Perkenalan
Bang Muslim SHI, MM, Tokoh Pendidikan Aceh |
MUSLIM SHI, MM,
begitu nama lengkapnya, aku biasa memanggil beliau dengan sebutan Bang Muslim.
Pertama sekali bertemu dengan beliau ketika aku mengikuti program Kapal Pemuda
Nusantara dan Sail Morotai pada Tahun 2012. Ketika selesai acara penutupan di
Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) di Tanjung Priok, aku dikenalkan oleh
temanku, kata temanku, Amin yang juga peserta Kapal Pemuda Nusantara, ada
seorang tokoh Aceh yang menjabat sebagai anggota DPR RI yang hadir di sana
menemati pak Menteri Pemuda Olah Raga, yang saat itu dijabat oleh Pak Andi Malaranggeng. Karena penasaran, selesai tampil tarian dengan teman-teman dari Jawa Tengah, aku bertemu dengan beliau,
ternyata pertemuan itu membuatku mengenal dunia lain dan mengubah pandanganku
tentang dunia politik.
Bareng Bang Muslim |
Setelah
pertemuan itu, aku diberikan nomor kontak beliau dan menerima pesan untuk
menghubungi beliau apabila ada masalah yang berhubungan dengan bidang beliau,
saat itu beliau berada di Komisi X, yang menangani bidang pendidikan,
pariwisata, ekonomi kreatif, kepemudaan dan olah raga.
Awalnya aku
memang tidak terlalu tertarik dengan dunia politik dan yang berhubungan
dengannya, selain dikarenakan trauma dengan masa lalu, juga banyaknya contoh
tokoh politik yang sering melakukan tindakan yang seringkali membuat kita
krisis kepercayaan terhadap mereka.
Tetapi lain
halnya dengan Bang Muslim, beliau selalu intens menanyakan kegiatan-kegiatan
yang sedang aku dan teman-teman The Leader lakukan, apalagi yang terkait dengan
daerah pilihan (dapil) beliau, beliau bisa kepo tingkat tinggi, hehe. Dapil
beliau dari Kabupaten Bireuen hingga Aceh Tamiang.
Semakin
kesininya beliau sering menanyakan bagaimana dengan kondisi Aceh saat ini dan
bagaimana progres program-program yang sedang kami jalani selama di Aceh.
Beliau juga tidak segan-segan untuk memberikan jaringan yang beliau miliki
untuk mendukung program kami dan selalu mendorong kami untuk lebih berkembang,
karena prinsipnya beliau ingin anak-anak muda di Aceh bisa berkembang lebih
baik lagi terutama di bidang pendidikan. Pernah suatu hari dikenalkan dengan
menteri pemuda dan olah raga, Pak Roy Suryo, alhasil aku berkesempatan dengan
beliau walaupun hanya sebentar, dan yang paling-paling berkesan, aku bisa
berkesempatan langsung bertemu dan berbincang langsung dengan salah satu tokoh
yang aku kagumi, Bapak Anies Baswedan! Dengan alibi, “ini adek saya tokoh
pemuda kreatif yang aktif mengembangkan pendidikan dan ekonomi kreatif di Aceh,
tolong dibantu,” aaaah, terimakasih Bang Muslim!
Tapi ternyata
tidak hanya aku saja, Bang Muslim memperlakukan semua orang sama, semangat
beliau membantu orang-orang yang ada di sekitar beliau perlu diakui dan
diacungi jempol. Bahkan untuk orang yang baru dikenal dengan beliau sekalipun,
ya selama itu kegiatan positif, akan dibantu. Tapi beliau lebih banyak membantu
dengan jaringan atau link yang beliau miliki, beliau jarang memberi uang,
dengan alasan,”lebih baik memberi kail daripada memberi ikan langsung, karena
akan membuat mereka manja dan akan terus berulang lagi dan lagi di masa depan”.
Kalau melihat
Bang Muslim sekarang bisa dikatakan sukses, tetapi ternyata ada banyak cerita
perjuangan yang panjang dilalui oleh beliau.
Anak Nelayan menuju Senayan
Bang Muslim
kelahiran 1 Maret 1971, ini merupakan pemuda asli Gampong Alue Kumba, Aceh
Timur. Beliau anak dari seorang nelayan desa setempat bernama (almarhum)
Teungku Muhammad Saleh.
Bang Muslim memiliki kisah yang unik,
hidupnya selalu penuh semangat. Semenjak kecil, beliau sudah belajar
bertanggung jawab dan membantu orang tuanya. Setiap pagi usai menunaikan ibadah
subuh, beliau mengantarkan pulot (ketan bakar) dari kedai ke kedai yang
lain. Selain itu, beliau juga menjualnya kepada nelayan yang ingin berangkat
melaut.
Bang Muslim kecil sekolah di SD Alue
Kumba Aceh Timur, sebuah sekolah yang saat itu berada di desa tertinggal.Untuk
menuju kesekolah ia hanya berjalan kaki ayam tanpa sepatu. Ketika musim hujan
maka kakinya dipenuhi lumpur becek, sedangkan pada musim kemarau kaki tersengat
panas matahari. Namun itu tak membuatnya malas kesekolah. Kondisi itulah yang
membuat beliau semakin yakin untuk sekolah agar kelak menjadi pintar dan bisa
membantu kampungnya, tapi ternyata Bang Muslim kecil bercita cita menjadi
seorang guru.
Sepulang sekolah beliau melanjutkan
kegiatannya dengan membantu sebuah dapur batu bata, di dapur itu beliau
mendapat upah Rp 10 untuk setiap bata. Biasanya beliau mampu
menyelesaikan 50 bata dan menghasilkan uang Rp 500. Ketika air pasang di laut
beliau bersama temannya pergi memancing kepiting dan hasil tangkapannya akan
dijual ke pasar, ada kesenangan tersendiri ketika memancing kepiting, apalagi
ketika beliau mendapatkan kepiting yang besar.
Ketika matahari mulai tenggelam beliau
pulang dan membersihkan badannya. Kemudian beliau pergi ke sebuah Balai
Pengajian. Balai pengajian itu milik Alm. Razali Arfa. Di Balai Pengajian itu
biasanya beliau bersama teman-temannya shalat berjamaah dan mengaji. Namun
pengajiannya sempat terhenti karna guru mengajinya ditangkap oleh tentara. Guru
pengajiannya difitnah terlibat dalam organisasi pemberontakan.
Ketika tamat dari sekolah dasar beliau
melanjutkan sekolahnya di SMP Bayeun Ranto. Bang Muslim remaja menjadi sosok
yang cerdas. Beliau menjadi kebanggaan teman-teman dan sekolahnya. Sederet
prestasi pernah ditoreh beliau, mulai dari juara mengaji, pidato dan baca puisi.
Namun beliau hanya berada di sekolah itu selama 2 tahun. beliau pindah sekolah
ke Kota Langsa. Muslim dijadikan anak angkat oleh pamannya. Selama kurang lebih
tiga tahun beliau pindah ke Jakarta mengikuti pamannya.
Di Jakarta Bang Muslim melanjutkan sekolah
di SMA negeri 29 Jakarta Selatan, di sekolah itu banyak tantangan yang beliau hadapi,
sebagai seorang anak dari sebuah daerah paling ujung indonesia tentunya, beliau
belum terlalu lancar berbahasa indonesia, ini karena kesehariannya selalu
menggunakan Bahasa Aceh, karenanya beliau sering ditertawakan teman-temanya,
karna dialek bahasa indonesianya masih kental nuansa acehnya. Apalagi saat itu beliau
termasuk siswa yang bertubuh kecil. Namun itu tertawaan itu bukannya membuatnya
patah semangat, itu merupakan pemantik semangatnya untuk berkembang. Hingga
pada suatu hari sekolahnya lagi ada kegiatan mengaji. Teman-temannya tertegun
mendengar alunannya yang merdu. Mereka pun meminta Bang Muslim untuk menjadi
seorang guru ngaji. Bang Muslim pun bergabung menjadi anggota Rohis dan
mengajari ngaji murid-murid kelas satu dan kelas dua di sekolah tersebut.
Tantangan mulai lagi, selesai SMA
kehidupan pahit mendatanginya lagi, beliau tidak ada biaya untuk melanjutkan
kuliah. Akhirnya beliau hanya mengikuti kursus komputer selama satu
tahun. Usai mengikuti kursus beliau bekerja serabutan, beliau pernah
menjadi sales alat alat rumah tangga dan juga marketing di Asuransi Bumi Putra.
Karena keuletannya, pada tahun 1993 Bang
Muslim diajak saudaranya kerja di Pemuda Pancasila, waktu itu masih
dipimpin oleh pak Yoris dan Pak Yapto, beliau diberi tugas menjadi operator. Sejak
saat itu ia sangat aktif di organisasi Pemuda Pancasila, kemudian dipercayakan
menjadi sekretaris jendral SATMA Pemuda Pancasila. Tugasnya adalah
membentuk satuan Mahasiswa Pemuda Pancasila di kampus-kampus di seluruh
Indonesia.
Namun di saat karirnya mulai mengkilap
ia tak lupa untuk melanjutkan sekolahnya yang sempat tertunda. Sekitar Tahun
1998 beliau pun mulai kuliah lagi, awalnya di Universitas Muhammadiyah D3
akademi keuangan, kemudian pindah ke Fakultas Hukum UKI ,namun itupun tak
terlalu lama.Akhirnya beliau pindah lagi ke Fakultas Hukum Islam di Universitas
STAIN Al Aqidah, disana beliau mendapatkan titel SHI. Usai sarjana beliau
melanjutkan lagi ke jenjang S2 di UNKRIS dan mendapatkan
titel MM. Akhirnya lengkaplah sudah namanya menjadi Muslim SHI.MM
Tahun 2001 Bang Muslim SHI.MM
melebarkan sayapnya di KNPI, dan pada tahun 2003 beliau dipercayakan menjadi
sebagai wakil bendahara umum KNPI. Setelah itu beliau dipercayakan sebagai Ketua
PP KNPI. Pada tahun 2005 Hadi Utomo mengajaknya untuk mengikuti kongres Partai
Demokrat di Bali . Beliau diusulkan menjadi ketua departemen seni budaya di
Pengurus Pusat Partai Demokrat. Dan ketika Rakornas Semarang 2007 Partai
Demokrat, Beliau menjadi Korwil Partai Demokrat Aceh.
Menjelang Pemilu 2009, beliau
diusulkan Pak Hadi Utomo untuk maju kandidat Caleg DPR-RI. Tawaran itu
membuatnya bimbang, di satu sisi beliau merasa ini adalah kesempatan beliau
untuk membangun daerah kelahirannya namun di satu sisi beliau tidak memiliki
biaya kampanye. Namun karna pak hadi Utomo mengatakan jangan khawatir dengan
biaya kampanye, beliau pun akhirnya memutuskan untuk menjadi Calon legislatif
DPR RI dari wilayah Aceh. Dengan satu tekat memajukan kampung halamannya Aceh,
karna beliau sadar perubahan hanya dapat dilakukan dari dalam sistem.
Bermodalkan ketulusan dan kebulatan
tekad akhirnya beliau menjadi Anggota DPR RI periode 2009-2014, dan dilanjutkan
lagi hingga periode kedua, 2014-2019. Siapa sangka ya, anak seorang nelayan, bisa menuju ke senayan. Bang Muslim adalah caleg DPR RI nomor
urut 1 Dapil 2 yang meliputi wilayah Aceh Tamiang, Kota Langsa, Aceh Timur,
Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Bireun, Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Tapi mimpi beliau untuk menjadi seorang guru tidak pernah hilang, ya walaupun tidak jadi guru secara profesi, beliau banyak membantu di bidang keguruan. Pada tahun
pertama menjabat, banyak membuat program, salah satunya membuat program menggratiskan
pembuatan sertifikat tanah untuk 30.000 orang. Kemudian tahun-tahun berikutnya
adalah Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk 40.000 siswa di Aceh, ikut serta
me-negeri-kan beberapa universitas atau perguruan tinggi, seperti Universitas
Samudra Langsa, Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon, Universitas
Teuku Umar Meulaboh dan beberapa Akademi Komunitas di beberapa kota/kabupaten
di Aceh.
Bang Muslim berharap sekali, keberadaan
kampus-kampus negeri ini bisa berdampak positif pada masyarakat khususnya
adik-adik mahasiswa, sehingga mendapatkan pendidikan yang standar dengan
daerah-daerah lain. Karena fokus di dunia pendidikan, beliau bisa disebut
sebagai tokoh pendidikan Aceh masa kini.
Kunjungan ke The Nanny Children Center, Banda Aceh |
Perjuangan
Bang Muslim belum usai, masih banyak target lagi yang belum tercapai.Yang penasaran
dengan apa saja yang dikerjakan Bang Muslim S.HI, M.M
Dan Follow
Instagramnya : @BangMuslimmm
Mumpung beliau
Ulang Tahun hari ini, sekalian aku mau mengucapkan selamat ulang Tahun Bang
Muslim, barakallah umurnya, semoga bisa lebih banyak menjangkau orang dengan
kebaikan, Amin!
Inspiratif bg kisah bang muslim,
BalasHapuslike banget (y)(y)(y)
Alhamdulillah, semoga bisa jadi semangat buat kita semua ya
HapusPerjalanan hidup yg mengesankan
BalasHapusSubhanallah
BalasHapus