Laman

Jumat, 31 Oktober 2014

Suji Cair, Si Cantik dari Koto Gadang

Menikmati keindahan alam Koto Gadang menjadi satu paket sendiri jika kita mengunjungi Padang Panjang dan Bukit Tinggi, karena letaknya tidak terlalu berjauhan. Koto Gadang adalah salah satu bagian dari Kabupaten Agam. Selain terkenal dengan pengrajin peraknya dan melahirkan banyak tokoh-tokoh tingkat nasional bahkan internasional, seperti Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Soetan Sjahrir, Haji Agus Salim, Jenderal Rais Abin, Rohana Kudus, dan banyak tokoh lainnya, kota ini juga dikenal dengan Suji Cair-nya. Awalnya kukira Suji Cair itu sejenis makanan khas Koto Gadang, karena daerah ini memang masih sejuk udaranya, eh ternyata.

Apakah Suji Cair?
Suji cair atau yang sering disebut juga Suji Caia adalah jenis sulaman selendang khas Sumatera Barat. Sulaman ini menggunakan warna benang berbeda atau menggunakan gradasi warna benang. Selendang Suji Cair ini biasanya menggunakan bahan sutra atau satin berukuran lebar 55 sentimeter sampai 60 sentimeter dan panjang 1,8 meter hingga 2 meter.
Selendang Suji Cair
Proses pembuatan Suji Cair yang ini hampir 1 tahun
Sulaman selendang ini bisa menjadi koleksi kerajinan yang layak dimiliki para kolektor Wastucitra, karena Suji Cair memiliki desain dengan motif halus. Motif bunga dan daun suji dibuat dengan benang sutra atau satin, dengan lima sampai enam tingkatan warna. Benang disulamkan bergantian, hingga terjadi percampuran warna benang yang membentuk bayangan tiga dimensi. Perpaduan warna satu benang yang mencair di atas warna benang lain ini yang membuatnya disebut suji cair. Suji Cair juga mengandung falsafah kehidupan alam takambang jadi guru, alam dan lingkungan menjadi sumber adat istiadat yang harus dilestarikan. Satu lagi keunggulan sulam Koto Gadang ini banyak dipengaruhi oleh sulaman Cina.

Saat ini motif sulaman yang tengah dikembangkan adalah motif Bunga Dahlia. Bunga cantik yang memiliki banyak warna ini sering dijumpai di Bukit Tinggi. Pada mulanya bunga ini berasal dari Meksiko yang kemudian dibawa ke Eropa oleh bangsa Portugis dan masuk ke Indonesia dibawa oleh Belanda. Sekarang dijadikan bunga khas Bukit Tinggi dan menjadi inspirasi untuk sulaman Suji Cair.
Motif Bunga Dahlia
Pengerjaannya Suji Cair juga harus rapi dan halus untuk mendapatkan sulaman indah, jadi tidak heran jika, waktu pengerjaannya mencapai tiga bulan hingga lebih untuk satu buah selendang. Harga untuk sebuah selendang cantik Suji Cair mulai dari Rp.500.000 hingga Rp.5.000.000, tergantung dari tingkat kehalusan dan detail sulaman.

Tertarik untuk memilikinya? Ada beberapa tempat yang memproduksi Suji Cair, salah satunya yang kukunjungi Amai Setia yang ada di Koto Gadang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar