Tampilkan postingan dengan label The Leader Aceh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The Leader Aceh. Tampilkan semua postingan

Kamis, 23 November 2017

Hijrah Saputra, Anak Muda Ikut Bangkitkan Aceh Usai Tsunami

EDITOR : YAYAN SUPRIYANTO
Bencana tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 lalu membawa banyak perubahan pada kawasan ini. Selain mengembalikan struktur kota, juga memberdayakan masyarakat agar bangkit dan kembali membangun Tanah Rencong.

Hal inilah yang jadi perhatian Hijrah Saputra, seorang wirausahawan kreatif asal Sabang. Pada 2012 lalu, ia mendirikan komunitas The Leader yang menjadi wadah anak-anak muda untuk membangun Aceh melalui perubahan sosial.

“Bagaimana caranya anak-anak yang punya kekuatan, semangat dan tenaga untuk berkontribusi di daerahnya masing-masing,” kata Hijrah. “The Leader itu untuk membuat perkembangan diri sendiri, baru kemudian jadi contoh untuk orang lain.”
Hijrah Saputra. (Lentera Indonesia/Anggi Ramadhan)

Melalui komunitas tersebut, Hijrah dan anggota lainnya mengadakan berbagai kegiatan, seperti aksi sosial. Pendekatan juga dilakukan pada anak-anak Aceh yang menjadi generasi penerus Tanah Rencong. Salah satunya dengan mendongeng sebagai trauma healing untuk anak-anak korban tsunami.

“Anak-anak kan generasi selanjutnya. Kalau orangtua kan mungkin perubahannya agak susah. Tapi kalau anak-anak, lebih gampang masuk,” jelas Hijrah pada tim Lentera Indonesia. “Mereka bisa memahami potensi yang ada untuk Aceh ke depannya seperti apa.”
Hijrah Saputra. (Lentera Indonesia/Anggi Ramadhan)

Selain The Leader, Hijrah juga mengembangkan potensi wisata Aceh lewat pusat souvenir Piyoh. Cowok lulusan Teknik Planologi Universitas Brawijaya Malang ini memanfaatkan kemampuan desain grafisnya untuk membuat berbagai kreasi oleh-oleh khas Sabang, seperti kaos, jaket, mug dan stiker.

“Piyoh muncul sebagai media promosi pariwisata. Saya coba cari konten lokal di Aceh. Kemudian saya buat desain, dijadikan produk dan dipasarkan lewat Piyoh,” kata pria 30 tahun ini.
Hijrah Saputra. (Lentera Indonesia/Anggi Ramadhan)

Upayanya mengembangkan wisata Aceh juga dilakukan dengan mengadakan program paket wisata di Kampung Nusa, Kabupaten Aceh Besar. Hijrah mengembangkan konsep ekowisata sambil mengajak warga setempat untuk ikut berperan. Melalui program ini, peluang usaha masyarakat pun jadi lebih terbuka.

“Alhamdulillah, kami bisa bangkit dan mengembangkan desa kami lewat seni,” kata Mauliza Fajriana, salah satu warga Kampung Nusa.

Meski terbilang sukses, berbagai usaha Hijrah tidak langsung disetujui orangtuanya. Sebelumnya mereka berharap pria yang pernah menjadi ‘Agam Aceh’ ini akan bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
Hijrah Saputra. (Lentera Indonesia/Anggi Ramadhan)

Tapi Hijrah membuktikan, kalau anak muda bisa berkontribusi bagi negara dan daerahnya dengan cara lain yang mereka sukai. Perubahan kecil yang dimulai dari diri sendiri, dapat membawa perubahan besar yang bermanfaat bagi sekitar.

“Untuk mengembangkan kota tidak harus dengan berada di kantoran. Tapi dengan membuat usaha kreatif, unik itu juga bisa membantu pengembangan kota,” kata Hijrah. 
“Kalau sudah kerja atau punya ide, jalanin aja. Tanpa harus mikir bakal gagal atau bakal jalan enggak, yang penting semangat.”

LENTERA INDONESIA NET | ANNISA PRATIWI

Sumber : https://netz.id/news/2017/09/10/00316/1016070917/hijrah-saputra-anak-muda-ikut-bangkitkan-aceh-usai-tsunami

Kamis, 19 Mei 2016

Hijrah Saputra, Nominator Frans Seda Award 2016

Bersama Juri-juri Frans Seda Award 2016, Pak Totok Soefijanto, Purek Pendidikan Universitas Paramadina dan Pak Romo dari Sanata Darma Jogja
SABANG - Penggiat pendidikan sekaligus pengusaha muda Aceh, Hijrah Saputra,ST masuk sebagai nominator Frans Seda Award 2016. Frans Seda Award merupakan penghargaan yang diberikan oleh Universitas Atma Jaya kepada insan muda terbaik Indonesia yang mengabdi kepada Tuhan dan tanah air melalui bidang pendidikan dan kemanusiaan.
“Alhamdulillah satu kebanggaan dan kehormatan menjadi salah satu nominator Frans Seda Award 2016, itu artinya apa yang kita kerjakan selama ini mengalami progres yang baik dan mendapat penghargaan di hati orang lain, saya sendiri awalnya direkomendasikan blogger nasional, Kak Olyvia Bendon, yang juga sangat banyak membantu Aceh dalam tulisan-tulisan. Saya berharap ke depannya makin banyak anak muda di Aceh ikut turun tangan dalam menghadapi masalah sosial di Indonesia, khususnya di Aceh, dan bikin Aceh lebih Asyik. Mohon doa untuk tahapan selanjutnya ya,” kata Hijrah kepadaportalsatu.com, Kamis, 19 Mei 2016.
Untuk tahun 2016 ini kata Hijrah, "ada 400 sosok anak muda yang direkomendasi sebagai sosok menginspirasi yang akhirnya dipilih 10 orang untuk menjadi nominator." Salah satunya adalah Hijrah Saputra S.T, owner Piyoh Design dan Founder The Leader, pemuda asal Pulau Weh, Kota Sabang.
"Penjurian dilakukan terpisah, juri mendatangi nominator langsung ke daerahnya untuk melihat langsung kegiatan yang dilakukannya atau data rekam jejak kandidat. Mereka (juri) mengunjungi saya pada 17-19 Mei di Banda Aceh dan Sabang. Juri yang datang adalah Pak Romo dari Sanata Dharma Jogjakarta dan Pak Totok Amin Soefijanto, Purek Akademik Universitas Paramadina yang didampingi Ibu Tina Hanekin dari Atmajaya," kata Hijrah.
Ajang ini kata anak ke 3 dari pasangan Suradji Junus dan Erwani Muthia, bukan semata-mata sebagai pemberian penghargaan saja. Namun juga sebagai wadah menemukan insan muda Indonesia yang memiliki semangat dan tekad yang sama seperti Frans Seda. Frans Seda Award 2016 ini diharapkan bisa menginspirasi sebanyak mungkik insan muda Indonesia untuk berkarya seperti yang dilakukan Frans Seda.
Frans Seda merupakan seorang pelopor dan pendiri utama dari Atma Jaya. Ia merupakan tokoh bangsa yang berperan sangat banyak bagi bangsa ini, dalam pemerintahan, sebagai menteri, duta besar, penasihat presiden, dalam pendidikan, dan juga dalam gereja.
Frans Seda mendedikasikan dirinya secara utuh sesuai tekadnya untuk mengabdi Tuhan dan tanah air. Terinspirasi dari teladan Frans Seda, maka sepeninggal almarhum Frans Seda, Yayasan Atma Jaya terdorong untuk meneruskan semangat dan tekadnya.
Frans Seda Award memiliki banyak sekali rangkaian acara yang dapat diikuti oleh insan-insan muda Indonesia, salah satunya adalah Frans Seda Journalism Competition. Dalam kompetisi ini terdapat 2 (dua) kategori yaitu Kategori Karya Tulis dan Kategori Video Televisi.[](ihn)

Sabtu, 19 Desember 2015

Gathering bareng BPJS Kesehatan

Alhamdulillah Team The Leader mendapat kesempatan untuk bersilaturrahim dengan team BPJS Kesehatan area Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, dan Siemeulue.
Team The Leader

Selasa, 12 Mei 2015

Ngobrol Inspiratif (ngopi) Social Enterprise bareng The Leader

Memperkenalkan konsep Social Enterprise di Banda Aceh cukup sulit, banyak yang konfirmasi untuk hadir di acara Ngopi tetapi ketika hari H-nya yang datang sedikit, bahkan yang konfirmasi datang, tidak jadi datang, sakitnya itu di sini, #Ngelus2Dada #DadaJupe

Tapi tak apa, banyak juga yang tertarik untuk datang di hari H, alhamdulillah. Daripada mengeluh untuk orang-orang yang tidak menghargai kita, lebih baik fokus pada orang-orang yang mau menerima kita apa adanya, #KemudianCurhat #Ngubek2Tembok.

Ya setidaknya waktu muda, harta dan ilmuku sudah dibagikan untuk orang-orang yang tepat, jadi ketika ditanyakan, sudah bisa menjawab.

Dan inilah keseruan ngopi bersama ngomongin Social Enterprise yang kudapatkan ketika mengikuti kegiatan Social Enterprise Challenge bersama British Council dan Diageo di Bandung, beberapa waktu lalu.
Peserta Ngopi dan Bussiness Model Canvas Projek Sosialnya masing-masing

Kamis, 07 Mei 2015

Ngopi (Ngobrol Inspiratif) Social Enterprise

Buat kamu yang mau belajar bersama tentang Social Enterprise, ayo datang di Acara Ngopi (Ngobrol Inspiratif) Hari Minggu Pagi tanggal 10 Mei 2015, mulai dari pukul 09.00 - 12.00 WIB di Markas The Leader, Mister Piyoh lantai 2, Ulee Kareng.
Ngopi bareng The Leader
Sampai ketemu di markas ya :)

Selasa, 23 September 2014

The Leader di Majalah Tempo


Alhamdulillah The Leader bisa muncul liputannya di Majalah Tempo English Edition. 

The Leader sendiri adalah sebuah perkumpulan pemuda yang ada di Banda Aceh dan terbentuk tanggal 27 Desember 2012. The Leader beranggotakan sepuluh pemuda dari berbagai latar belakang minat dan profesi yang berbeda mulai dari dokter, pengusaha, aktivis pariwisata, penyiar, hingga mahasiswa dan punya keinginan besar untuk ‘berbuat sesuatu’ sejak dari level komunitas hingga level global.

Ini jadi suatu penghargaan tersendiri buat kami, semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk anak-anak muda yang lain untuk terus berkarya. Dan tugas kita masih banyak lagi setelah ini, harapannya ke depan, makin banyak yang bisa berkolaborasi untuk Indonesia makin maju.

Penasaran gimana penampakan The Leader? ini dia liputannya, yang mau hardcopynya, jangan lupa beli ya ;)

 
Dreammaker