Laman

Selasa, 31 Desember 2013

Papua Barat, Raja Ampat dan Doa yang Tidak dibuat-buat


Heboh Raja Ampat beberapa tahun ini membuatku penasaran untuk pergi ke sana, tapi sebagai anak pulau yang berada di paling barat Indonesia, pergi dari ujung ke ujung itu butuh finansial lebih. Pernah suatu hari istri temenku yang mendapat tugas ke Sorong, ngurusin tiketnya pulang-pergi Aceh-Sorong kurang lebih 20 juta, busyed dah, kalo beli martabak telur, bisa berapa bungkus tu? Kenapa jadi ngomongin martabak ya? #KemudianLaper

 

Aku berdoa kepada Allah, jika memang diizinkan, suatu saat bisa menginjakan kaki ke daerah Indonesia bagian timur yang terkenal eksotik itu, dan kalau bisa tanpa bayar mahal, hehe.  Doa sama Allah boleh lah minta macam-macam.

Sampai suatu hari ada pengumuman di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Sabang, layaknya pengumuman sayembara di kerajaan, barangsiapa yang bisa melewati tes-tes berikut ini, bisa diikutsertakan dalam Program Sail Morotai yang rutenya melewati Raja Ampat. Wow, Raja Ampat?? Ya walaupun saat itu aku ga begitu tau dimana itu Morotai, aku harus ikutan ini. Apapun tantangannya akan kuhadapi. Tapi ternyata tantangan yang diberikan cukup membuatku putar kepala, karena test tertulis dan interviewnya bukanlah di bidang yang kukuasai, Perikanan dan Kelautan, beuh... ini artinya aku harus berlomba dengan teman-teman yang memang di bidangnya,berlomba dengan persiapan yang lebih keras dari mereka pastinya. 

Alhamdulillah setelah melewati beberapa tantangan, diriku lolos jadi salah satu perwakilan Aceh ke Sail Morotai, dan itu artinya bisa ke Raja Ampat! Yey!! 

Jadi program Sail Morotai itu adalah salah satu program dari Kementrian Pemuda dan Olahraga untuk anak-anak muda di Indonesia yang menyukai dan berkiprah di dunia kebaharian, berkeliling Indonesia untuk belajar bersama selama kurang lebih 1 bulan di atas Kapal Perang. Buatku ini merupakan tantangan yang cukup berat, selain meninggalkan zona yang sudah nyaman, juga harus menyesuaikan dengan standarnya angkatan Laut, wow!

Dari semua rute yang dilewati program Sail Morotai, yang paling kutunggu adalah Sorong, Papua Barat dan yang pasti ke Raja Ampat.

Berhenti satu hari di Sorong Papua Barat
Sorong, Papua Barat, dari pelabuhannya aja udah cakep gini ya...
Bareng temen-temen Sail Morotai di puncak bukit di Sorong
Kerajinan Orang Sorong
Ada banyak kenangan yang kudapat di Sorong, Papua Barat, mulai dari keindahan alamnya, keunikan kerajinan tangannya, beraneka ragam corak batiknya, kesenian yang atraktif, bahkan keramahan masyarakatnya, luar biasa!  Pantas Papua disebut-sebut sebagai Surga yang jatuh ke bumi.
Setelah selesai agenda, beramah-tamah, dan berbelanja (lho?), Perjalanan kami lanjutkan ke Raja Ampat.

Sekilas Tentang Raja Ampat 

Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta. (Sumber : Wikipedia)
 
Maksud hati ingin sekali ke Kepulauan Wayag yang terkenal itu, tapi apa daya kenyataan berkata lain, perjalanan kami yang mulanya akan ke Kepulauan Wayag, dibatalkan, karena kapal yang kami gunakan terlalu besar untuk berlabuh di sana, bahkan untuk lego jangkar saja tidak bisa, ditakutkan akan merusak terumbu karang yang ada di sana. Ternyata kawasan Kepulauan Wayag itu sudah menjadi kawasan perlindungan internasional, wow! bangga juga, itu artinya tempat itu tidak hanya kita saja yang miliki dan jaga, tetapi dunia.

Oh iya, walaupun ga singgah di Wayag, tapi ada moment yang berkesan buatku dan teman-teman seperjalanan. Pengukuhan sebagai penghuni Samudra dan Lautan dilaksanakan di sana, Mandi Khatulistiwa! Awalnya ritual bertemu Dewa Neptunus dan Ratu Pantai Selatan ini dilakukan setelah subuh dengan kondisi yang gelap gulita, tapi setelah semua sungkem dan melaksanakan prosesi Mandinya, langit yang gelap perlahan berubah terang, tampaklah gugusan pulau seperti bukit-bukit yang berbaris-baris di tengah lautan seolah-olah sedang menjaga istana ikan yang ada di tengahnya, epik!
Jangan ditanyain ya mandinya seperti apa, karena kalian ga akan bisa bayangkan apa yang terjadi sebenarnya, trust me.
Sah??... Sah!! :D
Tapi berhubung kapal yang kami naiki terlalu besar,tidak memungkinkan untuk mendarat apalagi lego jangkar, akhirnya Kapten memutuskan untuk memutari Kepulauan Wayag 3x! yey!
Kepulauan Wayag, Raja Ampat


Walaupun kami tidak singgah di Kepulauan Wayag, kami didaratkan di sebuah pulau yang tak kalah indah, Saunex. Terumbu karang di sini juga indah,ada banyak bintang laut,kerang dan rumput laut.
 
Pulau Saonek Monde adalah salah satu pulau yang ada di Raja Ampat,terletak di depan Waisai,ibukota Kabupaten Raja Ampat.Pulau kecil ini hanya memiliki luas kurang lebih satu hektar, tapi potensi yang ada di sini sangat unik dan dapat mewakili karakter dari ribuan pulau yang ada di Raja Ampat. Potensi yang dimiliki antara lain pantai dengan pasir putih yang menghampar, ikan berwarna-warni dan terumbu karang yang masih terjaga. Perairan Saonek masih sangat bersih dan nyaman untuk habitat aneka penghuni laut.

Saonek dulunya adalah pusat pemerintahan Raja ampat. Itu mengapa, fasilitas Saonek tidak berbeda jauh dengan Waisai yang kini menjadi ibukota Kabupaten Raja Ampat. Di tempat ini, ada sekolah, kantor polisi, perumahan, komunikasi relatif lebih mudah dilakukan karena sudah dibangun provider telepon selular. Selain itu sudah dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga diesel dan pembangkit listrik tenaga surya. Jalanan di desa ini masih sangat bersih, tertata rapi, dan yang pasti ada mesjid di sini, jadi cukup nyaman untuk shalat.
Bareng temen dari Kepri dan Sumbar
Banyak Soft Coral di sini

Banyak Padang Lamun di sini
Aih... di sini aja pemandangan bawah airnya udah cakep, jadi penasaran dengan yang ada di Wayag. Ya memang terkadang doa yang kita buat, diwujudkan Allah pada saat yang tepat dan dengan cara yang indah, Aku jadi bisa jalan ke Papua Barat, Raja Ampat, dan beberapa tempat lain di timur secara gratis, aku bisa belajar banyak hal tentang potensi bahari Indonesia, dan bisa promosi Piyoh buat anak-anak muda terpilih di program Sail Morotai, haha, teteup... alhamdulillah...Mau berdoa kemana lagi ya. 

Oh iya, informasi tambahan, tahun ini Sail Indonesianya juga akan ke Raja Ampat dan 40 hari, jadi tunggu informasi selanjutnya di sini ya.

23 komentar:

  1. Waahh! So nice, PGS! Bisa naik kapal selama sebulan dan jalan ke Papua Barat, Raja Ampat dan lain-lain secara gratis. Asyik sih!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, ada Bang Rusli, iya bang, asyik banget. banyak tantangannya... life is an adventure, kena coba sekali bang :D

      Hapus
  2. wahhh keren itu program kapal pemuda yang dibuat DISPORA ya bang, syarat dan ketentuan ikutannya gimana susah gak ? jadi panget ikutan program itu ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ikutan aja tahun ini juga Sail Indonesia ke Raja Ampat 40 hari. Syaratnya harus pemuda, test interview dan test tulis yang agak susah, tapi bisa sharing nanti kalo mau ikutan, ada program via BKKBN juga, buat PIK yang aktif di Aceh

      Hapus
    2. anak SMA boleh ikutan bang ? test interview dan test tulisnya ditanya tentang apa-apa aja ?

      Hapus
    3. Kalo KPN kayaknya bisa, tapi biasanya anak-anak SMA dari BKKBN, ya tentang pengetahuan kemaritiman

      Hapus
    4. jadi yang dipilih cuma anak - anak SMA dari BKKBN, kalau pengetahuan kemaritiman itu ya menang anak SMK 4 (SMK kelautan)

      Hapus
    5. Ga juga, biasanya BKKBN ngirim anak-anak SMA yang ikutan PIK (Pusat Informasi Konseling) yang aktif. Tapi sebenarnya semua bisa ikutan program, asal mau belajar dan... doa yang tidak dibuat-buat :)

      Hapus
  3. Kerenlah bang kau ini, bisa ikutan sail morotai. Btw, saya tau banget lho prosesi mandi khatulistiwa itu seperti apa? Hehehe. Yang jelas gak kalah serunya. Saya melihatnya justru di KRI Dewaruci yang legendaris itu. Kalau kapal perang, saya pernah naik KRI Rencong di Armatim Jalesveva Jayamahe Surabaya. Salam bahari bang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, jangan diceritain di sini ya, itu terlalu seru untuk dibagi-bagi :D, Salam Bahari Adie...

      Hapus
  4. Foto di sertifikatnya masih muda banget ya Bang.
    *ngangguk-ngangguk
    *salah fokus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, pasfoto udah ga pernah diperbaharui lagi, cuma tinggal itu aja filenya :D

      Hapus
  5. tahapan seleksi wawancara sama pas seleksi final apa aja sih? diceritain juga dong .. hihihi . kebetulan besok senin seleksi wawancara nih, semoga lolos wakilin DIY, amin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiap daerah beda-beda, tapi biasanya nguji pengetahuan tentang wawasan daerah, nasional dan kebaharian plus test talenta yang kamu punya, karena ada sesi pengenalan budaya daerah di atas kapal, sukses yaa Ofi :)

      Hapus
  6. tahun ini kapan buka pendaftarannya bg??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tunggu informasinya segera di sini ya, siap-siap terus :)

      Hapus
  7. Abang kira2 perlengkapan apa aja yang dibawa bang? alhamdulillah saya lolos tahun ini dan ke raja ampat :-) mksh bang sblmnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, selamat ya, biasa sih yang wajib bawa, baju adat daerah, baju yang dipake sehari-hari, dan keperluan sehari-hari untuk 30 harian, yang lain2 menyesuaikan, karena nanti ada pakaian yang dibagikan dari Kemenpora, yang penting juga makanan yang awet, seperti abon, rendang atau yang lain, kalau ada alergi ikan atau daging, atau bosen dengan makanan di kapal, sovenir yang dibawa buat temen-temen juga, jangan lupa oleh-oleh buat saya juga nanti hehe, sampe ketemu di kapal :)

      Hapus
  8. you're such a lucky man! :O

    BalasHapus
  9. Semoga bisa menyusul bg hijrah ^^

    BalasHapus
  10. bisa di kasih tau kir kira barang bawaan pribadi yang harus di siapkan untuk ikut di sail sabang dengan kapal KRI Banda

    BalasHapus