Laman

Minggu, 28 Desember 2014

Ajaibnya Kubah Mesjid Tsunami Peukan Bada


Akhirnya kesampaian juga pergi ke salah satu bangunan yang fenomenal peninggalan Tsunami Aceh, Kubah Mesjid Tsunami. Bangunan ini berupa kubah mesjid berdiri tegak persis di tengah-tengah sawah Desa Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar. Tak ada bangunan masjid di bawahnya. Warna kubah mulai pudar dan beberapa bagian catnya sudah terkelupas. Tak jauh dari kubah, terdapat sebuah balai yang digunakan sebagai musallah dan juga pusat informasi wisata.
Kubah Mesjid Tsunami Peukan Bada
Ceritanya Kubah Mesjid Tsunami ini dulunya berada di puncak Mesjid Jamik Gampong Lam Teungoh yang jaraknya hanya 3 km dari pantai. Saat gempa 9,2 skala richter mengguncang Aceh yang disusul tsunami, Minggu 26 Desember 2004, masjid ini hancur disapu gelombang. Bagian kubah dan semen pertapakannya terseret arus hingga 2,5 kilometer ke kaki Gunung Gurah, terdampar di tengah hamparan sawah dan berdiri tegak, subhanallah. Hingga kini kubah belum pernah direnovasi. Masyarakat Desa Gurah masih mempertahankan keaslian kubah. Mereka hanya mengecat beberapa bagian agar terlihat lebih indah.

Pemandangan di sini memang indah, hamparan padi yang hijau dengan gunung yang tinggi menjulang ditambah lagi kicauan burung, cocok untuk yang mencari ketenangan.

Kalau ke Banda Aceh, jangan lupa main ke sini ya.

Sabtu, 27 Desember 2014

Menikmati Satra dari Tokoh yang Luar Biasa

Hari ini aku melihat sastra langsung dari tokoh sastra Indonesia, Pak Taufik Ismail. Kagum, merinding, tertohok, malu, haru, semua campur jadi satu.

Memang benar adanya, jika kita ingin melihat dunia bacalah buku, tapi jika ingin dilihat dunia tulislah buku.




Selasa, 23 Desember 2014

Belajar Banyak dari Jepang


Jepang buatku segala sumber inspirasi, aku pertama sekali tahu tentang Jepang mulai dari kecil saat sebelum masuk Taman Kanak-kanak malah, aku sering menonton serial kartun yang ditayangkan di stasiun dari Malaysia, karena di Sabang dulunya lebih mudah mendapat channel TV dari luar, pastinya dengan bahasa Melayu, ada Doraemon dan Kickers, setelah itu bermunculan Channel TV Nasional, yang jadi favorit adalah Doraemon, Sailormoon, Inuyasha, Ranma ½, Candy-candy dan masih banyak lagi. Pokoknya ada kebahagiaan tersendiri setelah melihat kartun Jepang, saat itu aku belum paham dengan Anime. Saat itu juga aku mengenal komik, komik yang pertama sekali kumiliki dan tertarik sekali adalah Atom Boy (Astro Boy) karya Osamu Tezuka dan ternyata dalam proses pembuatan anime ini tersimpan imajinasi, semangat dan kerja keras team yang solid. Semangat mewujudkan imajinasi ini yang membuatku terinspirasi membuat tokoh bernama Piyoh, Agam, Inong, Kakang dan teman-temannya.
Piyoh dan teman-temannya
Selain itu, aku mengenal sisi kepahlawanan dari produk Jepang lewat Tokusatsu, ada Google V, Masked Rider, Megaloman, dan Ultraman. Semangat membela bumi dari para monster ini yang memberiku semangat untuk berbuat sesuatu untuk daerahku, aku percaya kekuatan team dan semangat anak-anak muda akan bisa mengubah apapun termasuk mengalahkan musuh yang kuat sekalipun, bahkan tidak peduli darimana pun asal dan bentuk kita, kita masih bisa tetap berbuat baik seperti Ultraman, Megaloman dan Masked Rider. Belajar dari semangat ini juga yang membuatku dan teman-temanku membuat organisasi ala-ala Tokutsatsu, The Leader.
The Leader, www.The-Leader.org
Aku sungguh kagum bagaimana Jepang mengemas kebudayaan dan identitas negaranya lalu memperkenalkannya pada dunia, cerdas, kreatif, dan mengesankan! Mereka membuat kita mengenal Jepang dengan cara yang menyenangkan.

Lewat serial dorama Jepang juga aku belajar Semangat! Iya, dorama-dorama tersebut menampilkan semangat orang-orang Jepang dalam kesehariannya. Dan, semangat itu berhasil menular padaku. Setiap kali aku menonton serial dorama Jepang, setiap kali itu juga aku bermimpi agar dapat suatu hari bisa mengunjungi tempat-tempat yang dilihat di serial dorama, Tokyo, Ginza, Odaiba, Yokohama, Harajuku. Bermimpi bisa menyapa orang-orang yang ada di sana, mendengarkan mereka berbicara dalam bahasanya, menyelami budayanya, menikmati kesibukan kotanya, dan tentu saja mencicipi makanan tradisional yang menggoda selera, seperti Dorayaki, Onigiri, Tempura, Ramen, Sushi, Okonomiyaki, Takoyaki dan masih banyak lagi masakan lezatnya.

Jepang merupakan negara maju yang tetap mempertahankan kebudayaannya, dua diantaranya adalah Chado, budaya minum teh lengkap dengan serangkaian tatacaranya, karena teh tidak hanya dituang dan diminum dengan air panas saja, tetapi juga seni dan mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah. Ikebana, seni merangkai bunga.  Jika aku berhasil ke Jepang, tentu saja aku ingin sekali mencobanya keduanya. 

Hachinohe Sannja Festival, Sumber : di sini
Aku juga melihat Shiki Oriori, program televisi dari WakuWaku Japan, edisi 15 Desember 2014, tentang Hachinohe Sannja Festival. Hachinohe Sannja Festival adalah festival terbesar dengan sejarah lebih dari 290 tahun dan terdaftar sebagai aset budaya nasional Jepang. Festival ini diadakan selama 5 hari, setiap tanggal 31 Juli hingga 4 Agustus, ada berbagai macam Dashi, semacam mobil hias dengan berbagai macam tema mitologi, seperti Momotaro, Urashima Taro, Yoshisune dan masih banyak lagi, ditampilkan secara megah, penuh warna dan interaktif. Para penonton bersorak-sorak menyemangati setiap Dashi yang lewat, mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek. Kita juga bisa melihat Dashi yang dihiasi lampu pada malam 31 juli dan malam terakhir 4 Agustus. Acara ini juga menjadi perlombaan antar Dashi, Dashi yang paling megah dan menarik akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Liputan ini berhasil membuatku tambah penasaran dan rasanya ingin melihat langsung kemeriahan Hachinohe Sannja Festival.

Orang  Jepang terkenal dengan imajinasi yang tinggi dan kekreatifannya, termasuk dalam hal cara berpakaian, salah satu contohnya adalah  Cosplay, riasan yang menggambarkan karakter anime dari  Jepang. Bagaimana orang-orang Jepang mewujudkan karakter kartun dalam versi nyata, menurutku itu luar biasa. Teknik riasan yang dipakai pun tentunya tidak seadanya, benar-benar total dan butuh keahlian serta perlengkapan make up yang lumayan. Belum lagi Harajuku Street, nama ini terkenal dengan Fashion street yang nyentrik. Selain mencuci mata melihat tampilan-tampilan trendy dan nyentrik dari pemuda-pemudi yang ada di sana, aku bisa gila bahagia dibuatnya.

Sepertinya mimpiku untuk berangkat ke Jepang semakin besar dan berharap banyak bisa terwujudkan segera dalam program Shiki Oriori dari WakuWaku Japan, hihi amiin....

Ganbatte!
Yoroshiku onegaishimasu

Sabtu, 20 Desember 2014

Serunya Aceh Clothing Festival 2014

Aceh Clothing Festival datang lagi! dan semakin banyak anak muda kreatif di Aceh, awalnya tahun lalu hanya 12 brand, sekarang sudah lebih dari 20 brand!


Kreatif itu menular!

Ayo gabung bersama kami di Aceh Clothing Familia














Kamis, 18 Desember 2014

Menjaga Api Berujung Rezeki

Aku memulai mimpiku, Piyoh Design (pd) pada tahun 2008 di sebuah kota kecil di ujung paling barat Indonesia. Mungkin sebagian besar orang Indonesia sudah mengenalnya melalui sebuah lagu anak-anak “Dari Sabang sampai Merauke.”

Ya, usahaku dimulai di Kota Sabang.

Aku menyewa sebuah toko yang cukup luas tapi dengan kondisi yang lumayan mengenaskan, lantai berupa semen dan hampir semua bagian miring, jadi untuk saat itu modal yang kupunya hanya cukup untuk mengisi barang-barang saja, untungnya saat itu ada bantuan-bantuan dari orang terdekat, mulai dari cat tembok hingga rak-rak baju yang besarnya nauzubillah, walaupun kupikir, barang-barang yang diberikan tidak semuanya kubutuhkan, apa boleh buat, namanya juga bantuan, diterima saja lah, hitung-hitung menyenangkan si pemberi dan rezeki tidak boleh ditolak, nanti Tuhan marah.
Piyoh, Weh, Kota Sabang
Memulai produk dengan brand baru dan mengenalkan konsep yang cukup asing di masyarakat merupakan suatu tantangan tersendiri, aku juga harus melawan arus pasar yang telah ada. Aku berusaha menggabungkan antara idealisme, kreatifitas dan industri. Hal itu tidaklah mudah, hampir semua orang pesimis. 80% orang yang kutemui, pesimis dan mengatakan usaha ini tidak akan berhasil. Hanya dukungan dari keluarga membuatku semangat lagi, walaupun tawaran untuk mengikuti ujian PNS selalu ada.

Sistem konsinyiasi pun kulakukan saat itu, untung sedikit tidak masalah, yang penting produk dikenal pasar dan duit berputar. Namun cobaan tak berhenti saat itu, aku sering sekali tertipu oleh orang yang bekerjasama sebagai reseller, barangnya habis, duit tidak kembali. Belum lagi orang kuajarkan ilmu dan menjadi rekan bisnis, menusuk dari belakang, memang benar menjaga api terkadang harus meneteskan air mata dan tetesan darah, tapi aku yakin, semua akan indah pada waktunya.

Alhamdulillah, dengan niat yang baik, kini aku bisa menikmati hasil usaha yang kujalani. Sekarang aku bisa meraih omzet puluhan juta rupiah per bulan dari 3 outlet yang berada di Kota Sabang dan Kota Banda Aceh dan berharap bisa terus berkembang.


Ini mimpiku, apa mimpimu?

Rabu, 17 Desember 2014

Aceh Clothing Festival 2014

Yey! Aceh Clothing Festival datang lagi! saatnya mengenal dan bergabung dengan acara terbesar dari Aceh Clothing Familia ini. Aceh Clothing Familia (ACF) ini sendiri adalah sebuah komunitas wirausaha Aceh yang bergerak di usaha Perkaosan, hehe, ada kurang lebih 30 brang lokal yang ada di Aceh bergabung di ACF, mulai dari Piyoh di Sabang sampai Lofty di Langsa dan masih banyak lagi brand lainnya, seperti Shoot Seven, Kapalo I Love Aceh, Rocket, Accribs, Alchemist, Madgoat, Little Friends Cat, pokoknya banyak deh, lebih banyak dari tahun lalu!. 

Jadi nantinya di Aceh Clothing Festival 2014 ini sebagai ajang kumpul sekaligus ajang untuk memperkenalkan brand-brand baru produk asli Provinsi Aceh, buat yang mau belajar usaha clothing juga bisa, yang mau belanja? Jeut Chit! (Bisa juga, bisa banget malah!) hehe.

Aceh Clothing Festival 2014 ini rencananya akan diadakan pada tanggal 19-21 Desember 2014, di parkiran depan Stadion H. Dimurtala, Banda Aceh, mulai dari pukul 10.00 - 22.00 WIB.





Selain bazar ACF2014 juga akan menampilkan kreatifitas-kreatifitas anak Aceh yang lain, mulai dari Hip-hop, Live Music, Grafitti, hingga workshop. Yang kelaparan, juga bisa nyobain makanan lezat di Foodtruk!
      
Harapannya dengan adanya festival ini kita bisa berbagi pengalaman, bisa ikutan mewarnai industri kreatif di Aceh. Selain itu melalui usaha Clothing juga mengajak anak-anak muda kreatif Aceh untuk membangun clothing dengan merek dagang sendiri, menarik kan?.

So, tunggu apalagi, sampai ketemu di sana ya 

Jangan lupa Follow twitter @AcehClothFam dan Hastag #AcehClothFestival untuk ikuti perkembangan acaranya, dan kuis-kuis dengan hadiah menarik yang diadain ACF.