Laman

Senin, 07 Maret 2016

House Of Lawe, Bisnis Kain Tradisional yang Fenomenal

Bertemu dengan Mbak Adinindyah selalu bisa nambah semangat. Mbak yang murah senyum ini tidak hanya murah senyum tetapi juga murah ilmunya, jadi kalau mau belajar, bisa banget. Pertama kali bertemu beliau di Bandara Soekarno Hatta ketika aku mengikuti Program Kompetisi Art, Culture and Tourism di Bandung yang diselenggarakan oleh British Council tahun lalu. Beritanya bisa dibaca di sini. Tapi cerita punya cerita, beliau ternyata temannya dosenku kuliah, #SungkemMbakNin, haha.

Tahun 2004, Mbak Nindyah membangun usaha House of Lawe (HOL) bersama keempat temannya. Bermula dari kecintaan beliau terhadap kain lurik. Kain Lurik sendiri merupakan kain tenun tradisional Jawa, khususnya Yogyakarta dan Solo. Lurik berasal dari kata Lurek yang artinya garis atau lajur. Kain tradisional ini dibuat dengan melewati beberapa tahapan yang rumit dan membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam membuatnya. “Lurik merupakan peninggalan sejarah yang sangat kuno. Namun, masih banyak masyarakat yang belum peduli atas keberadaannya, Mbak Nindyah bersama teman-temannya di House of Lawe, ingin mengangkat Kain Lurik ke level yang lebih tinggi lagi, tidak hanya sekedar dipakai oleh petani, abdi dalem dan buruh gendong, karena produk yang dihasilkan berupa kain yang hanya berwarna gelap dan cenderung kusam.

Motif Udan Liris
Tapi di tangan Mbak Nin  dan team, inovasi terus dilakukan dengan membuat motif-motif lurik dengan permainan warna yang lebih playful dan berani. Warna-warna terang ternyata disukai anak-anak muda yang menjadi salah satu konsumen potensial Lawe. Warna cerah juga membuat lurik terlihat lebih modern. Makanya, setiap waktu saya juga rajin mengikuti tren warna yang sedang in.

Bersama Mbak Nindyah di House of Lawe
Alhasil banyak produk yang dihasilkan HOL, seperti Buku agenda, boks, tas, sarung bantal, kantong hp, dompet, alat-alat stationary, bed cover, hingga boneka, yang semuanya terbuat dari kain lurik atau bernuansa lurik, ini yang membuatku kalap buat belanja di HOL, haha.
Yang menarik lagi dari HOL, kebanyak pekerjanya perempuan! ya karena memang target utama adalah untuk pemberdayaan perempuan, top dah!
Team kreatif House of Lawe
Stok barang House of Lawe, surga buat pecinta wastu citra Indonesia!
Bareng MBak Nin, dan teamnya di House of Lawe

Tapi ngga hanya itu saja, sekarang ini House of Lawe sedang menjalankan sebuah program menarik, yaitu Sisterhood of Lawe, yaitu program untuk mengajak para pengrajin kain tenun khususnya para perempuan Indonesia, untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa dengan mengangkat kembali citra kain tenun tradisional di berbagai penjuru nusantara. Sekarang ini Lawe telah menjalin kerjasama dengan para pengrajin kain tenun di Sumatera Barat, Bali, Sumatera Utara, Palembang, Lampung, dan NTT.

Icha, anak muda penggemar produk House of Lawe
Menarik ya, selain Mbak Nin bisa mempertahankan tradisi dan mengenalkan budaya, potensi daerahnya juga bisa membawa rezeki buat orang di sekitarnya. Jadi buat kamu yang main ke Jogja, sempatkan Piyoh ke sini, siapa tau bisa dikembangkan di daerah kamu!

House of Lawe
Komplek AMRI Museum & Art Galery, Jalan. Prof. Dr. Ki Amri Yahya No.6 Yogyakarta
Telp : 0274-7178833, 0816 489 5432
Faks : 0274-555968
twitter : @houseoflawe
FB : Lawe Jogja
http://www.houseoflawe.com
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar