Laman

Selasa, 22 Mei 2018

#YSEALI Professional Volunteering di Rosie's Place, Boston


Menjadi seorang volunteer atau relawan sudah saya kerjakan ketika saya menjadi mahasiswa Membantu orang lain sebenarnya membantu diri sendiri, tidak hanya membuat kepuasan batin tapi juga nantinya kita akan mendapatkan balasan dari tempat yang lain ketika kita membutuhkan. Karena di dalam Alquran Surah Arrahman 60 sudah dijanjikan juga, "tidak ada balasan kebaikan melainkan juga kebaikan."

Kali ini saya mendaftarkan diri menjadi volunteer di Rosie's Place Boston. Rosie's Place adalah tempat untuk melindungi perempuan-perempuan yang tidak memiliki rumah di Boston dan sekitarnya. Sejak 1974 Rosie's Place sudah menjadi tempat perlindungan bagi perempuan yang malang yang tidak punya tempat tinggal. Membantu mereka dengan mengajarkan keterampilan yang berguna untuk mereka melanjutkan ke hidup yang lebih baik.
Bersama teman-teman Professional Fellowship YSEALI dari Laos, Vietnam dan Cambodia
Saya mengirimkan email kepada manajer Rosie's Place untuk mendapatkan informasi tanggal dan jam yang tersedia untuk melakukan volunteering di sana. Alhamdulillah akhinya dapat jadwal yang pas, yaitu Jumat pagi pukul 10:30 hingga siang hari pukul 13:30. Jadwal volunteering di sana padat, ada banyak sekali anak-anak muda yang tertarik untuk bergabung melakukan volunteering di sana, jadi terkadang harus menyesuaikan kesediaan tempat dan waktunya.
Persiapan Roti untuk para gelandangan wanita
Di saat yang bersamaan ternyata ada volunteer lain ikut bergabung pada hari itu, saya bersama salah satu teman YSEALI Program, Seng dari Laos dan beberapa mahasiswa dari Universitas Harvard dan Universitas Boston. Mereka adalah Cester, Alexa dan Kim.

Kami bertugas menyiapkan makanan di dapur untuk perempuan-perempuan yang datang ke sana, yang rata-rata sudah berusia paruh baya menjelang lansia. Tidak hanya makanan, di sana mereka juga bisa mendapatkan perlengkapan kebutuhan perempuan. Saya sempat bingung ketika seorang ibu datang menghampiri dan meminta pembalut kepada saya, soalnya di ruang makan, ditanyain pembalut dan kondom, aneh ya? Dan ternyata ada! haha. Pembalut, popok dan pengaman memang disediakan di sana, setiap yang datang boleh meminta, tapi juga dibatasi, setiap orang hanya boleh membawa tiga kotak saja.
Bersama Cester dari Harvard University dan Seng Thong sesama YSEALI Profellows
Sempat juga mencicipi makanannya dan ternyata enak sekali, jadi walaupun gratis, tidak ada makanan yang diberikan dengan rasa asal-asalan, ada koki khusus yang memang mengontrol kualitas masakan.

Tantangannya adalah ketika melakukan volunteering di Rosie's Place ada banyak. Salah satunya bahasa, karena yang datang ke sana adalah orang-orang yang asing, siapa saja boleh datang. Itu artinya ada banyak yang datang dari berbagai etnik dan bahasa ditambah lagi dengan aksen yang saya belum pernah dengar sebelumnya.

Bekerja dengan orang yang belum kita kenal sebelumnya, tapi jadi pengalaman menarik karena punya tujuan yang sama untuk melayani dan membantu orang lain. Belajar dengan sistem yang professional, karena walaupun kita bekerja secara sukarela, sistem kerja yang dipakai adalah sistem kerja pekerja professional. Kebersihan harus terjaga, melayani dengan penuh penghormatan, menyiapkan segalanya teratur, tertata rapi dan tepat waktu.

Kalau teman-teman ditantang menjadi volunteer, kira-kira mau bekerja di mana?

Pernah dimuat di Portalsatu : http://portalsatu.com/read/Citizen-Reporter/menjadi-volunteer-di-rosies-place-37059

Tidak ada komentar:

Posting Komentar