Laman

Rabu, 01 April 2020

Menjajal Wisata 'Neraka Dunia' ala Jepang

Pulau Kyushu yang berada di bagian selatan Jepang terkenal sebagai tempat yang kaya akan aktivitas panas bumi atau geothermal. Hal ini disebabkan karena letaknya dekat dengan Gunung Aso, gunung aktif di Jepang. Geothermal banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membuat wisata pemandian air panas.

Salah satu kota yang menjadi tujuan wisata paling terkenal adalah Kota Beppu. Kota ini berada di antara teluk dan dua gunung api nonaktif. Kota Beppu menjadi kawasan sumber air panas dengan debit air terbesar di Jepang. Debit air panas yang keluar di mata air Beppu menempati peringkat kedua di dunia setelah Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat. Dari sebelas tipe kualitas mata air panas, Beppu memiliki sepuluh tipe kualitas mata air panas yang tersebar di sumur-sumur air panas di Beppu.

Kota Beppu
Beppu disebut sebagai kota dengan kolam air panas terbanyak di dunia, kota kecil ini memiliki lebih dari 2.900 kolam air panas yang berisi 130 ribu ton air yang berasal dari tanah setiap harinya. Uap yang muncul dari kolam air panas ini membuat kota ini selalu terlihat mengeluarkan asap. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk Kota Beppu.
Welcome to Beppu
Hampir delapan juta lebih pengunjung datang ke Beppu setiap tahunnya untuk menikmati pemandian air panas atau pun menikmati wisata lainnya. Kolam mata air panas termasuk yang paling banyak didatangi wisatawan, mata air panas ini disebut jigoku yang artinya neraka. Beppu memiliki delapan jigoku atau biasa disebut beppu hatto, ia memiliki suhu 50 sampai 99,5 derajat celsius. Jigoku memang tidak digunakan untuk berendam. Walau begitu, jigoku tetap banyak menarik perhatian wisatawan. Beppu memiliki beberapa kolam air panas yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa air panas dialirkan ke rumah-rumah warga, restoran, pusat penelitian, pertanian, terapi, dan rekreasi. 
Stempel Beppu Hatto, setiap wisatawan yang dating bias mengumpulkan cap stempel di setiap Jigoku
Trip perjalanan menikmati mata air panas di Beppu dikenal dengan “hell tours”, perjalanan ke neraka, terdengar menyeramkan, ya? Tapi inilah uniknya Jepang, mereka dapat mengemasnya dengan menarik. Kali ini saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi dua dari delapan neraka yang ada, yaitu umi jigoku atau neraka laut dan chinoike jigoku atau neraka darah. Mereka berlokasi di kawasan Kannawa, Beppu.
Bus Hell Tours
Turis yang datang ke kota ini kerap disarankan untuk mengikuti tur menggunakan kamenoi bus, bus khusus fasilitas “hell tours”. Bus-bus ini didesain unik, bagian badannya dicat dengan warna biru kuning ala kulit macan dan bagian depan bus diberi wajah menyeringai lengkap dengan tanduk ala setan, bukannya terlihat seram, malah lucu.
Perjalanan dari stasiun kereta Beppu menuju Kannawa hanya menghabiskan waktu kurang lebih dua puluh menit. Selama perjalanan mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah, hampir setiap bangunan rumah yang saya lewati mengeluarkan asap putih, jumlahnya tidak terhitung, pemandangan yang unik, belum lagi latar belakang gunung yang hijau, seperti lukisan! 

Sesampainya di lokasi, kita akan disambut ramah oleh penjaga loket tiket, layaknya sambutan orang Jepang, mereka membungkukkan badannya sembari memberi salam yang hangat. Untuk masuk ke lokasi kita membayar tiket masuk sebesar 400 yen (Rp 45.000), sedangkan untuk anak-anak hanya membayar 200 yen (Rp 25.000). Selain tiket kita akan mendapat stiker dengan desain lucu yang bisa dijadikan suvenir. 

Uap hawa hangat cukup terasa ketika memasuki objek wisatanya, sepintas tidak terlihat seperti neraka yang kita bayangkan, objek wisata dikelilingi hutan yang ditumbuhi pepohonan tinggi menjulang berwarna hijau, banyak bunga berwarna-warni, bahkan ada bunga berwarna merah muda yang indah bermunculan di dahan-dahan ranting pohonnya. Awalnya kami mengira itu bunga sakura ternyata bunga ume, bunga sakura belum mekar saat itu.
Berjalan beberapa langkah terlihat ada beberapa kolam kawah yang didesain menarik di dalamnya, kolam pertama berisi teratai dengan kelopak daun yang luar biasa besar, lebih besar dari biasa, menurut ceritanya, daun teratai tersebut masih bisa menahan berat tubuh anak bayi.
Kolam selanjutnya adalah kolam mata air panas umi jigoku atau neraka laut, yang disebut demikian karena memiliki warna biru seperti lautan. Meskipun terlihat sejuk, kolam ini memiliki suhu lebih dari 98 derajat, ada pagar yang dibangun melingkar, berfungsi menjaga wisatawan agar tidak melintas atau masuk ke dalam kolam.
Umi Jigoku
Wisata kolam selanjutnya adalah chinoike jigoku atau neraka darah, disebut demikian karena memiliki warna yang merah seperti darah. Gelembung yang meletup-letup pada permukaan kolam membuatnya terlihat seperti darah mendidih, hiih.

Kita bisa menemukan oni-san atau setan yang berwarna-warni, ada biru, merah, merah muda, kuning dan masih banyak lagi, setan-setan ini dijadikan maskot untuk obyek wisata dan bertugas menyambut pengunjung dengan suka cita. Beruntungnya kami, ketika datang bertepatan dengan munculnya kaisar neraka, rajanya para setan, dia muncul lengkap dengan baju kekaisarannya dan menyapa para pengunjung dengan hangat.
Kaisar Neraka dan semua setan-setan penjaga Neraka
Selain kolam mata air panas objek wisata ini dilengkapi dengan kafe yang menjual telur rebus, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Juga ada purin yang menjadi sajian utama kafe. Purin adalah puding yang direbus dengan menggunakan tenaga panas bumi.
Purin
Tak lupa pula, ada banyak souvenir yang ditawarkan di sana. Ada banyak produk lokal yang dikemas unik, pastinya produk-produk yang mendukung nuansa neraka, seperti gantungan kunci boneka setan merah dan biru ini misalnya, ada juga aneka sabun, dan masker wajah.
Di ujung perjalanan disediakan photo booth bertema setan lengkap dengan properti pendukungnya. Menarik, ya?
Wisata neraka ala Beppu ini bisa menjadi pengalaman unik yang harus dicoba kalau liburan ke Jepang.

***
Penulis: Hijrah Saputra, Mahasiswa Tourism and Hospitality Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Jepang.
Editor PPI Dunia: Nuansa Garini, staf bidang Mass Media, Pusat Komunikasi, Pusat Media dan Komunikasi PPI Dunia 2019/2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar