Laman

Kamis, 26 Februari 2015

Miceculus, Usaha Mencit Omsetnya Selangit



Pernah dengar dongeng Peniup Seruling dari Hamelin? Cerita tentang peniup seruling di Kota Hamelin, Jerman yang menghilangkan banyak tikus dengan seruling ajaibnya. Oke, kita ga akan ceritain si peniup seruling itu, karena ada pengendali tikus putih yang lebih menarik untuk diceritakan, dan ini bukan dongeng, hehe.

Sebut saja Siti Maimunah (Siti), cewek cantik berkerudung ini mampu mengendalikan tikut putih atau yang dikenal dengan mencit dan menjadikannya peluang usaha yang menggiurkan. Mencit itu biasa digunakan sebagai bahan percobaan yang lebih mendekati dengan kondisi manusia. Siti sendiri tidak pernah menyangka kalau usahanya mengembangbiakan tikus.
Siti dan Team Miceculus
Masalah menjadi Peluang
Untuk sebagian besar orang, tikus jadi hal yang paling ingin dijauhi, ya setelah mantan pastinya, #KemudianCurhat. Tapi tidak dengan Siti, dia melihat ini sebagai peluang. Awal kuliah, Siti sering melihat teman-temannya kesulitan mendapatkan tikus putih atau mencit untuk bahan penelitian laboratorium. Kalau pun ada belum tentu tikus putih itu murni alias sudah pernah digunakan sebagai tikus percobaan. Dari situlah dia tergerak untuk mengembangbiakkan sendiri tikus putih sehingga memudahkan para mahasiswa maupun dosen mendapatkan obyek penelitian.

Tapi tidak sembarangan, dia juga punya ilmu yang mumpuni untuk mengembangbiakan mencit, di belakang namanya ada titel S.Si.,M.Si, kalau di tingkat penyihir mereka selevel dengan Saruman, Penyihir Putih di Lord of the Ring. Siti sendiri Lulusan Pascasarjana Biologi, FMIPA, Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2013. Akhirnya dengan niat membantu banyak orang, dia mendirikan Miceculus, "The best quality reseach and Internasional standart" 

Ilmu yang Siti dapat tidak instan, awalnya dia berlatih dengan 3 ekor mencit yang didapat dari Universitas Indonesia (UI), kemudian berkembang hingga 500-800 ekor per bulan, wow banget kan. Pengembangbiakan mencit menurut dia sangat mudah. Sepasang ekor mencit yang sudah kawin bisa melahirkan 14 ekor anak mencit dalam kurun waktu dua bulan, dan sebulan kemudian produksi kembali. Tapi prinsipnya Siti berusaha memberikan mencit dengan kualitas terbaik, benar-benar galur murni. Bukan yang bekas penelitian atau yang pernah diberi obat, walaupun di luar badan dan juga memiliki surat kode etik.

Miceculus sekarang memasok kebutuhan mahasiswa dan dosen di Universitas yang ada di kota medan, diantaranya: USU, UNIMED, UMN, UMSU, UISU, Tjut Nyak Dien, POLTEKES & GIZI dan ke ratusan mahasiswa yang tersebar di sejumlah universitas, seperti: Universitas Syiah Kuala di Aceh, dan perguruan tinggi di Riau.

Selain itu Siti yang juga Wirausaha Muda Pemula Berprestasi pada tahun 2014 ini membuka kesempatan untuk konsultasi penelitian tentang mencit dan terbuka untuk siapa saja yang mau belajar tentang mencit.

Mimpi ke depan
Mimpi Siti ke depan bisa masuk ke sekolah-sekolah di pedalaman yang belum memiliki laboratorium untuk praktek langsung pengenalan dan pengamatan anatomi tubuh mahkluk hidup dan punya laboratorium sendiri untuk membantu meringankan mahasiswa untuk sewa gedung dan mempermudah riset mereka dan juga Siti sebagai Delegasi ASEAN Young Entrepreneurs Assembly ingin mengembangkan pasar ke Negara-negara di ASEAN.

Nah yang menarik ni, ternyata penghasilan jualan mencit ini menggiurkan, sebulan rata-rata mereka dapat minimal Rp 16 juta-25 juta, Bikin ngiler kan ya? dan ini bukan dongeng.

Selain aktif mengembangkan mencit, Miceculus juga gampang ditemukan di jejaring sosial, karena banyak juga pembeli yang memesan secara online, yang penasaran dengan usaha yang dikerjakan Siti, bisa langsung ke www.Miceculus.com atau gabung di Wirausaha Muda Mandiri, karena Siti juga sebagai Finalis Wirausaha Muda Mandiri 2014, saatnya Yang Muda Yang Menginspirasi!

Miceculus
Alamat: Jl. Mesjid pasar 9 Tembung, Gg.Kapuk.kecamatan : Percut sei tuan, Kabupaten: Deli serdang, kode pos : 20371, Sumatera utara   siti_mai09@yahoo.com  085761441836  http://www.miceculus.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar