Laman

Senin, 23 Januari 2017

Big Fans Of Good Life, Hijrah Saputra

Big Fans Of Good Life Hijrah Saputra

Hidup bahagia tak selalunya bicara tentang harta, hidup bahagia buat saya bagaimana saya berbagi cerita dan karya.

Mimpi saya bisa membuka usaha yang bergerak di Ekonomi kreatif, tapi pada kenyataannya, mimpi saya tidak akan berkembang jika saya hanya berkembang sendiri, dari sini saya bersama teman-teman mengembangkan kegiatan Kelas Kreatif, berbagi ide-ide kreatif di mana aja, kapan saja.

Saya yakin dan percaya semua orang bisa punya hak untuk jadi kreatif, mulai dari anak kecil hingga orang tua, mulai dari pesisir pantai hingga pedalaman pegunungan, dari kota sampai desa.

Orang tua saya juga selalu berpesan untuk membagikan ilmu yang saya dan saudara saya miliki agar bermanfaat untuk orang lain, apa pun itu.

Kita bisa bahagia ketika melihat orang lain bahagia. Ada banyak momen-momen tak terlupakan ketika melihat ekspresi orang-orang ketika mereka tahu kalau mereka juga kreatif, bahkan melebihi dari yang kami bayangkan.

Tapi perjalanan untuk bahagia tak selamanya bahagia, ada saja tantangan yang terjadi, pada awalnya sempat ditolak, dibully, dan ada juga yang memusuhi.
Cerita menarik juga banyak terjadi. Pernah suatu kali ban mobil kami lepas di tengah hutan ketika membuat kelas kreatif untuk adek-adek di pedalaman Araselo.

Lain di gunung lain juga di pulau, saya dan teman saya sempat diteror oknum berseragam hanya karena kami tidak menyerahkan sejumlah rupiah untuknya, karena kami hanya membawa semua keperluan untuk kegiatan di masyarakat. Tapi semua teror itu terbayar lunas ketika melihat adik-adik di pulau tersebut tersenyum bahagia.

Dan masih banyak cerita-cerita menarik yang terjadi, membuat saya jadi semangat untuk terus berbagi.

Good share, Good Life

#bigfansofgoodlife @bliblidotcom #Dreammaker #KelasKreatif #sabang #aceh

Senin, 09 Januari 2017

Lebih Dekat dengan Piyoh, Merchandise Kece Nuansa Lokal

EDITOR: FAKHRUL RADHI 22 Januari 2016

KLIKKABAR.COM, BANDA ACEH – Pesatnya persaingan bisnis di kalangan anak muda mengharuskan mereka untuk berfikir lebih kreatif lagi dalam menciptakan suatu temuan baru yang bisa dijadikan sebagai bisnis penghasil pundi-pundi.

Outlet Mister Piyoh Ulee Kareng
Seperti halnya bisnis merchandise di daerah wisata merupakan salah satu hal menjanjikan serta memperoleh keuntungan mengiurkan. Apalagi jika bisnis ini diproduksi dengan desain menarik, unik, bertema lokal, serta ditulis dengan bahasa daerah, sudah pasti menjadi incaran para warga.

Khusus untuk pendatang yang ingin berkunjung ke Aceh, tidak perlu ragu dengan buah tangan yang harus dibawa pulang nantinya, karena saat ini Aceh sudah berdiri sebuah rumah produksi souvenir Aceh yang diberi label Piyoh.

Tentunya sudah tidak asing lagi nama Piyoh di telinga para pelancong di bumi Seuramoe Mekkah ini. Piyoh Design (Pd) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi merchandise dengan mengangkat tema lokal. Keunggulan produk utama Piyoh adalah t-shirt dengan desain-desain kontemporer yang memiliki misi berbagi Sabang dimana aja.

Nama Piyoh diambil dari kata dalam bahasa Aceh, yaitu “piyoh” yang artinya mampir atau singgah. Pilihan bahasa Aceh sengaja diambil karena  keinginan sang owner untuk memperkenalkan merek lokal Aceh ke luar.

“Piyoh menunjukkan keramah-tamahan masyarakat Aceh terhadap siapa saja yang berkunjung ke Aceh”, ujar Hijrah Saputra selaku owner rumah produksi Piyoh kepada klikkabar.com, Jumat 22 Januari 2016.

Bisnis kreatif ini berdiri sejak akhir tahun 2008 silam. Untuk pertama kalinya Piyoh berdiri di Sabang, yang merupakan kota kelahiran sang pemilik. Di awal perjalanan karirnya, bisnis ini sempat diragukan bahkan ditolak oleh masyrakat sekitar, namun karena ketekunan dan kesabaran Hijrah dalam mempromosikan hasil karyanya, akhirnya keberadaan kaos dengan label Piyoh diterima baik di tengah-tengah masyarakat.

Penerimaan masyarakat tersebut terbukti dengan omset yang diperoleh piyoh tiap bulannya meningkat. Bukanlah angka yang kecil bagi pengusaha muda yang memulai bisnisnya dengan modal 5 juta. Saat ini, piyoh sudah memiliki tiga outlet, satu outlet di Sabang Jl. Meuthia dan dua outlet berada di kota Banda Aceh Jl. T Iskandar, Ulee Kareng dan Jalan Sri Ratu Safiatuddin, Peunayong.
Koleksi Kaos-kaos Mister Piyoh
“Progress bisnis piyoh semakin hari semakin naik, 23 % kenaikan pertahunnya”, ucap pria kelahiran Sabang 25 September 1984 ini.

Bahkan hari ini setiap wisatawan yang ke Aceh akan memilih Piyoh sebagai tempat singgahan membeli souvenir, selain kualitasnya yang terjamin jangkauan menuju lokasi Piyoh juga sangat mudah.

“Targetnya tahun 2016 ini Piyoh bisa mengepakkan sayapnya di kota Takengon dan Lhokseumawe, karena potensi wisatawan di daerah tersebut tergolong menjanjikan”, beber pengusaha muda yang juga merupakan Staff Ahli Anggota DPR RI.

Produk Piyoh Design lainnya dapat kita temukan juga dalam bentuk gantungan kunci, pin, stiker, mug, kartu pos, boneka agam inong, tas dan lain-lain yang akan terus berkembang.
Piyoh Design yang dibantu oleh lebih dari 20 karyawan ini terus berkarya membesarkan bisnisnya dengan berbagai ide-ide menarik. Termasuk memasarkan produk makanan seperti keripik pisang, keripik sukun, keripik ubi rasa cokelat serta manisan pepaya yang kerap dikenal dengan nama “papoy”.

Untuk bulan Februari tahun 2016 ini Piyoh sudah menargetkan karya batik dengan beberapa jenis motif.

Selain bidang bisnis, saat ini label Piyoh juga ikut dalam kegiatan sosial seperti sedekah sandal di mesjid-mesjid atau menasah yang terdapat di Sabang dan sekitar Ulee Lheue Banda Aceh.

“Semoga nanti bisa dibagikan ke mesjid lainnya di seluruh Aceh,” sebut peraih juara 1 Wirausaha Muda Mandiri Bidang Kreatif Kanwil 1 2013 ini.