Tampilkan postingan dengan label Piyoh Design. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Piyoh Design. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 April 2020

Patriot Indonesia ala Piyoh Design

Setelah menonton Film Gundala yang berhasil ditampilkan kembali oleh Bang Joko Anwar dan timnya, saya melihat banyak orang yang antusias kembali kisah superhero atau di Indonesia menyebutnya dengan patriot, termasuk saya. Ada banyak karakter patriot yang dulunya saya kenal ketika saya masih kecil dimunculkan kembali dengan menarik dan digarap dengan serius oleh komikus Bumi Langit.

Saya pun tidak mau diam, hehe, ini ada beberapa patriot yang saya buat ala Piyoh Design, menurut teman-teman gimana, mana patriot favorit kalian?

Godam

Gundala 2019

Gundala Putra Petir

Sri Asih

Kamis, 19 Maret 2020

Frozen 2 ala Piyoh

Frozen 2 udah beredar, karakter kedua saudara ini dibikin lebih menarik lagi hubungannya, dan inilah karakter mereka ala Piyoh Design.



Senin, 21 Mei 2018

#YSEALI Tenangnya Homestay di Cambridge, New England


Salah satu yang menarik dari Program YSEALI adalah kita akan tinggal di keluarga asli yang ada di Amerika Serikat, jadi kita akan mengalami langsung pengalaman menjadi orang Amerika, hehe. Ketika saya bercerita kalau saya ditempatkan di Boston, banyak sekali tanggapan positif dari orang-orang yang saya ajak bicara, mulai dari orang-orang Kedutaan Besar Amerika, Kedutaan Besar Indonesia di Amerika, bahkan sampai orang-orang di jalan, iya, agak sedikit mengherankan memang kenapa saya ajak ngobrol orang di jalan, hehe.

Jujur saja ini pengalaman pertama saya menginjakan kaki ke negeri Paman Sam, sangking saya senangnya jadi norak, haha. Apalagi semua biaya perjalanan ditanggung semua oleh Pemerintah Amerika dan semuanya diurusin, aahhh, kalau dulu cuma bisa bilang, Bahagia sampai Papua, sekarang sudah bisa bilang, bahagia sampai Amerika, hehe. Terimakasih YSEALI!

Selain mengikuti program magang kerja di perusahaan yang saya minta, saya dan teman-teman perwakilan ASEAN lainnya, bisa merasakan langsung kehidupan masyarakat Amerika dengan cara homestay dengan keluarga yang sudah dipilihkan. Saya sendiri walaupun kerja di Boston, saya tinggal dengan keluarga yang tinggal di Cambridge.

Cambridge sendiri merupakan bagian dari Kota Metropolitan Boston yang berada di bagian barat Sungai Charles. Ada tiga universitas tua di Amerika di sana seperti, Universitas Harvard, MIT dan RadCliffe. Karena adanya universitas-universitas itulah, kawasan itu diberi julukan kota pendidikan dan diberinama Cambridge untuk menghormati kota pelajar yang ada di Inggris. Jadi karena saya terpelajar makanya saya ditempatkan di sana, hehe. *Cocokology

Perumahan yang ada di Cambridge sendiri termasuk perumahan yang elit, tertata rapi dan sangat mudah sekali dijangkau dengan transportasi. Saya tinggal dengan keluarga Jennifer Nahas, seorang Ibu dengan dua orang anak, Shopia dan Lucas yang sudah kuliah, ditambah lagi seorang anak kosan, Lena, yang kuliah di Kedokteran Harvard. Untuk Lena ada cerita tersendiri, ya selain dia pintar karena kuliah di Kedokteran Harvard, ada banyak rahasia yang menyeliputi si Putri keturunan Raja dari Syria ini, nah loh kebongkar sedikit, hehe, sabar ya!

Rumah yang saya tinggali selama sebulan di Program YSEALI, cantik ya
Inilah penampakan rumah yang saya tinggali selama satu bulan, nyaman ya? rumah kayu tiga lantai, lengkap dengan basemen dan perapian, ditambah lagi taman di belakang rumah yang berisi tanaman bunga dan sayuran. Saya ketika sampai di rumah ini langsung jatuh cinta, dan satu lagi, warna rumahnya sesuai dengan warna partai pilihan, hehe, apasih.

Tapi memang rumah-rumah di Cambridge rata-rata seperti ini terbuat dari kayu yang disusun bertingkat-tingkat, hanya saja warna yang berbeda-beda dan hampir semua rumah tanpa pagar karena sudah dilengkapi kamera pengaman, dan ditambah lagi tetangga yang baik, lingkungan yang sangat ramah, jadi wajar kalau perumahan di sini termasuk yang punya nilai tinggi.

Suasana perumahan di Cambridge 
Bingkisan dari Globalimmersions.inc
Program homestay ternyata sudah jadi program hampir semua masyarakat di sini, jadi ketika saya dan teman-teman lainnya sampai di rumah, kami sudah disambut dengan surat dan bingkisan lucu dari koordinator homestay Boston, Global Immersion.inc. Surat-surat lengkap untuk hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan di rumah, transportasi dan jalur yang boleh digunakan, hingga jenis simcard HP yang bisa kita gunakan, lengkap. Jadi saya yang sangat awam dengan kota Boston dan sekitarnya, sangat terbantu.

Malah ada lombanya juga untuk mendapatkan bingkisan menarik lainnya dari mereka.


Dengan Jennifer Nahas, Hostmom
Beruntung sekali saya ditempatkan di Keluarga Nahas. Jennifer sendiri sebagai seorang single parent sangat baik ke anak-anaknya, termasuk saya dan Lena yang termasuk pendatang di rumahnya. Saya dan Lena juga termasuk dengan mereka karena beragama Islam. Tapi yang bikin terharu Ibu angkat saya ini bela-belain belajar untuk menyiapkan makanan halal, jadi saya sangat-sangat terjamin makan, walaupun ternyata si ibu lagi program diet, jadilah rasa masakannya gitu deh, tapi pilihannya, saya makan masakannya atau pilih makan Salad yang isinya daun-daun saja, makaaaaa, saya pilih...... masakan ibu, hehehe.

Ini foto ibu angkat saya, Jennifer Nahass, kalau ketemu di jalan boleh disapa.

Bubbles
Selain orang ada lagi penghuni rumah, kucing lucu bernama Bubbles, tapi sering muncul kalau sedang lapar saja, persis, ya persis saya, haha.


Ada banyak cerita seru di rumah, nantinya saya akan ceritakan di postingan-postingan selanjutnya.

Welcome to Nahass Home, Have a good day!

Sabtu, 19 Mei 2018

#YSEALI dan 7 TIPS Lolos YSEALI

Buat kamu professional muda Indonesia dan Negara lain di Asean dan ingin sekali mengembangkan kemampuan, belajar langsung dengan professional lain di Amerika, program ini ada buat kamu!


Program The Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) adalah program yang Fully Funded (bebas biaya), yang merupakan inisiatif dari Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama. YSEALI ditujukan bagi para calon pemimpin muda di ASEAN untuk mengasah kepemimpinan profesional muda yang menekuni bidangnya, terutama di bidang Economic Empowerment, NGO Development, Legislative Process and Governance, Environmental Sustainability, dan Conflict Resolution. Program ini juga dimaksudkan untuk memperkuat pemahaman antara negara ASEAN dengan Amerika, membuka peluang kerja sama dengan negara-negara lain, karena program ini sudah memiliki jejaring anak muda di seluruh dunia.

Program YSEALI sendiri ada dua program, Academic Fellowship Program dan Profesional Fellowship Program. Buat kamu yang berumur dibawah 18 – 25 tahun yang masih kuliah atau selesai kuliah, cocok dengan program Academic Fellowship Program, sedangkan yang berada di antara 25 – 35 tahun dapat mengikuti YSEALI Professional Fellowship Program.  Setiap tahunnya program ini dibuka dua kali, yaitu Spring dan Fall.
YSEALI Academic dan Professional Fellowship Fall 2017 Indonesia
Pemimpin muda yang dapat mengikuti program ini berasal dari 10 negara Asia Tenggara (ASEAN) yaitu Brunei, Burma, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, the Philippines, Singapore, Thailand dan Vietnam. Jadi persaingan untuk mendapatkan kesempatan belajar di Amerika tidak hanya bersaing dengan teman-teman dari Indonesia tetapi juga dengan anak muda dari Negara ASEAN lainnya, seru tapi juga bikin gregetan, hehe.
YSEALI Professional Fellowship Fall 2017

YSEALI PROFESSIONAL FELLOWSHIP PROGRAM (PFP)
YSEALI Professional Fellowship Program (PFP) Merupakan program dari United States Department of State yang menangani hubungan antara Amerika dengan negara lain. PFP ini dipegang oleh Bureau Of Educational and Cultural Affairs (ECA) yang bertujuan untuk meningkatkan mutual understanding antara orang Amerika dan orang yang berasal dari negara lain. Nantinya ketika orientasi di Washington, kita akan bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang dipercaya dari Bureau Of Educational and Cultural Affairs (ECA), Program Exchange Program oleh Bureu of Educational and Curtural Affair juga dapat dilihat di sini

Delegasi dari Indonesia dalam program YSEALI PFP Fall 2017 berjumlah 19 orang dari 3 bidang yang berbeda.  6 orang Economic Empowerment, 8 orang Legislative Process and Governance, dan 5 orang Environmental Sustainability.  Segala hal tentang YSEALI dapat dilihat di link ini
PFP Fall 2017 Indonesia

YSEALI PROFESSIONAL FELLOWSHIP PROGRAM ECONOMIC EMPOWERMENT
PFP Economic Empowerment merupakan salah satu program dari program yang ada di Professional Fellowship Program yang dipegang oleh American Councils. American Councils merupakan organisasi nirlaba International yang memberikan akses untuk pendidikan atau institusi di seluruh dunia dari jenjang siswa SMA, mahasiswa, dan professional, untuk info lebih lanjut tentang American Councils di sini. 

Untuk para fellowship sendiri kami disebutnya Profellows. Program ini memiliki konsep experience based learning, sehingga seluruh fellow harus aktif selama proses belajar yang nantinya akan berguna untuk melanjutkan pengembangan program yang sudah kita jalankan di tempat asal.

Setelah melewati seleksi sekitar 300 orang, sebanyak 31 Profellows dari seluruh negara ASEAN terpilih untuk mengikuti program YSEALI Professional Fellow 2017 ini. Kami dipilih setelah melalui proses seleksi berkas dan juga wawancara melalui Skype. Dari Indonesia, terpilih enam peserta, yaitu saya dari Aceh, Annisa Hasanah (Bogor), Muhammad Romdhoni (Bandung), Vidya Spay (Solo), Nazarudin (Makassar), dan Tisha Rumbewas (Jayapura).
Vidya, Annisa, Tisha, Nazar, Doni dan Hijrah (YSEALI Professional Fellowship Fall 2017)
Kami berenam dari Indonesia ditempatkan di negara bagian yang berbeda. Saya mendapat worksite di Artist For Humanity di Boston, Massacussets, Annisa Hasanah di Deloitte, Arlington, Virginia, Tisha Rumbewas di Brainfood Washington DC, Nazaruddin di Chicago, Vidya Spay di Sacramento, California dan Romdhoni Little Rock, Arkansas. Walaupun berbeda-beda, bias jadi kemungkinan kita akan berada di tempat yang sama dengan teman-teman yang berasal dari negara lain, semuanya tergantung dari aplikasi dan wawancara kita.

Kita sebagai Profellows akan berada di Amerika selama 4-6 minggu untuk meningkatkan pengalaman professional, ditempatkan di perusahaan, non-profit organization, atau kantor pemerintahan. Kita akan belajar banyak hal langsung, termasuk bagaimana warga America dalam bekerja, networking, leadership dan segala budaya dari kehidupan orang Amerika, dan menariknya semua fellowship akan mendapat Sertifikat dari The US Department of State sebagai tanda kelulusan mengikuti program sebagai seorang yang professional.
Sertifikat Profellows dari Karl Stolz, U.S. State Department Office of Citizen Exchanges

HOST FAMILY
Dengan Host Family di Cambridge (Sophia, Jennifer, David dan saya)
Menariknya karena Program ini memiliki konsep experience based learning, kita nantinya akan tinggal dengan keluarga yang tinggal di Amerika Serikat. Saya berkesempatan tinggal dengan Jeniffer Nahass, seorang ibu yang baik hati dengan dua orang anaknya Sophia dan Lucas di Cambridge, Massachusset. Permukiman yang nyaman juga dikenal sebagai New England dan terkenal dengan Harvard University, jadi kalau ingin main ke Harvard tinggal jalan kaki kurang lebih 10 menit dari rumah. Serunya lagi saya bisa tinggal dengan seorang putri dari Syiria yang juga kuliah di Harvard Medical School, untuk cerita lengkapnya ada di postingan selanjutnya.


PROFESSIONAL FELLOWSHIP PROGRAM CONGRESS
PFP Congress

Pada minggu terakhir dalam program, seluruh peserta PFP dari beragam bidang dikumpulkan dalam Professional Fellows Congress. Dalam PFP ini The US State Department of State bekerja sama dengan 14 Organisasi : American Council for Young Political Leaders, American Councils for International Education ACTR/ACCELS, Inc., Hands Along the Nile, International Center for Journalist, International City/ Country management Association, Institute for Training and Development, Legacy International, National Committee on US-China Relations, Oklahoma State University, Smith College, University of Montana, World Chicago, World Learning, and WSOS Community Action.

Di sini kita akan berkumpul, belajar, bercerita, berdiskusi dan nanti harapannya akan berkolaborasi dengan Profellows dari negara lain walaupun dari program yang berbeda tetapi sebagai sesama alumni US Program. Disini kita juga berkesempatan bertemu dengan ahli-ahli yang diundang oleh Bureau Of Educational and Cultural Affairs dan orang-orang yang kompeten di bidangnya, termasuk dari White House.

Menarik bukan? Untuk kamu yang tertarik, ini ada 7 tips yang bisa membantu untuk lolos Program YSEALI.

7 TIPS LOLOS YSEALI
  1. Pastikan niat mengikuti program untuk belajar dan ingin mengembangkan diri agar program yang sedang kita kerjakan di daerah asal kita lebih baik.
  2. Lihat target yang ingin kita capai melalui program YSEALI, jadi jelas apa yang kita lakukan sekarang dengan bidang yang akan kita pelajari selama program, misalnya bidang ekonomi kreatif, pemberdayaan kepemudaan, atau kepariwisataan.
  3. Minta kesediaan orang yang memberikan reference letter, bias jadi itu bos, manager atau dosen kita. Orang yang tahu betul kita dan kinerja kita. Tidak perlu orang dengan title tinggi tetapi kita tidak dekat dan tahu, kita perlu orang yang dekat dan gampang dihubungi, juga bisa meyakinkan pihak American Councils bahwa track record kita jelas.
  4. Isi aplikasi dengan jelas, tidak perlu cepat, cicil saja, kecuali deadlinenya sudah dekat, jadi pastikan juga tanggal deadline-nya, juga perhatikan jawaban dan waktunya, jika sudah merasa oke, tekan “save”, karena kita bisa menyimpan jawaban dan bisa menggantinya lagi jika ingin membuatnya lebih baik.
  5. Sebaiknya dibuat draft-nya terlebih dahulu di note/words sebelum dipaste ke portal aplikasinya, Ide tulisannya jangan terlalu umum, beri contoh-contoh konkrit dalam essay yang kita buat, terutama terkait dengan pengalaman, kemampuan kita, dan harapan kita tentang program ini.
  6. Untuk Wawancara akan dilakukan melalui Skype, jadi pastikan jaringan internet kita lancar. Silahkan baca kembali semua informasi yang dituliskan di aplikasi, hampir semua pertanyaan yang kita tulis di aplikasi kita, jadi pastikan kita paham dengan apa yang kita tulis, latih juga cara menjawab, sehingga kita bisa tahu poin-poin yang akan menjadi daya Tarik para interviewer dan tunjukan kalau kita antusias dengan apa yang kita kerjakan dan dampak yang akan kita berikan setelah mengikuti program.
  7. Kalau belum berhasil, jangan sedih, coba belajar mengevaluasi diri, dan mencoba lagi di season selanjutnya.



Good Luck!

Kamis, 10 Mei 2018

Peta Wisata Poso

Alhamdulillah akhirnya bisa selesai juga desain untuk Peta Wisata Kabupaten Poso. Siapa yang sangka ternyata daerah yang terkenal dengan konfliknya ini memiliki potensi wisata yang luar biasa, da banyak sekali tempat-tempat eksotik yang bisa kamu kunjungi.

Jangan takut, daerah ini sudah aman, sekarang masyarakatnya sedang berbenah untuk menyambut wisatawan yang akan datang ke san, saya saja yang baru pertama sekali datang langsung jatuh cinta dengan Poso dan berharap makin banyak orang akan datang ke sana.

Sekilas tentang Kabupaten Poso
Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi TengahIndonesia. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 8.712,25 km² dan berpenduduk sebanyak 229.223 jiwa (2015). Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Poso.
Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja PosoRaja NapuRaja MoriRaja TojoRaja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.
Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk di bawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.
Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.
Pada 1918 seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang sekarang telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat).
Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.
Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk yang meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibukotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB).
(Sumber : Wikipedia)

Exotic Poso
Tapi ingat, traveling boleh ke mana aja, sampahnya tetap dibuang di tong sampah ya :)

Senin, 02 April 2018

Ketika Bang Andy F Noya Menjadi Penasehat Pernikahan

Alhamdulillah ada banyak sekali hal yang saya syukuri ketika menikah, salah satunya tulisan yang dibuat oleh Mas Gapey, salah satu orang yang secara tidak sengaja mempertemukan saya dengan Dissa.
Tulisannya yang lengkap dan menarik ini, sengaja saya posting ulang di blog saya untuk menjadi dokumentasi pribadi, terimakasih Mas Gapey, untuk teman-teman yang ingin melihat tulisan aslinya bisa dilihat di sini, selamat membaca :)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Andy Noya memang punya ciri yang serius tapi santai ketika menjadi host "Kick Andy" di MetroTV. Dalam setiap talkshow-nya, empunya nama lengkap Andy Flores Noya ini sukses menginspirasi banyak orang karena narasumber penuh talenta yang dihadirkan. Talkshow-nya pun dinilai banyak orang menggairahkan semangat berkarya, memberikan edukasi sambil memaparkan fakta.
Selain itu, pria kelahiran Surabaya, 6 November 1960 ini terbilang cerdas dan seru dalam mengajukan pertanyaan, serta memandu acara secara rileks. Kemeja lengan panjang yang digulung hingga siku tetap menjadi formal karena ada dasi yang tak pernah ketinggalan. Si plontos yang pernah menjadi wartawan TempoBisnis IndonesiaMatraMedia IndonesiaRCTI dan MetroTV ini "TOP - BGT" sebagai host.
Kepiawaian memandu talkshow yang didasari pengalaman banyak mewawancarai orang jugalah yang membuatnya berhasil memboyong Panasonic Gobel Awards untuk kategori individu sebagai Presenter Talkshow selama dua tahun berturut-turut, 2010 dan 2011.
Hijrah dan Dissa, menempuh hidup baru. (Foto: Gapey Sandy)
Hijrah dan Dissa, menempuh hidup baru. (Foto: Gapey Sandy)
Masalahnya sekarang, bisakah Anda bayangkan, bagaimana kalau Andy F Noya menjadi "penasihat" pernikahan?
Apakah masih dengan gayanya yang serius tapi santai?
Materi apa yang disampaikan suami dari Retno Palupi Noya ini kepada pasangan pengantin?
Hahahaaaa ... ternyata gaya Bang Andy, begitu ia saya sapa, masih saja sama. Melucu tapi sambil serius.
Para pengiring mempelai pengantin adalah kawan-kawan Hijrah dan Dissa dari berbagai negara. (Foto: Gapey Sandy)
Para pengiring mempelai pengantin adalah kawan-kawan Hijrah dan Dissa dari berbagai negara. (Foto: Gapey Sandy)
Adalah pernikahan sakral antara Hijrah Saputra dan Dissa Syakina Ahdanisa yang saya hadiri sebagai undangan. Resepsinya digelar pada Minggu, 18 Februari 2018 kemarin di Auditorium Manggala Wanabakti, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta.
Dissa adalah sahabat saya. Beberapa kali Dissa juga jadi narasumber tulisan saya. Untuk lebih mengenal Dissa, silakan klik tulisan berikut ini:
Kedua tulisan ini sempat nangkring jadi HEADLINE.
Pernikahan Hijrah dan Dissa. (Foto: Gapey Sandy)
Pernikahan Hijrah dan Dissa. (Foto: Gapey Sandy)
Pada acara resepsi pernikahan Hijrah dan Dissa ini, acara dimulai tepat waktu, jam 7 malam. Tamu undangan yang sudah hadir di dalam auditorium mulai berkerumun sepanjang karpet merah yang digelar untuk lintasan iring-iringan mempelai pengantin, kedua orang tua masing-masing beserta keluarga besarnya. Busana adat Melayu yang mereka kenakan seirama dengan dekorasi pelaminannya.
Mempelai pengantin beserta rombongan mulai bergerak dari lobby memasuki ruang auditorium. Pengiring paling depan adalah barisan "pagar ayu dan pagar bagus" yang tak lain adalah rekan-rekan Hijrah juga Dissa. Selain dari Indonesia, mereka juga ada yang datang dari Selandia Baru, Jepang, dan lainnya. Tampak pula tamu kehormatan dari Kedubes Selandia Baru di Indonesia. Tak aneh, acara dibawakan dengan dwibahasa, Bahasa Indonesia dan Inggris. 
Saya mengenali wajah Nuraishah Binte Rashid ada di barisan pengiring mempelai itu. Nama panggilannya Aishah. Profesinya adalah desainer, dan ia berasal dari Malaysia. Aishah adalah sahabat karib Dissa ketika sama-sama bersekolah dulu. Nah, Aishah inilah yang menciptakan logo cafe tunarungu atau Deaf CafeFingertalk.
Sesudah barisan pengiring mempelai melintas dan mengambil posisi sebagai "pagar" di sisi kiri dan kanan karpet merah, giliran sejumlah penari adat bergerak lincah dan dinamis. Mereka menarikan Tari Sekapur Sirih secara rancak. Tarian ini melambangkan persatuan kedua mempelai dalam adat Melayu. Posisi para penari, persis di depan kedua mempelai, sambil terus membimbing mempelai dan rombongan menuju ke arah panggung pelaminan yang gemerlap, paduan harmonis antara warna emas, perak dan sinar lampu ungu yang berpendar cantik.
o o o o o
Pernikahan Hijrah dan Dissa, 18 Februari 2018. (Foto: Gapey Sandy)
Pernikahan Hijrah dan Dissa, 18 Februari 2018. (Foto: Gapey Sandy)
Setelah kedua mempelai pengantin duduk di kursi pelaminan, begitu pun kedua orang tua masing-masing, para tamu hadirin disuguhkan persembahan satu tarian daerah. Dilanjutkan dengan sambutan sekaligus penyampaian "nasihat" pernikahan oleh Andy F Noya. Penutup rangkaian acara, sebelum para tamu VIP dan hadirin satu per satu naik ke panggung pelaminan untuk memberikan salam dan ucapan selamat, adalah pembacaan doa.
Saya sendiri cukup terkejut ketika pembawa acara memanggil nama Andy F Noya ke atas panggung, untuk memberikan sambutan secara formal demi mewakili kedua pihak keluarga. Ternyata, acara memang disusun ringkas. Tak ada sambutan yang berpanjang-panjang dari perwakilan keluarga pengantin pria maupun wanita. Cukup Andy F Noya yang menjadi penguasa panggung dalam menyampaikan petatah-petitih.
Andy F Noya menuju panggung dengan gaya jalannya yang sudah sama-sama kita kenal di layar kaca. Perlahan tapi mantap. Pria yang akrab dengan dunia teknik karena pernah sekolah di Sekolah Teknik Jayapura dan melanjutkan ke STM Jayapura ini mengenakan jas safari formal warna biru tua yang membalut kemeja biru tua dengan selipan dasi. Sepatunya hitam licin mengilat.
Andy F Noya melucu ketika menyampaikan nasehat pernikahan. (Foto: Gapey Sandy)
Andy F Noya melucu ketika menyampaikan nasehat pernikahan. (Foto: Gapey Sandy)
Berdiri di sisi kanan panggung pelaminan atau pada posisi tempat duduk kedua orang tua Dissa (Dwipa Oktafoma dan Lisma D Oktafoma), Andy F Noya memulai sambutan sekaligus "nasehat" pernikahan teruntuk Hijrah & Dissa.
"Selamat malam. Selamat datang di acara Kick Andy," ujar Andy F Noya yang kontan saja membuat kedua mempelai dan seluruh yang hadir tergelak tawa.
Andy melanjutkan, dirinya merasa senang sekali dan merasa terhormat dapat menjadi bagian dari keluarga besar kedua mempelai pengantin. "Kita semua yang hadir di sini, pada hari yang berbahagia ini, melihat sekaligus menjadi saksi terpautnya dua hati yang kemudian diikrarkan menjadi satu dalam mahligai perkawinan yang sakral ini," tuturnya.
Selain itu, ujar Andy, ada hal yang paling penting di mana seluruh hadirin melihat sendiri bahwa ada dua individu yang unik, dua individu yang kelihatannya berbeda, tetapi memiliki satu kepribadian yang sama.
"Karena saya mengenal Dissa sebagai pribadi yang periang, ceria, enggak pernah sedih, kayaknya sih. Dan, bermurah hati, ringan tangan, selalu mau membantu orang, juga kaya dengan gagasan-gagasan kemanusiaan. Untuk itu, kalau ada pria yang bisa meluluhkan hati Dissa, berarti pria itu istimewa sekali. Kita yakin, siapa pun pria itu pasti dia orang yang hebat dan spesial. Saya sendiri baru pertama kali bertemu dengan Hijrah, tapi saya sudah 'jatuh hati' sama dia. Kepribadian Hijrah ini baik," urai Andy yang kembali disambut tepuk tangan hadirin.
Jadi ini adalah dua anak muda yang saya pikir akan membawa perubahan besar kepada bangsa Indonesia, ujar Andy, bukan sekadar untuk keluarga mereka semata. "Tapi Hijrah dan Dissa adalah dua pribadi yang selalu berpikir bagaimana melakukan hal besar untuk kemajuan bangsa Indonesia. Terima kasih untuk Hijrah dan Dissa. Luar biasa!" tegas Andy.
Andy F Noya menyampaikan sambutan dan nasehat pernikahan. (Foto: Gapey Sandy)
Andy F Noya menyampaikan sambutan dan nasehat pernikahan. (Foto: Gapey Sandy)
Setiap melihat ada dua hati yang terpaut, kata Andy, selalu saja dirinya ingin mengingatkan bahwa bukan hal yang baik-baik saja yang harus diterima dari masing-masing pasangan. Tetapi kekurangan masing-masing juga harus diterima secara ikhlas.
"Jangan sampai ada cerita, mendekati usia perkawinan yang hampir mencapai 30 tahun, ketika istrinya hendak meminta izin untuk berenang. Suaminya bertanya, untuk apa berenang? Sang istri menjawab, ya mau berenang karena badan ini terlihat semakin bertambah gemuk, dan ingin jadi langsing lagi. Tetapi, sang suami malah menjawab, sudahlah enggak usah berenang, lihat saja itu Ikan Paus berenang setiap hari tetapi badannya juga tidak langsing-langsing," urai Andy yang langsung disambut gelak tawa hadirin.
Ya, ketika menyampaikan sambutan sekaligus "nasihat" pernikahan, Andy F Noya malah bergaya stand up comedy, melucu sudah menjadi bagian dari gaya khasnya.
Andy melanjutkan "nasihat" pernikahannya lagi.
ANdy F Noya ketika sampaikan nasehat pernikahan. (Foto: Gapey Sandy)
ANdy F Noya ketika sampaikan nasehat pernikahan. (Foto: Gapey Sandy)
Kalau tadi ada cerita tentang istri yang pamit ingin berenang supaya langsing, tutur Andy, sebaliknya ada juga kisah tentang suami yang meminta kepada istrinya untuk dibelikan buah-buahan. Ketika sang suami minta dibelikan buah-buahan itulah, istrinya justru malah sedikit terkejut dan bertanya, untuk apa beli buah-buahan? Sang suami pun menjawab, buah-buahan itu kata orang bagus untuk wajah, sehat untuk kulit, bisa bikin sehat dan juga ceria. Sehingga, pasti bikin tambah ngganteng.
Mendengar alasan sang suami terkait permintaannya yang ingin dibelikan buah-buahan seperti itu, ujar Andy, kemudian sang istri malah berkata, sudahlah suamiki, enggak usah beli dan makan buah-buahan. 'Karena itu kera, setiap hari juga makan buah, dan tidak ada perubahan pada wajah, kulit dan semuanya'," ujar Andy disambut senyum hadirin.
Menutup "nasihat" pernikahannya, Andy menyampaikan doa agar kedua mempelai pengantin menjalani pernikahan yang langgeng. "Kita berdoa, semoga apa yang kita saksikan hari ini, antara Hijrah dan Dissa pernikahannya langgeng, sampai anak cucu juga cicit. Selamat berbahagia, doa kami untuk kalian berdua," ujar Andy.
Hahahaaa ... Hijrah dan Dissa pasti tidak akan pernah melupakan "nasihat" pernikahan model begini. 
Oh ya, lima hari sesudah pernikahannya, Dissa kembali memperoleh prestasi yang semakin melengkapi kebahagiaan hatinya. Apa itu? Ya, pada tayangan edisi spesial "Kick Andy", Jumat 23 Februari 2018 kemarin, saya menyaksikan sendiri bagaimana Dissa terpilih menjadi satu dari lima peraih Anugerah Gantari (Gantari Award).
Ini adalah penghargaan yang diberikan kepada para disabilitas inspiratif dan orang yang peduli kepada kaum disabilitas. Anugerah Gantari 2018 ini merupakan kali kedua ajang penghargaan yang digagas bersama antara Kick Andy Foundation bersama PT Telkom Indonesia Tbk.
Dissa terpilih sebagai orang yang peduli kepada kaum disabilitas, dengan mendirikan Deaf Cafe Fingertalk lalu Deaf Car Wash. [Tayangannya, tonton di sini]
Selain menerima trophy Gantari Award, Dissa juga berhak atas uang tunai senilai Rp 50 juta dari PT Telkom Indonesia Tbk.
Dissa ketika menerima satu dari lima Gantari Award 2018. (Foto: metrotvnews.com)
Dissa ketika menerima satu dari lima Gantari Award 2018. (Foto: metrotvnews.com)
Dissa menyampaikan sambutan dengan lisan dan gerakan isyarat untuk kaum tunarungu. (Foto: metrotvnews.com)
Dissa menyampaikan sambutan dengan lisan dan gerakan isyarat untuk kaum tunarungu. (Foto: metrotvnews.com)
Akhirnya, dobel-dobel nih ucapan selamatnya untuk Dissa.
"Selamat menempuh hidup baru dan selamat berhasil meraih Anugerah Gantari 2018."
Seperti juga yang disampaikan Andy F Noya ketika saya mintakan pendapatnya terkait pernikahan Hijrah dan Dissa, diharapkan dua orang hebat yang bersatu dalam ikatan janji agung pernikahan ini bisa melahirkan hasil-hasil yang lebih hebat lagi. "Teruslah berbuat baik," begitu pesan Andy F Noya untuk Hijrah dan Dissa. (*)

Rabu, 10 Januari 2018

#YSEALI Artists For Humanity, Cara Kreatif para Seniman Boston

Bekerja di Artists for Humanity beberapa bulan lalu menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi saya, karena bisa bekerja di perusahaan yang memiliki konsep kreatif yang menjadi impian saya selama ini. Artists for Humanity adalah perusahaan kreatif yang berada di Boston, Massacussets, Amerika Serikat.

Perusahaan sosial ini bermula pada 1991 ketika Susan Rodgerson sebagai Founder dan Artistic Director bertemu dengan anak-anak muda di sekolah yang memiliki kemampuan di bidang seni terutama melukis. Tetapi mereka belum yakin dengan kemampuan mereka bisa menjadi salah satu karier di masa depan.

Susan mengajak mereka, terutama Rob Gibbs dan Jason Talbot yang berumur 14 dan 15 tahun untuk membuat proyek bersama dan menghasilkan. Pada akhirnya mereka membentuk Artists for Humanity untuk mewadahi, memberi tempat dan kesempatan yang sama bagi anak-anak muda yang memiliki kondisi yang sama dengan mereka.

Hingga sekarang Artists for Humanity mengajak anak-anak muda bekerjasama dengan mentor untuk membuat karya-karya kreatif untuk menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan dan juga memenuhi permintaan klien. Menggabung proses kreatif untuk perubahan sosial dan juga membantu perubahan hidup secara finansial untuk anak-anak muda.

25 Tahun sudah, hampir 3.000 anak muda yang sudah pernah berkerja dan menjangkau hingga 12.000 anak muda dalam kegiatan seni dan wirausaha. Semua berasal dari sekolah yang ada di Boston, dari berbagai jenis kulit, jenis kelamin dan berbagai bahasa.

Bareng Rob Gibbs, Mentor Painting
Setiap Selasa hingga Kamis, anak-anak muda terutama anak sekolah, begitu sekolah usai mulai pukul tiga hingga pukul enam sore, mereka bisa magang di Artists for Humanity. Mereka membuat karya seni, seperti lukisan, kolase, 3D, desain grafis, video, dan foto.

Nantinya hasil karya mereka akan dijual atau disewakan ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan karya seni, dan anak-anak muda yang karyanya dibeli atau disewa akan mendapatkan komisi. Selama magang mereka akan didampingi oleh mentor, belajar untuk menghasilkan karya-karya yang memiliki kualitas yang layak jual. Menariknya mentor di sini tidak memberikan instruksi atau perintah, tetapi mengajak anak-anak muda untuk diskusi dan berpikir secara ilmiah, karena yang digunakan adalah teknik STEAM (Science, Technology, Engineering and Mathematics).

Secara proses, Artists for Humanity tidak hanya membantu finansial anak-anak muda di Boston, tetapi juga memotivasi mereka untuk menyelesaikan masalah pendidikan mereka. Banyak yang akhirnya termotivasi untuk menyelesaikan pendidikan mereka dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan motivasi yang positif.

Ada kurang lebih 40 pekerja tetap yang ada di Artist for Humanity, mulai dari direktur, mentor, finansial, manajemen dan development, mentor 3D, mentor melukis, mentor desain grafis, mentor fotografi dan mentor animasi. Semuanya terkumpul dengan kekuatan mimpi dari seorang Susan. Dia berkata, "lakukan hal yang positif untuk orang lain dan menyebarkannya, dan keajaiban akan datang."

Selain belajar, saya dapat kesempatan mengajarkan anak-anak muda yang sedang magang di Studio 3D untuk mengenal Aceh dan Indonesia melalui Kelas Kreatif yang biasa saya lakukan dengan teman-teman The Leader. Kami membuat Piyohtoys dengan bahan kokoru paper yang saya bawa dari Indonesia.
Bersama anak-anak muda Boston dan Mentor di 3D Studio AFH
Mereka belajar bagaimana membuat karakter pribadi dengan bahan kertas dan mengenal Indonesia melalui karakter yang saya buat. Dan ternyata hasil karya yang kami buat membuat kami mengenal Indonesia dan Amerika lebih dekat. Dan yang menariknya, Susan, Direktur Artists for Humanity dan Rich Mark, Direktur Marketing tertarik dengan konsepnya dan menunggu untuk penjualan produk tersebut ke jaringan internasional, wow! jadi tambah semangat ini.