuatan anime ini tersimpan imajinasi, semangat dan kerja keras team yang solid. Semangat mewujudkan imajinasi ini yang membuatku terinspirasi membuat tokoh bernama Piyoh, Agam, Inong, Kakang dan teman-temannya.
Piyoh dan teman-temannya
Selain itu, aku mengenal sisi kepahlawanan dari produk Jepang lewat Tokusatsu, ada Google V, Masked Rider, Megaloman, dan Ultraman. Semangat membela bumi dari para monster ini yang memberiku semangat untuk berbuat sesuatu untuk daerahku, aku percaya kekuatan team dan semangat anak-anak muda akan bisa mengubah apapun termasuk mengalahkan musuh yang kuat sekalipun, bahkan tidak peduli darimana pun asal dan bentuk kita, kita masih bisa tetap berbuat baik seperti Ultraman, Megaloman dan Masked Rider. Belajar dari semangat ini juga yang membuatku dan teman-temanku membuat organisasi ala-ala Tokutsatsu, The Leader.
The Leader, www.The-Leader.org
Aku sungguh kagum bagaimana Jepang mengemas kebudayaan dan identitas negaranya lalu memperkenalkannya pada dunia, cerdas, kreatif, dan mengesankan! Mereka membuat kita mengenal Jepang dengan cara yang menyenangkan.

Lewat serial dorama Jepang juga aku belajar Semangat! Iya, dorama-dorama tersebut menampilkan semangat orang-orang Jepang dalam kesehariannya. Dan, semangat itu berhasil menular padaku. Setiap kali aku menonton serial dorama Jepang, setiap kali itu juga aku bermimpi agar dapat suatu hari bisa mengunjungi tempat-tempat yang dilihat di serial dorama, Tokyo, Ginza, Odaiba, Yokohama, Harajuku. Bermimpi bisa menyapa orang-orang yang ada di sana, mendengarkan mereka berbicara dalam bahasanya, menyelami budayanya, menikmati kesibukan kotanya, dan tentu saja mencicipi makanan tradisional yang menggoda selera, seperti Dorayaki, Onigiri, Tempura, Ramen, Sushi, Okonomiyaki, Takoyaki dan masih banyak lagi masakan lezatnya.

Jepang merupakan negara maju yang tetap mempertahankan kebudayaannya, dua diantaranya adalah Chado, budaya minum teh lengkap dengan serangkaian tatacaranya, karena teh tidak hanya dituang dan diminum dengan air panas saja, tetapi juga seni dan mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah. Ikebana, seni merangkai bunga.  Jika aku berhasil ke Jepang, tentu saja aku ingin sekali mencobanya keduanya. 

Hachinohe Sannja Festival, Sumber : di sini
Aku juga melihat Shiki Oriori, program televisi dari WakuWaku Japan, edisi 15 Desember 2014, tentang Hachinohe Sannja Festival. Hachinohe Sannja Festival adalah festival terbesar dengan sejarah lebih dari 290 tahun dan terdaftar sebagai aset budaya nasional Jepang. Festival ini diadakan selama 5 hari, setiap tanggal 31 Juli hingga 4 Agustus, ada berbagai macam Dashi, semacam mobil hias dengan berbagai macam tema mitologi, seperti Momotaro, Urashima Taro, Yoshisune dan masih banyak lagi, ditampilkan secara megah, penuh warna dan interaktif. Para penonton bersorak-sorak menyemangati setiap Dashi yang lewat, mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek. Kita juga bisa melihat Dashi yang dihiasi lampu pada malam 31 juli dan malam terakhir 4 Agustus. Acara ini juga menjadi perlombaan antar Dashi, Dashi yang paling megah dan menarik akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Liputan ini berhasil membuatku tambah penasaran dan rasanya ingin melihat langsung kemeriahan Hachinohe Sannja Festival.

Orang  Jepang terkenal dengan imajinasi yang tinggi dan kekreatifannya, termasuk dalam hal cara berpakaian, salah satu contohnya adalah  Cosplay, riasan yang menggambarkan karakter anime dari  Jepang. Bagaimana orang-orang Jepang mewujudkan karakter kartun dalam versi nyata, menurutku itu luar biasa. Teknik riasan yang dipakai pun tentunya tidak seadanya, benar-benar total dan butuh keahlian serta perlengkapan make up yang lumayan. Belum lagi Harajuku Street, nama ini terkenal dengan Fashion street yang nyentrik. Selain mencuci mata melihat tampilan-tampilan trendy dan nyentrik dari pemuda-pemudi yang ada di sana, aku bisa gila bahagia dibuatnya.

Sepertinya mimpiku untuk berangkat ke Jepang semakin besar dan berharap banyak bisa terwujudkan segera dalam program Shiki Oriori dari WakuWaku Japan, hihi amiin....

Ganbatte!
Yoroshiku onegaishimasu