Laman

Selasa, 01 April 2014

Promosi Wisata Kreatif Ala Hijrah, Kakang Kota Malang Asal Sabang

Tulisan ini kudapat dari Atjehpost.com, salah satu situs berita online nomor 1 di Aceh, ya buat tambahan arsip di blog, jadi kucopy di sini, siapa tau nanti ada yang butuh kan ga susah lagi nyari, #yakali :D

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Promosi Wisata Kreatif Ala Hijrah, Kakang Kota Malang Asal Sabang

Pernah mendengar nama Mister Piyoh? Atau pernah membeli t-shirt dengan jargon yang unik dan lucu dengan label Piyoh? Belakangan ini nama Piyoh memang lebih dikenal luas oleh masyarakat. Bahkan, Piyoh menjadi icon industri kreatif di Banda Aceh

Populernya Piyoh adalah hasil kerja keras Hijrah Saputra Yunus, Planolog muda Aceh  lulusan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Hijrah, demikian lelaki muda berpembawaan tenang ini biasa disapa, kepada The Atjeh Post mengatakan bahwa ia ingin mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan pariwisata Sabang, kota kelahirannya.

“Saya memang tertarik dengan dunia pariwisata, saya ingin promosikan Sabang melalui Piyoh dengan mengoptimalkan program-program yang sudah ada,” kata Hijrah, ditemui The Atjeh Post di Tower CafĂ© Banda Aceh, Senin 2 April 2012.

Selama kuliah di Malang Hijrah tidak cuma menjadi mahasiswa yang hanya berkutat seputar pustaka dan kampus saja, di kota berhawa dingin itu ia berfikir apa yang bisa diberikan sebagai kontribusi untuk kota Malang.

Akhirnya alumni SMA Modal Bangsa Aceh Besar ini mengikuti ajang pemilihan Kakang dan Mbak Yu Kota Malang, di luar dugaannya, Hijrah yang asli anak Aceh dan tidak bisa berbahasa Jawa dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang dalam kontes tersebut.

“Waktu itu saya menang di konsep pengembangan pariwisata Malang, Malang kota yang punya banyak potensi tapi tidak ada icon yang bagus, akhirnya tercetuslah ide untuk membuat konsep Tukoma atau Tugu Kota Malang, dan itu dipakai oleh Dinas Pariwisata di sana sampai sekarang,” kenang Hijrah.

Setahun menjadi Kakang Kota Malang, Hijrah terpilih menjadi Juara Harapan I Raka Provinsi Jawa Timur mewakili Kota Malang. Dalam ajang itu ia harus bertarung dengan seluruh peserta dari 38 kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur.

Sejak terpilih menjadi Juara Harapan I Raka Jawa Timur Hijrah banyak menghabiskan kegiatan untuk mempromosikan Jawa Timur ke luar daerah.

Tahun 2007 dalam suatu kegiatan di Jogjakarta, Hijrah bertemu dengan duta wisata kampus dari Aceh. Saat itu Hijrah merasa tersindir ketika duta wisata tersebut mengatakan mengapa ia mau bersusah payah membantu propinsi lain.

Sindiran itu menjadi titik balik bagi Hijrah untuk pulang ke Sabang dan mulai membentuk Piyoh design pada pertengahan tahun 2008. Ia semakin mantap menekuni dunia barunya setelah teman-temannya duta wisata dari daerah lain yang pernah berkunjung ke Sabang merasa kesulitan mendapatkan souvenir berkualitas dari Sabang.

Bermodalkan uang dua juta rupiah dan pengalaman selama menjadi Kakang Malang dan Raka Jawa Timur ia mulai mengembangkan Piyoh Design dengan semangat dan kerja keras. “Saya ingin kehadiran Piyoh bisa jadi stimulan bagi masyarakat Sabang,” kata Hijrah.

Sayangnya Piyoh lebih terkenal di luar daripada di Sabang sendiri. Demi mempertahankan kwalitas, barang-barang produksi Piyoh Design seperti pin, stiker, gantungan kunci dan khususnya t-shirt memang membidik segmen pasar menengah ke atas.

Hijrah juga sering diundang menjadi pembicara untuk industri kreatif di Aceh. Bahkan ia sering terlibat dalam setiap event pemilihan duta di Aceh. “Saat ini juga sedang diminta untuk menjadi juri,” kata Hijrah.

Putra dari Suraji Yunus dan Erwani Mutia ini juga membuat Sabang City Guide, berupa peta destinasi wisata Sabang yang ia titipkan di sejumlah tempat seperti Pelabuhan Ulee Lheu, Hotel Medan, Hotel Oasis dan sebagian besar hotel yang ada di Sabang.

Sabang City Guide ini menurutnya sangat efektif, terutama bagi wisatawan yang buta tentang Sabang. Selama ini Hijrah mengaku banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke Sabang namun kesulitan dengan rute yang ingin ditempuh.
Peta Sabang ala Piyoh
“Banyak dari mereka yang menemukan Piyoh di internet dan merasa sangat terbantu dengan adanya peta Sabang ini. Bahkan ada juga yang mereka print out lalu dibagikan ke teman-temannya yang ingin ke Sabang,” kata mantan Agam Aceh tahun 2008 ini.

Selain di Sabang, Piyoh juga ada di Ulee Kareng Banda Aceh, posisinya persis di sebelah warung kopi Solong. Dari ke dua tempat itu, "setiap bulannya Piyoh memiliki omset sekitar seratus juta rupiah," kata Hijrah.

Usaha serupa juga pernah dijabanin Hijrah sejak masih kuliah di Unibraw, waktu itu ia merintis usaha dengan teman kuliah yang juga berasal dari Aceh. Berawal dari Jurusan usaha pin dan stiker yang ia geluti merambah ke tingkat Universitas. Namun karena kesibukan kuliah akhirnya usaha tersebut bubar.

Ke depan Hijrah ingin usahanya bisa ekspansi ke Takengon dan memunculkan icon-icon dari kota dingin tersebut. Bersama beberapa teman mantan duta wisata Hijrah juga sedang merintis Indonesia Design. Dengan begitu Sabang yang dipopulerkan oleh Piyoh tidak hanya terkenal di Aceh tapi juga di Indonesia. (http://atjehpost.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar