Laman

Jumat, 04 Maret 2016

Depot Setiawan, Warung Kecil Ala Restoran Berbintang

Apa jadinya kalau warung di pinggir jalan dikelola oleh seorang Chef Restoran berbintang?

Mungkin Depot Setiawan ini bisa jadi contoh yang baik untuk teman-teman yang mau menjalankan usaha.

Selesai jalan-jalan ke Gunung Api Purba di Gunung Kidul, temanku mengajakku ke salah satu warung yang fenomenal di Jogja, lokasinya di Jl. Wonosari. Walaupun sempat diwarnai dengan bocor ban di tengah jalan, tidak menyurutkan semangat kami mencari makan enak, hehehe.
Bagian depan Depot Setiawan
Terlihat dari luar seperti warung kecil pada umumnya, tapi ketika masuk ke dalam, Depot Setiawan ini berbeda dari warung biasanya, dipenuhi oleh pramuniaga yang berpakaian ala maid berjalan mondar-mandir. Di bagian depan, terlihat sebuah dapur terbuka dengan tiga kompor yang menyala, dioperasikan oleh seorang koki dengan pakaian putihnya yang khas lengkap dengan topi putih Chefnya, waaah. Sempat heran, kenapa kostumnya formal sekali ya? Padahal ini hanya warung di pinggir jalan.

Karena penasaran dan lapar, kami memutuskan untuk duduk dan memesan Fuyunghay dan Sop Ayam. Memang sebagian besar menu di sini berasal dari gaya masakan Tionghoa-Indonesia, seperti nasi goreng, bakmi, kwetiau, cap cay, fu yung hai dan pak lay. Selain itu, Depot Setiawan juga menyajikan ayam goreng, ayam saus mentega, steak ayam dan magelangan. Tapi yang aku ngga tahu, ternyata porsi yang ada di Depot Setiawan ini adalah porsi JUMBO! Hambooo....
Nyobain Fuyung Hay dan Sop Ayam

Sesuai dengan ceritanya, masakan di Depot Setiawan luar biasa, lezatnya. Selesai menyantap makanan, aku yang penasaran dengan sang koki dan ceritanya, buru-buru mendatangi beliau yang sedang memasak hidangan untuk pelanggan yang lain.

Cerita punya cerita, Chefnya berama asli Pak Ruwanto, sedangkan Setiawan adalah nama anaknya yang paling besar. Pak Ruwanto memang memiliki latar belakang koki di berbagai restoran di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung dan Surabaya. Pada tahun 1995, Pak Ruwanto memutuskan untuk berhenti bekerja di restoran dan membuka depot kecil di pinggir jalan. Namun, tidak hanya asal membuka depot, Pak Ruwanto tidak mau meninggalkan kebiasaan di tempatnya bekerja dulu. Baju koki yang menjadi trademark-nya tetap digunakan hingga saat ini dan para pegawainya pun memakai pakaian pelayan seperti di restoran resmi, sehingga kerjanya bisa “profesional”, katanya sambil tertawa.
Bareng Pak Ruwanto, owner dan Chef Depot Setiawan
Ada-ada saja ya, tapi secara konsep, ini menjadi nilai plus tersendiri, usaha kita boleh kecil dan di pinggir jalan, tapi level kita harus besar dan menjulang ke angkasa, kalau kata Orang Aceh, "Ngga Cilet-cilet", hehe. Salut untuk Pak Ruwanto di Depot Setiawan, semoga laris terus usahanya pak, Salam Sabang selalu.

Buat kamu yang lagi maen ke Jogja, mampirlah ke sini, langsung ke Depot Setiawan, Jalan Wonosari Km. 7 Mantup, Baturetno, Banguntapan, Bantul, Jogjakarta

3 komentar:

  1. Fuyung hai. Namanya bagus yaa?? Pemasaran eh penasaran bagaimana menunya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lho, Azhar belum pernah nyobain Fuyung Hay? di Peunayong ada juga kok, kuliner dari Tiongkok itu

      Hapus
  2. Fuyung hai. Namanya bagus yaa?? Pemasaran eh penasaran bagaimana menunya...

    BalasHapus