Laman

Sabtu, 21 Desember 2013

Menyusuri Jejak Pengajar Muda (Part 2)

Setelah menginap dan menghabiskan malam dengan berbagai bentuk macam bentuk drama di Saree, singkat cerita kami kedatangan seorang hero yang lupa menyebutkan namanya, beliau datang membawa spare part Avanza, plus ga lupa juga memberikan uang untuk si abang bengkel yang tidak mau disebut namanya itu, mobil pun kembali sehat wal afiat dan bisa jalan lagi.

Dari sini kami belajar, seorang hero itu harusnya muncul tiba-tiba di saat kita kesusahan dan menghilang setelah masalah selesai plus bagi-bagi uang di tangan sebagai tambahan #MulaiNgawur

Dan Kami melanjutkan perjalanan kembali.

Melewati beberapa kota, berapa kabupaten, hujan, panas, sawah, Adee Kak Nah sampe pusat Cokelat Socolatte pun sempat foto-foto, akhirnya kami sampai di persimpangan menuju Sawang. Tapi sebelumnya kami mengantarkan Parwis mencari Bus menuju Medan, sepertinya Parwis sudah tidak kuat melanjutkan perjalanan yang penuh rintangan ini, oke Parwis, lebaykan tangan ke Kamera.

Di dalam bayangan kami, Desa tempat yang akan kami tuju itu masih seperti layaknya desa-desa yang ada di Aceh Besar pada umumnya, ya kalau jalan berbatu pasti ga terlalu panjang, kalau pun gelap ga bakalan segelap rambut Raisa di iklan Shampoo.
Ternyata eh ternyata.....

Ada beberapa petunjuk yang diberikan Ari Hendra, yaitu, Mesjid, Sungai dan Tower. Oh iya, Ari Hendra ini adalah salah satu dari Pengajar Muda Program Indonesia Mengajar yang ditempatkan di Sawang, Aceh Utara. Kembali ke petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Ari Hendra, petunjuk-petunjuk ini sungguh membuat kami frustasi dan berhalusinasi, berasa dalam permainan Indonesia Pintar.

“Itu Mesjid!!” 
“IYA...IYA”
“ada Sungainya?”
“TIDAK...TIDAK...”
“bener ga sih jalannya?”
“GA TAU JUGA....EH,BISA JADI...BISA JADI..” 

#Syammpaaah :D

Akhirnya kami menemukan Mesjid yang ada Sungainya dan ada towernya, ya walaupun aku sendiri ga jelas-jelas kali, iyain aja ya biar cepet. Dan....kami pun melihat sesosok orang berjaket hitam manis tersenyum penuh bersahaja ke arah Kami, Ari Hendra. Di belakangnya muncul seorang anak kecil, berumur kira-kira 9 tahun, sungguh aku terkagum-kagum sama Ari Hendra, dia mengajar ke desa sambil bawa anaknya #Terharu :’).

Karena hujan gerimis, akhirnya kami minta anaknya Ari untuk masuk di dalam mobil, Ari pun kami ajak untuk bareng di dalam mobil, tetapi dia menolak, ya apa boleh buat, kami tidak akan memaksa, dan perjalanan pun kami lanjutkan.
Melihat Ari Hendra menyusuri jalan berbatu di tengah guyuran hujan membuat kami terkagum-kagum akan aksinya,  jujur walau sempat di dalam hati berpikir, kapan jatuhnya? Kok ga jatuh-jatuh sih? #Eh?

Belum lagi melihat aksinya menyuruh seekor ular agar pulang ke rumah jangan bermain di tengah jalan malam hari, sungguh.... aku heran, ini guru apa pawang ular ya?

Salut juga tak berhenti terucap berkali-kali oleh teman-teman lain yang berada di dalam mobil terutama Fathun, Nadya, Eja, mereka terkagum-kagum sekaligus heran, mengapa penempatan Pengajar Muda ini di tempat yang luar biasa sulit dicapai? Di saat yang lain terkagum-kagum, Bang Arie? Sibuk membuat kesimpulan sendiri, Tommy? Sepertinya tidur. Belum lagi anak yang di dalam mobil, selanjutnya dikenal bernama Kairun Nizam (Nizam). Masih jauh bang, masih jauuh, terus anak itu menghilang di tengah jalan, oke ini bukan cerita horor, seperti janji sebelumnya ini cerita inspiratif, jadi hilangnya Nizam kita skip dulu ya.

Oke kita kembali ke jalan yang benar, perjalanan ke Desa Araselo Sawang kurang lebih 17 Km, 2 jam juga kami terombang ambing dalam kebimbangan yang tak jelas pangkal ujungnya. Hingga kami melihat cahaya dari sebuah rumah, dan kami diberhentikan di situ. Ternyata itu adalah rumah yang ditinggali oleh Arie Hendra selama ini di Araselo. Kami disambut hangat oleh seorang ibu tua, yang dipanggil Mak oleh Arie. Belum sempat bertanya macam-macam, kami sudah disugguhi makanan enak yang katanya sudah tidak sabar menunggu sejak kemarin sore, oleh Mak dan Arie.
Nemuin Seafood di atas Gunung, ini bener-bener WEHXTRAORDINARY
Ketemu anak Mak yang hilang
Disambut hangat
Kami juga didatangi 6 orang kurcaci lucu yang datang dengan wajah ceria dan penuh tanda tanya.
Muhib Udin, Alda, Arkham dan Jayus (Pemuda Setempat)
Nge "L" dulu :D
Akhirnya kami semua kekenyangan dan tertidur pulas, ditambah lagi poster Bintang Film India dan tempat tidur Kelambu, cerita ini seperti mimpi setelah perjalanan panjang........menuju Araselo

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar